**Bantu Karya ini agar lebih bersinar dan masuk rangking KARYA Populer 🙏🙏 dengan cara LIKE KOMENTAR VOTE DAN BERI RATING 5 YAH 🙏🙏
Saling bantu kita, Author up tiap hari dan kakak semua Vote, like coment dan beri hadiah 🥰
...----------------...
Raut wajah Leo dan yang lainnya berubah menjadi dingin sekaligus terkejut mendengar suara barinton yang berbicara. Seharusnya Lea lah yang bersuara.
"Siapa kau?" tanya Leo dengan suara yang amat dingin.
"Aku majikan adikmu!" Jawab Tom dengan nada santai.
Dahi Leo dan yang lainnya mengerut mendengar jawaban dari pria yang mengangkat telepon adiknya itu. Apa maksud dari majikan? Apakah Lea bekerja di Prancis? Tapi, mengapa? Bukannya Lea tak kekurangan uang sebab Leo dan ayahnya selalu mentransfer ke rekening Lea setiap bulan dengan jumlah yang sangat banyak.
"Apa maksud mu? Adikku tidak punya majikan karena dia tidak pernah bekerja!" tegas Leo membuat Tom tertawa terbahak-bahak di seberang sana.
"Adikmu itu tidak bekerja melainkan dia menjadi mainan ku atau lebih tepatnya budak ku!" jawab Tom dengan nada santainya.
Leo dan yang lainnya mengepalkan tangan mereka dengan erat, sehingga ujung kukunya menancap ke telapak tangannya.
"Apa maksudmu? Katakan dengan jelas siapa kamu? Kenapa ponsel adikku ada padamu?" Leo bertanya dengan suara yang rendah namun penuh penekanan. Pria paruh baya itu sekuat mungkin menahan amarahnya karena tidak ingin lepas kendali.
"Aku akan menjawab nya melalui sebuah foto!" Tom segera mematikan teleponnya.
"Halo … halo!" ucap Leo saat tak mendengar suara lagi.
"Siapa pria yang mengangkat telepon Lea? Kenapa perasaan ku tidak tenang begini?" Leo mengusap wajahnya kasar, pria paruh baya itu merasa frustasi mengkhawatirkan adik semata wayangnya.
"Tenanglah, mungkin ponsel Lea hilang dan yang menelpon mu tadi itu adalah orang yang menemukan ponsel Lea!" Kemal berusaha menenangkan Leo yang tak karuan.
Tak lama setelahnya ponsel Leo kembali berdering menandakan ada pesan masuk. Dengan gerak cepat pria itu membuka pesan tersebut yang dikirim melalui nomor Lea.
Mata Leo membulat sempurna, tanpa sadar air mata menetes dari sudut matanya. Tangan pria paruh baya itu bergetar hebat sehingga menjatuhkan ponselnya.
"Le, kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Arka khawatir melihat Leo yang menangis. Dimas mengambil ponsel Leo yang jatuh pun melihat apa yang di kirim oleh pria tadi.
"Bajingan!" gumam Dimas dengan nafas memburu begitu juga dengan Arka, Dito dan Kemal yang melihat isi pesan tersebut.
Terlihat Lea terkapar tak berdaya di atas ranjang king size, pergelangan kaki dan tangannya di rantai dengan dres yang sobek. Bahkan dress tersebut hanya menutupi kedua aset pribadi Lea saja.
Dimas memperbesar gambar tersebut di bagian pergelangan kaki dan tangan Lea. Terlihat kulit tangan dan kakinya lecet hingga berdarah.
Tak lama setelahnya ponsel Leo kembali bergetar menandakan pesan masuk.
Aku ingin lihat seberapa hebat dirimu! Karena saat aku menggagahi adikmu dia mendesah memanggil nama mu 'kakak … kakak … tolong aku'.
Dia juga sangat memuji mu dengan mengatakan bahwa kamu lebih hebat dari ku. Bahkan dia mengancam ku atas namamu. Jadi, cepat cari di mana lokasi ku agar aku bertemu dengan mu dan bisa memenggal kepala mu di depan adikmu yang cerewet itu.
"Lea … Lea ku, Ar! Dia … dia di perkosa!" Leo berucap dengan suara yang terbata-bata karena masih shock dengan apa yang menimpa adiknya.
Adiknya yang Ia jaga dan sangat Ia cintai kini telah di rusak oleh orang tak dikenal. Hancur … itulah yang Leo rasakan sekarang.
"Tidak ada waktu untuk menangis, Le! Waktunya memberi pelajaran pada hama pengganggu. Kita bergerak sekarang agar kita bisa lebih cepat menemukan Lea!" tegas Dimas membuat Leo langsung menghapus kasar air mata yang membasahi pipinya. Pria paruh baya itu tak ingin lemah, dia harus kuat demi adiknya.
