Sosok pemuda dengan perawakan tinggi melangkah menuruni anak tangga kapal pesiar yang super mewah. Tatapannya begitu datar tanpa ekspresi sama sekali, wajahnya begitu tampan dengan rahangnya yang terlihat tegas dan sorot matanya begitu tajam seperti elang menatap lurus ke depan.
Terdapat rombongan pemuda berjas hitam yang mengikuti langkahnya, mereka semua adalah para pengawalnya. Semuanya tampak begitu hati-hati mengikuti langkah kaki pemuda tersebut.
Pemuda itu berjalan dengan langkah lebar melewati dermaga, diikuti pengawalnya. Lima unit mobil mewah terparkir rapi di area tersebut dengan para supirnya. Para supir mobil serentak membungkukkan badannya sambil membuka pintu mobil untuk mereka.
Tak banyak bicara, pemuda itu langsung masuk ke dalam mobil dan duduk tenang di kursi belakang. Sorot matanya sama sekali tidak berubah menatap disekelilingnya. Auranya begitu kuat menjadi ketua mafia, hingga supir pribadinya begitu gemetaran mengemudikan mobilnya.
"Paman dan bibi sangat bahagia mendengar kepulangan anda" ucap pemuda yang duduk di samping kemudi.
"Hemm, sudah lama aku tidak mengunjungi orang tuaku, aku pun merindukan mereka" ucap pemuda itu yang memasang wajah datar.
Pemuda itu adalah Adelio Alexander Damanik, putra dari pasangan Darren Alexander Tiger dan Zivanna Damanik. Setiap setahun sekali, dia pun menyempatkan waktunya untuk mengunjungi keluarganya di negara A. Sedangkan dirinya lebih memilih menetap di negara C untuk menjalankan bisnisnya di sana.
Mobil melaju kencang membelah jalanan kota pusat negara A. Sementara terdapat beberapa mobil dibelakangnya yang sedang melakukan iring-iringan atas kepulangannya.
Tak terasa mobil yang membawanya memasuki sebuah gerbang utama yang menjulang tinggi dengan banyaknya penjagaan. Tampak bangunan lima lantai yang sama sekali tidak ada perubahan semenjak Adelio meninggalkannya yang memilih untuk hidup mandiri diluar.
Mobil berhenti tepat di depan pintu utama bangunan megah tersebut. Para penjaga dan pelayan serempak membungkukkan badannya saat mendapati tuan muda mereka turun dari mobil.
Adelio menatap disekelilingnya sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Akhirnya aku kembali di tanah kelahiran ku. Batinnya.
Adelio melangkahkan kakinya memasuki kediamannya, dia pun belum mendapati sosok orang yang sangat dirindukannya. Hanya suara-suara orang yang sedang berdebat disisi ruang tengah yang mampu ia dengar.
"Ayah, bunda, Lia cuman ingin melakukan bakti sosial bersama rekan-rekan dokter Lia. Dan Lia janji akan pulang secepatnya" ucap seorang gadis dengan suara lemah lembut yang sedang merengek.
"Pokoknya ayah......" ucap suara tegas lelaki paruh baya yang tidak melanjutkan ucapannya.
"Assalamualaikum".
Semuanya serempak mengucapkan salam diiringi pandangan yang tertuju kepada seseorang yang mengucapkan salam.
"Kak Lio" ucap gadis itu antusias.
"Halo semuanya" ucap Adelio dengan tatapan hangat.
Wanita paruh baya yang tidak lain adalah Ziva, bergegas menghampiri putranya dan langsung memeluknya erat. Adelio tersenyum tipis sambil mengelus punggung bundanya.
"Akhirnya kamu pulang nak, bunda sangat merindukanmu" ucap Ziva dengan perasaan haru.
"Maafin Lio bunda, Lio tidak akan mengulanginya lagi" ucap Adelio tersenyum tipis.
Adelia juga segera berhambur memeluk mereka berdua.
"Aku sangat merindukanmu kak Lio, hampa rasanya tanpa kehadiran saudara kembarku" ucap Adelia pelan dengan perasaan bahagia.
"Kamu masih saja seperti ini" ucap Adelio sambil mengelus puncak kepala kembarannya.
"Apa cuman mereka yang kamu rindukan nak" ucap suara bariton lelaki paruh baya.
Mereka lalu melepaskan pelukannya dan tersenyum bersama menatap lelaki paruh baya yang sudah cemburu tidak di peluk oleh putranya.
"Ayah" ucap Adelio, lalu memeluk tubuh ayahnya, sosok lelaki panutannya.
"Ayah bangga kepadamu nak" ucap Darren sambil menepuk punggung putranya.
"Terima kasih yah" ucap Adelio dengan perasaan bahagia dan lega bisa bertemu dengan orang tuanya.
Mereka lalu duduk bersama dan mulai berbincang bersama diiringi dengan gelak tawa.
Malam harinya.....
Darren beserta keluarganya sedang menunaikan sholat isya secara berjamaah di ruang khusus beribadah di kediamannya.
Adelio sama sekali tidak beribadah bersama mereka. Adelio hanya menempati kamarnya untuk beristirahat sejenak, ia pun tidak pernah bergabung bersama keluarganya jika urusan akhirat.
Setelah itu, Keluarga Darren berkumpul bersama di meja makan. Mereka akan menikmati makan malam bersama dengan suguhan berbagai aneka masakan kesukaan Adelio yang khusus dibuatkan oleh bunda tercintanya.
