Patricia sementara di dalam taksi yang berjalan tanpa tujuan ketika ponselnya berdering.
Meilin calling.....
"Meilin," Patricia mengangkat telponnya.
"Kau di mana? Apa yang terjadi? Mengapa di internet keluargamu sangat heboh diberitakan, dan mengapa ada fotomu bersama lelaki di internet? Apakah terjadi sesuatu?" Meilin dari seberang telepon terdengar sangat cemas.
Patricia "..."
Foto bersama lelaki...
Ia tertegun sampai ketika suara Meilin kembali terdengar.
"Halo Patricia. Apa kau mendengarku?" Tanya Melilin.
"Ya,, bolehkah aku menginap di apartemen mu untuk malam ini?" Patricia terdengar sangat lesu seolah tidak ada tenaga pada tubuhnya, hal itu membuat orang di seberang telepon menjadi sangat khawatir.
"Kau di mana? Aku akan menjemputmu dan kita akan kembali ke apartemenku." Meilin memberi saran.
"Tidak perlu, aku di taxi, aku akan ke apartemen mu sekarang." Kata Patricia lalu dia menoleh pada supir memberi tahu alamat apartemen Meilin sebelum kembali fokus pada ponselnya.
Sejak semalam, ada banyak hal yang terjadi tapi dia belum sempat membuka berita jadi dengan tangan gemetar nya yang dingin Patricia mengetuk-ngetuk layar ponselnya.
"Perang saudara dari pewaris grup Siloam. Sang kakak selingkuh dan diceraikan hingga kehilangan saham, sang adik menaiki jabatan CEO grup Siloam."
Patricia melihat foto-foto dirinya bersama pria, semuanya adalah teman-teman Elsa yang diperkenalkan Elsa padanya.
Sembari terus meng-scrol halaman beranda nya, air mata Patricia terus berjatuhan hingga pandangannya menjadi kabur.
"Teganya dia,, teganya dia... Dia sudah merencanakan semuanya,, Hikss huhu.... Adikku, mengapa kau begitu tega? Aku pikir kau benar-benar niat memperkenalkan temanmu, tapi ternyata,,, hiks,,," Patricia menangis dengan keras di dalam mobil membuat sang sopir menjadi cemas.
Tapi sang sopir tidak mengatakan apapun, dia hanya memberikan tisu pada Patricia dan membiarkan perempuan itu terus menangis sampai mereka tiba di tujuan.
Patricia langsung disambut oleh sahabatnya, Meilin. Melihat keadaan Patricia yang sangat rapuh, dia langsung membawanya ke apartemennya lalu membaringkan perempuan tak berdaya itu dan membiarkan Patricia menangis di dalam kamar sampai malam menjelang. Patricia akhirnya tertidur.
"Betapa tertekannya dia.." Meilin mengganti bantal milik Patricia karena bantal itu telah basah oleh air mata Patricia.
...
Satu minggu berlalu, Patricia telah menginap di rumah sahabatnya yang sedari dulu terus berada di sisi Patricia.
"Aku pergi bekerja. Jaga rumah baik-baik dan ingat, kau harus makan tepat waktu supaya maag-mu tidak kambuh!" Meilin mengingatkan Patricia sebelum meninggalkan apartemen.
Dengan wajah lugunya, Patricia melirik kepergian Meilin sebelum kembali menatap keluar jendela.
Selama satu minggu dia belum pulih dari trauma atas kejadian pahit yang ia alami. Dia terus seperti orang linglung yang bahkan melupakan waktu untuk makan dan membersihkan diri.
"Aku adalah CEO grup Siloam, memiliki adik yang cantik, pintar dan manis, aku sangat menyayangi adikku." Ucap Patricia menatap ke atas langit sembari tersenyum.
Itulah yang ia katakan setiap hari, dan yang ia lakukan setiap hari adalah memandangi awan dan langit sampai ketika Milan kembali, barulah temannya itu mengurusi dirinya.
Bahkan di sela-sela makan siangnya, Meilin memutuskan kembali ke apartemennya untuk memberi makan pada Patricia sebelum kembali bekerja.
Dia begitu prihatin pada Patricia, tapi dia juga tidak bisa melakukan apapun selain menampung Patricia dan memberinya makanan.
Siang hari seperti biasanya ketika jam makan siang, Meilin menyempatkan waktunya untuk kembali ke rumah, ia melihat Patricia masih berada di jendela memandangi awan sembari berbicara tidak jelas.
"Patricia kemarilah, aku membawa makanan kesukaanmu!" Meilin meletakkan ayam crispy di atas meja lalu berjalan kearah Patricia dan menarik perempuan itu untuk duduk bersamanya di meja makan.
"Makanlah," ucap Meilin meletakkan sepiring nasi dan sepotong ayam crispy di depan Patricia.