"Benar apa yang di katakan Dimas. Lebih cepat bergerak maka lebih baik. Tapi, Ingat! Istri kita tidak boleh ada yang tahu!" timpal Arka membuat mereka semua menganggukkan kepala setuju.
Mereka tidak ingin istri-istri mereka mengetahui hal ini sebab para istri nantinya pasti akan histeris.
"Sepertinya kita juga butuh bantuan si Togi togel! Di lihat dari cara pria itu memperlakukan Lea dapat kita nilai bahwa dia bukan orang biasa. Dia pasti mempunyai pion gelap di belakangnya!" celetuk Dito lalu di benarkan oleh Dimas.
"Benar, bila orang yang tidak mempunyai pion gelap maka orang itu pasti tidak akan berani mengirimkan bukti kejahatannya ke Leo!" ucap Dimas membuat mereka semua mengangguk kepalanya cepat.
"Aku bersumpah akan membuat pria itu menyesali perbuatannya!" Leo mengeraskan geraham nya ketika mengingat kembali bagaimana gambar Lea tadi.
*
*
*
Di Prancis,
Tom mengernyitkan dahinya di kala mengingat kembali suara Leo yang sangat berat dan penuh wibawa.
"Suaranya seperti pria paruh baya yang penuh wibawa! Berapa umurnya kira-kira? 25, 30 atau 35!" gumam Tom mengetuk dahinya.
"Ahh … bodoh amat yang penting sebentar lagi dia akan mati di tangan ku!" Tom tersenyum lebar ketika membayangkan wajah Lea yang sedih dan putus asa saat Tom memenggal leher kakak nya.
"Pasti dia akan bergantung kepada ku nantinya bila kakak nya mati! Ah … aku ingin secepatnya melihat hal itu terjadi," gumam Tom tersenyum-senyum sendiri.
Kemudian pria tampan itu menghampiri Lea yang masih pingsan. Lalu membuka santai yang mengikat tangan dan kaki Lea. Setelah selesai Tom mengangkat tubuh Lea masuk ke dalam kamar mandi.
Pria tampan itu ingin membersihkan tubuh indah Lea agar bisa kembali di gagahi nanti saat Lea sudah pulang kembali.
"Kamu seharusnya beruntung karena aku menyerahkan keperjakaan ku untukmu. Sudah banyak tante-tante yang mengincar kemolekan tubuh ku tapi tidak aku pedulikan! Cuma kamu yang berhasil menikmati tubuh ku dengan gratis tanpa bayaran!" Tom tak berhenti berceloteh selama membersihkan tubuh Lea dengan air hangat.
Lea yang sebenarnya sudah dari tadi sadar hanya bisa mengumpat dalam hati mendengar pria itu berbicara.
Bayaran dengkul mu! Kau kasih gratis aku juga gak mau menikmati tubuhmu. Dasar narsis! Tunggu saja pembalasan ku suatu hari nanti. Akan ku buat kau bertekuk lutut di hadapan ku batin Lea mengumpat Tom sedari tadi.
Pria itu berubah menjadi lembut berbeda dengan semalam. Dia memperlakukan Lea seperti mutiara yang tak ingin tergores.
"Jika kamu menjadi gadis penurut aku pasti akan menjadi pria yang lembut, karena hal yang paling aku benci di dunia ini adalah pembangkang! Itulah sebabnya semalam aku berbuat kasar kepada mu." Tom tak berhenti berbicara sendiri selama memandikan Lea.
Lea menikmati perlakuan lembut Tom bahkan pria tampan itu memijat bahu dan kepalanya membuat Lea semakin rileks.
Rupanya dia mempunyai bakat menjadi tukang urut … ahhh enak sekali! Andai ada minyak angin akan lebih mantap lagi batin Lea merasa nyaman.
Waduh … perut ku, kok tiba-tiba mules batin Lea merasa perutnya seperti di aduk-aduk sehingga membuat sesuatu keluar dari kenalpot nya.
Blup .. blup
Tom mengernyitkan dahinya saat mendengar suara gelembung air dari bathtub.
"Kenapa airnya bisa bergelembung?" gumam Tom bingung.
Sedangkan dalam hati Lea, gadis itu tertawa cekikikan mendengar gumaman Tom.
Itu bukan gelembung, goblok! Tapi, gas alam alias kentut batin Lea tertawa cekikikan.
Bersambung.
Halo-halo kakak … author balik lagi nih, jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
sedar Lea...Tom lelaki jahat
2024-09-05
0
Yunerty Blessa
ditunggu pembalasan mu Lea... hancurkan Tom
2024-09-05
0
mamae zaedan
lah masih sempet² memuji,, 🤦
2023-12-29
1