"Ada apa denganmu, Lolan? Hanya acara makam malam saja dan kau tidak datang," sentak Daddy Jackson tegas.
"Aku setuju dengan pernikahan itu, tapi bukan berarti aku akan setuju dengan acara lainnya. Aku hanya akan bertemu dengannya ketika acara pernikahan berlangsung. Aku sangat lelah, aku ingin istirahat sekarang," ucapnya berdiri lalu menaiki anak tangga menuju kamarnya yang ada di lantai atas.
"Dasar anak tidak tau diuntung, kita melakukan semua ini juga demi kesembuhannya," cela Daddy Jackson murka.
"Sabar, Sayang. Tidak apa-apa, asal dia mau menikah itu sudah bagus. Lebih baik kita istirahat sekarang, ya, tiga kali deh," bujuk Mommy Nata mampu membuat Daddy Jackson kembali bersemangat, dia langsung mengangkat tubuh Istrinya dan dibawa ke dalam kamar.
***
Keesokan harinya....
"Ziva, mulai saat ini kamu di rumah saja. Tidak usah jualan sayur lagi," cegat Bibi Aslin membuat Ziva menghentikan langkah kakinya.
"Tidak, Bibi. Aku ada janji untuk masuk bekerja hari ini," jawab Ziva membuat Bibi Aslin mengerutkan kedua alisnya.
"Kak Ziva mau kerja, kerja apa? Di mana?" tanya Xena yang tengah memasang sepatu bersiap berangkat ke sekolah.
"Kerja di rumah sakit, jadi Asisten Dokter," jawab Ziva jujur.
"Asisten Dokter?" ucap Bibi Aslin dan Xena bersamaan.
"Bagaimana mungkin kamu diterima jadi Asisten Dokter?" lanjut Bibi Aslin.
"Kemarin saat cek up ke Dokter, uangku tidak cukup. Untuk melunasi biayanya, Dokter itu memintaku untuk menjadi Asistennya, dan aku sudah berjanji untuk masuk kerja hari ini," jelas Ziva.
"Kamu ini ada-ada saja, bawa uang ini bersamamu dan bayar biaya cek up itu, apa kata Nyonya Nata nanti kalau tau kamu masih bekerja? Dia tidak boleh kamu kelayapan hingga hari pesta pernikahan berlangsung," tutur Bibi Aslin melarang Ziva.
"Tidak bisa Bibi, itu sudah perjanjian. Dokter itu tidak akan menerima uang ini lagi," jelas Ziva.
"Siapa Dokter itu, ayo bawa Bibi untuk menemuinya!" Bentak Bibi Aslin.
"Tidak perlu, Bibi. Lagipula, aku hanya akan menjadi Asistennya selama dua minggu. Tidak akan lama."
"Bagaimana kalau Nyonya Nata sampai tau, pasti Bibi yang akan dia salahkan," ketus Bibi Aslin.
"Aku akan berhati-hati, Bibi. Aku jamin mereka tidak akan tahu," keukeuh Ziva.
"Sudahlah, Bu. Tidak usah terlalu memikirkan Kak Ziva. Sekarang mana uang jajanku, aku sudah akan terlambat ini," pinta Xena dan Bibi Aslin pun memberikan Putrinya selembar uang senilai lima puluh ribu. Sedangkan Ziva sudah pergi lebih dulu menuju jalan raya untuk naik angkutan kota.
"Segini doang, kita udah kaya, Bu. Masak iya jajanku segini-segini aja," protes Xena dengan nada tak bersahabat.
"Ini, pergilah," Bibi Aslin meletakkan lagi tiga lembar uang yang sama ke telapak tangan Putrinya.
"Nah, begitu dong. Aku berangkat dulu, dadah Ibu," serunya langsung berlari menuju mobil temannya yang sudah menunggu.
***
Sekitar dua puluh menit perjalanan, barulah Ziva tiba di rumah sakit terbesar di kota itu. Sudah hapal ruangan Dokter Adit, Ziva pun langsung menuju ke sana.
Ziva mengetuk pintu ruangan itu sebentar, hingga terdengarlah suara Dokter Adit yang mempersilahkannya untuk masuk. Ziva membuka pintu ruangan yang tidak dikunci itu dengan perlahan.
"Saya siap bekerja, Dokter. Tapi, maaf karena saya belum tau apa saja yang harus saya lakukan sebagai Asisten," ucap Ziva jujur.
"Kamu—"
Derrtt....
Ponselnya yang bergetar sekali pertanda ada pesan yang masuk.
Kau ada di ruanganmu, bukan? Aku masih di perkiran, aku akan segera menuju ke sana sekarang. Jangan ke mana-mana dan tetap di ruanganmu.
by : Lolan Baldev
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
tati H.I
ketemu gk yah...
2022-11-21
0
Dede Dahlia
waduh lolan mau keruangan dktr adit semoga aja ziva ga ketemu sama lolan.
2022-10-06
0
Ayu Ap
begitu ketemu mak jreeeng😅
2022-05-20
4