"Apa kau bertemu adikku? Apakah dia menanyakan ku?" Pertanyaan yang sama, pertanyaan yang selalu ditanyakan Patricia setiap Meilin kembali ke rumah.
"Ya,, dia bilang kalau kau tidak menghabiskan makan siang mu dia tidak akan pernah lagi menemuimu." Meilin berbohong pada Patricia tapi kebohongannya benar-benar ampuh karena Patricia langsung menyantap makanannya dengan begitu lahapnya.
Meilin memperhatikan sahabatnya 'Astaga,, apa yang sudah terjadi padanya? Mengapa nasibnya begitu tragis?' Meilin tidak bisa menahan air matanya, jadi Gadis itu segera berlari ke dalam kamar mandi dan menangis selama beberapa waktu sebelum kembali bergabung dengan Patricia untuk makan siang.
Meilin adalah seorang CEO di sebuah perusahaan kecil yang bergerak di bidang jasa.
Dia dan Patricia sudah berteman sejak lama dan modal yang ia gunakan untuk membangun perusahaannya sendiri juga merupakan modal yang ia dapat dari Patricia.
Jadi apapun yang terjadi, bahkan ketika Patricia harus seperti itu seumur hidupnya, dia sudah siap untuk menjaga Patricia sampai akhir hayat mereka.
Keduanya masih sementara menikmati makan siang mereka ketika ponsel Patricia yang sudah seminggu tidak disentuh tiba-tiba berdering.
"Siapa yang menelpon?" Meilin menghampiri ponsel yang diletakkan di atas meja.
Ada gunanya juga dia terus mengecas ponsel itu meskipun Patricia tidak menggunakannya.
Elisabeth calling.
"Huh,, Tante ini lagi! Dia pasti menelepon untuk mengatai Patricia!" Meilin dengan kesal mereject panggilan itu dan meletakkan kembali ponsel Patricia.
Dia adalah sahabat yang menjadi tempat sampah Patricia, tempat untuk menuangkan segala keluh-kesah Patricia.
Jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan Patricia, dia sangat mengetahuinya, kecuali peristiwa pada satu hari sebelum Patricia diusir dari perusahaan.
Patricia baru akan melangkah pergi meninggalkan ponsel itu ketika ponselnya kembali berdering dan nama pemanggil masih tetap sama.
"Aishhh!" Patricia menggertakkan giginya lalu mengangkat telepon itu.
"Ada apa?! Patricia sedang tidur! Tidak bisa diganggu!" Ucap meilin pada orang di seberang telepon lalu menonaktifkan ponselnya supaya tidak lagi diganggu oleh orang-orang sialan itu!
Setelah memastikan Patricia telah menghabiskan makan siangnya, Meilin kembali meninggalkan apartemennya untuk bekerja.
Sore hari ketika dia kembali ke apartemen, dia mendapati bahwa Patricia telah menghilang.
"Astaga...!" Meilin seperti orang gila saat ia berlari keluar dari apartemennya dan menemui pihak keamanan untuk meminta rekaman CCTV.
Dari rekaman CCTV yang terlihat Patricia dibawa oleh Elizabeth bersama dua orang pengawal.
"Sialan...! Beraninya mereka!!" Meilin mengeram dengan kesal mengejutkan orang-orang di ruang keamanan, tapi orang-orang itu belum sempat bertanya ketika Meilin sudah berlari keluar dari ruangan.
Dia menghubungi Elsa dan Elizabeth, tapi seperti dugaannya nomornya telah diblokir.
Maka satu-satunya cara untuk menyelamatkan sahabatnya adalah pergi langsung ke kediaman Siloam.
"Tunggu aku, aku pasti menyelamatkanmu dari orang-orang bejat itu!" Meilin mengendarai mobilnya dan berpacu dengan cepat di jalanan.
Dia tidak mengerti, apa lagi yang diinginkan oleh keluarga Siloam dari Patricia, sementara mereka telah merebut semua yang dimiliki Patricia kecuali tubuh dan hati Patricia.
"Orang-orang bejat! Akan kupastikan kalian semua mendapatkan ganjaran atas semua hal yang telah kalian lakukan pada Patricia!" Meilin berbicara dengan sembarangan, padahal dia juga tahu bahwa dia tidak akan punya kekuatan untuk melawan keluarga besar seperti keluarga Siloam.
Tapi demi sahabatnya, dia akan berusaha dengan segala kemampuannya.
@Info
Sebelum lanjut, tekan dulu tombol Favorit...!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Sri
koq banyak karakter lugu yg gak masuk akal ya
sok polos
aneh banget pernah jadi pemimpin perusahaan, tapi "lugu"
2024-09-28
0
Fransiska Siba
sini lihat Patrick kayak org bodoh yaa, sdh disakiti tp kayak bodoh saja aaaa😠😠😠😠😠😠😠
2022-07-01
1
Epifania R
seru
2022-04-26
0