Sebuah mobil sport merah melaju kencang membelah jalanan pusat kota yang tampak lenggang. Sang pengemudi begitu santai mengemudikan mobilnya, namun siapa sangka sebuah mobil truk berlawanan arah tampak ugal-ugalan melaju ke arahnya. Sang kernet terus melambaikan tangannya dengan kepanikan penuh yang sedang memberikan arahan kepada pengendara lainnya bahwa rem mobilnya sedang blong.
Pengemudi mobil sport merah yang begitu paham dengan situasinya segera membanting stir ke sebrang jalan hingga tak sengaja menabrak sebuah mobil yang tengah berhenti tepat di depannya.
Brukkk
“Arrghh, sial” ucap Pengemudi tersebut yang tidak lain adalah Adelio. Adelio begitu kesal sambil mencengkram stri mobilnya.
Sedangkan pemilik mobil di depannya begitu marah dan langsung melabraknya.
“Hei turun!” ucap pengemudi tersebut yang tersulut emosi melihat kondisi bagian belakang mobilnya yang rusak parah.
Pengemudi tersebut menggebrak bagian depan mobil sport Adelio menggunakan tongkat kasti.
Adelio tidak tinggal diam, dia tidak terima mendapatkan perlakuan seperti itu. Adelio segera turun dari mobil dan tak lupa membanting pintu mobilnya hingga mengagetkan pengemudi tersebut.
“Berapa ganti rugi yang kau inginkan” ucap Adelio dingin sambil bersikadap menatap tajam lelaki paruh baya di hadapannya.
Lelaki paruh baya tersebut bergidik ngeri hingga tak sengaja menjatuhkan tongkat kastinya saat melihat sosok pemuda yang sangat disegani dan di takuti di negara tersebut. Lelaki paruh baya itu segera bersimpuh di kaki Adelio dan mulai memohon-mohon pengampunan.
“Ampuni saya tuan muda, saya tidak bermaksud menentang anda. Saya mengaku salah dan siap mendapatkan hukuman apapun yang akan anda jatuhkan kepada saya” ucap Lelaki paruh baya tersebut sambil mencium alas kaki Adelio.
“Berdirilah, aku tidak memintamu bersimpuh di kakiku” ucap Adelio dengan tatapan dingin.
“Tolong ampuni saya tuan muda, saya masih memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarga saya, tolong ampuni saya” ucap lelaki paruh baya tersebut yang masih setia menciumi alas kaki Adelio.
“Berdirilah, atau aku menghabisimu sekarang juga!” ucap Adelio dengan suara meninggi hingga satu oktaf.
Lelaki paruh baya tersebut segera berdiri tegak sambil mengatupkan kedua tangannya dan begitu menyesali perbuatannya yang baru saja dia lakukan.
"Ambillah, itu salah satu bentuk ganti rugi ku, kali ini kau selamat di tanganku" ucap Adelio yang menyerahkan amplop berisi uang tunai.
"Tu-tuan" ucap pengemudi tersebut dengan keterkejutan melihat isi amplop tersebut.
Adelio kembali melajukan mobilnya menuju tempat yang akan ia tuju. Sedangkan si Pengemudi hanya mampu menatap kepergian mobilnya.
"Terima kasih tuan" ucapnya penuh syukur, karena masih diberikan pengampunan.
🍁🍁🍁🍁
Di sisi lain, tampak pemuda beserta rombongannya sedang menunggu kedatangan seseorang yang tak begitu pasti di sebuah markas besar mereka yang berada di jantung kota.
"Apa ketua akan datang menemui kita tuan?" ucap salah satu rombongannya.
"Nihil menurutku" ucap pemuda yang dipanggil tuan oleh salah satu rombongannya.
Tap
Tap
Tap
Terdengar langkah kaki seseorang yang begitu nyata memasuki markasnya. Semua orang yang sedang berjaga-jaga di markas besar, langsung membungkukkan badannya memberi hormat kepada orang tersebut.
"Aku yakin itu ketua" ucap salah satu dari mereka.
"Apa kalian menunggu kedatanganku?" ucap seseorang dengan suara menggema dari arah belakang.
"Ketua" ucap mereka kompak dan langsung membungkukkan badannya memberi hormat.
Pemuda yang disebut ketua adalah Adelio Alexander Damanik, ketua dari The Lion X. Seluruh anggotanya sedang memberi hormat untuknya. Adelio memilih duduk di kursi kebesarannya yang sudah tersedia berbagai jenis senjata api di hadapannya.
Salah satu pemuda yang juga di panggil tuan segera menghampiri Adelio sambil menyerahkan sebuah kantong kresek hitam kepada ketuanya.
