Hari yang sial jika ada orang yang berurusan dengan Azka hari ini. Cowok itu sedari tadi memperlihatkan wajah datarnya dan terlihat menyeramkan, bahkan tak menyahuti candaan-candaan teman-temannya di parkiran tadi.
Moodnya benar-banar hancur setelah bertemu sang ayah semalam, yang berujung pertengkaran hebat. Pertengkaran yang kerap ia temui jika pulang kerumah.
Sepanjang koridor anggota inti Avegas yang di pimpin olehnya mengeluarkan aura mencekam. Membuat orang-orang yang mereka lewati tak punya keberanian hanya untuk menyapa.
Penampilan yang bisanya rapi kini urak-urakan, rambut acak-acakan dengan dua kancing atas seragamnya terbuka memperlihatkan baju kaos hitam sebagai dalamnya, begitupun anggota lainnya.
Tangannya terkepal dengan rahang mengeras kala melihat seorang cowok di ujung koridor tengah berani menyentuh gadis kesayangannya. Dapat dilihat dari ekspresi gadis itu yang merasa risih.
Bukan hanya ia bahkan dua orang di belakangnya juga ikut mengepalkan tangannya melihat kejadian itu, cowok tersebut tak lain Dito dan Samuel.
"Cantik, kenalan dong," goda Raka salah satu anak nakal pembuat onar selain anggota Inti Avges.
"Apaan sih!" Salsa menepis tangan Raka yang akan menyentuh dagunya. Merasa risih dengan perlakuan Raka yang terbilang kelewatan terhadap cewek.
Dia tidak suka di sentuh apa lagi di ganggu.
"Lo nolak gue?" geram Raka mencengkram rahang Salsa hingga membuatnya meringis kesakitan.
Alana yang melihatnya di lecehkan mendorong tubuh kekar itu sekuat tenaga hingga cengkraman tangan Raka telepas dari rahangnya.
"Banci tahu nggak lo!" geram Alana menunjuk wajah Raka dengan tatapan jijik.
Kali ini Raka tidak lagi mengganggu Salsa tapi malah mencengkram erat rahang mulus Alana. "Tatapan lo barusan membuat gue tertantang," bisik Raka penuh sesual di telinga Alana, sekuat tenaga Alana mendorong tubuh Raka. Namun, tak ada pergerakan sama sekali.
Bugh
"Bang sat!" umpat Raka memegangi selang*kangannya, kala Salsa berhasil menendangnya tetap sasaran.
Plak!!
Salsa menghindar kala Raka akan melayangkan tamparan kearahnya, tak di sangka akibat ulahnya malah Alana yang kena tampar.
Alana jatuh terduduk di lantai, memegangi pipinya yang terasa panas dan memerah. Pipinya tarasa kebas, telinganya berdegin tak mampu mendegar apa-apa. Ia hanya bisa melihat pergerakan mulut dan wajah paniknya.
"Al...Alana," Salsa menguncang tubuh sahabatnya tapi tak ada respon membuatnya semakin panik. Ia mengedarkan pangannya dan melihat anggota inti Avegas berjalan kearahnya dengan langkah lebar.
Bugh
Bruk
Alana jatuh tak sadarkan diri berbarengan dengan mendaratnya tinjuan di wajah Raka, hingga membuat cowok itu terjatuh hanya dengan satu pukulan dari ketua Avegas. Salsa sering mendegar rumor betapa menyeramkannya anggota inti Avegas, apa lagi ketua nya. Namun, baru
kali ini Ia melihat kekejaman itu terjadi di depan matanya sendiri.
"Bawa ke UKS!" teriakan Azka membuat Salsa tersadar dan buru-buru bangun kala Dito mengendong tubuh Alana ala bridal Sryle.
Ia mengikuti langkah lebar Dito dari belakang bersama Keenan. Sementara yang lainnya masih mengurus Raka, entahlah bagaimana nasib cowok itu sekarang, karena berani bermain fisik dengan gadis kesayangan Avegas.
Ia menunggui Alana di UKS bersama Keenan yang sibuk mengelus pipi Alana yang mulai membiru. Terlihat jelas di matanya, cowok di depannya sangat menyayangi sahabatnya.
Dibelahan dunia lain ada lima orang laki-laki di dalam gudang, salah satu di antara mereka sudah babak belur, darah segar mengalir di sudut bibir cowok tersebut.
Azka kembali menarik kerah kemeja cowok tersebut. "Breng*sek lo!" ujarnya kembali memberi bogeman di wajah Raka. Sementara tiga orang lainnya hanya duduk di atas meja memperhatikan kekejaman sang ketua. Tiga cowok tersebut tak lain Samuel, Ricky, dan Rayhan.
Rayhan melangkah mendekatinya lalu menepuk pundaknya. "Sudah, lo bisa aja bunuh dia." peringatan Rayhan.
