Bantu Karya ini agar bisa masuk rangking populer dengan cara LIKE KOMENTAR VOTE DAN BERI RATING 5 YAH KAKAK 😘
...----------------...
Selama perjalanan pulang tidak ada yang membuka suara. Lea hanya duduk diam, mentalnya masih shock karena kejadian buruk yang baru saja menimpa dirinya. Lea menyentuh dada kanannya yang terasa sakit karena ulah pria psikopat tadi.
Dave yang melihat Lea mengelus dada kanannya pun menelan ludah kasar. Meski Dave berusaha tidak tertarik pada Lea tapi kenyataannya jiwa cassanova Dave meronta-ronta saat melihat makanan empuk yang biasanya Ia sedot di sentuh oleh Lea.
"Apa Nona ingin menggoda ku?" tanya Dave dengan ekspresi datar.
"Siapa juga yang mau menggoda bapak?" Lea mengerucutkan bibirnya dengan tangan yang masih berada di dadanya.
"Terus itu kenapa belai-belai buah giri mu?" tanya Dave dengan nada mencibir.
Lea pun tersentak mendengar ucapan Dave, dia baru sadar apa maksud ucapan Dave tadi.
"Oh ini … saya bukan belai pak tapi saya elus, karena dada saya sakit habis di lecehkan sama pria psikopat tadi!" Lea berucap pelan membuat Dave manggut-manggut.
"Bapak manggut-manggut begitu! Apa bapak percaya kalau saya baru saja di lecehkan?" tanya Lea dengan nada ketus karena sedari tadi Dave tidak mempercayai ucapannya.
"Tidak ada saksi dan tidak ada bukti! Bagaimana bisa saya mempercayaimu?" Dave berucap santai seraya fokus menyetir dengan kecepatan sedang.
"Lalu apa gunanya polisi, huh? Bukankah tugas polisi mencari bukti dan saksi? Saya ini perempuan yang baru saja dilecehkan dan mau dibunuh oleh pria yang tidak saya kenal! Alih-alih ditenangkan atau diayomi malah dituntut memberikan bukti dan saksi. Lalu apa gunanya polisi di dunia ini?" Lea menggerutu meluapkan emosinya yang sedari tadi ditahan.
Bayangkan saja, Lea baru saja mengalami peristiwa yang sangat menakutkan bagi setiap perempuan di dunia ini. Pelecehan seksual merupakan momok yang sangat menakutkan bagi kaum perempuan. Meski pelecehan yang Lea dapatkan masih ringan.
Parahnya saat Lea melaporkan masalah tersebut, Dave terkesan santai dan tidak terlalu peduli dan malah menuntut bukti dan saksi pada Lea. Jadi, wajar saja bila Lea mempertahankan kegunaan polisi itu apa.
Dave menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang apartemen tempat Lea tinggal.
"Nona, saya beri saran untuk Anda! Jika tidak ingin di lecehkan jangan keluar saat malam sudah larut. Bila tak ingin di sentuh maka jangan memakai pakaian yang membuat pria lapar melihatnya. Lihatlah jam Nona! Ini sudah jam 1 malam tapi nona masih berkeliaran di luar rumah! Secara tidak sadar Nona mengundang para berandalan di kota Paris untuk menyentuh Nona sendiri!"
Dave berucap serius menatap lekat wajah Lea yang sudah memerah menahan amarah.
"Waw … saran bapak sangat bagus! Terima kasih! Tapi maaf saya tidak butuh itu! Saya keluar malam ingin mencari makan bukan mencari sentuhan para berandalan! Dan apa bapak buta tidak bisa melihat penampilan saya! Pakaian saya cukup tertutup. Tapi, masih saja di lecehkan! Itu membuktikan bukan wanita yang salah karena berpakaian terbuka atau tertutup. Tapi pria nya yang salah karena tidak bisa mengontrol batangnya kapan harus tegang!"
"Melihat dari cara bapak menanggapi masalah ini! Saya sadar bahwa pelecehan seksual sudah merupakan hal biasa untuk kalian para pria. Tapi, apakah kalian tahu? Sangat banyak di luar sana korban pelecehan yang mengakhiri hidupnya sendiri karena trauma. Apa kalian tahu berapa banyak para wanita yang harus merelakan mimpi-mimpinya karena harus merawat benih para pria sialan itu!"
"Tidak … kalian tidak tahu bagaimana rasanya! Karena apa? Karena kalian para pria selalu mengandalkan logika untuk berpikir! Sekarang saya yang akan memberikan saran untuk bapak!" Lea meluapkan emosi nya dengan berkata lantang dan menunjuk-nunjuk dada bidang Dave.
