"Kami ingin menitipkan Steve selama kami berada di luar negeri "sela Grace.
"Maksudnya begini grandma grandpa!Steve tetap akan tinggal di rumah Steve, tapi Steve akan sering main kemari"ucap Steve.
"Tinggal di sini juga boleh kok, banyak kamar kosong"ucap grandma terkekeh.
"Bukannya sebelumnya Steve sering kemari, cuma beberapa bulan ini ga pernah kemari kenapa cu??"tanya grandpa.
"Maaf ya grandpa grandma!karena beberapa bulan banyak tugas di kampus"ucap Steven seraya tersenyum.
Sementara Stephanie hanya diam menyimak percakapan keluarga Steven dan grandma grandpa.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sudah 1 jam berlalu keluarga Steven juga telah kembali ke rumahnya.
Kini Stephanie meneruskan kembali obrolannya yang sempat tertunda karena kedatangan keluarga Steven.
"Cu!biar kamu di bantu oleh Steve saja bagaimana?karena Steve banyak waktu luangnya "ucap grandpa memberikan suatu ide untuk Stephanie.
"Memangnya Steve mau grandpa?"tanya Stephanie ragu.
"Steve itu pemuda yang baik Phanie, dia tidak pernah memandang orang dari segi fisiknya "ucap grandpa meyakinkan Stephanie.
"Iya cu!kamu ga usah khawatir, Steve beda dengan orang orang yang selalu mrnghinamu karena kondisi fisikmu"ucap grandma seraya mengusap surai hitam Stephanie.
"Baiklah grandma grandpa!Phanie setuju akan saran kalian"ucap Stephanie.
"Ya sudah besok grandpa yang ngomong sama Steve untuk membantumu berkebun"ucap grandpa.
🗯🗯🗯🗯🗯🗯🗯🗯🗯
Pagi menjelang, kebetulan rumah Steven tak begitu jauh dari rumah grandpa.Hanya berjarak beberapa meter saja, sehingga grandpa cukup berjalan kaki ke rumah Steven.
"Loh!pagi pagi sekali grandpa kemari ada apa?"tanya Steve yang sedang asik jogging di depan rumah.
"Grandpa ingin minta tolong sama kamu Steve, kiranya kamu bersedia ga ya?"tanya grandpa seraya mengernyitkan alis.
"Grandpa ngomong saja, kalau Steve mampu pasti bantu kok"ucap Steve seraya tersenyum.
Grandpa menceritakan semuanya pada Steve tentang niat Stephanie berkebun.
Steve sangat antusias ingin membantu Stephanie, karena kebetulan dia sangat menyukai aktifitas bercocok tanam.
Setelah mendengar kesediaan Steve, grandpa sangat senang.Saat itu juga Steve ikut ke rumah grandpa untuk melihat lahan tanah yang akan di tanam sayur mayur.
Tak berapa lama kemudian, Steve dan grandpa telah sampai.Steve langsung memeriksa lahan samping rumah grandpa.
Kebetulan Stephanie sedang berada di lahan tersebut sedang duduk melamun menopang dagunya dengan ke dua tangannya.
"Dor!" Steven menepuk bahu Stephanie membuat Stephanie terlonjak kaget.
"Eehh pagi pagi kok sudah melamun, aku akan bantu kamu mengolah lahan ini menjadi sebuah kebun yang subur "ucap Steven antusias.
"Asikkk, sebelumnya terima kasih ya Steve atas kesediaannya untuk membantuku berkebun"ucap Stephanie seraya tersenyum riang.
Grandpa yang melihat senyum cucunya ikit merasakan senang.
"Ya Tuhan, semoga ini awal kebahagian Stephanie "gerutu grandpa dalam hati.
"Langkah awal, kita lakukan pengolahan tanah dulu "ucap Steve.
"Aku kira langsung saja kita tanami dengan bibit sayuran?"ucap Stephanie.
"Ya nggak lah!tanah yang akan di gunakan untuk menanam harus di olah terlebih dahulu agar subur dan kaya unsur hara "ucap Steven meyakinkan Stephanie.
"Yukk kita mulai mencangkul tanah ini, kebetulan lahan di sini bagus karena terkena sinar matahari langsung "ucap Steven.
Steven mencari keberadaan grandpa untuk meminjam cangkul guna mengolah tanah lahan di samping rumah tersebut.
"Ini pas banget cangkulnya ada dua, kita cangkul bareng bareng ya biar cepat selesai "ucap Steven.
