Di rumah Farhan, Diaz sudah siap-siap ingin berangkat kepesantren yang sama dengan Raihan dan Airy nyantri. Diaz juga memiliki adik laki-laki bernama Maulana, ia seumuran dengan Naura, anak dari Keny dan Clara.
"Mas Diaz mau berangkat hari ini ya?" Tanya Maulana.
"Iya, kamu dirumah jaga Abi sama Uma ya, Lana harus jadi anak yang baik, jaga Uma, jangan sampai sedih lagi Ok!" Kata Diaz menunjukkan telapak tangannya. Menandakan jika dirinya ingun mengajak tos Maulana.
"Siap deh, Lana janji akan menjada Abi dan Uma, Mas Diaz sehat-sehat disana ya" Kata Maulana salim dengan Diaz.
"Assallamu'alaikum adik kesayanganku" Kata Diaz mencium rambut Maulana.
"Wa'alaikum sallam, dadah Mas" Kata Maulana melambaikan tangannya.
Farhan dan Diaz juga berpamitan dengan Mala, ini kali pertama Mala jauh dengan Diaz, walaupun ayah kandungnya juga sering menanyakan Diaz, namun Diaz tetap berpihak keoada Farhan, Farhan lah yang dengan tulus merawat dan membesarkan Diaz.
"Ma, Uma sehat-sehat dirumah ya, jika Ayah kembali lagi, jawab saja kalau Diaz hanya mau masuk pesantren, Diaz nggak mau kuliah diluar negri sesuai apa yang Ayah inginkan. Tujuan Diaz bukan Amerika, tetapi Kairo, belajar bersama Raihan" Kata Diaz menyentuh pipi Mala.
"Uma akan menyampaikan pesanmu itu Nak. Kamu hati-hati ya dijalan, Mas Farhan, antar dia sampai keretanya nanti jalan ya" Kata Mala.
"Siap Uma, ayo Diaz. Ini sudah waktunya, nanti biar Abi yang hubungi Kyai dari sini, ini juga Abi sudah hubungi Ustad Zainal dulu, anak dari Kyai disana" Kata Farhan.
Diaz berangkat hari itu juga, dirumah Aisyah, Mayshita dan Aminah sedang bermain dan belajar bersama dirumahnya dengan Yusuf. Mereka ini sangat akur seperti orangtuannya dulu, bahkan hari itu mereka sedang video call dengan Falih juga, anak dari Akbar dan Fatim.
"Kamu lagi apa Bang? Lihat nih, aku sama yang lain sedang buat pakarya, huftt sebentar lagi liburan puasa, jadi tugas semakin banyak deh" Tanya Yusuf.
"Seru ya bisa puasa bersama, kalau aku disini puasa main sendiri, kadang malah cuma sama Mawar, karena disini nggak ada teman lain yang puasa, mereka rata-rata tidak puasa" Jawab Falih.
"Yahh kasihan dong, kita sering-sering video call gini aja, setelah kita selesai ngaji, sambil nunggu bedug, kita video call" Usul Aminah.
"Tapi kan waktu kita dengan Falih di Jepang berbeda Aminah" Kata Mayshita.
"Iya juga Shita, emm terus gimana ya, biar Bang Falih nggak gabut" Kata Aminah.
"Lagian, kalau video call terus, tekor dong aku. Kita fikirin nanti aja deh, kita bicarain dulu sama orangtua kita masing-masing. Kalian lupa kah kalau kita juga akan ke pesantren?" Tanya Yusuf.
"Ahh iya, Bang sorry" Kata Aminah menyatukan telapak tangannya.
"Santai saja, lain waktu kalau ada kesempatan, aku bisa bicara sama Papa Mamaku agar bisa nyantri bersama kalian heheh tapi kan kita masih kecil, kenapa mikirin hal ini dulu sih? Lebih baik kita main game bareng" Kata Falih.
"Haih, Game, game, game terus, kita mau belajar Falih" Kata Mayshita.
"Iya deh iya, ya udah kalian lanjut belajar lagi, aku akan melihat kalian dari sini sambil belajar juga" Kata Falih.
Mereka sering melakukan video call setiap saat, karena Aisyah, Akbar dan Syakir tidak ingin mereka jauh dari kata berkomunikasi, itu sangat penting bagi keluarga. Maupun mereka hanya saudara sepupu, tetapi Aisyah ingin, ketika mereka bertemu tetap akrab dan tidak seperti orang asing, karena kebanyakan juga di zaman sekarang seperti itu.
