Hidup Baru

"Dad, mom. Kenapa kalian menyembunyikan Stephanie?" Papi Endrik mendengus kesal.

"Siapa yang menyembunyikannya, jika tak percaya geledah saja rumah ini" grandma kesal melotot pada Papi Endrik.

"Baiklah, aku akan geledah rumah kalian" Papi Endrik berjalan mengitari seisi rumah orang tuanya.

Meymey dan Meylan juga tak tinggal diam, ikut menggeledah setiap sudut ruangan yang ada di rumah grandma dan grandpa.

Ketiganya kembali di hadapan grandma dan grandpa dengan tangan kosong.

"Sudah puas? kalian bertiga menggeledah rumah kami?" grandma mendengus kesal.

"Untuk apa pula kamu mencari Stephanie, bukannya kamu sudah tak menganggapnya anak?" sindir grandpa ketus.

"Aku kemari justru ingin memberi pelajaran padanya, bukan karena kangen! gara-gara ulah Stephanie, setiap hari Meymey marah-marah tak jelas!" Papi Endrik mengepalkam tinjunya.

"Ya Tuhan, kepergianku yang cukup lama bukan membuat Papi kangen. Malah semakin membenciku, aku juga ingin di sayangi seperti Meymey dan Meylan" gerutu Stephanie yang sedang menyapu tak sengaja mendengar ocehan Papi Endrik.

"Hey" tiba-tiba pundak Stephanie di tepuk oleh Papi Endrik.

"I-iya Om, ada apa ya?" Stephanie gagap menoleh ke arah Papi Endrik.

"Kamu sudah lama disini? kalau kamu lihat Stephanie tolong hubungi saya" Papi Endrik memberikan kartu nama pada Stephanie.

"Ya sudah ya, saya titip orang tua saya padamu. Ini ada sedikit rejeki buatmua" Papi Endrik memberikan uang ratusan ribu beberapa ikat ke tangan Stephanie.

"Pakailah uang itu buat kebutuhanmu, itu sebagai tanda terima kasihku padamu yang telah menjaga orang tuaku selama tidak ada Stephanie" kata Papi Endrik berlalu begitu saja.

Stephanie hanya bengong melihat kepergian papi dan kedua adik kembarnya. Stephanie lekas masuk ke dalam rumah untuk mencari keberadaan grandma dan grandpa.

"Grandma, grandpa. Ini ada uang pemberian dari papi, lebih baik di pegang kalian saja" Stephanie meletakkan segepok uang di meja di hadapan grandma dan grandpa.

"Lah kok bisa papimu kasih uang ke kamu, apakah kamu telah membuka jati dirimu padanya?" tanya grandpa mengernyitkan alis.

"Tidak kok, grandpa. Phanie nggak ngomong apa-apa, itu uang kata sebagai tanda terima kasih karena selama ini aku ada di sini. Papi tidak tahu kalau aku ini Stephanie, dia mengira aku orang lain" kata Stephanie panjang lebar.

"Ooghh seperti itu, ya sudah uang kamu pegang saja untuk kebutuhanmu" kata grandma menyodorkan kembali uang pemberian dari Stephanie.

"Nggak usah, grandma. Aku masih punya sedikit simpanan, dan akan memulai memperluas perkebunanku. Lahan tanah kalian yang kosong, akan aku gunakan boleh nggak?" Stephanie bertanya menatap grandma dan grandpa secara bergantian.

"Boleh Cu, pakaialah untuk usaha perkebunanmu. Kami hanya bisa mendoakan saja, supaya segala usahamu sukses" kata grandpa.

"Jangan kamu buka jati dirimu terlebih dulu, jika kamu belum berhasil" kata grandma.

"Baiklah, aku akan menuruti segala nasehat kalian berdua" kata Stephanie antusias.

Seperginya Papi Endrik dan si kembar Meymey dan Meylan, datanglah Steven untuk membantu Fanie mengurus perkebunan di samping halaman rumah grandma.

Stephanie saat ini fokus dalam berkebun, di bantu oleh Steven. Sampai sekarang dia belum tahu jika gadis cantik di sebelahnya adalah gadis yang selama ini di cintainya.

"Fanie, kadang aku merasa jika dekat denganmu seolah aku dekat dengan Stephanie. Maafkan aku ya, padahal kalian berdua jelas berbeda" kata Steven di sela istirahat dalam berkebun.

"Instingmu memang kuat, perasaanmu peka. Aku memang orang yang kamu maksud, Steve. Maaf ya, aku sengaja belum jujur tentang diriku padamu" gerutu Stephanie dalam hati.

