Pulang sekolah bukannya pulang, Salsa malah mengunjungi rumah Keenan berbekal alamat yang di berikan Alana. Dan disinilah Salsa berada di depan rumah mewah bernuansa Eropa. Sudah tidak di ragukan lagi bagaimana kekayaan keluarga Adreas. Salah satu pebisnis Museum terkenal, bukan cuma di tanah kelahirannya bahkan di Beijing juga.
Ia memencet bel beberapa kali, hingga pintu terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya yang sangat cantik, yang tak lain Tante Rianti Mama Iyan.
"Tante," sapanya ramah.
Salsa bukanlah gadis pemalu atau apalah, ia gadis pemberani dan penuh percaya diri. Sudah tidak di ragukan lagi, sikapnya di turunkan dari sang ayah, salah satu detektif di kepolisian. Sayangnya ayahnya pergi untuk selamanya, di tengah tugasnya menyelidiki salah satu kasus.
"Masuk cantik." Tante Rianti mempersilahkan Salsa masuk kerumah mewah tersebut, sembari melangkah menuju ruang tamu sekali-kali tante Rianti melontarkan pertanyaan padanya.
Bukan tanpa alasan Mama Keenan mempersilahkan Salsa masuk, selain karena wajahnya yang sedikit familiar, juga ini pertama kalinya ada seorang gadis bertamu di rumahnya selain sang ponakan tersayang yang tak lain Alana.
"Temannya Keenan ya?"
"Iya tante," jawabnya, karena memang ia adalah teman Keenan, dahulu, entah sekarang masih atau sudah lupa. Dan kini ia tidak salah orang lagi, tante Rianti sudah membuktikan semuanya.
"Namanya siapa?"
"Salsa tante."
"Kenapa tante merasa pernah ketemu sama kamu ya?" gumam Tante Rianti.
Salsa tertawa mendengar gumaman Tante Rianti Tentu saja dia tidak asing bagi Tante Rianti, orang setiap hari ia akan bermain di rumahnya jika orang tuanya sibuk berkerja, kebetulan mereka tetanggaan.
"Salsa Natasya Anjani, teman sekolah Iyan saat di Beijing Tante," jawabnya.
Mata Tante Rianti berbinar dengan mulut terbuka, sedetik kemudian Mama Keenan menarik gadis berambut sebahu itu masuk kedalam pelukannya. "Asya, kamu tambah cantik sayang."
"Biasa aja tante."
"Stop manggil tante, kamu itu putri tante," sela Mama Keenan.
"Papa lihat deh siapa yang datang!" teriak Mama Keenan, sembari menarik tangannya menghampiri pria paruh baya di ruang tamu. Pria tampan yang tak lain adalah Om Dilan.
Om Dilan berbalik dan memandanginya, lama pria paruh baya itu memandaginya hingga sudut bibir pria tampan itu terangkat.
"Asya kan ya?"
"Iya Om."
"Maa, panggilin Ken, gih, dia pasti bahagia dengar Asya ada disini!" perintah Om Dilan pada Mama Keenan.
Salsa hanya bisa senyum kecut mendengar perkataan Om Dilan, boro-boro bahagia. Sikap Iyan saja acuh padanya. Entah memang sengaja atau memang tidak tahu bahwa ia adalah Asya nya.
***
Di dalam sebuah kamar yang terbilang cukup luas sedang ramai dengan candaan dan juga sorakan para pemuda. Rumah mewah berlantai dua itu kini di isi tawa anggota inti Avegas.
Namun, tampaknya Azka dan Samuel tak tertarik dengan gurauan yang di lontarkan ke empat teman-temannya dan malah fokus bermain game. Menggunakan PS pengeluaran terbaru yang baru saja di beli Keenan.
Keenan hanya bisa pasrah melihat kondisi kamarnya yang berantakan akibat tiga trio pembuat onar, Rayhan, Ricky dan Dito.
"Ken, gue lapar nih!" teriak Dito tanpa dosa.
"Parah nih, ngebiarin teman kelaparan," sahut Rayhan kembali menggigit paha ayam goreng di depannya.
Keenan melempar bantal sofa tepat mengenai kepala Rahyan, membuat paha ayam cowok itu terjatuh di atas karpet. "Isi kulkas gue pada lo habisin, masih bilangin gue pelit," ujar Keenan.
"Bos!" panggil Ricky.
"Hm."
"Ada yang Nelfon." Tunjuk Ricky pada benda pipih di atas meja.
Azka bangkit dari dudukanya, lalu melempar stik Ps nya pada Ricky. "Lanjutin jangan sampai kalah!" titah sang ketua sebelum keluar dari kamar Keenan.
Setelah menerima telfon, Azka kembali
masuk kedalam kamar, lalu menghampiri Dito yang sibuk ngemil sambil nonton Drakor. Jika di tanya alasannya kenapa, di akan menjawab.
Biar nyambung kalau ngobrol sama Alana."
Perjuangan yang hakiki bukan?
Pintu di ketuk berbarengan masuknya wanita paruh baya ke dalam kamar Keenan. Membuat 2R (Ricky dan Rayhan) sontak memunguti sampah cemilan di atas meja dan beberapa kardus Pizza.
"Tante," sapa Rahyan nyengir.
Mama Keenan hanya melempar senyum pada semua teman-teman anaknya, sudah biasa mendapati kamar sang putra berantakan jika kedatangan teman-temannya.
"Keenan, ada yang nyariin, nak," ujar tante Rianti.
"Cewek ya tante?" Rayhan mengerling kearah Keenan yang notabenenya tak terlalu dekat dengan perempuan walau ramah pada semua orang.
"Cewek cantik," jawab Tante Rianti di sertai candaan.
"Cie...cie...cie, udah Move on nih ceritanya sama cinta pertama lo itu," Rayhan menaik turunkan Alisnya.
"Akhirya teman gue buka hati juga," timpal Azka.
"Gaya-gaya lo Ka, kek pernah jatuh cinta aja," semprot Rayhan membuat yang lainnya tertawa.
Benar apa yang di katakan Rayhan, Azka tidak pernah membuka hatinya pada siapapun, dia tidak suka dekat dengan perempuan. Alasannya cukup sederhana.
Merepotkan
Keenan meninggalkan temannya-temannya di dalam kamar, lalu mengikuti langkah Mamanya menuruni satu persatu anak tangga. Tepat di tengah-tengah tangga, ia berhenti melangkah, diam mematung melihat perempuan yang sedang duduk membelakanginya. Gadis berambut sebahu itu terlihat sangat akrab dengan ayahnya.
Jika ia tidak salah tebakan, gadis itu adalah gadis yang selama ini ia hindari karena suatu alasan.
"Kenapa berhenti?" tanya Tente Rianti kala melihat Keenan diam di tempat dengan pandangan lurus kedepan.
"Nggak papa Ma," jawabnya di serta gelengan kepala.
Sepeninggalan Mamanya, ia berniat untuk kembali ke kamar tanpa menemui gadis itu. Namun, langkahnya terhenti kala panggilan ayahnya mengelegar dari arah ruang tamu.
"Ken sini, lihat siapa yang datang."
...****************...
Jangan lupa vote, komen dan like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Fenty Izzi
sebenarnya ada apa dengan keenan???
2022-09-03
0
sisi
ngakak banget wkwk perjuangan cowo sampe kek gini
2022-07-21
0
risna husain
merepotkan tpi bakalan jadi bini😊
2022-07-01
0