Hari berikutnya di saat sarapan bersama, Papi Erik memberi hadiah pada kedua adik kembar Stephanie.
"Sayangnya papi, Meymey sama Meylan. Papi punya hadiah spesial buat kalian berdua"ucap Papi Endrik sumringah.
"Serius pi, wahh kami jadi penasaran nech ya nggak Meymey?"ucap Meylan seraya tak sabar ingin melihat hadiah dari Papi Endrik.
"Tutup mata kalian dulu, yuk mi, kamu tuntun Meymey, papi tuntun Meylan kita ke halaman rumah tapi kalian ga boleh ngintip "ucap papi Endrik.
Meymey dan Meylan menggangguk tanda setuju.
Meymey memejamkan mata seraya di tuntun oleh Mami Cindy, sedangkan Meylan dengan kondisi mata tertutup di tuntun Papi Endrik.
Tak berapa lama, mereka telah sampai di halaman rumah yang sangat luas bagaikan hamparan padang rumput luas.
Stephanie merasa penasaran dengan hadiah yang di berikan papinya untuk kedua adiknya, hingga dirinya menyusul ke halaman rumah.
Saat Stephanie telah sampai di halaman rumah, dirinya begitu terkejut melihat hadiah yang di berikan oleh Papi Endrik untuk kedua adiknya.
"Ya ampun papi selalu memanjakan kedua adikku dengan barang mewah, harusnya jangan seperti ini, kan tidak baik "gerutu Stephanie saat melihat kedua adiknya kegirangan di beri hadiah masing masing sebuah mobil.
Stephanie sama sekali tak iri justru dirinya prihatin dengan sikap orang tuanya yang terlalu memanjakan Meymey dan Meylan.
Menurut Stephanie, harusnya orang tuanya bisa mengatur keuangan karena orang hidup tak selamanya ada di atas, roda itu berputar.
Lebih baik di tabung daripada di hambur hamburkan.
Stephanie hanya bisa menghela nafas panjang dan geleng geleng kepala saat melihatnya.
"Lihat tuh Meylan!pasti ka Phanie iri sama kita yang mendapat hadiah mobil dari papi, sementara ka Phanie tidak di beri hadiah apa- apa"cibir Meymey menatap sinis ke arah Stephanie.
"Kamu nggak usah iri sama kedua adikmu Phanie, karena memang mereka pantas mendapatkan hadiah mobil "ucap mami Cindy melirik sinis ke arah Stephanie."
"Mi!Phanie sama sekali ga iri sama Meymey maupun Meylan, justru Phanie prihatin sama mami dan papi "ucap Stephanie mendengus kesal.
"Apa maksud ucapanmu ini Phanie?!"hardik Papi Endrik mulai kesal.
"Maaf pi bukan Phanie menggurui papi, tapi seharusnya papi jangan terlalu menghambur hamburkan uang, lebih baik di tabung untuk hari tua mami dan papi "ucap Stephanie sekenanya.
"Itu sama saja kamu iri Phanie !"bentak Mami Cindy.
"Papi juga punya hadiah buatmu Phanie, kamu nggak usah iri sama adik adikmu "ucap papi Endrik ketus.
"Memangnya papi siapin hadiah apa buat Phanie?"tanya Mami Cindy mengernyitkan alis.
"Ya mi!papi sudah membuat sebuah keputusan yang matang untuk Phanie, yakni papi akan memindahkan kuliah Phanie di desa di dekat rumah grandma dan grandpa"ucap Papi Endrik.
"Kenapa pi, kok kuliah Phanie di pindah?"tanya Stephanie menyelidik.
"Kamu tidak pantas satu kampus dengan kedua adikmu, lagipula kamu sendiri yang tadi ajari papi biar irit, makanya papi mau pindahkan kamu di kampus dekat rumah grandma kan bayarnya murah kualitas pas buatmu "ucap Papi Endrik panjang lebar.
"Benar juga sih pi, mami juga setuju dengan keputusan papi "ucap Mami Cindy menyeringai licik.
"Ya sudah pi mi kalau itu menjadi keputusan kalian berdua, Phanie terima. Lagi pula Phanie juga bisa nemenin grandma dan grandpa "ucap Stephanie seraya mengembangkan senyum.