"Dia udah nyakitin Alana Ray! dan itu sama saja dia sengaja mengibarkan bendera perang sama gue." Azka menendang dada Raka membuat cowok tersebut terpental ke atas meja usang di dalam gudang.
Rasanya menyiksa Raka belum bisa membayar perlakuan cowok itu pada sahabatnya. Apa lagi sekarang Ia memang ingin menghabisi orang, ingin melampiaskan kemarahannya yang belum sepenuhnya keluar setelah bertengkar dengan sang ayah.
"Lo nggak marah liat dia nampar sepupu lo, hm!" Kini Azka menarik kerah kemeja Rayhan kerena berusaha mencegahnya menghabisi manusia breng*sek seperti Raka.
Harga dirinya terasa di injak-injak kala melihat Alana terluka, itu sama sama ia tidak becus menjaga gadis manja itu.
"Gue juga marah, sangat marah, tapi nggak gini caranya," jawab Rayhan melepas cengkramannya pada cowok itu.
"Ngapain kalian malah pada berantem sih goblok!" sela Ricky memisahkan Azka dan Rayhan yang masih bersitatap.
Tanpa mereka sadari Samuel sudah mendekati Raka yang tengah meringis kesakitan di
atas meja. Samuel meraih tangan kanan Raka di mana tangan itu telah lancang melukai wajah mulus sepupunya.
"Maafin gue, gue nggak sengaja," mohon Raka dengan tubuh gemetar melihat tatapan membunuh Samuel.
"Jaga tangan lo baik-baik setelah ini," ujar Samuel penuh tekanan di sertai seringai liciknya.
Krak
Krak
Krak
Suara tulang-tulang di jari-jari hingga pergelangan tangan Raka terdegar begitu jelas di telinga Samuel. Sudah bisa di pastikan tulang-tulang tersebut patah atau bergeser dari tempat yang semestinya.
"Aaakkkkhhhh!" Teriakan Raka membuat yang lainnya menoleh.
Mereka tidak menyangka Samuel akan melakukan itu pada Raka. Itulah Samuel, selalu terlihat tenang hingga tidak ada yang tahu ia sedang marah, membuat siapa saja tidak bisa memprediksi apa yang akan di lakukannnya. Pemain tenang memang menakutkan.
"Lo pindah atau menderita seumur hidup!" ujar Samuel tanpa ekspresi apapun. Ia lebih seram dari ketuanya.
"Bawa dia ke rumah sakit Ky, dan telpon orang tuanya!" perintah Rayhan kemudian
mengikuti Samuel dan Azka yang sudah hilang di balik pintu.
Rayhan menerobos masuk ke dalam UKS lalu berdecak kala melihat bagimana telatennya Dito mengompres pipi lebab Alana.
"Ck, Udah berani nyentuh sepupu gue lo, To," ujar Rayhan sok serius, membuat Dito menghentikan pergerakan tangannya, kemudian melirik Azka dan juga Samuel yang berdiri di belakangnya.
Ternyata Dito masih takut pada Azka padahal laki-laki sudah bilang sebelumnya , bahwa dia tidak masalah jika mendekati Alana asal tidak menyaktinya. Tapi Azka tidak menjamin bahwa Samuel juga ikut setuju.
"Gue...."
"Apansih lo Ray, ganggu aja," kesal Alana.
"Gimana pipi lo."
"Udah mendingan di kompres sama Dito."
"Kalian nggak ngapa-ngapain Raka kan?"
Hening tak ada yang bersuara hingga kedatangan Salsa membawa tas Alana memecah keheningan di antara mereka.
"Gimana keadaan lo Al?" tanya Salsa tak menghiraukan keberadaan anggota inti Avegas yang sedang berdiri mengelilingi Brankar Alana.
"Nggak usah nanya-nanya gue," sinis Alana. "Noh liat rahang lo, merah-merah gitu," tunjuknya pada wajah Salsa yang tak kalah merah darinya.
Azka ikut memerhatikan wajah Salsa dan benar saja Rahang mulus gadis itu merah, dan ada bekas goresan kuku di dagunya. Sekuat itukah mental murid baru itu, hingga luka goresan di wajahnya dia hiraukan begitu saja. Jika gadis lain yang mengalami mungkin sudah menangis.
"Biasa aja," jawab Salsa santai.
...****************...
Jangan lupa like, komen dan vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Ninik Rahayu
Anak SMA kok sadis banget....spti preman bayaran yg SDH profesional,, bacanya agak ngeri juga sich... cerita bagus ,,,tp banyak unsur kekejaman....
2023-12-05
1
Rahmawaty❣️
gadis kesayangan nya si alana.. gw pikit td yg di lecehin cuma ada salsa doank trus azka dtg gtu sbgai pahlawan.. ehhh trnyta azka dtg krna mau nolongin alana😆
2022-09-14
1
Fenty Izzi
inti avegas keren dn menyeramkan klu lagi marah😬😬😬
2022-09-03
1