Satu bulan sudah Stephanie telah kembali di rumah grandpa dan grandma. Namun grandpa dan grandma merahasiakannya dari semua orang.
"Phanie, grandma dan grandpa sengaja merahasiakan jati dirimu demi keamananmu" kata grandpa.
"Ya, Phanie. Kami tidak ingin kamu terus mendapatkan perlakuan tidak baik dari keluargamu juga orang lain" kata grandma.
"Tapi kan Phanie saat ini sudah berubah, kenapa masih harus di rahasiakan? untuk apa perubahan ini Phanie lakukan, jika masih di sembunyikan" Stephanie merasa bingung.
"Belum waktunya kamu membuka jati dirimu, Phanie. Makanya kami meminta tolong teman kami, untuk membuatkan identitas palsu untukmu. Kelak kamu pasti mengerti apa maksud kami melakukan semua ini" kata grandpa.
"Baiklah, Phanie akan menuruti kemauan grandma dan grandpa. Berarti Phanie harus menjelma menjadi orang lain?" Stephanie menuruti kemauan grandpa dan grandma karena tidak ingin membuat mereka bersedih.
"Phanie, ini kartu identitasmu yang baru. Mulai sekarang namamu Fani bukan Phanie" kata grandma seraya memberikan kartu identitas baru.
"Baiklah grandma, grandpa. Phanie lakukan ini demi kalian berdua" kata Stephanie.
Sejak saat itu, Stephanie mengaku dirinya adalah Fani. Entah maksud apa grandma dan grandpa melakukan semua itu.
"Fani, aku baru tahu kalau grandma dan grandpa pernah mengangkat cucu " kata Steven.
"Iya, Steve. Kejadiannya sudah lama sekali, saat aku terpisah dari orang tuaku. Setelah aku bertemu orang tuaku, aku kembali pada orang tuaku. Namun saat ini orang tuaku telah meninggal dunia, hingga aku kemari. Karena hanya grandma dan grandpa yang Fani punya "kata Stephanie berbohong.
"Sabar ya Fanie. Namamu mengingatkanku pada seorang gadis "tiba-tiba Steven berucap.
"Masa sih, pasti gadis itu sangat spesial di hatimu ya, Steve?" Fanie bertanya penasaran.
"Ya begitulah, tapi sayangnya dia pergi sampai sekarang belum kembali. Di saat aku mulai jatuh cinta padanya dan belum sempat menyatakan isi hatiku padanya" Steven menghela napas panjang mengingat Stephanie.
Stephanie belum sadar, jika yang sedang di bicarakan oleh Steven adalah dirinya. Karena selama ini Stephanie juga belum mempunyai rasa apapun pada Steven.
"Kalau boleh tahu, siapa nama wanita itu?tinggal dimana Steve?" tanya Fanie penasaran.
"Namanya Stephanie, cucu kesayangan grandma dan grandpa. Aku sedang menunggu kepulangannya, tapi malah nggak pulang-pulang " jawab Steven tertunduk lesu.
"Hah, jadi selama ini Steve suka sama aku? pikirku dia baik sama aku cuma karena rasa iba saja" gerutu Fanie di dalam hati.
"Bukannya Stephanie cucu grandma itu wajahnya jelek dan sangat menyeramkan? aku sih tahu dari grandma dan grandpa, mereka pernah bercerita" kata Stephanie.
"Jujur, sebenarnya aku sama sekali nggak mempermasalahkan wajah Stephanie. Tapi yang aku lihat hatinya. Bagiku Phanie gadis yang sangat baik, sangat sempurna untukku" Steven dengan tanpa ragu sedikitpun berkata jujur pada Fanie.
"Ya Tuhan, aku tidak menyangka jika selama ini Steve mencintaiku. Tapi kalau aku terima cintanya, pasti Meymey lebih membenciku" gumamnya dalam hati.
"Aku harus bagaimana ya Tuhan, tapi aku juga tak ingin mengecewakan grandma dan grandpa. Aku ingin membahagiakan mereka. Walaupun harus dengan seperti ini, menjadi pribadi orang lain " gerutu Stephanie dalam hati.
"Kamu kenapa diam saja Fanie?" pertanyaan Steve mengagetkan lamunan Stephanie.
"Nggak apa-apa kok, Steve. Aku cuma iri saja dengan Stephanie, yang sangat beruntung mendapatkan cinta darimu" Stephanie tidak menyadari apa yang telah di ucapkannya.
"Kok iri, harusnya kamu bangga. Kamu cantik sempurna, bahkan kamu gampang jika ingin mendapatkan kekasih" Steven terkekeh.