"Nggak apa-apa kok Steve, mungkin karena rasa cintamu yang begitu besar pada Stephanie. Sehingga pikiranmu selalu saja padanya" kata Fanie.

"Entahlah Fan, aku juga tak tahu apakah Stephanie juga punya perasaan yang sama padaku" kata Steven menghela napas panjang.

"Jujur, Steve. Untuk saat ini aku belum ada rasa apapun padamu. Karena aku masih cinta pada Erik. Aku belum bisa move on darinya. Semoga seiring berjalannya waktu, aku bisa membuka hatiku untukmu" gerutu Stephanie dalam hati.

Sementara saat ini Papi Endrik dan si kembar Meymey dan Meylan telah sampai di rumah.

"Kalian darimana si Pap?" tanya Mami Cindy menatap Papi Endrik dan si kembar.

"Dari rumah grandma, nyari Phanie tapi nggak ada" jawab Papi Endrik melangkah masuk ke kamar.

"Memang untuk apa papimu nyari si gendut?" tanya Mami Cindy seraya menatap Meymey beralih menatap ke Meylan.

"Mau kasih pelajaran, mih. Gara-gara ulah Phanie, Meymey kan tiap hari marah mulu cintanya di tolak oleh Steve. Kaya nggak ada cowo lain saja" Meylan berlalu seraya mencibir ke Meymey.

"Kamu nggak tanya sama grandma apa grandpa, sekarang Phanie ada di mana?" tanya Mami Cindy menatap lekat Meymey yang masih ada di hadapannya.

"Nggak mi, Phanie pergi sudah lama dari beberapa bulan lalu. Saat terakhir aku labrak dia" jawab Meymey ketus.

"Mami malah senang kalau Phanie nggak ada kabar. Jadi mami nggak menanggung malu punya anak seperti dia" kata Mami Cindy menyeringai sinis.

"Mi, tapi di rumah grandma dan grandpa ada seorang gadis cantik sekali. Cantiknya melebihi kita berdua, mi. Tapi kami lupa tanya siapa namanya, asalanya darimana" kata Meymey .

"Masa sih, seumuran siapa gadis itu?" Mami Cindy merasa penasaran.

"Sepertinya seumuran kita, mi. Tapi perfeck bangeti mi, saat Meylan tanya kunci kecantikannya. Jawabnya sudah cantik dari lahirnya" Meymey bercerita dengan sangat antusias.

"Hemm, tapi memang banyak juga sih. Gadis desa yang benar-benar cantiknya alami, tidak dengan bantuan make up. Mami kok jadi penasaran, pengen lihat seberapa cantik gadis yang kamu bilang tadi" Mami Cindy mengetuk-etuk jari telunjuknya di pelipis.

Sementara, di luar negeri orang tua Steven sedang bersiap-siap pulang ke Indinesian.

"Pah, serius kita akan pulang sekarang? bukannya kita akan lama di sini? apa nggak menunggu Steve lulus saja, terus suruh nyusul kita di sini, kan kurang beberapa bulan lagi?" Mamah Grace menimpali.

"Percuma mah, sepertinya anak semata wayang kita sedang jatuh cinta. Karena setiap papah tanya kapan nyusul, Steve nggak pernah merespon. Selalu saja jawabnya betah tinggal di Indonesia" kata Papah Edward.

"Jadi kita pulang untuk apa pah? apa hanya untuk mengetahui siapa gadis yang di sukai oleh anak kita?" tanya Mamah Grace.

"Ya nggak lah mah, kebetulan urusan pekerjaan papah di sini telah selasai. Ternyata lebih cepat dari perkiraan, makanya kita pulang secepatnya. Lagipula untuk apa berlama-lama di sini, jika memang sudah tidak ada kepentingan lagi" kata Papah Edward.

🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯

Jangan lupa like,vote,favoritnya ka..

