Keesokan paginya setelah bangun dan bersiap ke kantor, Lewi melirik ke tempat tidur dimana perempuan itu masih tidur seperti semalam, masih memeluk guling dalam posisi yang sama.
"Bagaimana pemeriksaanmu?" Lewi bertanya pada Jun.
"Tuan, ini,," lebih merasa ragu.
"Katakan!" Suara lebih seperti orang tidak sabaran.
"Nyonya Muda mengalami gangguan psikologis yang berat karena peristiwa perceraiannya dengan suaminya, jadi menurut dokter Nyonya Muda kadang-kadang terlihat seperti orang linglung karena Nyonya Muda ingin melindungi dirinya sendiri dari rasa sakit yang pernah ia derita. Jadi,, kadang-kadang Nyonya muda akan bersikap normal dan beberapa kali juga ketika sesuatu yang menyakitkan itu teringat Nyonya Muda akan mengabaikan sekitarnya dengan mengunci pikirannya. Tapi, ada satu hal yang,,,"
"Jangan berbelit-belit!" Lewi kembali berkata dengan kesal.
"Malam ketika Nyonya mudah bercerai dengan suaminya sama dengan malam ketika Tuan Muda mengalami kecelakaan dan berakhir bersama seorang perempuan asing."
"Lalu apa hubungannya denganku?!" Lewi mulai kesal.
"Hotel tempat Nyonya Muda dan mantan suaminya memesan kamar berada tak jauh dari tempat kecelakaan Tuan Muda dan CCTV hotel yang saya lihat hari itu Nyonya muda keluar tanpa memsan taxi. Dia berjalan kaki dan,,,"
"Maksudmu kemungkinan besar perempuan yang bersamaku adalah dia?!" Tanya Lewi.
"Benar Tuan." Jawab Jun.
"Cih...! Dia sudah menikah dengan suaminya selama 2 bulan dan perempuan yang bersamaku itu, dia masih seorang gadis!" Lewi berkata dengan penuh kekesalan, sia-sia saja mendengarkan ucapan panjang lebar Jun, tidak beguna!
Jun "..."
Akhirnya dia harus mengakui kebodohannya, benar juga selama 2 bulan pernikahan mungkinkah tidak akan terjadi hal-hal seperti itu?
Kecuali kalau mantan suami Patricia adalah seorang gay ataupun aseksual, tapi bagaimana bisa seorang gay ataupun aseksual berselingkuh dengan adik kandung Nyonya muda?
"Saya akan menyelidikinya lagi." Ucap Jun tak berdaya.
"Ke kantor!" Perintah Lewi kemudian Jun mendorong pria itu keluar dari kamar.
Setelah 2 jam kepergian 2 pria itu Patricia akhirnya terbangun, dia melirik tempat di mana dia berada dan mendengus.
"Masih di sini?" Patricia mengeryit, "Apa yang sebenarnya terjadi! Mengapa aku tidak ingat apapun? Bagaimana aku berakhir di,,," Patricia melototkan matanya saat ia mengingat bagaimana kemarin pria mesum dari keluarga Azura telah menciumnya dengan paksa.
"Pria sialan...!" Patricia menjadi sangat kesal, ia memeriksa tubuhnya dan untunglah pakaiannya masih lengkap.
Tanpa membuang lebih banyak waktu lagi Patricia kemudian turun dari tempat tidur dan turun ke lantai bahwa untuk meninggalkan kediaman itu.
"Apa yang kalian lakukan?!" Patricia bertanya dengan kesal ketika dia dicegah oleh dua orang pengawal.
"Maaf Nyonya, tapi kami mendapat perintah supaya Nyonya tidak meninggalkan kediaman Azura." Salah satu pengawal berbicara.
"Siapa yang kalian panggil Nyonya?! Sudah kubilang kalau aku bukanlah Nyonya kalian!" Patricia merasa kesal.
"Kalian pergilah." Tiba-tiba suara seorang pria datang dari belakang Patricia membuat dua pengawal itu langsung memberi hormat sebelum meninggalkan Patricia dan Rolland.
Patricia menghela nafas, dia tidak ada urusan dengan siapapun yang berada di keluarga Azura dan satu-satunya yang akan dia lakukan hari ini adalah meninggalkan kediaman itu.
Patricia dengan segera melangkahkan kakinya untuk keluar dari kediaman Azura ketika pria yang berada di belakang Patricia kembali berkata "Kau tidak akan bisa keluar dari sini."
Patricia berbalik menatap Rolland "Lalu kau pikir aku akan tetap tinggal di sini dan tidak berbuat apa-apa?"
"Bukan seperti itu, aku akan membantumu keluar. Kalau kau ikut bersamaku, kau tidak akan dicegah oleh para pengawal itu." Kata Rolland dengan wajah meyakinkan.
"Baiklah, berapa ongkosnya?" Tanya Patricia.
"Ongkos?" Rolan mengerutkan keningnya, ongkos apa yang dimaksud oleh perempuan di depannya?
