Bantu karya ini agar semakin bersinar dengan cara LIKE KOMENTAR VOTE DAN BERI RATING 5 YAH KAKAK 😘😘
...----------------...
Seorang pria tampan dengan wajah dingin dan sorot mata menghunus duduk bersandar di kursi kebesarannya. Siapa pun yang menatap wajahnya pasti tahu pria itu sedang marah.
"Apa kau sudah cari tahu semua tentang gadis kecil itu?" Pria itu bertanya dengan suara barinton nya.
"Sudah, King! Semua data-datanya ada dalam amplop ini!" Bawahan pria menyodorkan amplop berwarna coklat pada pria yang di panggil King itu.
"Apa ini, Jerry?" Pria tampan itu bertanya dengan dahi berkerut pada bawahannya.
"Amplop, King!" jawab Jerry polos.
"Hey, Tono … tanpa kamu kasih tahu pun aku tahu ini amplop! Yang aku maksud kenapa kamu memberikan amplop ini untukku?" Pria tampan yang di panggil King itu bernama Tom Gilbert Smith. Seorang mafia kejam berdarah dingin yang tak pandang bulu bila marah.
Dialah pria psikopat yang hampir membunuh Lea malam kemarin. Hampir saja Ia ketahuan polisi karena ulah Lea yang berteriak minta tolong. Untung saja saat itu korban yang di bunuh Tom lebih dulu di bereskan oleh Jerry.
Tom yang merasa kesal dan dendam pada Lea pun menyuruh Jerry untuk mencari informasi tentang Lea. Niatnya yang ingin membunuh Lea berubah menjadi niat yang lain. Pastinya bukan hal yang baik untuk Lea.
"Tadi 'kan King minta informasi gadis kecil itu! Dalam amplop ini berisikan data gadis itu. Jadi, saya berikan kepada king agar king bisa membaca data gadis kecil itu!" Jerry berucap sopan berusaha menahan kekesalannya.
"Kau yang bacakan karena aku sedang malas membaca!"
"Baik, Tuan."
Jerry pun membuka isi amplop coklat tersebut. Lalu membacakan isinya dengan lantang agar King nya yang bernama Tom bisa mendengarkan dengan jelas.
"Nama lengkap Leana Dicaprio, berumur 18 tahun. Berkuliah di university of Paris jurusan hukum. Leana Dicaprio merupakan putri bungsu dari James Dicaprio salah satu pengusaha terkaya di Indonesia."
"Indonesia?" tanya Tom sedikit terkejut karena tak menyangka Lea berasal dari Indonesia. Sebab wajah Lea seperti orang bule.
"Benar, King. Ayahnya keturunan Amerika-Prancis sedangkan ibunya asli Indonesia." Jerry mengangguk kepalanya.
"Hemm … menarik! Bukannya aku diundang untuk mengajar di university of Paris besok?" tanya Tom tersenyum penuh arti serta menopang dagunya.
"Benar, King. Anda di undang ke sana untuk mengajar sekaligus memberikan motivasi!" Jerry membenarkan ucapan Tom.
Tom menarik sudut bibirnya berbentuk senyuman kecil. Sorot mata pria tampan itu menghunus menatap foto Lea yang berada di atas mejanya.
Jerry yang melihatnya pun bergidik ngeri karena tahu apa maksud senyuman itu.
Oh ya ampun, bagaimana bisa aku memiliki king yang terlihat seperti Joker batin Jerry bergidik ngeri.
"Jerry!" Tom memanggil Jerry dengan suara barinton nya.
"Iya, King." Jerry menelan ludahnya kasar saat mendengar suara dingin Tom.
"Apa aku tampan?" tanya Tom dengan senyuman manis terpasang di wajahnya. Namun, bagi Jerry senyuman itu terlihat mengerikan persis seperti boneka Annabelle.
"Tampan, King!" Jerry mengangguk kepalanya cepat.
"Apa aku cocok menjadi dosen dermawan?" Tom kembali menanyakan pertanyaan aneh.
Anda lebih cocok menjadi dosen killer atau buldoser, King batin Jerry jujur.
"Cocok, King!" Bohong Jerry membuat Tom tersenyum senang.
