Jam sekolah telah berakhir 30 menit yang
lalu. Namun, Salsa belum juga pulang, karena menunggu jemputan yang tak kunjung datang.
Salsa menghela nafas kasar setelah mendapat pesan dari Mama nya bahwa mang Didi tidak bisa menjemputnya karena tiba-tiba mendapat musibah. Dengan langkah malas dia berjalan menuju Halte depan, menunggu Taksi atau apalah yang bisa membawanya pulang kerumah.
Langit mendung, membuat suasana halte semakin mencekam, mana ia seorang diri di sana. Lamunannya buyar kala mendengar suara motor besar berhenti tepat di depannya. Di perhatikannya motor sport tersebut, sepertinya ia mengenal pengendaranya.
"Mau sampai kapan lo di situ?" tanya pemilik motor sport tersebut.
Karena tak yakin bahwa yang di ajak bicara adalah dirinya. Ia mengedarkan pandangannya, tapi di sini hanya ia sendiri, apa benar ketua geng yang terkenal berandal itu sedang mengajaknya bicara?
"Lo budek!" suara berat itu kembali terdegar.
"Lo ngomong sama gue?" tanya Salsa, sebab ini pertama kalinya Azka mengajaknya bicara setelah masa hukumannya berakhir, padahal mereka sering bertemu mau itu makan siang atau acara apapun karena Alana selalu mengajaknya.
"Nggak!"
"Oh," sahut Salsa mengerti, membuat Azka mengeram kesal, baru kali ini ia di cuekin oleh Cewek, biasanya ia yang selalu bersikap acuh.
"Gue antar pulang!" ujar Azka penuh tekanan.
Hening, tak ada jawaban dari gadis berambut sebahu itu membuat Azka kembali bersuara.
"Terserah lo. Gue cuma mau ngingetin, jam-jam segini nggak bakal ada kendaraan yang lewat, apa lagi mau hujan."
Lagi-lagi tak ada jawaban dari Salsa.
"Gue nggak makan orang asal lo tahu. Buru naik sebelum masa kebaikan gue habis." Kesabaran Azka mulai hilang, kalau saja ini bukan tanggung jawabannya, ia tidak akan rela membuang-buang waktunya mengantar seorang gadis pulang.
Cukup lama Salsa berfikir hingga ia memutuskan ikut dengan Azka, ia juga sebenarnya takut seorang diri di Halte, bukan takut pada preman atau apalah, yang ia takutkan adalah makhluk tak kasat mata.
Sepanjang jalan, hanya suara deruman motor dan mobil bersahut-sahutan menemani keheningan di antara mereka berdua hingga motor sport merah tersebut berhenti tepat di depan pagar rumahnya.
"Makasih," ujar Salsa sembari mengembalikan helm yang di pakaiannya.
"Hm," gumam Azka menerima helm itu lalu menggantung di lengannya.
Baru saja akan membuka pagar suara Azka kembali terdengar di telinga Salsa.
"Gue lupa naro ponsel di mana," ujar Azka tanpa menatap Salsa.
Salsa mengernyit, terus urusannya sama ia apa? kenapa tingkah ketua geng terkenal kejam ini terlihat aneh di matanya? tiba-tiba baik ingin mengantarnya pulang, dan sekarang tanpa di tanya cowok itu memberitahunya bahwa dia lupa menyimpan ponselnya di mana.
"Terus?"
"Pinjam ponsel lo."
Tanpa banyak tanya Salsa memberikan ponselnya pada Azka. Detik berikutnya Salsa mendengar suara ponsel berdering dari kantong celana cowok tersebut.
Azka kembali menyerahkan ponsel Salsa,
kemudian menstater motor sport miliknya. Sebelum pergi Azka menyempatkan mengatakan sesuatu yang membuat Salsa melongo.
"Sv no Gue!" ujar Azka sebelum melesat pergi.
Sesampainya di kamar, dia meng Save no Azka sesuai permintaan pemiliknya. Tunggu, Salsa baru sadar akan satu hal. Dari mana Azka mengetahui alamat rumahnya, sedangkan dia belum memberitahu apapun pada cowok tersebut, karena sibuk diam sepanjang jalan.
...****************...
Jangan lupa like, komen dan vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
alahh modussss🤣🤣🤣
2022-09-14
0
Rahmawaty❣️
et alah . yg ada takut sma preman/rampok krna mreka bisa merkosa/bunuh gadis kya kamu.. klo hantu mh mna bisa ngebunuh..dia mh cuma nakutin doang..lagian mna ada siang²😅😅
2022-09-14
0
Fenty Izzi
otw bucin🥰💃💃
2022-09-03
0