Terpopuler

Comments

Saipul Amin

Saipul Amin

ku tunggu kelanjutannya, smgt kak💪

2022-02-22

1

♡Ñùř♡

♡Ñùř♡

next thor semangat

2022-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 Di Bedakan
2 Di Anak Tirikan
3 Usaha Diet
4 Tak Di Hiraukan
5 Cobaan Demi Cobaan
6 Kedatangan Tamu
7 Berkebun Untuk Diet
8 Di Sakiti Kembali
9 Di Salahkan
10 Mengalah
11 Di DO
12 Rencana Ke LA
13 Stephanie Kembali
14 Identitas Palsu
15 Hidup Baru
16 Curiga
17 Ketahuan
18 Gangguan
19 Jahilin Orang
20 Kedatangan Mami Cindy
21 Fanie Sukses
22 Akhirnya Jujur
23 Bangkrut
24 Bantuan Dari Fanie
25 Hasutan Si Kembar
26 Kebaikan Fanie
27 Berbanding Terbalik
28 Sedih
29 Kepikiran Selalu
30 Niat Jahat Yang Gagal
31 Berantakan
32 Tak Karuan
33 Tambah Ruwet
34 Tertipu
35 Cindy Ketahuan
36 Membongkar Perselingkuhan Meo
37 Gugatan Cerai
38 Balas Dendam
39 Gelisah
40 Meymey Hamil
41 Meylan Di Tangkap Polisi
42 Alex Minta Restu
43 Di Usir
44 Menikah
45 Honeymoon
46 Kedatangan Endrik
47 MeyMey Melahirkan
48 Kedatangan Aparat Polisi
49 Di Tangkap Polisi
50 Penolakan
51 Akal Licik MeyMey
52 Sadar
53 Kembali Rukun
54 Perubahan Pada Meymey
55 Fanie Hamil
56 Di Periksa
57 Terbongkarnya Kejahatan Meymey
58 Di Talak
59 Grandpa Meninggal
60 Kecewa
61 Khawatir
62 Fanie Melahirkan
63 Tidak Di Maafkan
64 Berdamai
65 Suasana Baru
66 Usaha Fanie
67 Penawaran Fanie
68 Deal
69 Cindy Bebas Bersyarat
70 Meylan Tidak Percaya
71 Kedatangan Alex
72 Reynold
73 Kisah Reynold
74 Lapor Polisi
75 Di Hukum
76 Pernyataan Cinta Reynold
77 Gelisah
78 Jalinan Kasih
79 Selamat
80 Kebakaran
81 Bantuan Reynold
82 Mulai Membaik
83 Ide Cemerlang
84 Bantuan Johan
85 Rencana Pernikahan
86 Bom Bunuh Diri
87 Selesai
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Di Bedakan
2
Di Anak Tirikan
3
Usaha Diet
4
Tak Di Hiraukan
5
Cobaan Demi Cobaan
6
Kedatangan Tamu
7
Berkebun Untuk Diet
8
Di Sakiti Kembali
9
Di Salahkan
10
Mengalah
11
Di DO
12
Rencana Ke LA
13
Stephanie Kembali
14
Identitas Palsu
15
Hidup Baru
16
Curiga
17
Ketahuan
18
Gangguan
19
Jahilin Orang
20
Kedatangan Mami Cindy
21
Fanie Sukses
22
Akhirnya Jujur
23
Bangkrut
24
Bantuan Dari Fanie
25
Hasutan Si Kembar
26
Kebaikan Fanie
27
Berbanding Terbalik
28
Sedih
29
Kepikiran Selalu
30
Niat Jahat Yang Gagal
31
Berantakan
32
Tak Karuan
33
Tambah Ruwet
34
Tertipu
35
Cindy Ketahuan
36
Membongkar Perselingkuhan Meo
37
Gugatan Cerai
38
Balas Dendam
39
Gelisah
40
Meymey Hamil
41
Meylan Di Tangkap Polisi
42
Alex Minta Restu
43
Di Usir
44
Menikah
45
Honeymoon
46
Kedatangan Endrik
47
MeyMey Melahirkan
48
Kedatangan Aparat Polisi
49
Di Tangkap Polisi
50
Penolakan
51
Akal Licik MeyMey
52
Sadar
53
Kembali Rukun
54
Perubahan Pada Meymey
55
Fanie Hamil
56
Di Periksa
57
Terbongkarnya Kejahatan Meymey
58
Di Talak
59
Grandpa Meninggal
60
Kecewa
61
Khawatir
62
Fanie Melahirkan
63
Tidak Di Maafkan
64
Berdamai
65
Suasana Baru
66
Usaha Fanie
67
Penawaran Fanie
68
Deal
69
Cindy Bebas Bersyarat
70
Meylan Tidak Percaya
71
Kedatangan Alex
72
Reynold
73
Kisah Reynold
74
Lapor Polisi
75
Di Hukum
76
Pernyataan Cinta Reynold
77
Gelisah
78
Jalinan Kasih
79
Selamat
80
Kebakaran
81
Bantuan Reynold
82
Mulai Membaik
83
Ide Cemerlang
84
Bantuan Johan
85
Rencana Pernikahan
86
Bom Bunuh Diri
87
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!