**Bantu Karya ini agar lebih bersinar dan masuk rangking KARYA Populer 🙏🙏 dengan cara LIKE KOMENTAR VOTE DAN BERI RATING 5 YAH 🙏🙏
Saling bantu kita, Author up tiap hari dan kakak semua Vote, like coment dan beri hadiah 🥰
...----------------...
Lea menelan air liurnya yang hampir keluar ketika Tom menata makanan lezat di atas meja. Lea tak menyangka bahwa Tom akan memasak Ratatouille makanan terlezat di Prancis.
"Lap air liur mu! Sebelum merembes keluar." Tom berkata tegas membuat Lea langsung mengelap air liur nya menggunakan tisu yang terletak atas meja makan.
"Makan yang banyak, aku ingin kau punya tenaga untuk bermain di atas ku sebentar lagi." Tom menyeringai seraya menyodorkan Ratatouille ke hadapan Lea.
Lea yang merasa sangat kelaparan pun tak menjawab lagi apa yang Tom katakan, gadis itu segera melahap Ratatouille dengan penuh semangat. Bahkan Lea tak menghiraukan Tom yang menatap aneh dirinya.
Tom hanya bisa menghela nafasnya ketika melihat Lea yang tak ada anggun-anggunnya saat makan. Berulang kali Lea menjilat bibirnya sendiri karena belepotan. Tom hanya bisa menelan ludah ketika melihatnya sebab sesuatu yang di bawah sana kembali menegang.
Gadis ini benar-benar menguji kesabaran sekaligus keimanan ku batin Tom kesal.
"Tom," panggil Lea setelah menghabiskan makanannya.
"Hemm." Tom hanya berdehem seraya mengunyah makanan nya dengan anggun bak anggota bangsawan.
"Apa tidak ada nasi?" tanya Lea polos membuat Tom menaikkan alisnya sebelah.
"Bukannya kamu sudah makan Ratatouille sangat banyak. Lalu untuk apa kamu tanyakan nasi lagi?" tanya Tom balik yang tak habis pikir dengan kelakuan Lea.
"Sebanyak apa pun aku makan kalau tidak ada nasi ya aku tetap tidak akan kenyang." Lea berucap santai seraya terus menatap makanan yang berada dalam piring Tom.
Tom yang melihatnya pun tersenyum menyeringai, pria tampan itu menyodorkan piringnya ke hadapan Lea.
"Kamu memang pria pengertian." Lea langsung menyantap makanan tersebut dengan lahap hingga tandas.
"Habis ini ki--," Ucapan Tom terhenti saat samar-samar mendengar suara yang tak asing baginya.
Kurang ajar! Siapa yang memasang bom batin Tom mengumpat.
Tom bangkit dari kursi nya lalu menarik tangan Lea membuat gadis itu memberontak sebab Tom mencengkram tangan Lea sangat erat.
"Sakit Tom-Tom." Lea meringis kesakitan.
"Tidak ada waktu merengek, kita harus segera keluar dari tempat ini." Tom berlari kencang seraya terus mencengkram tangan Lea membuat gadis itu mau tak mau juga ikut berlari.
"Apa yang terjadi ke-kenapa kamu terlihat panik?" Lea bertanya dengan nafas terengah-engah seraya terus berlari menuju pintu keluar dari belakang.
Gedung yang mereka tempati itu sangatlah luas dan besar sehingga membuat mereka terlalu lama tiba di pintu keluar.
Tom tak menjawab pertanyaan Lea, pria tampan itu merutuki kebodohannya yang menyuruh anak buahnya yang bertugas menjaga gedung tersebut pergi ke lelang pasar gelap.
Sedangkan anak buah Tom yang lainnya berada di basecamp utama mereka yang berada di hutan barat. Posisi Tom sekarang berada di hutan Timur.
Jebakan musuh? Pengkhianat!!
Tom baru menyadari bahwa dia sudah masuk jebakan musuhnya!
Pasti lelang di pasar gelap itu hanya akal-akalan para musuhnya, agar membuat anak buah Tom terpecah menjadi dua bagian.
Tom juga menyadari bahwa ada di antara anak buahnya yang berkhianat padanya. Tidak mungkin musuh bisa masuk ke dalam gedung nya untuk memasang bom. Terkecuali anak buahnya lah yang melakukan hal tersebut.
Kaki Lea terkilir membuat gadis itu terjatuh dan langsung menangis karena kakinya teramat sakit.
"Huwaa … sakit!" Lea menangis sesenggukan memegang pergelangan kakinya.
Tom yang melihatnya pun merasa gemas pada Lea yang sangat cengeng dan lemah.
"Diam!!" bentak Tom menggelegar membuat Lea ketakutan melihat raut wajah bengis Tom.
Tom ingin menggendong Lea, namun, gadis itu menolak tak ingin di sentuh Tom.
"Kau benar-benar menguji kesabaran ku." Tom segera menggendong Lea dengan cara paksa ala bridal style. Lea memukul dada bidang Tom bertubi-tubi.