"Kamu memang bawahan ku yang paling jujur, Jerry! Bulan ini gajimu dua kali lipat!" ucap Tom tersenyum penuh percaya diri.
Wajah Jerry berbinar bahagia mendengar ucapan Tom.
Tidak apa-apa jadi penjilat kalau dapat bonus … haha, gaji ku naik otomatis calon mertua ku bakal senang batin Jerry bahagia.
"Terima kasih, King!" Jerry membungkukkan badannya sopan.
***
Sedangkan di tempat lain, tepatnya di sebuah universitas megah kota Paris. Sedang diadakan praktek peradilan semu untuk mahasiswa jurusan hukum.
Praktek peradilan semu dilakukan guna melatih para mahasiswa jurusan hukum atau calon jaksa, hakim dan pengacara muda tersebut agar bisa berbicara dengan lancar saat terjun pada praktek yang sebenarnya.
Dosen pembimbing membagi tugas perorangan. Ada yang melakoni menjadi jaksa, pembela, hakim, korban, terdakwa dan juga saksi. Begitu juga dengan para penonton yang hadir merupakan mahasiswa jurusan hukum termasuk Lea.
Kasus kali ini adalah seorang karyawan yang menganiaya bos nya.
Korban : Bos pabrik gula (laki-laki berumur 45 tahun)
Terdakwa : Manager (laki-laki berumur 28 tahun)
Suasana dalam aula tersebut begitu mencekam. Terlihat para penonton berbisik-bisik saat melihat terdakwa menangis tersedu-sedu mendengar semua tuduhan dari pihak pembela.
"Saya harap yang mulia bisa mengambil keputusan tepat. Terdakwa pantas mendapatkan hukuman penjara karena telah melakukan penganiayaan pada klien kami." Mahasiswa yang melakoni sebagai pengacara korban pun berucap lantang.
"Keberatan yang mulia!" Pembela dari pihak terdakwa menyela sopan.
"Keberatan diterima!" Mahasiswa yang melakoni sebagai hakim mengangguk kepalanya tegas.
"Pihak pembela dari korban menyebut terdakwa telah melakukan penganiayaan pada korban. Tapi, yang menjadi faktanya adalah terdakwa melakukan penganiayaan atas dasar melindungi dirinya sendiri dari kekerasan fisik yang di lakukan oleh korban."
"Korban merupakan bos dari terdakwa. Menurut saksi mata, korban kerap kali melakukan kekerasan fisik maupun mental pada para karyawannya. Menampar, menghina, mencaci bahkan pernah melakukan pelecehan pada karyawan wanitanya. Namun, tidak ada yang berani melapor karena terancam di pecat."
"Berbeda dengan terdakwa yang berani melawan balik kekerasan fisik yang Ia dapat. Menurut keterangan terdakwa dia di tendang oleh bos nya karena salah mengerjakan laporan. Terdakwa tidak terima dan mengancam akan melaporkan korban pada polisi. Korban yang tidak terima pun mencekik terdakwa hingga terdakwa tidak bisa bernafas."
"Yang mulia, bukankah saat seseorang di cekik orang tersebut akan kesulitan bernafas?" Pembela terdakwa bertanya serius pada hakim.
"Benar." Hakim mengangguk kepalanya cepat.
"Saat seseorang tidak bisa bernafas karena di cekik maka otomatis orang tersebut akan membalas mencekik atau memilih meraba-raba ke samping guna mencari benda yang dapat di gunakan untuk memukul orang yang mencekiknya, bukan ingin memukul atau membalas perbuatan tersebut melainkan ingin membuat orang yang mencekik tersebut melepaskan cekikikan nya."
"Begitu juga yang dialami oleh terdakwa yang sebenarnya korban dalam kasus ini. Berhubung posisinya dekat dengan pot bunga, maka terdakwa mengambil pot bunga tersebut lalu memukuli bos nya itu hingga membuat bos nya mengalami pendarahan yang lumayan parah."
"Apa yang dilakukan oleh terdakwa merupakan bentuk pembelaan diri."
Bersambung.
Cerita ini akan banyak membahas tentang hukum.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
betul Jerry
2024-09-04
0
Yunerty Blessa
bukan tampan tapi seram
2024-09-04
0
mamae zaedan
"maximo",🫰
2023-12-29
0