"Sudah selesai, sekarang pulanglah aku masih banyak pekerjaan," usir Dokter Adit.
"Ada apa denganmu? Beraninya mengusirku, kalau tidak karena pemeriksaan rutin aku juga tidak akan mengunjungimu setiap pagi," balas Lolan langsung berdiri dan merapikan pakaiannya.
"Lima menit lagi aku ada operasi mendadak, tidak punya waktu untuk mendengarkan curhatanmu," desak Dokter Adit terus berusaha membuat Lolan pergi.
"Siapa juga yang ingin curhat padamu. Aku ini seorang CEO, juga tidak punya waktu untuk curhat denganmu, aku pergi!" saut Lolan segera keluar dari ruangan Dokter Adit.
"Leganya, bisa bahaya kalau pria impoten itu melihat Ziva," ujar Dokter Adit lega sambil mengelus dadanya dan juga menyeka keringat.
"Tapi, sudah setengah jam berlalu, seharusnya Ziva juga akan kembali, aku harus memantaunya lewat cctv," menggunakan komputer canggihnya, Dokter Adit dapat melihat seluruh rekaman cctv rumah sakit yang diketuai oleh Ayahanya tersebut.
"Astaga!" Teriak Dokter Adit kala melihat Ziva yang berdiri di depan lift dan menunggunya terbuka. Sedangkan Dokter Adit yakin bahwa Sahabatnya Lolan tengah berada di dalam lift yang saat ini Ziva tunggu.
Dokter Adit Langsung bergerak cepat menghubungi pihak keamanan lift untuk meminta agar mereka menghentikan sementara lift yang menuju ke arah ruangannya.
"Sial! Kenapa tidak diangkat?" umpat Dokter Adit mencengkram rambutnya kasar sambil menatap Ziva yang tampak kesal karena menunggu lift yang tak kunjung terbuka.
"Aku tidak punya banyak waktu lagi!" Seru Dokter Adit langsung berlari membuka pintu rahasia dan turun ke bawah dengan menggunakan tangga darurat. Dokter Adit berlari sekencang-kencangnya hingga dirinya merasa terbang di saat menuruni anak tangga.
Ruangannya berada di lantai empat, membuatnya kualahan saat menuruni banyaknya deretan anak tangga. Saking kencangnya berlari, Dokter Adit hampir ke habisan napas ketika berhasil turun hingga tiba di lantai dasar.
Dokter Adit merasa kakinya akan lepas, saking lelahnya. Walau lelah, dia tetap kembali berlari melewati satu lorong hingga dia tiba tepat saat lift baru akan terbuka.
Tepat saat lift sudah terbuka setengahnya, Dokter Adit langsung menarik cepat tangan Ziva kemudian dia bawa ke lorong di sebelahnya. Beruntung tadinya Ziva dan Lolan sama-sama menundukkan wajah, hingga keduanya tak mungkin saling melihat.
Dokter Adit mengunci tubuh mungil Ziva sambil menatap kepergian sahabatnya yang telah berjalan keluar dari pintu utama rumah sakit.
Huuffff ....
Dokter Adit menghela napas lega, sedangkan Ziva masih terdiam dan tampan syok dengan apa yang Dokter Adit lakukan kepadanya saat ini. Baru kali ini Ziva merasakan berada dalam pelukan seorang laki-laki, Ziva merasa begitu dilindungi oleh seorang Kakak hingga mampu membuatnya terdiam dan tak ingin menghindar.
"Maaf, Ziva. Aku tidak bermaksud—"
"Tidak apa-apa, Dokter," potong Ziva.
"Kenapa Dokter malakukan itu, apa ada sesuatu yang tidak seharusnya saya lihat?" lanjut Ziva bertanya.
"Ya, tadi ada sahabat saya," jawah Dokter Adit jujur.
"A-apa? Apakah yang Dokter maksud adalah Sahabat Dokter yang juga mengalami kecelakaan bersama saya lima tahun lalu?" Dokter Adit mengagguk membenarkan membuat Ziva menutup mulutnya yang mengangga.
"Apakah karena itu Dokter meminta saya pergi lewat pintu belakang?" Dokter Adit mengagguk lagi. Ziva semakin ketakutan.
"A-apakah dia masih membenci saya?"
"Ya, bahkan hingga saat ini dia masih mencari keberadaanmu."
"Kamu haras mengungkapkan semua yang terjadi kepadanya, tidak mungkin kamu terus menghindari dari masalah. Suatu saat dia pasti akan menemukanmu," ujar Dokter Adit.
"Saya pasti akan mengatakannya, Dokter. Dokter tidak perlu khawatir, bila saat itu tiba, maka saya akan mengatakan semua yang telah terjadi," jawab Ziva yakin.
"Baguslah, mulai besok. Datanglah siang saja, karena setiap pagi sahabat saya itu pasti akan datang," Dokter Adit memandang Ziva penuh arti.
"Baik, Dokter. Besok saya akan datang siang. Sekarang, apakah kita sudah boleh kembali bekerja?"
"Ah iya, ayo kembali bekerja," ajak Dokter Adit yang baru tersadar dari pandangannya yang sedari tadi tak bosan menatap wajah cantik Ziva.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
tati H.I
sport jantung akoh...
dktr Adit dapat kesempatan nich🤭🤭🤭
2022-11-21
0
ShintaSicca
Kasian dokter Adit sejak awal udah kena kaka adek friendzone. Dah ama W aja dokter!! Wkwkwk
2022-07-04
1
ᵢbᵤ ₜᵢᵣᵢ ᵣⱼ🔥
bibit" sad boy☺️
2022-06-07
2