03

"Jaga dirimu baik-baik, aku cuman seminggu berkerja di luar kota." Pamit Seli pada Melati.

"Tentu kak, aku pasti jaga diri dengan baik."

"Ouh iya, ini" Seli memberi selembar kertas kepada Melati tertera no ponsel dan juga alamat sebuah cafe tertulis di kertas itu. "Namanya Aldo, temui dia di alamat itu, mungkin dia bisa memberikan mu pekerjaan."

"Aldo?" Ulang Melati.

"Ya, dia teman ku. Aku sudah memberitahu tentang kamu yang ingin mencari kerja"

"Oke makasih kak"

"Kalau begitu aku pamit. Jangan lupa temui Aldo siang ini. Okey!"

"Okey kak"

...

Verdi melirik jam mewah yang melingkar di pergelangan tanganya. Lalu menatap sekilas pada sekretarisnya. "Apa jadwal ku selanjutnya?"

"Sejam lagi tuan ada pertemuan dengan sahabat tuan"

"Ouh iya" ucapnya sambil menepuk jidatnya sendiri, ia hampir saja lupa jika siang ini harus bertemu dengan sahabat nya yang sudah lama tidak bertemu. "Baikah sekarang juga kita kesana" pinta nya.

Beberapa saat kemudian. Verdi dengan gagah nya turun dari mobilnya. Namun tanpa di sangkah, Melati yang sibuk mengetik pesan di ponselnya tanpa melihat ke arah depan, langsung menubruk dada bidang Verdi yang tepat berdiri di hadapan nya. "Maaf" ucap Melati menunduk tanpa melihat siapa yang ia tabrak saat ini.

"Kau!!" Verdi berucap penuh dengan kekesalan melihat Melati yang terlihat biasa-biasa saja, tanpa ada beban sama sekali.

Melati yang hafal betul suara itu, langsung mendongakkan kepalanya menatap wajah Verdi. "Ka-kak Verdi" ucapnya terbata, dan terdengar gemetar, ada rasa takut. Dan memori yang terjadi hari itu terulang kembali bagaikan sebuah kaset film yang terputar.

Verdi menarik sudut bibirnya menatap ke arah Melati. "Kau masih bisa bebas menghirup udara, tapi lihat saja nanti. Aku akan membuat mu merasakan seperti di neraka" ancamnya lalu berjalan meninggalkan Melati yang terdiam sesaat.

Saat Melati menyadari Verdi telah pergi, ia langsung mengejar dan menarik lengan Verdi membuat Verdi berhenti melangkah. "Apa salahku? Kenapa kau lakukan ini padaku, kak?" Tanya nya.

"Salahmu, karna kau telah lahir di dunia ini!" Ucap Verdi penuh dengan penekanan. "Rio, bereskan wanita ini. Jangan biarkan dia mengikutiku" titah Verdi pada asisten nya.

"Baik tuan."

Lalu Rio menarik tangan Melati, agar tidak mengejar Verdi yang sudah masuk lebih dahulu kedalam cafe.

"Lepaskan!!" Bentak Melati

"Maaf nona, anda tidak boleh mengganggu tuan ku"

"Ck. Aku tidak mengganggunya! Justru dialah yang telah mengganggu hidupku" teriak Melati.

"Nona harus pergi dari sini, sebelum tuan ku tambah marah dan melakukan hal yang tidak-tidak pada nona."

.....

"Hey Aldo" sapa Verdi saat sudah berada di depan meja Aldo.

"Hey bro. Wah kau terlihat semakin tampan saja." Ucapnya sambil mengulurkan tangan. Dan Verdi pun menyambut uluran tangan Aldo, mereka berdua sesaat saling memeluk dan menepuk pundak belakang.

"Duduklah!" Pinta Aldo. "Ouh yah, bagaimana kabarmu? Bagaimana dengan istrimu, dia sehat?"

"Baik, dan istriku pun juga baik. Kau sendiri apa kabar?"

"Yah seperti yang kau lihat sendiri." Ucapnya sambil menaikkan kedua bahunya. "Sangat sehat." Aldo berucap sambil tertawa. "Ouh yah kau ingin pesan apa?" Tanya Aldo sambil melirik ponsel nya.

"Kau sibuk? Ku perhatikan kau terus saja melirik ponselmu."

"Ouh ini, ada adik dari teman ku ingin bertemu di sini juga. Tapi sampai sekarang belum ada. Padahal tadi dia mengirim pesan jika sudah dekat cafe ini." Jelas Aldo membuat Verdi tersenyum

"Pacarmu?"

"Hahaha tentu saja bukan. Tapi sepertinya akan menjadi pacarku."

"Waoo, apa kau sudah pernah melihat nya?" Tanya Verdi penasaran. Karna yang ia tahu sahabat nya ini sangat pemilih terhadap wanita. Itulah alasan nya kenapa sampai saat ini sahabat nya itu masih betah seorang diri.

"Belum" jawab Aldo singkat.

Hahahaahahah, Verdi menertawakan sahabat nya itu, yang menurut Verdi sudah mulai ngelantur. "Belum kau lihat, dan mau kau jadikan pacar? Kau gila atau apa?"

"Entahlah Ver. Yang jelas aku mendengar dari kakak sepupunya kalau adiknya ini orang yang baik dan mandiri. Dan aku juga tertarik melihat foto wa nya"

"Waoo sungguh luar biasa. Hanya karna cerita dan foto kau langsung suka? Bagaimana jika dia .." Ucapan Verdi terpotong kala Aldo menyelah.

"Ver, bukan kah itu istrimu?" Tunjuk Aldo kearah pintu masuk cafe

Verdi menoleh dan benar saja melihat sang istri dengan geng nya. Para-para ibu sosialita. Verdi menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya secara perlahan.

"Istrimu masih sama? Masih belum mau memiliki anak?" Tanya Aldo

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Malam hari Melati yang merasa sangat lapar, ia langsung meraih ponselnya dan membuka aplikasi memesan makanan yang ingin ia makan. "Selesai" ucapnya saat selesai memesan makanan. Dan beberapa saat kemudian terdengar bunyi bel, "wah, cepat sekali pesanan ku datang" katanya sambil berjalan menuju pintu dan membuka nya. Namun saat membuka pintu, ternyata bukan pesanan nya yang datang namun melain kan Verdi.

"Hay" ucap Verdi dengan senyum devilnya.

"Kau!!" Melati dengan cepat menutup pintu, namun kaki Verdi lebih dahulu masuk menahan pintu, sehingga pintu tak dapat tertutup dengan rapat. "Minggir!"

Verdi langsung masuk, lalu mengunci pintu apartemen tersebut.

Terpopuler

Comments

Kim Vita

Kim Vita

wah jahat bangat awas nanti dapat karma sendiri🤣🤣🤣

2022-02-21

1

Ririn Satkwantono

Ririn Satkwantono

apa cowok yg dicintai velissa... cinta nya k Melati yaa... so lgsung bunuh diri... nulis d kertas... terus.. verdi baca... apa gitu.. hehehe ✌✌✌✌✌✌✌

2022-02-21

1

🅰🅽🅰 Ig: meqou.te

🅰🅽🅰 Ig: meqou.te

sudah kuduga. pasti Aldo sahabat Verdi. dan benar. aku nggak terima kalau melati Bakal jatuh cinta sama Verdi. TIDAK. aku mau Verdi jatuh cinta sama melati, tapi melati nggak mau

2022-02-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!