"Bukankah kita sudah pernah berciuman? Aku pikir kau harus memotong bibirmu dan tanganmu karena semuanya sudah pernah ku sentuh, bagaimana?" Patricia tersenyum sembari mendorong tubuhnya ke depan hingga jarak wajahnya dan wajah hanya tersisa beberapa mili saja.
Melihat wajah mungil yang indah di depannya, tiba-tiba saja kemarahan dalam hati lebih langsung menghilang digantikan dengan perasaan ingin menyentuh wajah itu.
"Bagaimana? Haruskah ku ingat kan lagi bagaimana kita telah berciuman?" Suara Patricia terdengar sangat merdu seperti seorang perempuan yang sedang menggoda suaminya untuk berciuman.
Hembusan nafas Patricia yang menyentuh kulit Lewi dan terhirup oleh hidung Lewi membuat pria itu semakin merasa gila, ia segera mengulurkan tangannya ke belakang leher Patricia dan menarik perempuan itu ke arahnya.
Dengan segera, empat bibir mereka bertemu.
Patricia segera melototkan matanya, ia tidak menduga pria itu baru saja mengatakan nya sebagai perempuan yang kotor lalu kemudian,,, pria itu kembali menciumnya!
Patricia berusaha melepaskan diri tetapi lebih masih menahan nya dan pria itu dengan gilanya mencium bibir Patricia hingga menenggelamkan lidahnya dalam rongga mulut Patricia.
"Mm,, mm,, mm,,,.....!!!" Patricia berusaha melepaskan diri, tetapi lama-kelamaan dia akhirnya terbuai oleh ciuman Lewi dan mulai membalas pria itu.
Mendapat lampu hijau dari Patricia, Lewi tiba-tiba merasa sangat senang dan dia kemudian mengulurkan tangannya yang berada di belakang kepala Patricia ke pinggang Patricia lalu menarik perempuan itu ke pangkuannya.
Seperti tersihir, Patricia tidak merontah, dia malah mengulurkan tangannya dan memeluk leher Lewi sembari membalas ciuman pria itu.
Berciuman cukup lama, mereka baru menghentikan ciumannya ketika keduanya sudah kehabisan nafas.
"Bagaimana? Kau suka?" Suara Lewi terdengar begitu menggoda.
Patricia menatap pria didepannya dengan bingung, jantungnya berdegup kencang dan dia sama sekali tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lakukan.
Tapi sebelum itu dia lebih tidak percaya lagi dengan apa yang terjadi pada pria di depannya.
Pria itu terus menghinanya tapi juga suka menggoda dan menciumnya, lebih lagi, pria itu baru saja mengatakan kata-kata yang,,,...
"Kau,, apa kau menyukaiku?" Tiba-tiba tanya Patricia sembari menyipitkan matanya menatap Lewi.
Lewi tersenyum, ia kembali memegang dagu Patricia dan mendekatkan wajahnya ke arah perempuan itu "Kau adalah istriku, mengapa aku tidak menyukaimu?" Katanya.
"Kalau begitu, mengapa kau terus menghinaku dan bahkan Kau sangat marah ketika aku menyentuh barang barangmu?" Lagi tanya Patricia.
"He," Lewi menunjukkan senyum penghinaannya "Jadi kau benar-benar percaya dengan apa yang barusan kukatakan?! Dengar ya perempuan rendahan yang menikah dua kali dan hobi memanjat ranjang, jangan berpikir aku bisa menyukaimu!
"Bahkan jika hanya tersisa tikus betina dan kau di dunia ini, maka tikus itu masih jauh lebih baik untuk menemaniku dari pada kau yang terlalu menjijikkan!" Lewi segera memundurkan kursi rodanya dan mendorong Patricia dari kursi rodanya hingga perempuan itu tersungkur di lantai.
"Segera keluarkan pakaianmu dari lemariku selama aku masih berbaik hati memberi kesempatan melakukannya sendiri!" Kata Lewi sembari menunjukkan kemarahan dan penghinaan nya pada perempuan yang tersungkur di lantai.
Patricia yang mendengar kata-kata pria itu, dia mengatakan giginya dan berusaha untuk bangun mengabaikan kakinya yang terluka karena terbentur pada sudut lemari.
"Pria tidak tahu malu, kau benar-benar akan kualat pada istrimu!" Geram Patricia segera mengumpulkan kembali pakaiannya dalam lemari lalu memasukkannya ke dalam tas besar miliknya.
"Singkirkan juga tas itu dari kamarku!" Perintah Lewi lalu pria itu segera keluar dari kamar.
