10

"Apa yang kau lakukan padaku?" Tanya Melati sambil melihat tubuhnya. "Sykurlah" batin Melati karna bajunya masih menempel utuh di tubuhnya.

Verdi menarik sudut bibirnya membuat seutas senyum devil. "Menikahlah denganku" katanya

"Ck.. hahahah, menikah denganmu? dengan manusia yang tak memiliki hati dan perasaan. Jangan pernah bermimpi!!" tolak Melati dengan tegasnya.

"Ouh yah? apa kau tidak sayang dengan kakakmu Seli?"

"Apa maksudmu?" tanya Melati dengan suara yang mulai meninggi.

"Biar aku jelaskan. Saat ini sepupumu sedang berada disalah satu club malam. Dan jika kau menolak untum menikah denganku, maka lihatlah kehancuran sepupumu."

"Kau!!" Geram Melati

"Aku yakin, bukan hanya satu orang saja yang akan mencicipi tubuh sepupumu. Mungkin saja ada empat, lima atau mungkin saja bisa jadi ada sepuluh orang. Jadi semua ini tergantung dengan keputusan mu. Nasib kakak mu ada pada dirimu." Ucapnya lalu kembali meneguk alkohol.

"Kau pikir aku percaya dengab ucapanmu? tidak!!"

Lalu Verdi meraih ponselnya yang berada di atas meja. Lalu memperlihatkan kepada Melati, jika saat ini Seli, sepupu Melati tengah asyik berdansa karna sudah terpengaruh alkohol. "Lihatla sendiri, banyak yang akan memangsa kakakmu" kata Verdi lalu mematikan ponselnya dan kembali meletakkannya di atas meja.

"Kenapa kau begitu jahat padaku? apa salahku? kukira kau itu orang yang baik. Tapi ternyata aku salah menilaimu."

"Tidak usah banyak bacot. Menikahlah dengan ku."

"Tidak. Aku tidak mau." Tolak Melati kembali.

Lalu Verdi meraih kembali ponselnya dan menelpon orang suruhannya. "Halo, bawa gadis itu kekamar hotel dan rekam semua kejadian yang ter..."

"Jangan lakukan itu." Melati menghentika Verdi berbicara. "Tolong, jangan lakukan itu pada Seli. Kumohon!" Melati mengatupkan kedua tangannya memohon agar Verdi menghentikan aksinya untuk memerintah orang suruhannya. "Apapun akan aku lakukan asal jangan buat hidup Seli hancur."

"Baiklah kalau begitu menikahlah dengan ku sekarang juga."

"Beri aku bukti, jika Seli baik-baik saja."

"Baiklah, orang ku akan mengantar sepupuku kembali ke apartemen nya. Dan setelah itu kita menikah." jelas Verdi lalu berdiri dari duduknya "Persiapkan dirimu, aku tunggu dibawah, sejam kemudian kau sudah harus siap." Verdi melangkah keluar meninggalkan Melati yang kini sedang meratapi nasibnya.

"YaRabb, apa yang telah terjadi pada diriku? Kenapa takdir ku seperti sedang bermain-main padaku? Apa salahku? hingga aku dihadapkan dengan situasi yanh sulit seperti ini? apa aku tak berhak bagaia dan memilih jalan ku sendiri. Jalan agar aku terlepas dari Verdi. Tapi jika aku menolak, Seli pasti akan merasakan kehancuran."

Seli adalah kakak sepupu terbaik yang Melati punya, dalam keadaan suka maupun duka Seli selalu ada membantu Melati, jika Melati dalam keadaan sulit Seli selalu ada untuk membantunya. Bahkan Seli pun hampir tiap bulannya memberikan uang kepada ibu Melati yang berada dikampung.

"Mungkin inilah saatnya aku balas budi padamu Sel." gumam Melati.

Hingga tak terasa sejam telah berlalu. Terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Nona, anda sudah ditunggu dari tuan dibawa." Kata Bi Asri.

Melati membuka pintu, dan mempersilahkan Bi Asri masuk kedalam. "Bi, bisa kau tolong naikkan resleting bajuku" pinta Melati.

Bi Asri langsung tersenyum, entah kenapa mendengar Melati berucap barusan, Bi Asri langsung dapat menilai jika wanita yang ada di hadapan nya saat ini adalah wanita yang baik-baik.

"Ouh iya bi, perkenalkan namaku Melati. Bibi bisa memamggilku Mela. Kalau boleh tahu nama bibi siapa?"

"Asri, non panggil saja Bi Asri." ucapnya dengan tersenyum "Sudah non" timpalnya lagi saat resleting baju sudah selesai Bi Asri naikkan.

"Makasih bi."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***