Suasana di Bandara Soekarno Hatta terlihat begitu ramai. Para turis asing dari luar negeri berlalu lalang di dalamnya, begitu juga dengan para penduduk lokal yang baru saja kembali ke tanah air setelah berlibur di luar negeri.
Seorang gadis cantik berambut coklat mempunyai mata abu-abu dan kulit putih pucat terlihat sedang mengusap air matanya. Begitu juga dengan orang-orang yang sedang mengelilinginya ikutan mengusap air mata.
"Hiks … Lele, kalau kamu rindu kakak jangan nangis dan telepon kakak! Karena kakak gak bakal angkat telepon kamu!" Leo menangis sesenggukan memeluk erat tubuh adik kecilnya yang sudah remaja.
Ya, benar saja. Gadis cantik itu tak lain adalah Leana Dicaprio dan pria paruh baya yang memeluknya itu kakak tua nya Leonardo Dicaprio si mantan cassanova cap bandot.
Sebuah pukulan keras menghantam kepala Leo membuat pria paruh baya itu meringis kesakitan.
"Dasar kakak durhaka! Adiknya rindu kok dilarang telpon! Dasar edan!" Mom Nana mamanya Leo yang sekarang sudah menjadi nenek-nenek meski wajahnya sudah keriput namun tetap terpancar kecantikan di wajahnya.
"Haduh, Mom! Ini kepala bukan bola voli yang bisa di smes. Lama-lama pecah kepala Leo karena Mom sering pukul!" Leo melepaskan pelukannya lalu mengusap kepalanya yang terasa sakit.
Ara yang melihat tingkah absurd suaminya itu pun terkekeh geli. Leo sudah tua tapi masih saja suka jahil pada adiknya kecilnya Lea. Perbedaan umur yang jauh antara Lea dan Leo tak membuat hubungan keduanya kaku atau canggung. Meski realitanya Lea lebih cocok menjadi anak Leo daripada adiknya.
Ada saja setiap harinya ulah Leo yang membuat Lea kesal hingga menangis sesenggukan, karena gemas melihat kakak tuanya yang selalu punya seribu cara menjahili dirinya.
Hari ini merupakan hari keberangkatan Lea ke Prancis untuk melanjutkan studinya di sana. Gadis cantik itu sekarang sudah berumur 18 tahun. Lea memilih negara Prancis tempat dia akan merantau selama beberapa tahun ke depan.
Gadis itu sengaja ingin kuliah di luar negeri karena ingin mencari pengalaman dan ingin hidup mandiri. Terlepas dari bayang-bayang keponakannya Olaf dan Ana yang seumuran dengannya. Begitu juga ingin hidup tenang karena merasa kesal tiap hari di jahili kakak tuanya.
"Biarin pecah! Karena Mom ingin lihat apa isi dalam otakmu. Ini semua juga karena ulahmu! Lea pergi karena tidak ingin di kibulin kamu lagi! Dasar anak nakal. Umur udah hampir bau tanah tapi kerjaannya cuma mendusel di ketiak istri atau menjahili adikmu yang masih polos!" Mom Nana mencekik leher Leo gemas membuat pria dewasa yang baru berusia 50 tahun itu tak bisa bernafas.
"Uhuk … uhuk … Leo gak bisa nafas, Mom! Anak-anak tolong papa!" Leo menjulurkan lidahnya keluar membuat Lea, Ara, James dan juga anak-anaknya pun memutar bola mata malas mereka.
"Ish … papa lebay deh! Paling cekikan Oma tidak sekuat itu! Mana ada orang tercekik bisa ngomong!" ketus Olaf melipat kedua tangannya di depan dada.
Leo yang mendengarnya pun langsung berekspresi kesal karena semua anak-anaknya tidak ada yang bisa diajak kerjasama.
"Ck … udah mom! Lepasin tangan Mom di leher Leo." Pria paruh baya itu berucap kesal memanyunkan bibirnya.
"Sudah-sudah … jangan bertengkar lagi! Kalian ini yang ada bikin malu aja. Lihat tuh orang-orang pada lihatin kita!" James memijit-mijit keningnya melihat pertengkaran putra semata wayangnya dengan istri tercintanya.
"Tau papa ah! Kita ke sini buat antar Aunty Lea. Bukan mau gelud biar di tonton orang!" celetuk si kecil Han yang sekarang sudah berumur 9 tahun.