-_-_
Ketika pulang, tidak sengaja Airy bertemu dengan Adam. Awalnya Adam ingin menegur Airy yang sedari tadi makan sambil berjalan. Entah kenapa jika di depan Airy, Adam tidak bisa galak maupun tegas seperti kepada santri atau santriwati lainnya.
"Kenapa kalau dengan Airy aku nggak bisa seperti dengan santri lain sih. Mau bilang jangan makan sambil berjalan aja susah gini, Astaghfirullah hal'adzim" Kata Adam dalam hati.
"Assallamu'alaikum Ustad, ada apa?" Tanya Airy.
"Wa, Wa'alaikum sallam, emm itu, kamu, jangan......." Kata Adam menundukkan kepalanya.
"Jangan apa, dari pada saling nunduk, aku berpaling badan aja deh, biar enak bicaranya. Cepat katakan ada apa?" Tanya Airy membalikkan badannya.
"Bisa nggak, ka, ka, kalau makan, jangan sambil jalan" Kata Adam menghela nafas panjang.
"Hadehh mau bilang itu doang segugup itu kah? Hahaha iya deh, ini juga sudah habis, aku buang ya. Dan ini ada coklat juga, nih buat Ustad, siapa tau kalau ketemu aku lagi nggak gugup, Assallamu'alaikum Ustad" Kata Airy pergi sambil memberikan sebatang coklat.
"Wa'alaikum sallam qarrahmatullahi wabbarokatuh" Jawab Adam.
"Ya Allah, apa kah dia memang wanita yang engkau kirimkan untukku? Tapi bertemu dengannya saja hatiku seperti gendang perang seperti ini. Astaghfirullah hal'adzim" Ucap Adam dalam hati seraya mengelus-elus dadanya.
Melihat keakraban Airy dengan Adam, Rindi yang sembunyi di belakang tiang itu merasa kesal, ia sangat kesal karena Airy adalah orang baru, sedangkan dirinya sudah sejak ia kecil sudah berada di pesantren dan menganggumi Adam, bahkan keluarganya sering memberi donasi kepesantren itu.
"Kenapa Mas Adam malah nggak pernah melirik aku sih, kenapa harus Airy, kan kesel akunya. Aku yang seharunya ada di posisi itu" Kesal Rindi.
Tanpa malu Rindi pun menghampiri Adam dan menanyakan perihal mereka berduaan sebelumnya.
"Assallamu'alaikum Mas Adam" Salam Rindi.
"Wa'alaikum sallam warrahmatullahi wabbarokatuh, eh Rindi ya? Kamu sudah besar ya, ada apa?" Tanya Adam.
"Sepertinya hubungan Mas Adam dengan Airy itu sangat dekat ya, aku sangat iri deh, pengen juga akrab sama Mas Adam" Kata Rindi.
"Astaghfirullah hal'adzim, iri itu adalah sifat syaitan Rindi, kamu nggak boleh iri sama orang lain. Aku sama Airy itu... emm kami. Aku permisi dulu ya Assallamu'alaikum warrahmatullahi wabbarokatuh" Salam Adam, sepertinya Adam menghindari Rindi, karena ia sadar, setatusnya kini ada dalam masa perjodohan dengan Airy. Ia tidak ingin Airy, Raihan atau keluarganya salah faham pada Rindi.
"Wa'alaikum sallam Mas," Jawab Rindi.
Rindi meneteska air matanya, ia merasa sakit hati saat Adam menghindari pertanyaanya, dan mengatakan 'kami' diatara Adam dan Airy.
"Aku yang menunggu, aku yang mencinta, kenapa Airy yang mendapatkannya? Aku harus minta bantuan cucu Ustad Ruchan itu yang katanya ingin di jodohkan dengan Mas Adam, dengan itu, tanpa mengotori tanganku, Airy dan Mas Adam tidak ada lagi kata kami diantara mereka" Kata Rindi sinis.
Bahkan sampai sekarang, Rindi pun belum mengetahui jika Airy adalah cucu dari Ustad Ruchan itu, karena tidak banyak yang tahu nama belakang Airy, dan nama belakang Raihan, yang mereka tahu hanya Airy Calista Putri, dan Raihan saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
shakila
diaz itu cwok to ... tk kira cwek loo
2021-12-24
0
Marsih Sumarlinah
lanjut thor
2020-05-13
1
Oktha Arrahmannya Najwa
Thor typo mu😫😫
2020-05-12
1