05

Pagi hari susaana rumah sudah tak senyaman dan seindah seperti awal menikah. Pagi ini Verdi dan sang istri bertengkar sama seperti biasa. Verdi marah karna istrinya selalu saja pulang dalam keadaan mabuk. Tidak pernah mengurus dirinya layaknya seorang istri. Dan tak mau mengikuti kemauan nya untuk memiliki anak.

"Bukan kah dulu kau sudah sepakat dengan syarat yang aku minta." Teriak Sandra tak kalah kerasnya dari suara Verdi.

"Tapi sampai kapan? Ini sudah dua tahun lebih kita menikah. Kapan kau mau memberikan ku keturunan?" Tanya Verdi dengan suara yang menggema memenuhi kamar mereka.

"Sampai aku siap."

"Kapan kau siap?"

"Entahlah!" Jawab Sandra cuek.

"Kau egois, kau hanya mementingka kesenangan mu saja. Kau hanya bisa menghabiskan uang, berkumpul dengan teman-teman mu, hanya itu yang ada di otak mu."

"Aku masih muda, tentu itu yang ada di dalam pikiran ku. Dan yang jelasnya aku belum siap untuk mengandung. Aku belum siap jika badanku melar habis melahirkan."

"Kau egois" Teriak Verdi dan meninggalkan Sandra.

🍃🍃🍃🍃

"Ayolah Melati kamu pasti bisa." Gumamnya menyemangati dirinya sendiri. Walau hancur, walau kini hatinya sedang sakit, walau raga nya sedang tidak baik-baik saja. Namun Melati harus tetap berjuang mencari kerja agar bisa bertahan hidup dan mengirimkan uang untuk ibunya dikampung halaman.

Ponsel Melati berdering, dilihatnya nama Seli sang sepupu menelpon. Melatih langsung menggeser icon hijau dan menjawab panggilan Seli.

"Melati... Bangun!" teriak Seli diseberang sana. Membuat Melatih menjauhkan ponsel dari kuping nya dan mengusap kuping nya yang terasa panas.

"Aku sudah bangun."

"Kenapa kau tidak menemui Aldo kemarin, haa?" Tanya Seli dengan penuh kekesalan.

"Ouh itu anu.."

"Cepat mandi, dan temui kembali Aldo di tempat kemarin, mandi ngak pake lama. Dan ingat! Kali ini kau harus bertemu dengan nya, jangan sampai tidak!"

"Baiklah"

"Okey, kalau begitu aku telpon Aldo dulu."

"Ya."

Seli memutuskan sambungan dan Melati pun bersiap-siap untuk menemui Aldo. "Ayo melati, semangat!!"

Sejam kemudian, saat ini Melati telat tiba di cafe yang kemarin tempat dimana ia bertemu dengan Verdi yang membuat nya batal untuk bertemu dengan Aldo. Melati menarik nafas lalu menghembuskan nya secara perlahan, "semiga ada pekerjaan untukku" gumam nya dan melangkah masuk kedalam cafe.

"Aldo.." Sapa Melati saat telah sampai di meja no 11.

"Melati yah?" tanya Aldo sambil melihat kearah Melati. "Ouh iya silahkan duduk." Aldo berdiri dan mempersilahkan Melati duduk, saat Melati sudah duduk di kursi yang berada di hadapan Aldo, Aldo pun kembali duduk, lalu mengulurkan tangannya ke hadapan Melatih. "Aldo" ucapnya dengan senyum mengembang di wajah nya.

"Melati" katanya sambil tersenyum dan menjabat tangan Aldo. "Ouh iya maaf, karna kemarin tidak bisa menemuimu" ucap Melati saat kedua tangan mereka sudah tak saling bersalaman.

"Ouh iya kenapa? Padahal ku kira kemarin kau sudah sampai di depan cafe."

"Ouh itu, hmm..."

"Tak usah diperpanjang. Yang penting sekarang kita sudah bertemu."

Melati tersenyum menanggapi ucapan Aldo. Sedangkan Aldo, hatinya berdesir melihat senyuman di wajah Melati. Senyum tulus tanpa ada paksaan, tanpa ada drama. "Mungkinkah dia mampu membuat hatiku yang beku ini bisa mencair?" batin Aldo, sambil terus menatap Melati yang menurut Aldo sangat cantik.

Sedangkan Melati, mulai salah tingkah karna Aldo sedari tadi terus saja memperhatikan nya. "Eehh.." Melati sengaja berhadem, agar Aldo berheti melihat nya. "Aldo, apa kak Seli sudah memberitahukan mu tentangku?"

"Ouh iya tentu. Maaf, aku sempat lupa. Habisnya aku sibuk melihat wajah mu yang sangat indah untuk dipandang."

Melati tertawa sambil menggelengkan kepala, dan menutup mulutnya dengan satu tangan nya.

"Kenapa tertawa? Aku memang serius."

"Hahahahah, kau lucu Aldo. Sangat lucu"

Aldo menautkan satu alisnya menatap Melati yang terus tertawa di hadapan nya. "Lucunya dimana?" tanya nya.

"Yah lucu saja. Kau pria pertama yang bilang aku ini indah untuk dipandang." Jelas Melati.

Aldo tersenyum seranya mengambil minuman yang ada di hadapan nya, lalu meminumnya sesaat. "Aku serius dengan ucapan ku. Ouh iya kau ingin pesan apa?" tanya Aldo.

"Apa saja Do, aku pemakan dan peminum segala."ucapnya membuat Aldo kembali terkekeh dengan ucapan Melati.

Sungguh baru kali ini Aldo melihat dan menemui seorang gadis, yang apa adanya. Tanpa ada dibuat-buat. Biasanya jika seorang gadis menemui pria, maka gadis tersebut akan sok kalem, sok sempurnah. Tapi melati? dia benar-benar berbeda dengan gadis lainnya. Itu pikir Aldo. Dan Aldo pun kini mulai tertari untuk membuka hatinya untuk satu nama, yaitu Melati.

...🍃🍃🍃🍃...

"Kau ingin punya anak kan??" Tanya Sandra pada Verdi.

"Iya." Jawab Verdi dengan sangat bahagianya. Verdi berharap kali ini Sandra akan mengikuti kemauannya untuk memiliki buah hati. "Apa kau sudah siap?" tanya Verdi dengan penuh semangat sambil memegang kedua bahu Sandra.

Sandra menggelengkan kepalanya, tanda ia belum siap. Sehingga membuat Verdi, menatap penuh dengan tanda tanya. Apa maksud dari perkataan Sandra barusan.

Maaf autor baru bisa UP, krn lagi kurang fit🙏

Terpopuler

Comments

Meylin

Meylin

lki2 bejad ccok punya istri bejad pula kasian melatih mnding jangan SM s Verdi thour, 🤔

2022-03-28

1

Kim Vita

Kim Vita

semangat kk

2022-02-21

1

Nurak Manies

Nurak Manies

💪💪🌷🌷💖💖💖

2022-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!