Sembari menunggu, Lewi terus menatap ke pintu kamar mandi sampai orang di dalam kamar mandi memutar handle pintu barulah Lewi memalingkan mukanya.
"Ahhh segarnya,,," suara Patricia begitu bersemangat saat perempuan itu langsung berlari ke tempat tidur dan melompat ke tempat tidur.
Patricia membungkus tubuhnya dengan selimut sembari berbaring membelakangi Lewi.
"Cih! Benar-benar perempuan pemanjat ranjang!" Suara Lewi mencibir Patricia.
Mendengar cibiran Lewi, Patricia kemudian berbalik menghadap Lewi dan menatap pria yang sedang menatapnya.
"Hei suami, kita sudah menikah, Bukankah tidak sopan kalau kau mengataiku sebagai perempuan pemanjat ranjang padahal aku hanya naik ke ranjangmu?" Patricia berkata dengan nada datar. Tidak ada kemarahan di sana, bahkan kebencian pun tidak ada.
Hal itu membuat Lewi merasa sangat aneh dan menata Patricia dengan tajam "Aku tidak menginginkan pernikahan ini, dan jangan berharap kau bisa mengambil sepeserpun keuntungan dari ku!" Kata Lewi.
"Cih,, aku juga tidak menginginkan pernikahan ini! Aku hanya tidak sadarkan selama beberapa hari dan tiba-tiba saja aku sudah menikah dengan seorang pria cacat yang,,, ahh seharusnya aku tidak pernah menghina suamiku. Sudahlah,, aku mau tidur." Patricia memperbaiki selimutnya dan memejamkan matanya tanpa berbalik membelakangi Lewi.
"Tolong matikan lampunya." Lagi kata Patricia.
'Perempuan ini...!' Lewi menggertakkan giginya.
Tentu saja dia tidak menuruti keinginan Patricia, jadi setelah beberapa saat Patricia kembali bangun dan menatap pria disampingnya ternyata kembali membaca buku.
"Apakah kau ingin membaca buku sampai pagi? Ini sudah tengah malam, seharusnya ini sudah waktunya untuk tidur bukan membaca buku!" Kata Patricia dengan kesal.
"Ya, lalu seseorang juga tidur sepanjang hari sepanjang malam, tidak menghasilkan apapun tapi menghabiskan banyak makanan!" Lewi berkata dengan acuh tak acuh.
"Kau..! Dasar suami kurang pengertian..!" Geram Patricia kembali berbaring.
"Hm, dan aku terpaksa menikahi seorang istri yang sudah menikah dua kali, naik ke tempat tidur pria untuk mendapatkan keuntungan dan sekarang mencoba berselingkuh dari suaminya dengan mendekati adik iparnya! Bagus sekali nasibku!" Kekeh Lewi.
"Apa katamu?!" Patricia tidak marah jika pria itu terus menghinanya sebagai perempuan yang menikah dua kali karena itu memang benar, tapi dua tuduhan yang lain, telinga Patricia sudah semakin sakit setiap kali pria itu mengatakannya!
Melihat Patricia sudah marah, Lewi tersenyum mencibir "Apakah aku salah? Tadi siang kau keluar dengan pria itu, entah kejijikan apa yang sudah kalian lakukan bersama, oh,, atau kau kurang puas memeluk satu paha gemuk makanya kau mencari paha cadangan?!"
"Kau..! Aku bisa terima kalau kau mengatakan aku adalah perempuan yang menikah dua kali karena itu memang benar, tapi dengan tuduhanmu yang lain-lain itu, semua itu adalah tuduhan palsu yang tidak memiliki bukti!" Patricia berteriak marah "Apa kau senang kalau aku juga mendudukan padamu sesuatu yang tidak memiliki bukti??!"
"Oh, tidak memiliki bukti? Kalau begitu untuk apa kau masuk ke dalam keluarga Azura? Itu semua karena kau sudah ditendang dari keluarga Siloam jadi kau mengajukan diri menjadi istriku, dan sekarang setelah kau masuk ke dalam keluarga Azura kau berharap bisa memikat seluruh laki-laki di keluarga Azura supaya kau bisa menguasai keluarga ini dan mendapat lebih banyak keuntungan bukan?!" Suara menghina dari Lewi tak kala menghina dari tatapan pria itu yang sangat merendahkan Patricia.
Hal itu membuat nafas Patricia menjadi tersengal dan matanya memerah marah pada pria di depannya.
"Baiklah, semua itu benar! Jadi mulai sekarang, aku akan tetap berada di keluarga Azura, suatu saat nanti aku akan menguasai keluarga Azura dan menendang pria cacat dari rumah ini!" Patricia berbicara penuh kemarahan lalu kembali menenggelamkan tubuhnya di dalam selimut.