"Ketua, inilah perbuatan orang biadab yang masih dalam incaran kami" ucap pemuda itu dengan hati-hati.
"Perlihatkan isinya Ken" ucap Adelio tenang.
Tampaklah bola mata beserta organ vital manusia lainnya dari isi kantong kresek hitam di atas mejanya.
Adelio menusuk salah satu bola mata tersebut menggunakan pistolnya.
"Habisi mereka semua, cari sampai ke ujung dunia sekalipun orang-orang biadab itu!" ucap Adelio dengan wajah beringasnya yang begitu marah melihat organ vital manusia yang tak berdosa akan diperjualbelikan.
"Baik ketua" ucap mereka kompak.
Mereka pun kembali membuat rencana khusus mengenai langkah selanjutnya menuntas kejahatan para musuh-musuhnya yang sedang berkeliaran melakukan tindak kriminal.
Sementara di tempat lain......
Tampak tiga unit mobil memasuki pelataran mansion mewah dengan penjagaan yang super ketat. Mobil berhenti tepat di depan pintu masuk mansion mewah tersebut, bodyguard yang berjaga segera membukakan pintu mobil untuk mereka.
Turunlah pemuda dengan kekuasaan penuh terhadap mansion mewah tersebut. Diikuti gadis cantik yang memiliki daya pikat tersendiri yang membuat siapa saja akan terpesona dengan kecantikannya. Bahkan ketiga bodyguard hanya mampu melongo menatap kecantikan makhluk ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna.
"Tundukkan pandanganmu bodoh" teriak pemuda itu yang langsung melayangkan tendangannya ke betis salah satu bodyguardnya.
"Ampun tuan Raka" ucap bodyguard itu yang langsung berlutut di kaki majikannya. Diikuti oleh dua bodyguard lainnya.
Raka begitu kesal dan tidak suka jika adik kesayangannya di tatap lapar para lelaki termasuk bodyguardnya sekarang.
"Jangan ulangi lagi, ini peringatan untuk kalian semua. Tak ada satupun yang boleh menatap adik kesayanganku mulai sekarang, apa kalian paham!" teriak Raka dengan suasana hati yang sedang kesal.
"Baik tuan" ucap mereka kompak sambil menundukkan pandangannya.
"Sudahlah kak, tak perlu dipermasalahkan" ucap Rania lalu menarik tangan kakaknya masuk ke dalam mansion.
"Mereka akan berulah, jika aku tidak memperingatkannya mulai sekarang" ucap Raka sambil mencubit kecil hidung mancung adiknya.
"Jangan selalu mencubit hidungku kak, bisa-bisa aku seperti Pinokio" ucap Rania sambil mengerucutkan bibirnya.
Sementara dua bodyguard cantik di belakangnya tampak tersenyum melihat tingkah majikannya bersama kakaknya yang selalu saja terlihat menggemaskan menurutnya.
"Kamu ada-ada saja, tapi sepertinya bagus juga jika kamu seperti Pinokio, tak ada lagi yang berani menggodamu" ucap Raka sambil menggulung senyuman.
"Terserah deh, aku mau istirahat" ucap Rania lalu bergegas menaiki anak tangga menuju kamar yang khusus disediakan untuknya jika berkunjung ke mansion kakaknya, Raka.
Dua bodyguard cantiknya selalu saja mengikutinya dan akan mengurus segala keperluannya.
"Aku mau mandi" ucap Rania sambil menatap jendela kamarnya.
"Baik tuan putri" ucap bodyguardnya dengan hormat, kemudian berlalu menyiapkan segala sesuatunya di dalam kamar mandi.
"Langkah pertama yang akan aku lakukan adalah menghabisi nyawa seluruh anggota keluarga Darren Alexander Tiger. Setelah itu, barulah aku menghabisi nyawa seluruh anggota keluarga Fino Alexander. Lihatlah paman, aku bisa melakukannya" gumam Rania dengan senyuman misterius.
Rania bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Dua bodyguardnya membantunya membersihkan tubuhnya. Mereka tampak telaten menggosok punggung mulus majikannya.
Tampak leher belakang Rania terdapat ukiran seni berlambangkan P yang tercetak indah.
Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Rania meminta kedua bodyguardnya untuk keluar dari kamarnya, pasalnya ia pun ingin beristirahat.
Bersambung.......
Jangan lupa like, love, komen dan vote yang sebanyak-banyaknya, biar author semangat nulisnya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Tika Rotika
lajutttt Thor 😘😘😘👍
2023-02-03
0
Mardi Anah
wah seru himana ya jika Rania dan Adelio ketemu yaa
2022-05-28
0
Fatma
😍😍😍
2022-03-19
0