Hari ke dua Stephanie di kampus barunya tetap saja sama seperti hari pertama, tidak ada satupun yang mau menjadi sahabat baiknya.
Stephanie selalu berusaha bersikap baik dengan semua teman barunya, bahkan selalu membantu kesusahan teman teman yang tak bisa mengerjakan materi materi kuliahnya.
Tapi teman temannya tak pernah berterima kasih malah setiap kali mencibir fisik Stephanie.
"Phanie!kamu di pindahkan kemari oleh orang tuamu karena kondisimu seperti ini?sehari kamu makan berapa kali sampai badanmu seperti kerbau?"cibir Mira sinis.
"Eh Phan!itu muka apa penggorengan wajan bisa seperti itu?"cibir Mirna ketus.
"Terserah kalian mau hina aku seperti apa aku tidak akan marah kok, ya memang seperti ini adanya diriku "ucap Stephanie santai.
"Hinaan kalian ini akan aku jadikan penyemangatku untuk aku lebih fokus dan tekun merubah tubuhku menjadi langsing "gerutu Stephanie dalam hati.
Tiba tiba ponsel Stephanie berdering yakni panggilan telfon dari pacarnya yakni Erik.
📱 "Maaf Phanie, aku ingin ngomong sesuatu denganmu "ucap Erik di balik telfon.
📱 "Aku tahu apa yang ingin kamu omongin, kalau kamu ini kangen kan sama aku karena sudah dua hari aku ga masuk kuliah?"ucap Stephanie dengan percaya dirinya.
📱 "Kamu salah paham, aku sudah tahu kalau kamu di pindahkan kuliahnya di kampus tak bermutu yang berada di desa grandpa dan grandma kan?"cibir Erik.
📱 "Aku telfon kamu karena aku ingin kita putus, jujur saja selama ini aku tak pernah mencintaimu apa lagi dengan bentuk tubuh dan wajahmu yang begitu buruk "ucap Erik."
📱 "Lantas untuk apa kamu berpacaran denganku?"tanya Stephanie.
📱 "Apa kamu masih belum sadar juga Phanie, selama ini aku cuma memperalatmu demi kesenanganku karena setiap aku minta uang seberapa pun itu, selalu kamu turuti "ucap Erik.
Setelah mengatakan hal itu, tiba tiba Erik mematikan panggilan telfonnya pada Stephanie.
Stephanie masih belum percaya dengan ucapan Erik, hingga Stephanie mencoba mendial balik nomor ponsel Erik.
"Ya!bukannya di angkat malah nomor ponselku di blokir"gerutu Stephanie sempat di dengar Mirna dan Mira.
"Hhhhaa mana mungkin ada yang mau sama gadis buruk rupa sepertimu Phanie"cibir Mirna terkekeh.
"Percaya diri banget si jadi orang, aku aja yang sama sama cewe mau muntah lihat kamu!apa lagi para cowo "cibir Mira terkekeh.
Stephanie tak memperdulikan ocehan mereka, Stephanie memilih untuk pergi dari hadapan Mira dan Mirna.
Hari berjalan begitu cepat tak terasa sudah 1 bulan Stephanie berada di rumah kakek neneknya.
Sudah 1 bulan juga Stephanie jalani hidup sehat dengan dietnya, namun belum ada perubahan pada dirinya.
"Kenapa tubuhmu masih gembrot ya?padahal aku sudah hidup sehat, olahraga teratur, juga makanpun aku kurangi tapi kenapa tak ada sedikitpun perubahan dalam diriku, masih tetap sama"ucap Stephanie seraya memandang tubuhnya di cermin.
Mulai rasa putus asa mendera dan ingin menghentikan program dietnya yang telah di jalani selama 1 bulan ini.
Selagi asik melamun, tiba- tiba ponselnya berdering yakni dari Papi Endrik.
Stephanie segera mengangkat telfon Papi Endrik.
📱 "Hallo pi, ada apa ya?"tanyanya.
📱 "Phanie!papi minta maaf ya, mungkin papi sudah ga bisa lagi biayai kuliahmu karena Meymey dan Meylan juga lagi banyak butuh dana, mending kamu berhenti saja dari kuliah dan kamu carilah pekerjaan untuk menghidupi dirimu sendiri "ucap Papi Endrik.
📱 "Pi!Phanie ikhlas kalau terpaksa Phanie berhenti kuliah, tapi kenapa papi ingin lepas tangan dan lepas tanggung jawab sebagai orang tua terhadap Phanie dan menyuruh Phanie cari kerja?"tanya Stephanie heran.
