"Hah kenapa sih aku nggak bisa kontrol emosi, emosi mulu pekerjaanku, kenapa juga hawa iblis ini selalu datang padaku" Kesal Airy sambil memakan gorengannya.
"Menyesal ya? Assallamu'alaikum" Salam Adam.
"Wa'alikum sallam, jangan kesini, nanti yang ketiganya syetan. Jadi bahan omongan santri lain juga. Ustad tau sendiri kan aku anak nakal, nggak usah di temenin" Kata Airy santai.
"Hm, santai amat sih kamu. Kenapa sih kamu seperti srikandi, padahal Abang mu aja kalem orangnya" Tanya Adam.
"Aku cuma seneng aja dengan kisah-kisah pendekar pejuang islam jaman dulu, kuat, tangguh gitu Ustad" Jawab Airy sambil menghabiskan gorengannya.
"Yah habis deh gorengannya, mana masih laper pula. Heh," Gerutu Airy.
"Memangnya siapa aja yang kamu sukai diantara mereka?" Tanya Adam.
"3 pendekar yang teriniang-niang di kepalaku. Yakni, pertama Muhammad Al-Fatih, sang penakhluk Konstatinopel di usianya yang ke 21. Kedua, Shalahudin Al-Ayubbi, Sang penakhluk Yerussalem atau biasa disebut 'The Lion Heart'. Ketiga, Khalid bin Walid, biasa di sebut sebagai 'pedang Allah' Salah satu panglima terhebat Nabi Muhammad Sholallahu'alaihi Wassallam" Jelas Airy dengan bangga.
"Masya Allah, ternyata wawasan kamu luas ya, oh ya ini ada bekal untukmu, kamu makan ya. Kata Raihan kamu ada magh, jadi kamu harus makan" Kata Raihan memberikan kotak makan.
"Bang Raihan memang Abangku yang paling baik, dia lain dari yang lain. Itu mengapa aku marah saat dia dihina tadi" Kata Airy.
"Lain kali kamu harus bisa kontrol emosi kamu ya Airy, aku pamit dulu" Kata Adam.
"Ustad, Ustad nggak mau tanya kenapa aku mau jadi penakhluk, dan penakhluknya siapa?" Tanya Airy.
"Oh iya, kamu mengaggumi sang penakhluk, memang kamu mau mau menakhlukkan siapa?" Tanya Adam.
"Menakhlukkan hati Ustad Adam" Goda Airy dengan menaik turunkan alisnya.
"Astagfurirullah hal'adzim, saya permisu dulu. Assallamu'alaikum" Ucap Adam langsung lari.
"Yah kabur, bercanda doang! Wa'alaikum sallam, makasih yee makanannye hehehe" Teriak Airy.
Airy segera masuk ke kamar, lalu memakan makanan yang sudah Raihan kirimkan melalu Adam. Disisi lain, kata-kata menakhlukan hati Ustad Adam, selalu terngiang-ngiang di telingan dan fikiran Adam.
"Astaghfirullah hal'adzim Ya Allah, ini nggak boleh terjadi, aku berdosa jika selalu mengingat Airy" Adam ingin melupakan kekesalannya melalu menulis, setiap malam, ia akan menulis kata-kata mutiara islami, untuk di pelajari oleh beberapa santri.
"Lah kok jadi gini sih? Laillaha Illallah muhammadar Rosullullah" Ucap Adam.
Tidak sengaja ia menulis apa yang Airy katakan padanya sebelumnya. Baru kali ini Adam selalu terfikirkan dengan wanita yang bukan mahramnya. Karena takut menambah dosa, Adam pun langsung ke kamar dan memejamkan mata, niatnya ingin istirahat saja.
"Menakhlukan hati Ustad Adam"
"Astaghfirullah, lagi? Airy, iya kamu sudah bisa menakhlukan hati saya, sekarang pergi ya, tolong pergi" Gerutu Adam seraya beristighfar.
Ustad Zainal mendengar pengakuan Adam pun tertawa terpingkal-pingkal. Ia juga mengejek adiknya itu, hingga Adam merasa malu.
"Hahaha sabar Dam, nggak lama lagi lah, nunggu Airy mu itu tamat sekolah dulu" Kata Tawa Ustad Zainal membuat Adam kesal.
Ditendangnya Ustad Zainal sampai tersungkur di lantai, lalu Adam menutupi dirinya menggunakan selimutnya. Haih, sedewasa apapun mereka, jika sudah menjadi satu tetap akan menjadi anak kecil yang suka bertengkar.
-_-_-_-
Raihan sedang menjemput Diaz ke stasiun, malah bukannya langsung ke pesantren, mereka malah asyik makan bersama di warung nasi kucingan pinggir jalan.
"Ngopo se Han? Wajahmu seoerti murung gitu" Tanya Diaz sambil menyeruput kopinya.
"Biasa Airy, sampai kapan dia seperti itu, ndak mau berubah juga, seperti tarzan tau nggak sih kamu" Kesal Raihan.