"Berbeda dengan Stephanie, dia selalu di hujat di buly di cemooh oleh semua orang. Bahkan oleh keluarganya sendiri " Steven menghela napas panjang.
"Hanya grandpa dan grandma yang selalu mengasihi Stephanie" kembali lagi Steven berkata.
Stephanie terdiam untuk mendengar segala yang di ucapkan oleh Steven.
Sementara saat ini Papi Endrik sedang penasaran tentang dimana keberadaan Stephanie. Bukan karena kangen, tapi ingin memberi pelajaran pada Stephanie.
Karena sejak Meymey mendapat penolakan cintanya dari Steven, setiap hari di rumah tidak ada keceriaan. Hanya keributan yang selalu Meymey buat.
"Kemana hilangnya si gendut cupu itu? padahal aku sudah ingin sekali memberinya pelajaran. Atas apa yang telah dia lakukan pada Meymey" gerutu Papi Endrik.
"Lebih baik aku ke rumah daddy dan mommy, siapa tahu saat ini Stephanie telah kembali dari tempat persembunyiannya" gerutunya seraya melangkah ke garasi mobil.
"Papi, mau kemana kok buru-buru?" Meymey dan Meylan berlari kecil menghampiri Papi Endrik.
Sejenak Papi Endrik menghentikan langkahnya dan menoleh " Mau ke rumah grandma, apa kalian mau ikut?"
"Boleh pi, kami juga ingin bertemu kak Phanie. Bukan kami kangen, tapi kami ingin tahu saja apa yang tengah kak Phanie lakukan saaat ini tanpa papi dan mami memberi jatah padanya" kata Meylan.
Meymey dan Meylan turut serta dengan Papi Endrik ke rumah grandma dan grandpa.
Hanya beberapa menit saja, sampailah Papi Endrik di rumah grandpa.
"Loh, itu ada cewe cantik sekali. Siapa dia?" gerutu Meymey saat turun dari mobil melihat Stephanie sedang menyapu halaman.
Stephanie menghentikan aktifitasnya saat melihat mobil Papi Endrik.
"Papi, Meymey, Meylan, aku sangat merindukan kalian semua. Ingin aku jujur kalau ini adalah aku. Tapi kata grandma dan grandpa belum saatnya" gerutu Stephanie seraya terus saja menatap ke arah mobil Papi Endrik.
"Hay, kamu siapa? kok ada di rumah grandma dan grandpa?" tiba-tiba Meymey bertanya pada Stephanie.
"Aku Fanie, cucu angkat grandma dan grandpa. Dulu saat aku hilang pernah di temukan oleh mereka, dan aku sempat di pertemukam dengan orang tuaku. Tapi kini orang tuaku telah meninggal, jadi aku kemari . Karena aku hidup sebatang kara nggak punya siapa-siapa" jawab Stephanie panjang lebar.
"Ohh, kamu kok bisa secantik dan semulus serta ramping begini apa kuncinya?" tanya Meylan seraya menatap kagum dari ujung kaki hingga ujung rambut Stephanie.
"Tidak ada kuncinya, karena sudah dari lahir kondisi saya seperti ini" Stephanie menjawab sekenanya.
"Oh iya, grandma sama grandpa dimana?" Papi Endrik bertanya.
"Sebentar, saya panggilkan dulu" Stephanie meletakkan sapunya, lekas masuk rumah memanggil grandpa dan grandma.
"Grandma, grandpa, ada Papi Endrik bersama Meymey dan Meylan" Stephanie memberitahu.
Tak berapa lama, grandma dan grandpa menemui Papi Endrik. Belum juga mereka bertanya tentang tujuan kedatangan Papi Endrik.
Namun Papi Endrik telah berkata terlebih dulu.
"Dad, mom, mana Stephanie. Tolong suruh dia keluar" perintah Papi Endrik pada orang tuanya.
"Untuk apa kamu mencarinya, sedangkan dia sudah lama pergi dari rumah ini. Bahkan kami sama sekali tidak tahu dimana rimbanya " sindir grandpa.
Mohon dukungan like, vote, favorit..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Saipul Amin
lanjutt kak yg smgt 💪
2022-02-16
1
Nonny
di kampung kok sinyal susah hhhaadehhh🤭🤭😩😩😩
2022-02-16
0
♡Ñùř♡
pdhl yg sedang kmu ajk bicara adlh org yg kmu suka steven,semoga steven cepat tau dan mereka bisa jadian🤲🤭
next thor semangat
2022-02-16
1