"Maksudku adalah, kau tidak mungkin memberi pertolongan secara gratis 'kan?"
"Hahaha,, Kau adalah kakak iparku, jadi tidak perlu perhitungan seperti ini." Jawab Rolland.
"Ck,, berapa kali aku harus bilang kalau aku tidak pernah menjadi bagian dari keluarga Azura?! Jadi jangan menyebutku sebagai kakak iparmu!" Patricia penuh kekesalan.
"Baiklah baik. Aku tidak akan pernah menyebut sebagai kakak iparku lagi, sekarang, masih mau menumpang di mobilku atau tidak?" Rolland kembali bertanya dijawab oleh anggukan Patricia.
Keduanya kemudian memasuki mobil dan melaju meninggalkan kediaman Azura.
"Kau mau kemana?" Tanya Rolland ketika mobil sudah berjalan agak jauh.
"Aku turun di sini." Jawab Patricia dihiraukan oleh Rolland.
"Aku bilang aku turun di sini!" Patricia kembali berkata dengan nada penuh penekanan.
"Tidak sopan bagi seorang pria meninggalkan seorang perempuan di tengah jalan seperti ini, katakan kemana tujuanmu supaya aku mengantarmu." Ucap Rolland.
"He, tidak sopan katamu? Di saat seperti ini kau tahu yang mana yang sopan dan tidak sopan tetapi ketika kau memanggilku sebagai Kakak iparmu dan keluargamu mengurungku di rumahmu kalian benar-benar lupa yang akan kesopanan!" Patricia penuh dengan cibiran.
Namun, pria disampingnya tetap terlihat biasa-biasa saja seolah tidak tersinggung dengan ucapan Patricia.
"Kalau kau tidak mengatakan tempat tujuanmu kamu aku akan membawamu ke kantor Azura, kau bisa menemaniku bekerja." Tiba-tiba kata Rolland membuat Patricia tersenyum menyengir.
"Aku pergi ke jalan Xx" jawab Patricia dibalas senyuman Rolland lalu pria itu segera mengantar Patricia ke jalan xx.
Setelah tiba di sana, Patricia membuka pintu mobil "Tunggu di sini sebentar." Kata Patricia segera turun dari mobil dan berjalan memasuki perusahaan kecil milik Meilin.
Ketika dia memasuki kantor Meilin, dilihatnya perempuan itu dengan mata panda sedang tertidur di kursi kerjanya.
"Masih pagi begini dan seorang direktur sudah bermalas-malasan?!" Meilin yang mendengar suara Patricia langsung terkejut dan melototkan matanya melihat Siapa yang datang.
"Patricia...!" Perempuan itu segera berlari dan memeluk Patricia.
Sudah berhari-hari dia tidak tidur hanya karena menghabiskan waktunya mencari Patricia tetapi tidak pernah menemukan Patricia.
"Kau darimana saja?! Kau membuatku hampir gila!" Ucap Meilin tak percaya.
"Ceritanya nanti saja, beri aku uang rp500.000." langsung kata Patricia.
"Eh?" Meilin kebingungan, temannya baru saja kembali dan langsung meminta uang rp500.000!
"Cepatlah, aku harus membayar ongkos mobilku kemari." Ucap Patricia membuat Meilin segera berlari ke meja kerjanya dan mengambil uang rp500.000 lalu menyerahkannya pada Patricia.
Setelah mendapatkan uang rp500.000 Patricia segera turun ke bawah dan menemukan mobil Rolland masih terparkir di sana.
Patricia lalu berjalan ke arah mobil itu dan membuka pintu penumpang bagian depan.
"Terima kasih atas tumpangannya." Kata Patricia meletakkan uang rp500.000 itu di kursi penumpang lalu segera menutup pintu mobil dan meninggalkan mobil itu.
Rolland melihat uang itu, matanya menjadi muram dan segera mengambil uang rp500.000 itu dan berlari mengejar Patricia, tapi terlambat karena Patricia dan Meilin sudah memasuki lift dan naik ke lantai atas.
"Bukankah itu Tuan Muda Rolland dari keluarga Azura? Bagaimana kau,,," Meilin langsung bertanya di dalam keterkejutannya.
"Ceritanya panjang. Dan sekarang aku lapar." Ucap Patricia.
"Oh,, baiklah,, aku akan menyuruh salah seorang karyawan untuk membeli makanan supaya kita bisa makan sambil mengobrol. Aku harus tahu jalan ceritanya bagaimana kau bisa sembuh dan apa saja yang terjadi hingga kau diantar oleh sala satu pewaris dari keluarga Azura!" Kata Meilin dengan segudang rasa penasaran.
"H'mmm..." Jawab Patricia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh
2022-11-08
0
Cahaya yani
sumpah si patricia bdoh,, mbadeg, angkuhh , jengkel q , bkin emosi knp d selingkuhi mlh mewek , dasar idiot
2022-10-05
0
Lovesekebon
Author ..👍🏻👍🏻👍🏻💯
2022-03-02
0