...◦•●◉✿Willea✿◉●•◦...
...𝓑𝓾𝓴𝓪𝓷𝓵𝓪𝓱 𝓴𝓲𝓼𝓪𝓱 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪 𝓪𝓷𝓽𝓪𝓻𝓪 𝓦𝓲𝓵𝓵 𝓭𝓪𝓷 𝓐𝓵𝓮𝓪 𝓼𝓪𝓳𝓪. 𝓜𝓮𝓵𝓪𝓲𝓷𝓴𝓪𝓷 𝓴𝓲𝓼𝓪𝓱 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓦𝓲𝓵𝓵, 𝓓𝓸𝓾𝓫𝓵𝓮 𝓛, 𝓛𝓮𝓿𝓲 𝓭𝓪𝓷 𝓐𝓵𝓮𝓪. 𝓚𝓪𝓻𝓮𝓷𝓪 𝓲𝓽𝓾𝓵𝓪𝓱, 𝓚𝓲𝓼𝓪𝓱 𝓲𝓷𝓲 𝓫𝓮𝓻𝓳𝓾𝓭𝓾𝓵 ...
...◦•●◉✿Willea ✿◉●•◦...
“Hay, papah ‘kan sudah memberikan tiga adik sekaligus sebagai hadiah. Apa itu masih kurang?” ujar Rayden dengan perasaan sedikit kesal.
“Itu ‘kan hadiah dari mamah! Memangnya adik bayinya ada diperut papah? Adik bayinya ‘kan ada diperut mamah, jadi itu berarti hadiahnya dari mamah!” seru Lucia yang semakin marah dengan sikap papahnya.
Alhasil Rayden dibuat tidak bisa berkutik sama sekali dengan perkataan putrinya barusan.
“Benar sekali! Berarti papah belum memberi kami hadiahulang tahun. Jadi papah harus tidur diluar, Titik.”
Seperti biasanya, Luca pasti akan membantu adik kembarnya dalam urusan berdebat dengan papah mereka.
“Hay, apa kalian lupa kalau papah juga ulang tahun hari ini. Kalian berdua juga belum memberukan papah hadiah, jadi kita impas ‘kan?”
Rayden yang tidak mempunyai ide lain, akhirnya menggunakan diri sendiri untuk menyangkal perkataan kedua anak kembarnya itu.
Zhia masih saja diam sembari menahan tawanya, dia ingin melihat siapa yang menjadi pemenangnya dalam perdebatan antara anak dan papah ini.
“Papah lupa ‘yah? Kami sudah memberikan hadiah ulang tahun yang paling berharga didunia ini untuk papah!” Luca kembali berseru dengan penuh percaya diri.
“Iya, papah pasti melupakan hadiah dari kami,” sahut Lucia yang berpura-pura mengambek sambal menyilangkan tangan mungilnya di dada.
“Hadiah apa memangnya? Papah tidak pernah merasa sudah menerima haddiah apapun dari kalian berdua?” tanya Rayden dengan ekspresi bingungnya.
Rayden sungguh tidak tahu dan tidak mengerti dengan hadiah yang kedua anak kembarnya maksud.
“Kami berdua adalah hadiahnya!” seru Luca dan Lucia sambil berpose manis dan imut didepan papahnya.
Sontak saja hal itu membuat Rayden tak bisa bereaksi apapun melihat kelakuan kedua anak kembarnya itu.
Sementara Zhia tidak bissa menahan tawanya lagi, apalagi melihat kelakuan kedua anak kembarnya yang sangat menggemaskan itu.
“Hahahaaa, … Ray, kau pasti sangat bahagia mendapatkan hadiah yang special seperti mereka berdua ini,” ujar Zhia disertai tawanya yang renyah.
“Uuuhhh, … Manisnya anak kembar mamah ini!”
Kemudian, Zhia beralih pada anak kembar. Mencubit serta menciumi pipi Luca dan Lucia yang semakin Chubby itu.
Reaksi Zhia semakin membuat Luca dan Lucia bersikap manja saja, sehingga membuat Rayden kembali merasa kesal karena merasa diabaikan.
“Hay, mana bisa kalian menjadikan diri sendiri sebagai hadiah? Kalau begitu kita impas sekarang, anggap saja papah juga sebagai hadiah ulang tahun untuk kalian?”
Rayden pun tidak terima dengan Zhia dan anak kembarnya yang terus mengabaikan dirinya disana. Rayden pun dengan sikapnya ingin ikut bergabung memeluk istri dan kedua anaknya itu.
Akan tetapi, Lucia dengan cepat mendorong tubuh papahnya untuk menjauh dari mereka.
“No, papah!” seru Lucia dengan lantangnya.
“Sebelum papah memberi kami hadiah, papah tidak boleh tidur bersama dengan kami dan mamah!”
Luca pun dengan sigap membantu adik kembarnya menghalau sang papah yang ingin memeluk mereka dan mamahnya.
“Papah tidur diluar!” seru Lucia lagi yang mengusir papahnya tanpa segan.
“Aish, … Kalian ini, _....”
“Ray, sudahlah jangan bertengkar terus dengan anakmu sendiri sperti ini. Lebih baik kau mengalah, Ray! Tidurlah disofa atau kamar lain saja dulu. Lagian kau tahu sendiri ‘kan kalau aku sekarang sedang hamil, kau mau terjadi sesuatu padaku dan anak ini jika tidur berhempitan seperti biasanya?”
