Kebetulan Stephanie langsung mendapatkan tiket ke LA.
"Grandma, grandpa. Kebetulan penerbangan ke LA ntar jam 2 siang. Jadi Phanie akan berangkat sekarang juga "kata Stephanie.
Saat Stephanie sedang bercengkrama dengan grandma dan grandpa, datanglah Steven
"Shalom, grandma-grandpa " Steve memanggil-manggil di teras halaman.
"Masuk saja Steve, kami sedang berada di ruang tengah "teriak grandpa.
Steve langsung saja masuk ke dalam rumah menuju ke ruang tengah.
"Wah, senengnya lagi pada kumpul" kata Steven tersenyum renyah.
"Iya nech, kumpul untuk perpisahan. Karena sebentar lagi Phanie akan pergi jauh " kata grandma.
"Loh, memang Phanie mau kemana? terus bagaimana dengan perkebunannya?" Steven merasa sedih.
"Aku mau ke LA untuk berobat, perkebunan di handle grandpa "jawab Stephanie.
"Memang kamu sakit apa, Phanie? sampai harus berobat ke Luar Negeri?" tanya Steven seraya mengerutkan alis.
Belum juga Stephanie menjawab, grandma telah berkata terlebih dulu.
"Phanie mau ketemu temen grandma, karena ada suatu kepentingan. Grandma kan sudah tua, tidak berani pergi jarak jauh" sela grandma.
Steven hanya berhooh ria saat mendengar penjelasan dari grandma.
"Tapi nggak lama kan, Phanie?" tanya Steven.
"Entahlah, Steve. Tergantung urusannya lama apa nggak" jawab Stephanie sekenanya.
"Memangnya kenapa kalau Stephanie lama di LA, Steve?" grandpa merasa heran.
"Hee..nggak apa-apa kok, grandpa " Steven garuk-garuk kepala yang tak gatal.
Tak berapa lama kemudian, Stephanie berangkat ke bandara di antar oleh Steven, grandpa, dan grandma.
"Jaga diri baik-baik, jangan lupa sering kasih kabar" kata grandma memeluk erat Stephanie seraya mengusap punggungnya.
"Phanie, untuk apa sih kamu pake pergi jauh segala?" gerutu Steven dalam hati.
"Padahal aku sudah mulai jatuh cinta padamu, aku sama sekali tak memandang fisikmu, aku menilaimu dari hatimu" gerutu Steven dalam hati.
Steven murung setelah mengantar kepergian Stephanie, membust grandpa dan grandma bertanya-tanya.
"Steve, kamu kenapa lesu?" tiba-tiba grandma bertanya membuat kaget dirinya yang sedang asik melamunkan Stephanie.
"Nggak apa-apa kok grandma, cuma rada pusing saja" jawab Steven sekenanya.
🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯
Setelah menempuh perjalanan yang panjang, akhirnya sampailah Stephanie di LA.
"Hallo, apa benar kamu yang bernama Stephanie?" tiba-tiba seorang wanita cantik menyapanya.
"Iya, kok anda tahu?" Stephanie mengerutkan kening.
"Saya Dokter Marie, anak dari teman grandma "jawabnya seraya mengulurkan tangannya pada Stephanie.
"Saya sudah di beri tahu oleh grandma, kalau kamu akan kemari" katanya tersenyum ramah.
Stephanie mengulurkan tanganya, menerima jabatan tangan dari Dokter Marie.
"Kamu nggak usah khwatir, Phanie. Aku akan membantumu merubahmu menjadi perfect" katanya seraya mengacungkan ibu jari.
Stephanie mengikuti langkah kaki Dokter Marie menuju ke mobilnya.
"Kamu tinggal di rumahku saja ya, Phanie" usul Dokter Marie.
"Nggak enak, Dok" jawab Stephanie.
"Nggak enak sama siapa, di rumah cuma ada aku, suami, dan satu anakku seumuranmu" kata Dokter Marie.
Tak berapa lama kemudian, sampailah di rumah Dokter Marie. Suami Dokter Marie dan anaknya sangat ramah.
"Hy, Phanie. Namaku Azaa, ini papiku namanya Samuel " Azaa mengulurkan tangan yang di sambut oleh Stephanie.
Begitu pula Papi Samuel juga mengulurkan tangan pada Stephanie.
"Phanie, selama kamu menjalani pengobatan, tinggallah di sini saja bersama kami" kata Papi Samuel tersenyum.
"Iya, Phanie. Bisa buat teman aku, kita bisa jalan-jalan bareng" kata Azaa
"Memangnya kamu nggak malu, jalan denganku?" tanya Stephanie pada Azaa.
"Malu kenapa, kita sama makhluk ciptaan Tuhan "kata Azaa sumringah.