"Waduhhh!aku nyangkul yang ada langsung lapar dong "gerutu Stephanie dalam hati.
"Ini sama saja olahraga loh, biar lemak dalam tubuhmu terbakar"ucap Steven.
Steven sudah tahu cerita hidup Stephanie dari grandpa, bahkan Steven merasa iba.
Stephanie yang mendengar perkakataan dari Steven menjadi tersipu malu.
Namun Stephanie melakukan apa yang saat ini Steven lakukan, yakni mencangkul tanah di lahan samping rumah.
Keringat bercucuran dari ke dua manusia ini karena lahan yang mereka cangkul tanahnya lumayan luas.
Setiap kali Stephanie berhenti dan merasa lelah, Steven selalu memberi dukungan dan semangat.
Hingga Stephanie melanjutkan mencangkulnya hingga tak terasa waktu pukul 10 pagi.
Grandma membawakan minum dan sarapan buat Stephanie dan Steven.
Namun saat Stephanie akan menambah porsi makannannya, di larang oleh Steven.
"Kalau mau langsing harus benar benar menjaga pola makan"ucap Steven mengambil tempat nasi dari tangan Stephanie.
"Tapi aku masih sangat lapar, bukannya kamu tahu sendiri tadi kita mencangkul lahan seluas ini?"ucap Stephanie murung.
"Jika kamu masih merasa lapar, alihkan rasa laparmu dengan minum air putih, malah lebih bagus buat tubuhmu "ucap Steven seraya tersenyum.
Stephanie hanya diam saja, wajahnya di tekuk.
"Hey girl!jangan sedih begini, kita istirahat sejenak setelah itu kamu ikut aku ya"ucap Steven.
"Ikut kemana?"tanya Stephanie penasaran.
"Kita akan membeli bibit tanaman yang cocok di tanam di lahan ini, kita beli bibit tanaman yang berkualitas "ucap Steven.
"Tapi nanti kita ke atm dulu ya Steve, karena aku sama sekali tak punya uang.Kemarin belum sempat aku ambil uang di atm "ucap Stephanie.
"Tak usah Phanie, biar bibit tanam beli pake uangku saja "ucap Steven.
Keduanya berangkat ke toko bibit tanaman dengan berjalan kaki.Itupun ide Steven supaya membakar lemak dalam tubuh Stephanie.
Stephanie merasakan hari ini penuh dengan siksaan, karena mencangkul lahan tanah yang begitu luas.
Dan berjalan kaki ke toko bibit tanaman yang jaraknya lumayan jauh.
Selagi berjalan berdampingan dengan Steven, lagi -lagi Stephanie mendapat cibiran dari teman kuliahnya yang tak sengaja melintas.
"Ehh gembrot cupu!ceritanya lagi program diet nech "ejek Mirna terkekeh.
"Hhhaa paling ntar habis jalan terus makan satu kuali"ejek Mira terkekeh.
Tiba tiba Mira dan Mirna yang sedang berboncengan motor, mendorong tubuh Stephanie hingga jatuh.
"Eh kalian apa apaan si?!"tegur Steven ketus
"Hay ganteng!ngapain pula kamu jalan sama cewe cupu gendut hitam jerawatan?mending sama kita saja"rayu Mirna seraya menghentikan laju motornya.
"Iya ganteng!kita cantik loh, apa kamu ga malu jalan kaki sama si buruk rupa ini, wajah saja serem seperti monster"ejek Mira melirik sinis pada Stephanie.
Tiba tiba Mirna menarik paksa kacamata yang di pakai Stephanie dan menginjak injaknya.
"Kalian apa apaan sih!mana kacamataku?!"cebik Stephanie seraya mengerjap ngerjapkan matanya.
Karena tanpa kacamatanya, penglihatan Stephanie kurang jelas.
"Kebangetan kalian!"bentak Steven seraya melotot pada Mira dan Mirna.
Namun Mira dan Mirna tak menghiraukan, Mirna melajukan lagi motornya.
Sementara Stephanie terus mencari kaca matanya, namun kaca matanya sudah tidak bisa di pakai lagi karena pecah.
"Ya Tuhan, kuatkan aku menghadapi hinaan orang seperti ini.Jadikan ini sebagai cambuk untukku benar benar bisa merubah takdir diriku "gerutu Stephanie dalam hati .
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Mohon dukungan like,vote,favorite..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
♡Ñùř♡
semangat phanie,aku suka stev🥰
next thor semangat
2022-02-05
1