Dengan wajah yang sangat penuh dengan menyebalkan, Airy pulang ke pesantren, mandi laluke aula untuk siap-siap sholat dzuhur berjama'ah. Ia juga menceritakan hal perjodohan itu kepada Nadia. Dan meminta Nadia untuk merahasiakan kepada siapapun juga, karena Airy ingin mengerjai Rindi.
"Wah yang benar saja Ry? Ternyata anak kedua dari Kyai besar itu namanya Mas Adam? Dan dia mau dijodohin sama kamu? Wah jika Rindi mendengar itu, pasti dia jantungan loh" Kata Nadia dengan ekspresi kagetnya.
"Makanya jangan bocorin dulu, Ok! Kita buat dia terbang dulu hahaha" Kata Airy dengan tawa jahatnya.
Ketika Airy dan Nadia hendak ke aula, mereka bertemu dengan Rindi dan Siti yang akan ke aula juga. Seperti biasanya, Rindi memulai perdebatan dan menyombongkan dirinya sendiri hadapan Airy. Ia merasa tidak ingin kalah dari Airy, tetapi Rindi belum tahu jika Airy itu adalah cucu dari Ruchan.
"Assallamualaikum ya ahli neraka" Sapa Rindi.
"Waalaikum sallam, hahaha kayak udah pasti jadi penghuni syurga aja deh, udah punya berapa ilmu buat pergi ke syurga kamu? Dah siapkah untuk mati?" Tanya Airy.
"Astaghfirullah hal'adzim, kalian bercandanya nggak lucu deh, mana bawa-bawa bahasa mati segala lagi, syurga dan negara pula. Nggak baik tau" Kata Siti.
"Diem deh Siti! Oh ya, aku dengar orangtuamu hadir juga ya? Sok akrab deh sama Kyai besar, atau jangan-jangan mau jemput kamu pulang karena malu? Aku yakin Raihan juga malu memiliki adik sepertimu" Kata Rindi.
"Hufft, Astagfirullah hal'adzim, untung saja Mas Adam itu calon suami aku hehe," Sambung Rindi dengan menegakkan kepalanya.
"Hahah calon suami? Darimana nduk? Ngehalu jangan ketinggian, jatuh nyungslep, sakit, nangis lagi haha" Tawa Airy membuat Rindi kesal.
"Kenapa? Iri?" Tanya Rindi.
"Kalian pasti nggak tau kan, kalau orangtua Rindi sama keluarga Kyai besar kan udah klop banget, dan aku yakin jika mereka pasti juga akan dijodohkan seperti anak Kyai lain pada umumnya, bener kan Rin?" Ujar Siti.
"Ya begitulah, maklum kan aku pinter, idaman semua para lelaki sholeh. Jadi kamu jangan sok kecakepan di depan Mas Adam nanti, kamu sendiri kan yang bilang kalau kamu nggak tertarik dengan Mas Adam, anak kedua dari Kyai besar?" Ketus Rindi.
Seketika Airy dan Nadia tertawa terbahak-bahak mendengar Rindi mengatakan bahwa dirinya dan Adam akan dijodohkan, kehaluan Rindi sudah terlalu sangat tingi difikiran Airy.
"Yakin? Tapi yang aku dengar, eh bukan hanya aku sih, banyak santri juga dengar sih, kalau Mas Adam itu sudah dijodohkan dengan cucu Ustad Ruchan, pemilik dari pesantren Darussallam yang ada di Jogja itu" Kata Nadia mengompori Rindi.
"Mana ada, jangan sembarangan ngomong ya kamu gendut. Aku juga kenal kok sama cucu Ustad Ruchan itu. Kami juga bersahabat malah, dia sendiri yang bilang kalau perjodohannya dibatalkan, lalu dia ingin aku menggantikannya. Kami sahabat sejak kecil, apa yang kamu ketahui tentang aku dan cucu Ustad Ruchan" Kata Rindi mulai panas.
"Hohoho sahabat? Hahaha ayo lah Nad, nggak usah dengerin orang halu satu ini, makin gila nanti dia, astaghfirullah hal'adzim, Assallamualaikum" Airy pun pergi meninggalkan Rindi dan Siti.
-_-_-
Sepanjang jalan pun, Airy dan Nadia ak bisa menahan tawanya, mereka tertawa terpingkal-pingkal. Bagaimana mereka tidak tertawa, Rindi mengarang bebas cerita bahwa ia dan cucu Ustad Ruchanadalah sahabat, dan mengenal sejak kecil. Karena pada kenyataannya, mereka malah sering beradu mulut satu sama lain. Ya! Karena cucu Ustad Ruchan adalah Airy itu sendiri.