"Kalian ini! Selalu saja salahin papa. Lama-lama papa merasa jadi si Mail di film Upin Ipin yang selalu di salahin. 'Dikit-dikit aku juga yang salah'." Leo berucap kesal membuat semua anak-anaknya terkekeh geli.
"Papa jangan marah-marah. Nanti cepat tua! Malu sama mama yang masih cantik dan muda!" Goda Ana membuat raut wajah Leo langsung masam.
"Huss … sudah cukup! Jangan bertengkar lagi. Kasian Lea kalau sampai ketinggalan pesawat!" Ara menengahi perdebatan ringan antara suami dan anak-anaknya.
Lea bernafas lega setelah mendengar Ara berbicara. Karena di dalam keluarganya hanya Ara kakak iparnya saja yang waras. Sedangkan yang lainnya semua sengklek termasuk orang tuanya James dan Nana.
"Mom, Pa, kak Leo, kak Ara, Olaf, Ana dan Han! Lele berangkat dulu, ya! Biar gak ketinggalan pesawat. Kalau mau curhat atau ajak gelud nanti saat Lele sampai di Prancis biar kita bisa gelud online!" Lea memeluk orang tuanya sesaat.
"Jaga diri di sana, ya sayang! Ingat, jangan terlalu percaya sama orang asing. Kalau butuh apa-apa langsung hubungi Mom dan papa." Mom Nana mengecup kening Lea lembut.
"Hey, Lele! Kalau kamu rindu keluarga langsung aja nyemplung ke kali di Prancis. Karena di sana banyak spesies mu!" Leo berucap dengan suara serak memeluk erat tubuh ramping adik kecilnya.
"Sudah-sudah … ayo sana pergi kamu sayang! Perasaan dari tadi sudah peluk-peluk dan pamit tapi gak berangkat juga!" James menghela nafas berat melihat adegan dramatis keluarganya seolah tak ingin melepas Lea pergi.
"Ya sudah! Lea pergi dulu! Love you all." Lea melayangkan flying kiss ke arah keluarganya. Lalu berbalik arah melangkahkan kakinya masuk station.
"Love you too!"
***
Di lain tempat,
Seorang pria dengan lumuran darah di tangannya. Terlihat pria tampan itu tersenyum lebar karena telah berhasil melenyapkan musuhnya dengan sadis.
"Berani berkhianat maka hanya kematian balasan untukmu!" Pria tampan itu berucap dingin membuat para bawahannya yang berdiri di belakang hanya bisa menelan ludah kasar.
Mereka semua bergidik ngeri melihat senyuman iblis terpasang di wajah Tuan mereka.
"Buang mayatnya ke kandang buaya ku!" Pria tampan itu memberi titah pada para bawahannya yang sedari tadi hanya diam mematung menyaksikan kesadisan nya dalam membasmi pengkhianat dari kelompok mereka.
"Baik, king!" Para bawahan pria tersebut bergerak cepat mengangkat mayat pengkhianat tersebut.
"King!" Panggil seorang pria tampan berwajah dingin dan kaku.
"Hemm." Pria yang di panggil king itu hanya berdehem seraya mengelap noda darah di tangannya dengan kain.
"Sebentar lagi kita ada pertemuan dengan Tuan Smith dari perusahaan KETOPRAK. Grup!" ucap pria dingin itu.
"KETOPRAK. Grup? Kenapa namanya tidak asing?" tanya Pria yang dipanggil king itu.
"Tidak asing karena nama perusahaan itu sama dengan makanan kesukaan Anda dari India, King!"
"Indonesia goblok, bukan India!" ketus pria yang dipanggil king itu.
"Nah, itu Anda tahu! Lalu kenapa masih bertanya!" sungut pria dingin itu membuat pria yang dipanggil king itu memukul kepalanya.
Bugh.
"Haduh."
"Aku bos nya dan kau hanya bawahan! Jadi suka-suka aku ingin bertanya apa!" sentak pria itu.
Ck … beginilah nasib bawahan! Salah ngomong langsung di timpuk. Nasib-nasib batin pria itu.
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 YAH 🙏🥰🥰🥰
Biar author semakin semangat crazy up 😘😘
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kan makanan 🤣🤣
2024-09-04
0
Yunerty Blessa
sabar Lea 😂
2024-09-04
0
Yunerty Blessa
sabar Leo
2024-09-04
0