📱 "Bagaimanapun Phanie ini anak papi juga, tapi kenapa Phanie tak pernah mendapatkan hak yang sama seperti yang papi berikan pada Meymey dan Meylan?"cebik Stephanie.
Papi Endrik tak menjawab ucapan Phanie tapi malah menutup panggilan telfonnya.
Sementara di rumah Papi Endrik, Mami Cindy mempunyai usul untuk suaminya.
"Pi !lebih baik kita pindah rumah saja supaya Stephanie tidak bisa menjangkau kita "ucap Mami Cindy memberi ide.
"Iya pi !pindah saja yuk pi, lagian adanya kak Phanie malah memperburuk suasana kita kan pi "bujuk Meymey.
"Iya pi !benar apa yang di katakan Meymey, kalau ka Phanie masih bersama kita, pasti reputasi kita ikut buruk "bujuk Meylan.
"Iya pi!papi kan seorang pengusaha ternama dan terkenal, apa jadinya jika semua rekan bisnis papi tahu kalau papi punya anak gadis yang buruk rupa "bujuk Mami Cindy.
Sejenak Papi Endrik terdiam karena sedang merenung dengan semua ucapan dari Mami Cindy, Meymey dan Meylan.
Akhirnya Papi Endrik menyetujuinya dan hari itu juga mereka lekas berkemas -kemas untuk mengurus kepindahan.
Karena Papi Endrik adalah orang yang sangat kaya, sehingga tidak sulit untuk dirinya mencari rumah.
Di setiap kota maupun desa pasti Papi Endrik telah memiliki rumah mewah, karena untuk tempat persinggahan di kala dirinya dan keluarga belibur di kota atau desa tersebut.
"Kita nggak usah pindah jauh- jauh ya, mending ke desa sebelah kan papih punya satu rumah, biar Meymey dan Meylan kuliahnya ga terlalu jauh"ucap papi Endrik.
"Nggak pindah ke luar kota saja pi?"tanya Mami Cindy mengusulkan.
"Nggak mi terlalu ribet, lagi pula nanti kasihan Meymey sama Meylan ngampusnya terlalu jauh, lagi pula rumah kita yang di desa sebelah kan Stephanie ga pernah tahu mi"ucap Papi Endri.
"Ya sudah!terserah papi saja yang penting kita terlepas dari Stephanie karena mami sering kali mendapat cibiran dan nyinyiran dari teman- teman dan para tetangga kita pi"ucap Mami Cindy.
Saat itu juga mereka melajukan mobilnya ke desa sebelah dimana Papi Endrik dan keluarganya akan tinggal.
Lain halnya dengan Stephanie yang sedang merenung sendiri di kamar seraya menatap dirinya di cermin.
"Aku di putusin begitu saja oleh Erik hanya karena parasku dan postur tubuhku, aku nggak menyangka Erik selama ini tak mencintaiku hanya mencintai uangku .
"Papi Endrik juga sudah tidak mau mengurusi hidupku lagi, padahal bagaimanapun rupaku tapi aku kan masih tanggung jawab orang tuaku, tapi kini papih sudah nggak peduli lagi padaku .
"Berarti mulai sekarang aku harus bekerja demi bisa menghidupi diriku sendiri, karena aku tak ingin merepotkan grandpa dan grandma yang sudah tidak muda lagi.
Demikian gerutuan Stephanie di dalam kamarnya.Stephanie anak kuat tidak mudah menitikkan air mata.
Penolakan demi penolakan Stephanie alami namun dirinya tidak lekas putus asa.
Dirinya tidak ingin menyerah sebelum mencoba.Stephanie berdoa ,seraya sesekali menyanyikan lagu pujian yang menjadi motivasi dirinya bertahan dari bulian dan gunjingan semua orang.
Ku tak akan menyerah pada apapun juga
Sebelum ku coba semua yang ku bisa
Tapi ku percaya terhadap kehendakNya
Hatiku percaya Tuhan punya rencana
💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Vigiani Nurike
cerita bagus thor🤩 ttp smngt ya🤗
2022-02-10
1
♡Ñùř♡
ya ampun phanie,kasihan banget kmu😭😭😭
keluarga gak ada akhlak,klau udh bangkrut tau rasa😡
semangat phanie,semua akn indah pada waktunya
next thor semangat
2022-02-02
2