"Dasar pria ja--,"
Tit … tit … tit.
"Suara apa itu? Kenapa seperti suara listrik yang hampir habis pulsanya?" tanya Lea polos pada Tom yang terlihat khawatir dengan raut wajah dinginnya.
"Itu suara bom." Tom terus berlari menuju pintu keluar yang berjarak 7 meter lagi.
Namun, sayang! Bom tersebut meledak tepat saat Tom hampir tiba di pintu keluar membuat Tom dan Lea terlempar keluar.
Boom
Duarr
Tubuh Lea terkapar tak berdaya di atas tanah. Lea meneteskan air matanya saat merasakan telinganya berdengung, gadis itu tak bisa mendengar apa pun. Nafasnya tercekat di tenggorokan, dadanya terasa sesak.
"Kak Leo, Kak Ara … Mom, Papa … Ana, Olaf. Aku rindu kalian … sakit!" Lea menggerakkan bibirnya tanpa suara.
Bahkan wajah Lea memerah padam. Cairan kental merembes keluar dari telinga Lea. Sedangkan kondisi Tom jauh lebih baik dari Lea, pria itu hanya mengalami luka ringan.
Tom bangkit merangkak menghampiri Lea yang berada tak jauh dari nya. Tom mengangkat kepala Lea meletakkan di atas pangkuannya.
"Hey, kamu bisa mendengarkan ku Lea? Lea … apa kamu bisa menjawab ku?" tanya Tom menepuk halus pipi Lea saat gadis itu terus menatapnya dengan mata yang mengembun.
Lea tak menjawab sepatah kata pun gadis itu perlahan menutup matanya membuat Tom merasa panik. Pria tampan itu merasa sesak melihat keadaan Lea yang mengenaskan.
"Hey, Lea buka matamu! Hey buka matamu … jangan tinggalkan aku!" Tom berteriak memanggil nama Lea.
"Aku mohon, jangan tinggalkan aku seperti dia!" Tom menangis seraya memberikan pertolongan pertama pada Lea.
Tom menekan dada Lea berulang kali. Bahkan Tom memberikan Lea nafas buatan berharap gadis itu membuka matanya kembali.
Tom memeriksa denyut nadi Lea yang masih ada meski lemah dan nyaris menghilang.
Suara helikopter terdengar sedang menuju ke arah mereka. Tom mendongak menatap helikopter tersebut yang tak lain miliknya.
Helikopter tersebut mendarat sedikit jauh dari posisi Tom dan Lea. Terlihat Jerry turun dari helikopter bersama 4 anak buah Tom yang lain berlari menghampiri nya.
"King! Anda baik-baik saja?" tanya Jerry khawatir melihat Tom menangis seraya memeluk tubuh Lea yang tak berdaya.
"Tolong dia, Jerr! Aku tidak ingin dia meninggalkan ku!" Tom meminta tolong pada Jerry membuat pria tampan berwajah datar itu tersentak kaget.
Untuk pertama kalinya Tom mengucapkan kata tolong, sehingga membuat Jerry dan teman-temannya terperangah. Mereka hampir tak percaya bahwa Tom mau mengucapkan kata tolong.
"Apa kepala Anda terbentur sesuatu, King?" tanya Jerry polos.
"Kau ingin mati, Jerr?" tanya Tom balik membuat Jerry menggeleng kepalanya cepat.
"Kalau tidak, cepat tolong dia!" bentak Tom membuat Jerry mengangguk kepalanya cepat.
"Baik, King." Jerry memeriksa denyut nadi Lea membuat pria datar itu membelalakkan matanya.
"Kita harus cepat membawanya ke rumah sakit! Jika tidak nyawanya tak akan tertolong." Jerry berucap cepat membuat raut wajah Tom menegang.
"Ayo, King! Tunggu apa lagi?" tanya Jerry dengan suara yang tinggi membuat Tom tersadar lalu segera menggendong tubuh Lea ala bridal style.
Mereka berlari tergesa-gesa masuk ke dalam helikopter. Tom memeluk erat tubuh lemah Lea, entah mengapa pria itu merasa takut kehilangan Lea.
Kau tidak boleh mati! Kau harus bertanggung jawab karena sudah mengambil keperjakaan ku dan aku sudah candu terhadap semua yang kau miliki. Termasuk tubuh mu, sikap mu yang barbar dan cerewet batin Tom sedih.
Bersambung.
Banyakin like dan komentar dong. Biar author semakin semangat up nya.
Tembus Komentar 150 dalam kurun waktu 3 jam. Author bakal up lagi secepatnya!!🤗🤗😎😎
Alasan mengapa akhir-akhir ini slow up karena author mengikuti kelas menulis online. Tapi tenang saja. Insya Allah tanggal 8 nanti sudah selesai dan bisa fokus ke sini😁🤗..
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰😘
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kasian Lea....
2024-09-05
0
Yoru
dia siapa kak?
2023-03-23
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
saat tom sudah bucin sama Lea tapi halang rintang yang sesungguhnya sudah menanti mu Tom
2022-08-19
0