"Maaf, Dokter. Saya tidak bisa menerimanya," tolak Ziva menundukkan wajahnya dalam.
"Kenapa? Lagipula Nona tetap harus membayarnya, hanya waktunya saja yang bisa diundur," sela Dokter Adit.
"Saya tidak ingin terlibat apa pun dengan Dokter. Saya sudah melupakan kejadian di masa lalu. Saya sangat berterima kasih atas bantuan Dokter hari ini. Maaf, saya tidak bisa membalas jasa Dokter. Sekarang dan untuk kedepannya, anggap kita tidak saling mengenal. Saya permisi," tutur Ziva turun dari ranjang. Namun, lagi-lagi Dokter Adit menghentikan langkahnya.
"Apa lagi, Dokter?" Kesal Ziva.
"Utang hari ini, Nona tidak bisa melupakannya," jawab Dokter Adit tersenyum penuh arti.
"Baik. Berapa biaya konsultasi hari ini, Dokter Adit?" Ziva bertanya sambil menepis tangan Dokter Adit yang mencengkam lengannya.
"Dua juta lima ratus ribu rupiah," jawab Dokter Adit dengan senyuman misterius, karena berbalut lesung pipi yang membuat senyuman manis itu sulit diartikan.
Ziva tercengang.
'Rencana licik' itulah dua kata yang Ziva artikan dari senyuman misterius seorang Dokter Adit. Ziva yakin Dokter Adit punya rencana lain, karena tidak mungkin biaya konsultasinya bisa semahal itu. Jelas Dokter Adit tau, bahwa Ziva tidak akan sanggup membayarnya.
"Kenapa? Apa Nona tidak sanggup membayar tagihannya?" tanya Dokter Adit merendahkan.
Fix, perjalanan hidup yang Ziva jalani memang hanya dipenuhi lika-liku tanpa jalan yang lurus sedikit pun. Lihatlah bagaimana manusia yang tadinya menolong dirinya, kini berbalik memanfaatkannya.
"Apa yang Dokter Adit inginkan dari saya?"
"Hanya uang," jawabnya membuta Ziva memutar bola mata jengah.
"Dokter menjebak saya," ujar Ziva tersenyum paksa.
"Nona, saya tidak bermaksud menjebak Nona. Saya hanya tidak suka pada pasien yang keras kepala seperti Nona. Pasien yang menyerah sebelum berjuang, pasien yang mengaggap hidupnya adalah yang paling menderita di dunia ini. Saya hanya ingin Nona melakukan pengobatan. Kalau tidak ... Saya akan memberitahu kepada Sahabat saya tentang semua yang terjadi di masa lalu," ancam Dokter Adit membuat Ziva tidak punya pilihan lain, selain menyetujui.
Baiklah, kali ini Ziva menerima bantuan Dokter Adit. Walau dia tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya, apakah Dokter Adit benar-benar tulus membantunya atau punya maksud lain. Pasti, itu pasti, tidak mungkin Dokter Adit tidak punya rencana lian. Ziva ingin menghindar, tapi apa boleh buat bila mundur pun juga bahaya bagi dirinya.
"Baiklah, saya setuju. Tapi, Dokter harus berjanji tidak mendesak saya bila saya belum punya uang untuk membayar biaya pengobatan," ujar Ziva. Itulah kenapa dirinya ragu menerima bantuan orang asing.
Ziva tidak ingin menjadi seperti Pamannya yang terlilit banyak utang karena dipinjamkan oleh para sahabat dekatnya yang ternyata adalah renternir. Bahkan, utang yang entah sebanyak apa itu masih belum juga lunas sampai saat ini. Padahal, Bibi Aslin sudah menyerahkan seluruh gajinya setiap bulan.
"Bila Nona bersedia, Nona bisa membantu saya di rumah sakit ini sebagai bayaran biaya pengobatan, bagaimana?" tawar Dokter Adit.
"Maksud, Dokter?" tanya Ziva bingung.
"Nona bisa membayar biaya pengobatan dengan menjadi Asisten saya, itu pun kalau Nona bersedia. Bila tidak, juga tidak apa-apa," saut Dokter Adit membuat Ziva terdiam dengan pikiran yang terus menganalisa ucapan Dokter Adit barusan.
Benarkah Dokter di hadapannya ini tulus membantunya? Benarkah dia membantu karena perasaan iba dan tidak mempunyai rencana jahat? Pikri Ziva terus menganalisa.
Bila dipikir-pikir lagi, Dokter Adit terlihat adalah Dokter yang begitu sukses. Dia tidak mungkin kekurangan uang, sedikit harapan Ziva tanamkan di hatinya untuk Dokter Adit. Ziva harap Dokter Adit adalah orang yang benar-benar baik dan tulus.
"Apa Dokter bercanda?" tanya Ziva memastikan.
"Saya serius," jawab Dokter Adit yakin. Untuk pertama kalinya, Ziva bisa melihat ketulusan di mata indah milik Dokter tampan itu.
Ziva menghela napas berat guna meyakinkan hatinya. "Baik. Saya bersedia menjadi Asisten Dokter," jawab Ziva Pada akhirnya memutuskan untuk menerima Dokter Adit untuk menjadi orang baik ketiga setelah Bibi Aslin dan Xena. Walau tidak sepenuhnya baik, setidaknya mereka masih memberikan sedikit keuntungan untuk Ziva.
"Baguslah, sekarang Nona boleh pulang. Besok, datanglah pagi-pagi sekali untuk memulai pekerjaan dan besok juga saya akan menjadwalkan terapi cuci darah untuk Nona," sambung Dokter Adit ramah.
"Sepertinya Dokter Adit benar-benar tulus," batin Ziva sambil menganggukan kepala sebagai jawaban untuk perintah Dokter Adit. setelahnya, Ziva pun segera pergi untuk pulang ke rumahnya.
"Apakah aku ... jatuh cinta?" Gumam Dokter Adit seraya merasai dadanya yang masih berdegub tak beraturan.
.
.
.
Angel wesss, saingannya berat🥲
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
mrsdohkyungsoo
ahhahaha bagm calon istri sahabatmuu
2024-05-21
0
Salsabila Rosali
tatapan nya.....bikin aq kesandung 😂😂😂😂
2023-01-02
0
Dede Dahlia
wah sudah ku duga ternyata dkter adit ada udang di balik bakwan dok kamu pasti kaget kalau nanti kamu tau bahwa ziva mau menikah dengan lolan sahabat kamu sendiri.
2022-10-06
0