**Bantu Karya ini agar lebih bersinar dan masuk rangking KARYA Populer 🙏🙏 dengan cara LIKE KOMENTAR VOTE DAN BERI RATING 5 YAH 🙏🙏
Saling bantu kita, Author up tiap hari dan kakak semua Vote, like coment dan beri hadiah 🥰
...----------------...
Tom duduk di bangku penjaga di samping brankar Lea. Pria tampan itu menggenggam tangan Lea erat, berulang kali Tom mencium punggung tangan Lea karena merasa bahagia Lea dapat terselamatkan.
Gadis itu sempat mengalami koma beberapa jam, karena semangat juang hidup yang Lea miliki membuat gadis itu mampu melewati masa kritisnya.
Flashback.
Setelah tiga jam berlalu, Dokter yang menangani Lea pun keluar dari ruangan UGD.
Tom yang sedang di bekuk oleh Jerry pun langsung memberontak menghampiri Dokter tersebut.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Tom dingin dengan tangan terkepal siap melayangkan tinju bila dokter itu memberikan kabar buruk.
"Pasien telah berhasil melewati masa kritisnya. Sejauh ini tidak ada yang perlu di khawatir 'kan, semuanya berjalan dengan baik." Dokter tersebut menjelaskan keadaan Lea dengan hati-hati.
Otak dokter tersebut berusaha mencari kata-kata yang baik dan dapat di terima oleh Tom, karena bila salah sedikit maka siap-siap kepalanya akan berpisah dengan tubuhnya.
"Lalu kapan dia akan sadar?" tanya Tom dengan raut wajah yang dingin, namun, pria itu sudah merasa lega setelah mendengar Lea baik-baik saja.
"Mungkin dua hari lagi pasien akan sadar, karena benturan keras yang menghantam leher belakang nya." Setelah menjelaskan kondisi Lea, Dokter tersebut pun beranjak pergi dengan hati yang lega sebab telah berhasil menangani Lea dengan baik.
Flashback off
"Kau harus cepat sadar karena si Otong ku sudah rindu ekhem ekhem dengan mu!" bisik Tom di telinga Lea.
Tom memejamkan matanya yang terasa berat karena sedari tadi pagi tidak tidur. Tenaga pria tampan itu sangat banyak terkuras hari ini.
*
*
Jerry yang sedang berdiskusi tentang pengkhianat di kelompok nya dengan Ronal melalui telepon pun harus segera memutuskan panggilan tersebut.
Saat ponselnya yang satu lagi sedari tadi tak berhenti berdering. Jerry mengangkat ponselnya itu dengan perasaan dongkol sebab sedari tadi Ia begitu lelah dengan pekerjaannya yang menumpuk.
"Halo." Jerry membelalakkan matanya saat mendapatkan laporan yang mampu membuat tungkai nya terasa lemas.
"Bagaimana bisa itu terjadi? Kenapa para investor menarik sahamnya tiba-tiba? Lalu kenapa juga semua tender yang kita menangkap tiba-tiba gagal dengan alasan yang tak masuk di akal? Ahh … tunggu aku datang!" Jerry segera mematikan ponselnya, lalu masuk ke dalam ruang rawat Lea.
Jerry yang melihat Tom terlelap seraya bersandar dan menggenggam tangan Lea pun ingin mengurungkan niatnya. Namun, Jerry teringat akan masalah serius yang menimpa perusahaan membuat pria datar itu mau tak mau harus membangunkan Tom untuk memberitahukan kabar buruk tersebut.
"King," bisik Jerry pelan seraya menepuk pelan pundak Tom.
Tom yang mempunyai insting tajam pun segera membuka matanya lebar lalu menoleh ke arah Jerry yang berdiri di sampingnya.
Tom melihat raut wajah Jerry yang pucat pasi membuat pria tampan itu mengerti bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk. Tom mengajak Jerry keluar dari ruang rawat Lea.
Keduanya duduk di kursi antrian pasien di depan ruang rawat Lea.
"Ada apa? Kenapa raut wajah mu seperti orang yang sedang punya masalah berat?" tanya Tom dingin seraya menatap lekat wajah datar Jerry.
Jerry menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nafas secara perlahan. Jerry merasa shock dengan masalah yang datang secara bertubi-tubi.
