Tetapi, untuk menghindari kaburnya Airy lagi, kedua pihak keluarga masih merahasiakan perjodohan itu. Agar Airy tidak merasa hidupnya di atur, karena bagaimanapun juga, perjodohan itu hanyalah obrolan orangtua. Sedangkan Rifky dan Aisyah menyerahkan sepenuhnya pilihan hati Airy dan Raihan di masa yang akan datang.
"Ini kamar aku?" Tanya Airy.
"Iya, di paling ujung saja ada kasur kosong, jadi kamu bisa menempati kasur itu" Kata Ustadzah.
"Heh? Ndak salah ini? Maksudku........ Ah sudahlah, aku iyain ajalah. Makasih Ustadzah" Kata Airy mengalah.
Ia tidak mungkin menolaknya, ia masih ingin tinggal di pesantren itu karena Raihan juga ada di pesantren itu. Di kamar yang Airy tempati sekarang berisikan tiga orang. Jadi sahabat Airy akan hadir dari sesama penghuni kamar itu.
"Saya tinggal dulu ya, semoga kamu betah disini, Assallamualaikum" Salam Ustadzah sambil membelai kepala Airy.
"Waalaikum sallam, hati-hati Ustadzah" Kata Airy.
Airy merebahkan badannya di kasur, kasur itu berada di atas karpet lantai. Di sampingnya juga ada almari masing-masing. Airy siap-siap dan merapikan bajunya di almari. Lalu, masuklah teman sekamar Airy, Mira dan Risna. Mereka juga akan menjadi sahabat selama Airy nyantri di sana.
"Assallamualaikum" Salam Mira dan Risna.
"Waalaikum sallam, kalian penghuni kamar ini juga kah?" Tanya Airy dengan nada yang santai.
"Emm iya, namamu siapa?" Tanya Mira.
"Kenalin gaes, namaku Airy Calista Putri Handika, panggil saja Airy, hehehe kalian?" Kata Airy sambil mengulurkan tangannya, tanda ingin bersalaman dengan Mira dan Risna.
Mira adalah gadis yang polos, baik dan sedikit telat mikir. Namun, ia sangat tulus jika menjalani sebuah hubungan persahabatan. Kalau Risna, ia gadis yang sedikit galak, dengan kegalakannya, ia sering nyambung jika sedang mengobrol dengan Airy.
"Wah ada teman baru, oh ya kamu masih sekolah atau kuliah?" Tanya Mira.
"Aku masih sekolah mau kelas tiga, hehehe. Kalian?" Tanya Airy kembali.
"Kita sudah kuliah, semester 2 dan satu kampus. Kamu sekolah di samping sana kah? MA milik pesantren?" Tanya Risna.
"No! Aku sekolah di Negri" Jawab Airy dengan melipat tangannya.
Ketika asik mengobrol dengan teman baru, Aisyah masuk ke kamar Airy dan pamit akan pulang. Awalnya Airy mengeluh karena kasurnya kurang besar, ia tidak leluasa untuk jingkrak-jingkrak. Dengan sangat lembut, Aisyah mencoba untuk memberi pemahaman kepada Airy untuk bersikap layaknya seorang santri, bukan keluarga besar pesantren lagi.
"Iya Mi, santai aja. Oh ya, tuh kasur nggak ada yang lebih besar ya Mi? Laptop ku juga mana? Aku bosan Mi, mana ponsel juga di sita kan? Cuma boleh makai hari minggu doang, dan itu cuma 2 jam, yang bener aja!" Kesal Airy.
"Laptop, ponsel dan berberapa alat komunikasi punyamu ada di Ustadzah, jika kamu mau ya ambil saja sendiri" Kata Aisyah.
"Ami ngeselin, serasa kek anak tiri deh, dah sana pulang. Aku akan baik-baik saja disini, jangan rindukan aku, nanti aku tersedak saat makan ok Amiku yang galak" Kata Airy menunjukkan satu buah koper lagi yang berisikan snack dan beberapa camilan.
"Hah? Laillah haillallah Airy, Lahaulawalla kuwatailla billah, kamu mau piknik apa nyantri sih?" Tanya Aisyah terkejut.
"Ami tau aku kan? Jadi kapan-kapan Ami kirimnya makanan yang banyak ya, kalau mau kirim uang sama Bang Raihan aja, nanti aku minta ke Bang Raihan" Kata Airy dengan senyum menyeramkan.