"Nggak usah minder, Phanie. Pada hakekatnya semua manusia sama "kata Papi Samuel.
Stephanie di perlakukan sangat baik oleh keluarga Dokter Marie. Tak ada yang membedakan. Semua menyambut Stephanine dengan ramah.
Hari berganti begitu cepatnya. Saat ini Stephanie telah mulai melakukan proses sedot lemak.
Dokter Marie dengan sangat sabar, menangani dan mengarahkan Stephanie.
Dokter Marie juga merubah wajah Stephanie yang buruk rupa penuh jerawat menjadi mulus tanpa noda.
"Phanie, proses sedot lemak yang kamu lakukan telah berhasil. Mulai sekarang kamu harus bisa jaga pola makanmu " kata Dokter Marie.
"Iya, Phanie. Sekarang tubuhmu telah ramping, semangat Phanie. Sebentar lagi tinggal wajahmu bakal cantik menawan" Azaa menyemangati Stephanie.
"Terima kasih, Dok. Berkat dokter, aku bisa jadi seperti sekarang ini" kata Stephanie seraya menatap tubuhnya sendiri.
💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖
Tak terasa sudah 6 bulan, Stephanie berada di LA. Apa yang di katakan grandma memang benar.
Dokter Marie benar-benar telah merubah Stephanie menjadi seorang gadis yang sangat cantik.
Bahkan kecantikan Stephanie mengalahkan Meymey dan Meylan.
"Dokter, Phanie pamit ya. Terima kasih untuk semua kebaikan dokter juga keluarga dokter "kata Stephanie seraya memeluk Dokter Marie.
"Phanie, kalau sudah sampai Indo, jangan lupa kasih kabar. Jangan pernah lupakan aku, ya " sela Azaa murung.
"Kami sudah menganggapmu seperti anak kami, jadi jangan sungkan sesekali berkomunikasi dengan kami" pesan Papi Samuel.
Semua melepas kepulangan Stephanie dengan sedih.
Sementara di Indo, grandma dan grandpa sangat senang mendengar kabar jika Stephanie sedang dalam perjalanan pulang.
Begitu pula dengan Steven, yang sampai detik ini masih menyimpan rasa cintanya untuk Stephanie.
"Sialan! kenapa Steve ngggak bisa sedikit saja membuka hatinya untukku!" Meymey ngamuk, semua barang di kamar di lempar.
Membuat orang tuanya dan Meylan, lekas menghampiri.
"Mey, apa-apaan sih kamu!" bentak Papi Endrik berkacak pinggang melihat kamar Meymey yang berantakan.
"Ini semua karena kak Phanie, Steve menolakku dengan alasan sudah ada wanita lain yang dia cintai!" jawab Meymey mendengus kesal.
"Memangnya Steve ngomong kalau suka Phanie?" tanya Mami Cindy.
"Iya, mi " Meymey tertunduk lesu.
"Bukannya Phanie menghilang entah kemana?" Mami Cindy bertanya lagi.
"Iya, mi. Tapi Steve akan selalu menunggu kepulangan kak Phanie! itu yang dia ucapkan padaku!" Meymey terus saja mengamuk.
"Sudah Mey, hentikan tingkahmu yang seperti anak kecil!" Papi Endrik geram melotot pada Meymey.
"Pi, kok malah Meymey yang di salahin! harusnya papi salahin si buruk rupa yang selalu membuat onar " Meymey mendengus kesal menarik selimut menutupi tubuhnya.
"Bagaimana papi mau beri pelajaran pada Phanie, sedangkan saat ini nggak tahu dimana keberadaannya" Papi Endrik melangkah keluar dari kamar Meymey.
Begitu pula dengan Mami Cindy dan Meylan. Sementara Meymey terus saja marah, karena merasa terhina.
Steven lebih memilih Stephanie dari pada dirinya.
"Apa sih, yang di lihat oleh Steve dalam diri kak Phanie! padahal nggak ada satu kelebihan pun, sedang aku memiliki segalanya" gerutu Meymey memukul-mukul kasur.
"Ini tidak wajar, paling kak Phanie telah guna-guna Steve " gerutunya kembali.
Semakin lama marah, hingga akhirnya Meymey tertidur.
🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙉🙉🙉🙈🙈🙈🙈🙈🙈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
gak jelas😑
masalah nya lu gak punya otak gak punya perasaan ,kakak kandung sendiri lu fitnah sampe di DO ,bego
2022-05-09
0
Lee
nyicil dlu kak..
udah dfavorit..
lanjut nanti y
2022-03-07
0
♡Ñùř♡
wah akhirnya phanie udah berhasil berubah
pasti mereka pada iri tu nnti nya
next thor semangat
2022-02-13
1