"Perusahaan kita berada di ambang kebangkrutan, King! Seluruh investor menarik investasinya kembali begitu juga dengan para pemegang saham tiba-tiba ingin melengserkan Anda dari jabatan CEO!" Jerry menjelaskan semua yang bawahannya laporkan tadi.
Tom membelalakkan matanya mendengar informasi dari Jerry, pria tampan itu mengepalkan tangannya erat. Nafasnya memburu, bola matanya merah menyala memancarkan sinar amarah yang kental.
"Siapa yang berada di belakang ini semua, Jerr? Cecunguk mana yang ingin bermain dengan ku? Apa dia tidak tahu siapa aku, huh?" Tom menggertak giginya sehingga menimbulkan suara seperti ranting yang patah.
Jerry menelan ludahnya melihat raut wajah Tom yang terlihat seperti pembunuh darah dingin. Pria datar itu merutuki orang yang telah membuat iblis yang bersemayam dalam tubuh Tom bangkit kembali.
Tiba-tiba ponsel Jerry kembali berdering, ternyata Ronal menelepon dirinya. Jerry segera mengangkat telepon tersebut di hadapan Tom, tak lupa pria datar itu meng-loudspeaker agar Tom dapat mendengar.
"Halo, Jerr! Gawat … ini benar-benar gawat! Basecamp kita di kepung oleh anggota Red Tiger. Entah siapa di antara kita yang berani membangunkan para senior di dunia Mafia! Cepatlah ke sini, ajaklah King bersama mu!" ucap Ronal di seberang sana dengan suara yang bergetar dan terbata-bata.
Tangan Jerry terasa lemas mendengar laporan Ronal, pria itu menjatuhkan ponselnya begitu saja. Raut wajah Tom dan Jerry berubah pucat pasi, siapa yang tidak kenal Red Tiger.
Red Tiger merupakan sekelompok Mafia terhebat di tanah Eropa yang di pimpin oleh seorang legenda di dunia Mafia. Kehebatan Tom sekarang di bidang Mafia tak lebih dari seekor semut di hadapan Red Tiger.
Keringat dingin membasahi tubuh Tom maupun Jerry, keduanya saling pandang satu sama lain.
"Apa kiamat telah tiba, Jerr?" tanya Tom dengan tatapan kosong.
"Sepertinya begitu, King!" jawab Jerry pelan.
*
*
Di Basecamp anak buah, Tom.
Suara tembakan yang beradu dari segala arah terdengar begitu memekakkan telinga. Begitu juga dengan suara orang-orang berteriak kesakitan, bau anyir cairan merah begitu kental menusuk penciuman semua orang yang berada di situ.
Seorang pria paruh baya dengan langkah tegap penuh wibawa masuk ke dalam ruangan yang sedang terjadi perkelahian itu. Raut wajahnya tampak begitu dingin, sorot matanya sangatlah tajam.
Ia di kelilingi oleh enam orang pria berbadan kekar yang bertugas untuk melindunginya.
"Turunkan semua senjata kalian! Kalau kalian semua masih ingin melihat senyum keluarga kalian di rumah!" teriak seorang pria berbadan kekar memakai baju kaos hitam di padu dengan celana pendek berwarna moca.
Tak ada yang mendengarkan perintah pria itu membuat pria berkaos hitam itu menyeringai. Di angkat nya tangan ke atas lalu Ia tembakkan peluru ke atas udara.
Dor
Dor
Dor
Semuanya menjadi hening ketika mendengar suara tembakan yang begitu memekakkan telinga mereka karena suaranya begitu keras.
"Turunkan senjata kalian! Sebelum kepala anggota keluarga kalian berpisah dari tubuhnya!" Pria itu kembali mengulangi perintah nya membuat para bawahan Tom yang tersisa hanya beberapa orang terpaksa meletakkan senjata mereka.
"Bagus! Sekarang panggil Tuan kalian untuk Tuan kami!" titah pria itu menarik sudut bibirnya berbentuk senyuman.
Bersambung.
Mohon maaf telat up karena keadaan yang kurang fit 🤧🥺🙏🙏 mohon doanya agar Author di beri kesembuhan dan bisa melanjutkan menulis seperti biasanya 🙏🙏
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
hadapilah Tom,akibat perbuatan mu
2024-09-05
0
Yunerty Blessa
Tom harus siap,melawan mafia senior...
2024-09-05
0
Yuli Silvy
tamat la si tom2 ne
2023-07-09
0