"Masih kayak yang dulu, biarin aja lah. Siapa tahu kalau di nikahin bisa berubah hahaha kita masih kecil kenapa bahas beginian sih" Tawa Diaz yang lucu membuat Raihan tertawa.
"Kalau di nikahin cepet-cepet, kasihan suaminya nanti, aku aja kuwalahan dengan sikap Airy, cucu Kyai memang nggak bisa buat patokan ya kalau sudah watak," Kata Rdaiha.
Setelah makan-makan, Raihan mengantar Diaz bertemu dengan Kyai dan Ustad Zainal. Biarpun Raihan juga masih berusia 18 tahun, fikiran dia sudah sangat dewasa, ia persis seperti Aisyah. Dan penyabar seperti Rifky Papanya.
Malam itu, Rindi yang masih saja mengurung diri di kamar berusaha untuk bunuh diri, karena merasa cintanya sudah tidak bisa di perjuangkan lagi. Siti berlari meminta bantuan kepada seluruh santriwati, termasuk Airy.
Kekesalah Airy kepada Rindi memang belum reda, tapi itu soal nyawa dan bunuh diri itu di murkai Allah, jadi Airy langsung berlari ke kamar Rindi, padahal ia baru saja ingin makan.
Tidak ada yang berani menahan dan mendekati Rindi karena Rindi sudah nekat ingin melukai tangannya menggunakan pisau dapur. Hanya pendekar kita lah yang mampu menyelesaikannya.
"Astaghfirullah hal'adzim, kalau mau bunuh diri sekalian di kebon sono, ngapain ngotor-ngotori pesantren," Kata Airy dengan berkacak pinggang.
"Airy!" Kata beberapa santriwati.
Airy hanya menggibaskan tangannya, ia meminta semua santriwati untuk percaya kepadanya. Bahwa ia mampu mencegah Rindi melukai dirinya sendiri.
"Harapanku sudah hancur, kamu merebut semua harapanku Airy, kenapa kau begitu beruntung, kau lahir dari keluarga itu, kau juga mendapatkan calon suami yang sangat aku idam-idamkan, sedangkan semua tahu akulah santri yang paling pintar di pesantren ini. Tapi semua itu menjadi tidak nyata lagi saat kau hadir disini" Kekesalan Rindi, kesedihan Rindi semua telah ia luapkan.
"Aku harus bagaimana? Jika aku tidak bisa menjadi yang terbaik, orangtuaku tidak akan menganggapku sebagai anak lagi. Kenapa kau hadir Airy! Kenapa!" Teriak Rindi.
Airy melangkah mendekat ke arah Rindi, dengan sangat santai dia merebut pisau dapur dari tangan Rindi, karena Rindi bersikeras, tangan Airy terluka karena pisau itu. Namun ia tahan, agar tetap bisa mengalihkan pandangan Rindi.
Pisau itu di berikan kepada Nadia lewat belakang tubuhnya, semua santri, termasuk Nadia dan Siti terkejut melihat tangan Airy yang berdarah itu. Namun Airy meminta semuanya tetap tenang.
"Itulah dirimu Rindi, kamu tau nggak kenapa banyak nyamuk yang mati karena tepukan tangan manusia? Diibaratkan saja nyamuk itu adalah dirimu, semakin kau di puji, semakin kau mendapat banyak tepukan. Kau akan semakin terperangkap di dalamnya, lalu mati secara perlahan." Tegas Airy.
"Mungkin aku tak seberuntung dirimu yang sangat pintar ini, kau mendapatkan semua yang kau mau. Kau juga memiliki keanggunan tersendiri, sedangkan aku? Aku ini selalu membuat onar, banyak yang membenciku, membuat seluruh keluargaku kesal, emosiku yang tak pernah bisa aku kendalikan." Tungkasnya.
"Tidak ada satu makhluk hidup di dunia ini yang sempurna Rindi, satu di antara kita harus saling melengkapi, kau ingin menjadi temanku?" Tanya Airy sambil mengulurkan tangannya.
Airy melihat ada luka di mata Rindi, tetapi bukan luka karena cinta sepihaknya, melainkan luka hati yang ia rasakan dengan orangtuannya. Memberi kesempatan seseorang bukanlah hal yang mudah, apa lagi seseorang itu selalu membuat hati kita terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Sri Hartini
mohin maaf kepada Author tulisan & ceritanya sangat bagus ,akan tetapi mohon di perhatikan saat penulisan kalimat2 toyibah,seperti assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
hendaknya jgn mendobel huruf yg memang tdk seharusnya dobel, kemudian La ilaaha illaloh ,sebab kesalahan satu huruf saja bisa merubah makna kalimat itu, klw mungkin Author salah tulis rasanya enggak ,karena di setiap stulisan salam tulisan banyak penambahan huruf yg tdk perlu,, mohon di perhatikan lgi pada cerita/novel selanjutnya.🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
2021-09-26
1
Rlyn Marlina
syakir kemana ya 🤔🤔
2020-05-14
77
Meylla Hazari
akbar ko gk dgr ceritany lg
2020-05-14
4