Akhirnya Zhia pun angkat bicara, dia sudah tidak tahan lagi melihat kelakuan si kembar dan papahnya.
Zhia juga menghentikan perdebatan yang akan selesai kalau dia hanya diam saja. Namun, pada akhirnya Rayden yang harus mengalah dengan anaknya.
“Dah, … Papah!” seru Luca dan Lucia sembari melambaikan tangannya pada sang papah disertai dengan senyuman penuh kemenangan.
“Aishh, … Dasar anak-anak ini! Sebenarnya kalian anak siapa ‘sih?” gumam Rayden, namun masih saja dapat didengar oleh Zhia dan si kembar dengan sangat jelas.
Seketika tatapan tajam dilontarkan oleh Zhia dan berkata, "Ray, jangan mulai lagi ‘deh! Sudah sana tidur!”
“Zhi, kau tega membiarkan suamimu tidur diluar?” ucap Rayden dengan raut wajah memelasnya pada Zhia.
“Ray, tidurlah disofa kalau kau memang tidak mau tidur diluar. Okay?” ujar Zhia dengan penuh penekanan.
“Weeee, … Kasihan!” Luca dan Lucia mulai menggoda papahnya lagi.
“Luca! Lucia, kalian berdua juga cepat tidur sekarang atau kalian ingin tidur dengan papah diluar!”
Kali ini Luca dan Lucia yang mendapat teguran keras dari mamahnya. Mereka pun seketika terdiam dan langsung memposisikan diri dengan nyaman untuk tidur. Rayden pun tersenyum puas saat Zhia juga marah dengan kedua pengacau kecilnya itu.
“Rasain, akhirnya kalian kena juga!” ujar Rayden sebelum pergi menuju ke sofanya.
“Ray, sudah hentikan! Cepat tidur sana!” seru Zhia dengan tatapan penuh penekanan.
“Iya, Zhi!” sahut Rayden lirih.
Akhirnya Rayden pun mengalah, dia pun membaringkan tubuhnya diatas sofa yang tidak jauh dari ranjangnya dimana Zhia tengah menidurkan Luca dan Lucia.
Padangan mata Rayden terus memperhatikan Zhia yang sedang menyanyikan lagu pengantar tidur tidur untuk kedua anak kembarnya.
Seketika pikiran Rayden tertuju pada masa lalu. Entah kenapa tiba-tiba bayangan tentang Zhia yang mengandung dan membesarkan Luca serta Lucia kembali mengganggu pikirannya.
Satu bayi saja yang harus dikandung oleh seorang wanita itu sudah mempunyai resiko yang cukup besar untuk mempertaruhkan nyawanya.
Apalagi pada saat itu Zhia mengandung dua anak kembar sekaligus tanpa ada keluarga ataupun suami yang menjaganya.
Setetes airmata pun jatuh ddati kedua mata Rayden, dia pun segera beranjak dari tidurnya dan berjalan menghampiri Zhia yang akan bersiap untuk tidur.
Zhia pun menatap aneh pada Rayden yang kini tengah berdiri disamping ranjangnya, menatap ke arahnya sambil menangis.
Zhia pun segera duduk dan bertanya dengan khawatir, “Ada apa, Ray? Kenapa kau menangis?”
Namun, Rayden tidak menjawabnya. Dia malah langsung meraih tubuh Zhia dan menangis tersedu-sedu di pelukkan istrinya.
Zhia pun dibuat semakin bingung dengan sikap Rayden itu, tadi suaminya itu tampak bersemangat berdebat dengan anaknya sendiri dan sekarang dia tiba-tiba menangis tanpa sebab.
Zhia menjadi teringat tentang masalalunya, lebih tepatnya saat emosinya juga sering beribuh setiap saat sebelum dia tahu bahwa dirinya tengah hamil si kembar.
Didalam hatinya Zhia sempat berpikir, “Apakah Ray mengalami perubahan hormon yang pernah aku alami dulu saat mengandung si kembar? Namun, apa itu mungkin sang ayah bisa mangalami itu? Kan aku yang tengah mengandung, bukan Ray. Sudahlah, besok aku tanyakan saja pada dokter mengenai ini!”
“Kau kenapa, Ray?” tanya Zhia lagi sembari mengelus lembut punggung Rayden untuk sedikit menenangkannya.
“Aku ingin malam ini tidur bersama denganmu juga, Zhi!” ujar Rayden dengan lirih tanpa melepaskan pelukkannya pada Zhia.
Bersambung,.......
...****************...
Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗
Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari setiap pukul 10 pagi ‘yah!😍😍
Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰
Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰
Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat.
Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓
Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!
Agar tidak ketinggalan kisah seru Double L, keluarga Xavier dan para pengawal tampannya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!
Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Ramlah Kuku
ray ko jadi manja😁
2024-01-19
0
Roky Noviani
kka akhtor yg baik hati dan tidak sombong buat cerita nya luca dong.....
2023-01-18
0
yelmi
papa Ray lagi sensitif... melow banget y... ulluh uluhh sini aku peluk... 😊😁🤭
2023-01-17
0