--_-_-_-_--
Malam itu malam pertama Airy di pesantren yang sama dengan Raihan, belum muncul kenakalan-kenakalan yang Airy lakukan, ia sudah memiliki seseorang yang juga santriwati disana yang tidak menyukai Airy.
Namanya Rindi, ia sudah masuk ke pesantren itu sejak dirinya kelas lima sekolah dasar, ia sedikit sombong karena dirinya merasa sudah mampu menguasai ilmu agama disana, dia juga anak kalangan orang berada juga, tapi masih di bawah Airy, maka dari itu dengan sikap ketidak kepedulian Airy membuat Rindi semakin membencinya.
"Woy, kamu santri baru itu to, huft tampang biasa saja gini jadi perbincangan para santriwati. Baju kumel, muka songong gini, pasti anak nakal miskin yang mendapat biaya gratis atau santunan buat masuk ke pesantren ini, iya to?" Kata Rindi sinis.
"Terus?" Tanya Airy.
"Aku ndak suka, paling juga ngaji baru iqra' hahaha. Kek aku guni nih, kitab kuning sudah berkali-kali khatam" Kata Rindi menyombongkan diri.
"Berkali-kali? Berarti di ulang mulu biar paham gitu? Itu kan masalah kamu" Kata Airy langsung pergi dengan menyenggol bahu Rindi.
"Dasar miskin! Nakal! Belagu!" Kesal Rindi.
Mira dan Risna menepuk tangan Airy, selama ini belum ada yang berani menyangkal Rindi kecuali para Ustadzah dan Kyai, namun Airy dengan santainya melawan Rindi tanpa rasa takut.
"Kalian kenapa tepuk tangan? Wudhu gih, sholat isyak ini, kan mau tadarus juga" Kata Airy.
"Kamu hebat, Risna aja yang galak belum tentu berani melawan Rindi" Kata Mira.
"Aku bukannya ndak berani, tapi dia itu punya kuasa di luar sana, aku tuh orang sederhana nggak kayak dia yang kaya, aku bikin ulah ke dia, dia nanti ngadu ke orangtuannya, dan anak buahnya mengusik keluargaku, aku ndak mau itu terjadi" Kata Risna.
"Podo, akupun juga, niatku disini mau belajar agama yang pinter, lulus kuliah terus bisa bekerja dan mengangkat derajat orangtua" Sambung Mira.
Airy menyadari sesuatu, keluarga sangat penting dalam hidup, apapun yang akan kita lakukan, sejauh mana kita melangkah, kita akan kembali dan berkumpul dengan keluarga, bukan orang lain.
"Kalian begitu memperduliakan keluarga kalian ya, good! Aku suka kalian, ayuk wudhu ah" Kata Airy.
Selesai wudhu, Airy dan teman-temannya ke mushola perempuan, karena mereka tidak menjadi satu di masjid ketika sholat dengan para santri laki-laki. Setelah sholat isyah selesai, semua santri mengaji dan ada juga yang menghafal di aula santri perempuan.
"Ingat! Jangan sampai orang lain tau siapa kita, disini kita hanya santri. Belajar ilmu agama lebih dalam lagi. Kalau mau bikin masalah mending pulang saja, kasihan orangtua kita. Itu sama saja melemparkan kotoran di wajah orangtua kita"
Kata-kata dari Raihan terngiang di kepala Airy terus. Bukan sikapnya jika menjadi gadis yang pendiam dan baik hati. Airy duduk ditengah-tengah Mira dan Risna, mereka berdua baru saja memulai kitab Sullamut Taufiq.
"Kalian baru mulai kitab ini? Sullam Taufiq?" Tanya Airy heran.
Iyalah dia heran, Airy mulai mengaji kitab Sullamut Taufiq saat ia duduk dibangku sekolah dasar. Kitab kuning pun ia berhasil pahami saat masuk sekolah menengah.
"Iya, memang kenapa? Banyak loh santriwati yang baru ngaji kitab ini" Kata Mira.
"Kamu sendiri ngaji kitab apa?" Tanya Risna.
"Aku belum tau hehehe, ajarin aku dong" Kata Airy.
Ia tidak ingin terlihat lebih pintar dari teman-temannya, ia menjadi bingung sendiri mau mengaji apa. Tujuannya jadi santri juga semata-mata ingin dekat dengan Raihan dan hanya menunaikan perintah Papa dan Aminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Lestari
bagus Thor 💪
2021-11-11
1
Ryosa
true story thor ?
2021-10-16
0
Amee
Airy, kita senasib
2020-08-16
1