Patricia memegangi tas miliknya, ke mana dia harus meletakkan tas itu? Patricia teringat akan kamar di lantai bawah jadi dia segera turun ke sana dan berniat menggunakan kamar itu, tapi begitu berusaha membuka pintunya ternyata kamar itu telah dikunci.
"Keluarga ini benar-benar tidak berperasaan," kata Patricia sembari menahan air matanya yang hendak tumpah di pipinya.
Akhirnya Patricia yang tidak memiliki pilihan lain hanya bisa kembali ke kamar Lewi dan meletakkan tas miliknya di samping pintu kamar.
Ia mengambil beberapa potong bajunya lalu kembali ke dalam kamar dan membersihkan dirinya.
Setelah selesai Patricia segera naik ke tempat tidur dan memejamkan matanya.
Tapi karena dia sudah tidur seharian dia merasa tidak mengantuk lagi Jadi dia terus terjaga sampai ketika Lewi memasuki kamar.
Patricia berpura-pura memejamkan matanya dan mengatur nafasnya supaya tetap teratur.
'Dia bisa tidur setelah apa yang kukatakan padanya?' Lewi menjalankan kursi rodanya dengan sangat pelan supaya tidak membuat suara.
Ia mengambil kotak P3K dan berjalan menghampiri Patricia, perlahan dia membuka selimut Patricia dan melihat kaki Patricia yang terluka.
'Apa yang dilakukannya?' Patricia mengepalkan tangannya namun berusaha tetap merilekskan kakinya supaya pria itu tidak curiga bahwa dia hanya berpura-pura tidur.
Setelah beberapa saat Patricia merasakan sesuatu yang dingin dan lembut menyentuh lukanya yang sedari tadi terasa sakit.
Lewi dengan terampil mengobati luka itu lalu kembali menyimpan kotak P3K nya dan berlalu ke kamar mandi.
Begitu pintu kamar mandi terdengar ditutup, Patricia langsung bangun dan membuka selimutnya. Dilihatnya lukanya sudah diberi obat dan sekarang terasa sangat sejuk.
Tanpa sadar air matanya menetes dan dia baru ingat ketika dia mencuci muka kemarin dan merasakan sesuatu yang lengket di matanya. Ternyata....
Patricia menangis sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya supaya dia tidak membuat suara.
Malam itu Patricia terus memikirkan perilaku Lewi hingga pagi menjelang.
'Aku harus bangun dan menyiapkan sarapan untuknya.' Patricia bergumam ketika membuka matanya dan melihat pria didepannya masih tertidur dengan pulas.
Segera Patricia turun ke dapur dan melihat para pelayan sedang sibuk membuat sarapan.
Pelayan 1 "Apa yang dilakukan perempuan tidak berguna Itu di sini?"
Pelayan 2 "Mungkin saja dia datang untuk menghabiskan makanan keluarga Azura. Orang miskin seperti dia kan memang sudah seharusnya begitu, hanya tahu mengambil tanpa tahu memberi."
Patricia mengabaikannya lalu dia berjalan ke arah kulkas dan membuka kulkas mendapatkan beberapa bahan makanan.
Patricia mengabaikan para pelayan yang terus bergosip disampingnya lalu dia segera memasak nasi goreng untuk Lewi.
'Pria itu memang selalu memperlakukanku dengan buruk dan terus mengataiku, tapi aku tahu dia sebenarnya melakukan itu karena tidak terima dengan perjodohan kami. Dia gengsi karena harus menikah oleh karena pejodohan.' Patricia tersenyum sembari memikirkan kejadian semalam.
Lewi melakukan semua itu hanya untuk menunjukkan bahwa dia bukanlah pria cacat yang mudah di tindas.
Setelah bekutat selama 30 menit, akhirnya nasi goreng spesial buatannya telah jadi, dia menatanya di atas piring dan meletakkannya di atas meja untuk membuat minuman.
Prank...!
Suara pecahan keramik segera membuat Patricia berbalik dan melihat nasi gorengnya telah berhamburan di lantai.
Pelayan 1 "Astaga, tanganku benar-benar tidak hati-hati."
Patricia melihat pelayan yang baru saja berbicara, meski dia berkata bahwa dia tidak berhati-hati, tapi wajahnya malah menunjukkan sebuah senyum mengejek.
"Kau..!" Patricia menggertakkan giginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Epifania R
pelayan kurang ajar
2022-04-26
1
Indah Fajar Surya
pelayan koq sok majikan
2022-03-18
2
Lovesekebon
Hm ..🤔
2022-03-02
0