Ziva begitu antusias mengambilkan lauk pauk di piring putranya. Adelio begitu lahap menikmati masakan bundanya yang tidak ada duanya.
Ayah Darren dan Adelia hanya mampu tersenyum melihat isi piring Adelio yang tidak ada habisnya.
Mereka menikmati makanannya tanpa adanya obrolan, hanya sendok dan garpu beradu di meja makan. Setelah selesai makan malam bersama, mereka kembali berkumpul di ruang keluarga.
Adelia tampak bersandar di pundak ayahnya, sedangkan Adelio masih saja bermanja-manja memeluk bundanya.
"Ayah, kali ini saja ya, ijinkan Adelia mengikuti bakti sosial itu" ucap Adelia memohon dengan memasang wajah seceria mungkin.
"Baiklah, ayah akan pertimbangkan. Tapi, dengan satu syarat, kamu harus tetap dalam pengawalan nantinya" ucap Darren yang terdengar tegas, namun mampu luluh dengan sikap manis putrinya.
"Terima kasih ayah, Lia sayang ayah" ucap Adelia, lalu memeluk papanya.
Adelio dan bundanya hanya tersenyum melihat keakraban mereka. Adelio lebih dekat dengan bundanya sedangkan Adelia lebih dekat dengan ayahnya.
Adelio mengerutkan keningnya saat mendapati ponselnya berdering heboh. Adelio segera bangkit dari duduknya dan memilih menjauh dari keluarganya.
"Halo"
"Ketua, kami berhasil menangkap penyelundupan obat-obatan terlarang dari kelompok mafia Posse di perbatasan negara C. Langkah apa yang harus kita ambil?" ucap seseorang di ujung telepon.
"Musnahkan, lakukan taktik halus" ucap Adelio dengan tatapan tajam sambil mengepalkan tangannya, lalu mematikan sambungan telepon secara sepihak.
Dia paling tidak senang jika anak buahnya mengganggu waktunya dalam kebersamaannya dengan keluarganya.
"Sial! menggangu saja" ucap Adelio kesal.
Adelio kembali berusaha tenang dan sama sekali tidak pernah mencurigakan dalam keluarganya, bahwa ia pun mewarisi gelar ketua mafia dari ayahnya sendiri.
Adelio kembali menghampiri kedua orang tuanya.
"Ayah, bunda, aku keluar sebentar" ucap Adelio.
"Ini sudah larut malam nak, sebaiknya kamu beristirahat saja" ucap Ziva lemah lembut kepada putranya.
"Biarkan saja bun, biasa anak muda, pasti seseorang sedang menunggunya" ucap Darren yang begitu pengertian terhadap putranya dan sama sekali tidak menunjukkan sikap posesifnya.
Sementara mengenai putrinya, dia akan menjadi over protective dan begitu menjaganya, maklum dia selalu saja menganggap putrinya adalah sosok putri kecilnya yang tidak akan pernah dewasa.
Adelio lalu undur diri dari hadapan kedua orang tuanya dan bergegas keluar dari kediaman orang tuanya.
🍁🍁🍁🍁
Seorang gadis bermasker tampak berjalan anggun menarik kopernya keluar dari bandara internasional negara A. Dua bodyguard wanita dengan wajah beringas mengikuti langkahnya.
Tampak segerombolan lelaki berpakaian rapi sedang menunggu kedatangannya.
"Tuan muda Raka, lihatlah, bukankah itu tuan putri" ucap pemuda gemuk yang menunjuk ke arah gadis yang berjalan ke arahnya.
"Hemm" ucap pemuda yang bernama Raka sambil menarik senyuman di sudut bibirnya.
"Aku pikir kakak tidak datang menjemput ku" ucap gadis itu lalu memeluk pemuda yang dia anggap sebagai kakaknya.
"Kamu sosok berlian dalam keluarga kita, apapun akan kulakukan untuk adik tersayang ku. Mengapa kamu menyembunyikan wajah cantikmu dengan masker ini" ucap Raka, lalu dengan hati-hati melepaskan masker dari wajah adiknya.
Tampaklah wajah cantik dan manis yang dimiliki gadis tersebut. Di balik pesonanya yang begitu menawan yang membuat para lelaki akan berlomba-lomba untuk memilikinya. Para pengawal Raka memilih menundukkan pandangannya, dia tidak pernah diperbolehkan untuk menatap lama wajah adik tersayangnya.
"Aku menggunakan cara ini, agar pemuda gila di luaran sana tidak mengenali wajah ku" ucap gadis cantik itu dengan senyuman manisnya.
Raka kemudian menuntun adiknya masuk ke dalam mobilnya, kemudian disusul olehnya dan duduk tepat di samping adik kesayangannya. Mobil lalu melaju menuju kediamannya.
Bersambung......
Jangan lupa dukungannya, berupa like, love, komen dan vote yang sebanyak-banyaknya.
Terima kasih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Fatma
aku suka cerita anak-anak ziva di lanjutin 😘
2022-03-19
0
🍭ͪ ͩ𝐀𝐢𝐬𝐲𝐚𝐡👙B⃠ikini
raka /riko itu anak nya si Malik dr istri pertma yak🤔🤔🤔..lalu si RANIa anaknya malik Dan Sarah..calon istri Fino yg Tak Jadi itu kan😂😂😂..krna si Sarahnya Jahad..
tapi kalo gak slah Dulu sempet dah mau Tobat kalo Gk slah😜😜😜
2022-02-15
0
Kiky
uhuu seru
2022-02-11
0