"Halu! Halu yakin dah tuh si Rudal, sahabat dari mana coba, kenal aja baru hahaha" Tawa Airy.
"Mungkin dia memang ratu halu Ry, iya in sajalah, biar dia senang" Timpa Nadia.
Sesampainya di aula, Airy melihat Aisyah dan Leah sudah duduk dibarisan depan dan sedang berbicara dengan Ustadzah Ifa, terlihat mereka sedang mengobrol dengan sangat serius. Airy merasa jika mereka sedang membicarakan dirinya, karena malas berdebat, Airy pun sholat di barisan ke dua. Karena Airy sendiri juga tidak mau jika masalah perjodohan itu diketahui banyak santri sebelum waktunya.
Ia juga tidak ingin diketahu banyak santri, jika dirinya adalah cucu dari Ustad Ruchan pemilik pondok pesantren juga, karena Raihan sendiri juga merahasiakan akan kenyataan itu. Bukan maksut merahasiakan, fikirnya tidak pantas saja jika membahas hal yang tidak penting baginya, karena pesantren itu juga bukan miliknya, maupun Raihan.
Kembali Airy di panggil oleh Ustadzah Ifa, kali ini mungkin Airy akan mengikuti orangtuannya dulu, dan menikmati alurnya saja.
"Bagaimana Airy? Adam? Apakah kalian setuju dengan perjodohan ini?" Tanya Kyai Besar.
"Ins...." Ucapan Adam terpotong oleh Airy.
"Bismillah, saya terima-terima saja perjodohan ini hehehhe" Kata Airy dengan nada yang sedikit keras.
"Hah?" Adam menatap Airy.
Rifky, Raihan dan Aisyah menepuk jidatnya, sedangkan Kyai besar, Ruchan dan Zainal hanya tersenyum melihat ekspresi Adam yang melongo, mungkin terkejut dengan jawaban Airy yang begitu spontan.
"Hahaha persis seperti Uti nya, Aminya dulu pemalu saat mau nikah, tapi Utinya hahaha seperti.... " Kata Ruchan tertawa.
"Seperti apa?" Tanya Leah mencubit pinggang Ruchan.
"Kok bisa kita punya anak urat malunya tipis seperti itu" Bisik Rifky.
"Mungkin saat pembagian malu Airy ada di barisan akhir Pa, sedangkan di pembagian cerdas dia rakus di depan" Bisik Aisyah.
"Aku sengaja pilih cucumu itu Ruchan, biar tau rasa tuh si Adam hahaha" Kata Kyai besar.
Raihan juga membisiki Airy agar menjaga kelakuannya saat di depan Kyai besar, entah mewarisi siapa sifat Airy itu. Setiap hari, belajar sikap juga telah di belajari, belajar akhlak juga tidak mungkin Aisyah dan Rifky diam saja.
"Bagaimana denganmu Adam?" Tanya Kyai besar.
"Em saya ngikut saja Abi, Dek Airy sudah bilang setuju, saya mau gimana lagi. Saya setuju-setuju saja" Kata Adam dengan lembut.
"Ishh, jangan dek ah, geli tau. Airy saja, udah sayang cuma dianggap adek kan juga sakit hehehe" Kata Airy lagi-lagi membuat semua orang tertawa.
"Astaghfirullah Airy" Ucap Aisyah dalam hati.
"Apa lagi, di tinggal pas sayang-sayange" Sambung Airy.
"Airy!" Kata Raihan menjewer telinga Airy dari luar jilbabnya.
"A-a-a-a sakit Bang, ah!" Kesal Airy.
"Ndak papa lah Raihan, malah saya suka dengan sikap dan sifat Airy ini, langka hehehe" Kata Kyai besar.
Karena pembahasan perjodohan telah selesai, keluarga Raihan pun pamit pulang, seperti biasa Airy sangat manja dengan Leah, meminta uang jajan kepadanya. Karena bekal uang jajan semua ada di Raihan, Leah pun mentransferkan uang itu ke rekening milik Raihan.
Jadi, biarpun Airy itu cucu Ustad, pemilik pesantren, Ami yang solihah, Papa yang tegas, Abang yang soleh, tetapi jika sama Utinya di manja seperti itu, menang yang mana hayoo?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Rinjani
yupp Airy ternyata trima peerjodohan ini .. neneknya sama bar bar nya😄😇🌹
2022-05-27
0
shakila
mirip uti leah lah tingkahnya hhhh
2021-12-24
0
گسنيتي
thor prengen lht pisualnya apa bisa.?
2021-11-01
0