Inilah kelebihan dari Stephanie, tak pernah iri dengan apa yang di berikan orang tuanya pada adik kembarnya.
Stephanie juga tak pernah membantah keinginan orang tuanya, selagi menurutnya tidak merugikan baginya.
Stephanie juga bukan gadis yang cengeng yang sebentar sebentar nangis.
Dimanapun kuliahnya, bagi Stephanie tidaklah masalah yang penting Stephanie bisa terus belajar.
"Sekarang juga kamu bersiap -siap, beresin barang- barang yang kiranya mau kamu bawa ke rumah grandma dan grandpa "ucap Papi Endrik memerintah Stephanie.
"Baik pi!Phanie ke kamar dulu ya untuk menata barang yang akan Phanie bawa "ucap Phanie seraya melangkahkan kaki menuju ke kamar.
"Aku tahu pi mi!semua ini kalian lakukan karena aku tidak secantik kedua adikku, tapi aku akan buat kalian menyayangiku mengasihiku seperti yang kalian lakukan pada si kembar.
"Aku tidak menyalahkan apa yang kalian lakukan saat ini padaku justru aku akan membuat perubahan pada diriku, itu semua aku lakukan karena aku sangat menyayangi papi mami dan kedua adikku.
Aku yakin aku pasti mampu merubah tubuhku ini menjadi langsing, wajahku ini kelak akan mulus tak berjerawat lagi.
Demikian gerutuan Stephanie sembari menatap dirinya di cermin dan dengan sangat yakin ingin merubah hidupnya yang saat ini terlihat sangat jelek.
Stephanie selalu mengoreksi diri, tak pernah menyalahkan orang tua dan kedua adiknya.
Stephanie menyadari tak bisa mengontrol nafsu makannya yang sebentar- bentar makan hingga tubuhnya gembrot seperti sekarang ini.
"Phanie!buruan ayuk kita berangkat "panggil Papi Endrik.
"Baik pi, tunggu sebentar "jawab Stephanie seraya terburu buru keluar dari kamarnya seraya menenteng tas koper besar.
Phanie lekas masuk dalam mobil Papi Endrik di ikuti oleh papi dan maminya serta si kembar.
Mereka pergi dengan menggunakan dua mobil, karena satu mobil tidaklah muat karena gemuknya tubuh Stephanie.
Jarak rumah grandma dan grandpa lumayan jauh dari rumah papi Endrik.
Setelah menempuh perjalanan 3 jam ,barulah mereka sampai di desa grandma dan grandpa.
"Eehh cucu -cucuku yang cantik pada kemari, senengnya grandma "ucap grandma langsung memeluk tiga cucunya seraya bergantian.
Begitu pula yang di lakukan oleh grandpa tak beda dengan yang di lakukan oleh grandma.
Kedatangan keluarga Papi Endrik tak lepas dari sorotan para tetangga yang sangat heran melihat tiga anak Papi Endrik.
"Eh lihat tuh!yang dua cantik rupanya bagai pinang di belah dua, beda sama yang satunya seperti pinang di belah kapak "cibir tetangga A.
"Jangan -jangan Phanie itu cuma anak pungut, lihat saja dech nggak ada kemiripannya sama papi mami dan kedua adiknya "cibir tetangga B.
"Phanie jelek banget, sudah hitam gembrot mukanya penuh jerawat nggak rupa muka nyeremin iihh mana ada laki- laki yang mau jadi pacarnya "cibir tetangga C.
Semua cibiran di dengar oleh keluarga papi Endrik, terutama oleh Stephanie.
Namun Stephanie tidak melabrak para tetangga grandpa karena semua yang di ucapkan para tetangga tersebut tentang dirinya adalah fakta.
Stephanie merasa malu dengan dirinya sendiri hingga Stephanie masuk rumah grandpa terlebih dulu dari orang tua dan adik adiknya.
Grandma menyusul langkah Stephanie.
"Nak!kamu jangan ambil pusing omongan tetangga grandma, nggak usah di ambil hati ya sayang "ucap grandma menghibur Stephanie.
🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Tyara Lantobelo Simal
Lanjut Thor semangat
2022-02-01
1
♡Ñùř♡
Yg sabar phanie😢😢
next thor semangat ⚘
2022-02-01
1
Suhendi hendi
lanjuut up nya mamah
2022-02-01
1