Lea merupakan mahasiswa di bidang hukum. Gadis cantik itu tahu jelas tentang banyaknya kasus pelecehan seksual yang terjadi namun tak di tanggapi dengan baik oleh aparat hukum. Dengan dalih perempuan tidak bisa menjaga dirinya atau pelecehan itu terjadi atas sama-sama suka. Itu lah sebabnya Lea mengambil jurusan hukum karena merasa geram akan aparat hukum yang tidak terlalu serius menanggapi kasus tersebut.
"Saya tidak butuh saran, Nona!" Dave berucap tegas menatap tajam Lea dan di balas dengan tatapan menghunus oleh Lea.
"No … bapak butuh saran saya dan bapak harus mendengarkan saran saya!" bentak Lea dengan suara yang meninggi.
"Jika bapak tidak bisa menaruh rasa simpati pada kami para wanita yang di lecehkan. Maka, cukup bersimpati pada ayah kami! Bayangkan bagaimana perasaan seorang ayah saat mengetahui anak gadisnya yang Ia sayangi dan Ia jaga dari bayi hingga dewasa lalu di lecehkan oleh pria bejat di luar sana. Bayangkan, Pak! Bayangkan bagaimana hancurnya ayah kami! Bapak laki-laki pasti tahu bagaimana rasanya bila jadi ayah para wanita yang di lecehkan itu!"
Lea menaikkan nada suaranya hingga lama-kelamaan melemah. Tanpa sadar butiran kristal jatuh membasahi pipinya.
Sakit … sangat sakit! Berapa banyak para wanita yang harus hancur masa depannya karena ulah para pria yang tak bisa mengontrol hasratnya.
Apakah tidak ada lagi tempat aman bagi kami para wanita?
Bukankah wanita itu begitu di muliakan karena dari rahim mereka lahir para pemimpin yang adil?
Apakah pria yang telah melakukan pelecehan itu lupa kalau mereka juga lahir dari rahim makhluk yang di sebut wanita?
Lalu mengapa mereka bisa berbuat hal keji itu? Berdalih karena kami para wanita tidak bisa menjaga aurat kami. Lalu bagaimana dengan mereka yang menutup auratnya tapi masih saja di lecehkan? Itulah isi pikiran Lea.
Dave tersentak ketika mendengar ucapan Lea yang di sertai dengan air mata. Saran yang di berikan Lea sangat menohok hatinya.
"Apa bapak paham sekarang? Jika tidak bisa membayangkan posisi kami maka bayangkan bagaimana perasaan ayah kami! Karena kelak bapak juga akan memiliki anak gadis yang harus bapak jaga dan cintai!" lirih Lea memalingkan wajahnya ke arah lain tak mau menatap wajah Dave.
"Oh ya, sebelum saya pergi! Saya ingin mengucapkan terima kasih pada bapak karena dengan hadirnya bapak tadi! Pria itu tak jadi membunuh dan melecehkan saya. Terima kasih pak Dave Matthews!" Lea menatap name tag di baju Dave.
Gadis cantik itu mengusap air matanya kasar lalu segera keluar dari mobil polisi tersebut tanpa berkata sepatah katapun.
Dave menatap punggung Lea yang bergetar saat berjalan masuk ke dalam apartemen nya. Dave tahu bahwa Lea sedang menangis.
"Huff … kau dengar Jhon! Kita baru saja di ceramahi gadis cantik. Mulai sekarang kita cari jajanan yang instan saja seperti gadis bayaran di clup!" ucap Dave pada sesuatu yang berada di dalam celananya yang di beri nama si Jhon.
"Hah, apa kau bilang Jhon! Kamu tidak mau yang murah! Ck … baiklah! Kita cari yang berkelas dan higienis." Dave kembali tertawa riang saat melihat arah jarum jam yang melingkar di tangannya tepat pukul 2 dini hari.
"Yuhuuuu … saatnya jajan! Lepaskan baju dinas, mari kita berkemas untuk membeli sesuatu yang bisa di r*mas!" Dave bersorak riang membuka baju dinasnya lalu memakai pakaian casual yang selalu Ia bawa dalam mobil dinasnya.
Bersambung.
Halo kakak … author balik lagi nih, jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰 agar karya ini semakin bersinar 🥰🥰.
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
mamae zaedan
dikasik nama jhon
bentar lagi di ajakin nyanyi,, "jhoni-jhoni yes papa",🤭☺️
2023-12-29
1
Yuli Silvy
😢 dasar polisi Casanova
2023-07-08
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
memang selalu kaum wanita yang dijadikan sasaran empuk untuk dijadikan sasaran kejahatan
2022-08-19
1