Di pinggiran jalan raya yang begitu ramai. Ziva masih duduk termenung di trotoar jalan, sesekali pandangnya dia edarkan ke sepedanya yang telah rusak parah. Ziva tak percaya akan perkataan pria bermata merah tadi—yang meminta untuk menunggu selama lima menit. Meski tak percaya, tapi dengan bodohnya Ziva tetap menunggu ketidakpastian itu.
Lagipula, rumahnya sangatlah jauh. Dengan kondisi sekarang ini, sudah dapat dipastikan dia tidak akan mampu pulang sendiri dengan berjalan kaki. Ziva lebih memilih menunggu selama lima menit persis seperti yang pria tadi katakan.
Tiga menit telah berlalu, Ziva masih punya harapan dua menit lagi. Jika tidak juga muncul siapa pun, dirinya akan kembali dengan berjalan kaki, walau mungkin akan tiba di malam harinya.
Sisa waktu satu menit lagi, Ziva mulai merasa bahwa dirinya telah dibohongi. Hingga dia pun mencoba untuk berdiri dengan luka lecet yang begitu terasa perih pada kakinya juga lengannya. Ziva menggulung ke atas lengan bajunya agar tidak menyentuh lukanya.
Sebuah mobil angkutan kota berwarna putih berhenti tepat di hadapannya. "Astaga, Kak Ziva!" Teriak seorang gadis bermata biru terang keluar dari mobil dan langsung meneriakinya. Xena, dialah perempuan itu. Sosok sepupu yang memang selalu bersikap sesuka hati. Meski begitu, dia tetap sepupu yang lumayan baik bagi Ziva.
"Astaga Ziva! Kamu kenapa bisa luka-luka begini?" Bentak Bibi Aslin marah tapi tetap khawatir.
"Aku kecelakaan, Bibi," jawab Ziva pilu.
"Kamu ini ada-ada saja, makanya kalau naik sepeda itu hati-hati. Ya sudah, ayo masuk ke mobil kita ke rumah rumah sakit sekarang!" walau kata-katanya kasar dan selalu dengan nada berteriak. Tapi, Ziva tetap senang karena Bibi Aslin dan Xena selalu baik kepadanya, meski dengan cara yang berbeda. Sedikit kebaikan itulah yang membuat Ziva masih bertahan tinggal bersama Bibi Aslin hingga saat ini.
"Pulang saja, Bibi. Berobat di rumah saja. Tapi tunggu Bibi, sepedaku bagaimana?"
"Ya sudah, nanti kita beli di apotik. Sekarang yang penting kamu harus berobat dulu. Bibi tidak ingin calon mertuamu mengira bahwa Bibi-lah yang telah menyiksamu dengan luka ini. Sepeda itu biarkan saja. Lagian, siapa juga yang mau mencuri sepeda tua begitu. Kalau dibawa ke bengkel juga pasti akan sangat mahal. Tidak usah pikirkan sepeda jelek itu, sekarang cepat masuk!" Ziva menurut dan masuk ke dalam mobil dengan menahan perih pada lukanya.
Tepat setelah Ziva pergi di bawa oleh Bibi Aslin dan Xena. Sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti di jalan itu. Dua orang pria berpakaian rapi serba hitam keluar dari mobil dan mengedarkan pandangan ke segala arah. Pandangan keduanya berhenti di sebuah sepeda ontel yang telah rusak.
"Hallo, Tuan Devil. Kami sudah tiba di jalan xxx, tapi kami tidak menemukan wanita dengan ciri-ciri yang Tuan sebutkan. Kami hanya menemukan sebuah sepeda yang rusak parah," lapornya.
"Benarkah? Ke mana perginya gadis malang itu? Ya sudah, kalian bawa saja sepeda itu ke bengkel."
"Baik, Tuan."
***
Tiba di rumah, Bibi Aslin langsung mengobati luka di kaki dan lengan Ziva. Dengan telaten Bibi Aslin membersihkannya dengan alkohol lalu meneteskan obat merah, kemudian membalutnya dengan kain kasa.
"Bibi membelikan gaun yang pendek untukmu. Sekarang, bagaimana kamu akan memakainya?" Oceh Bibi Aslin.
"Kalau begitu tukar saja dengan gaunku. Aku yang akan memakai gaun Kak Ziva," saut Xena karena menyukai gaun Ziva yang dipilihkan Ibunya. Jelas, karena gaun Ziva lebih mahal daripada gaunnya yang biasa saja.
"Apa kamu mau Nyonya Nata mengira kalau kita yang menghabiskan uangnya? Dasar bodoh, sekarang masuk ke kamarmu!" Bentak Bibi Aslin pada Putrinya Xena.
"Ibu jahat!" Xena membentak sambil menghentakkan kakinya, kemudian berlari masuk ke dalam kamarnya.
"Masalah luka ini Bibi tidak usah khawatir. Aku sendiri yang akan mengatakan kepada Nyonya Nata kalau aku kecelakaan," kata Ziva langsung menurunkan kakinya yang telah selesai diobati.
"Terima kasih karena sudah mengobati lukaku, Bibi," sambung Ziva lagi.
"Bibi melakukan ini agar Nyonya Nata benar-benar menerimamu. Bibi tidak ingin Putranya malah menolakmu karena luka ini. Sekarang masuklah ke kamarmu, Bibi akan pikirkan bagaimana caranya menutupi luka itu."
"Baiklah, Bibi," jawab Ziva langsung pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
tati H.I
setidaknya msih punya sisi baik lah bibinya ....
2022-11-21
0
Enny Sulasmi
tak tau nya ziva itu yg menyebabkan Nolan jadi impoten
2022-05-27
1
Enny Sulasmi
tak tau nya ziva itu yg menyebabkan Nolan jadi impoten
2022-05-27
1