Lewi memperhatikannya, setelah beberapa waktu perempuan itu bersikap tenang, selimut itu mulai gemetaran, dan sedikit suara isakan bisa didengar oleh Lewi.
"Ck,, Kau pikir aku akan mempercayaimu dengan aktingmu berpura-pura menangis dalam selimut?! Dasar pelakon!" Geram Lewi kembali membaca bukunya meski dia tidak bisa fokus karena suara isakan Patricia.
Setelah beberapa lama, suara Patricia sudah tidak terdengar lagi dan getaran yang dihasilkan Patricia juga sudah menghilang, perempuan itu sudah tertidur.
"Dasar bodoh!" Geram Lewi menarik kursi rodanya lalu pria itu segera turun dari tempat tidur dan membuka lemari.
Ia mengambil salep lalu mendekati Patricia, membuka selimut perempuan itu dan melihat mata bengkak Patricia.
'Dia pikir menangis itu bagus untuk kesehatan?' Lewi menghela nafas dengan kasar lalu dia mengoleskan salep ke mata perempuan itu sebelum memperbaiki selimut Patricia lalu meninggalkan perempuan itu.
"Tuan," Jun akhirnya menemui Lewi.
"Ke ruang kerja." Kata Lewi dengan suara beratnya lalu Jun segera mendorong pria itu menuju ruang kerja Lewi.
"Ada apa Tuan?" Jun bertanya sembari menenangkan hatinya yang sedang kesal, dia sudah terlelap dalam tidurnya dan harus mendengar nada dering menyebalkan yang ia atur untuk panggilan dari Lewi.
"Jelaskan dengan rinci, apa yang dilakukan perempuan itu tadi siang? Terutama ketika perempuan itu bersama dengan pria itu!" Kata Lewi.
"Maksud Tuan, Nyonya Patricia dengan Tuan Muda Rolland?!" Pertanyaan bodoh itu dijawab dengan tatapan keras dari Lewi membuat Jun menelan air liurnya.
"Menurut pengawal, Nyonya muda awalnya menolak untuk ikut bersama Tuan Muda Rolland, tapi entah bagaimana mereka berdua berbicara lalu kemudian Nyonya Muda setuju meninggalkan rumah bersama Tuan Muda Rolland. Tuan muda Rolland mengantar Nyonya muda ke perusahaan milik sahabat Nyonya Muda lalu meninggalkan Nyonya Muda di sana.
"Ketika saya berada di perusahaan saat Tuan Muda menyuruh saya tinggal membicarakan kontrak, saat itu juga Tuan Muda Rolland datang ke kantor menemui Nona Meilin, Tuan Muda Roland menyerahkan uang rp500.000 pada Nona Meilin. Katanya uang itu adalah uang yang diberikan Nyonya Muda sebagai ongkos perjalanan Nyonya Muda dari rumah ke kantor Nona Meilin."
"Ongkos?" Mendengar kata ongkos rp500.000 yang diberikan pada Rolland, hati Lewi menjadi lebih baik.
"Benar Tuan," Jun masih ingin menceritakan tentang bagaimana Rolland memanggil Nyonya Mudanya dengan sangat intim, tapi melihat suasana hati Tuan Mudanya sudah lebih baik maka Jun mengurungkan niatnya.
Kalau dia mengatakannya maka suasana hati Tuan mudanya mungkin akan menjadi kacau lagi, itu sudah tengah malam, dia tidak mau mengambil resiko kalau sampai pria itu menahan nya sampai pagi tanpa tidur.
"He, sepertinya aku memberikan pekerjaan yang terlalu sedikit padanya, tambah pekerjaannya menjadi dua kali lipat, biarkan dia mengurusi pekerjaan supaya berhenti mengurusi istri orang lain!" Kata Lewi dengan tatapan gelapnya.
"Baik Tuan." Jawab Jun.
Setelah berbicara dengan Lewi, Jun mengantar Lewi ke kamarnya lalu pria itu meninggalkan kediaman keluarga Azura.
'Tuan Muda baru menikah beberapa hari dengan Nyonha Muda, tapi Tuan Muda sepertinya mulai tertarik dengan Nyonya Muda. Ini sangat aneh....' Jun bergumam sambil menyetir.
Yang dia tahu, siapa pun perempuan yang mendekatinya pastilah Tuan Mudanya menjadi sangat marah, bahkan jika perempuan hanya berjarak 1 meter darinya, biasanya Tuan mudanya sudah mengusir para perempuan.
Tapi entah kenapa,,, mengapa Tuan mudanya memperlakukan Patricia dengan beda?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Lovesekebon
Karena Tuan muda sudah terikat dengan Patricia😊
2022-03-02
0
𝐊𝐈𝐌💋𝐇𝐖𝐀①④🆁&🆉👻ᴸᴷ
🥰🥰🥰
2022-02-28
0
Hesti Temanggung
lanjut thor penasaran nih
2022-02-28
0