Aminah, Maysita dan Yusuf saat itu juga sedang duduk bertiga di taman milik orang tuannya dulu, di depan rumah Ruchan dan Leah. Mereka sedang bersenda gurau dan berbicara mengenai orang tuannya yang akan memasukkan mereka semua ke pesantren Al-Ikhlas bersama dengan Kakak-kakaknya.
"Apakah yang dikatakan Amiku itu benar? Kita mau di satukan dengan Kak Airy dan Bang Raihan di pesantren Al-Ikhlas?" Tanya Yusuf.
"Aku nggak tau sih Kak Yusuf, tapi Abiku juga bilang gitu, kalau kita tahun depan akan masuk di pesantren itu" Kata Aminah.
"Kalau aku... Abi sama Umiku masih debat masalah itu, nggak tau deh kita bisa bertiga lagi atau enggaknya" Sambung Maysita.
Disekolah, lagi-lagi Airy dihadapkan dengan keisengan Dila dan teman-temannya. Untung saja ada Raka yang selalu membantunya. Kali ini, Dila ingin membuat Airy malu dengan melepas hijabnya.
"Aduh" Teriak Airy menutupi kepalanya.
"Hahaha nggak usah muna deh lo, gue tau kalau lo juga dulunya nggak berjilbab kan?" Hina Dila.
"Balikin jilbabku Dila" Teriak Airy sambil berusaha menutupi kepalanya.
Memang Airy masih mengenakan ciputnya, namun lehernya bisa terlihat oleh orang yang bukan mahramnya. Dari belakang, Raka menutupinya dengan jaketnya, lalu merebut jilbab milik Airy dari tangan Dila.
"Raka! Kamu apa-apaan sih?" Kesal Dila.
"Kamu juga beragama islam kan? Nggak malu apa menghina kehormatan wanita muslimah gini?" Tanya Raka sambil memberikan jilbabnya kepada Airy.
"Raka, dia itu anak nakal nggak tau diri, udah miskin belagu lagi" Kata Dila.
"Orangtuannya yang miskin itu juga penyakitan pasti hahahahaha" Sambung Dila dengan nada merendahkan.
Setelah memakai jilbabnya, Airy tidak terima lagi-lagi orang tuannya harus dibawa-bawa dalam masalahnya. Ia langsung memberikan jaketnya kepada Raka dan menghampiri Dila.
Bugg
Pukulan di pipi Dila membuat pipinya menjadi biru, Airy tak pandang bulu dengan siapapun ia berkelahi, jika menyangkut keluarga atau orangtuannya, Airy selalu naik pitam. Bukan hanya sekali, tetapi sampai tiga kali Airy memukul wajah Dila.
"Aw sakit, sakit huhuhuhu".Jerit Dila kesakitan.
Tiba-tiba Siti memukul wajah Airy menggunakan pot kecil di sampingnya, yang berada di dekat tembok itu. Memang pot kecil terbuat dari plastik, tapi pot itu berisikan tanaman asli yang baru saja di sirami. Bibir Airy sampai berdarah, tanpa ragu Airy menendang paha Siti.
"Aku paling tidak suka dengan orang yang membawa-bawa orangtua dalam segala hal. Seberapa kaya dirimu itu hah? Seberapa kaya dirimu ini sampai menyombongkan diri seperti itu?" Tanya Airy menggenggam erat pergelangan tangan Dila.
"Aw sakit, lepasin! Raka tolong aku, sakitt" Rengek Dila.
"Airy sudah, lepasin tangan Dila, dia sudah kesakitan" Kata Raka mencoba melepas tangan Airy.
"Jangan menyentuhku, aku pernah bilang kepadamu bukan? Kalau aku paling benci di sentuh oleh lelaki yang bukan mahramku" Kata Airy menunjuk Raka.
"Aku nggak bermaksut......." Kata Raka belum juga selesai sudah di potong oleh Airy.
"Jauhi diriku! Aku akan cucikan jaketmu ini, besok aku kembalikan" Kata Airy mengambil jaket Raka yang sebelumnya ia buang ke lantai.
"Dan juga kamu Dila, Siti, terserah kalian mau melaporkanku ke guru BK, aku memang salah telah memukulmu, tapi ingat kata-kataku! Aku paling benci dengan orang yang berdebat selalu membawa orangtua, Assallamualaikum" Kata Airy langsung pergi.
Raka berusaha mengejar Airy, namun disisi lain ada Dila yang memerlukan bantuannya. Ia pun membawa Dila ke UKS terlebih dahulu, lalu mencari dan menemui Airy.
-_-_-
"Maafkan aku Abang, Maafkan aku Mi, Pa, aku belum bisa menjadi apa yang kalian ingin. Aku tidak bisa mengontrol emosiku, entah mengapa aku seperti ini ih" Kata Airy memukul tembok hingga tangannya terluka.
"Kenapa aku seperti ini, aku sama sekali tidak bisa menahan emosiku, kenapa harus dengan kekerasan Ya Allah, aku sungguh menyesal aaah" Kata Airy memukul tembok lagi.
Airy tertunduk dan duduk di belakang kelasnya, ia menyesali perbuatannya itu. Darahnya terus mengalir dari tangannya, tanpa ia merasakan kesakitannya, yang ia rasakan adalah, sakit saat orangtua dan Abangnya nanti mendengar hal buruk lagi tentang Airy disekolah.
"Astaghfirullah hal'adzim" Sebut Raihan, jarinya terkena ujung penggaris yang tajam.
"Kenapa Han? Loh tanganmu terluka?" Tanya Raditya.
"Aku merasa tidak enak, ada yang menjanggal dihatiku Dit" Kata Raihan.
"Airy" Sebut Raihan dalam hati.
Beberapa menit kemudian Raihan mendapat kabar dari Ustad Zainal jika Airy sedang dalam masalah. Dila tidak terima perlakuan Airy, lalu melaporkan kepada guru BK, dan guru BK seketika itu memanggil wali dari Dila dan Airy.
Di perjalanan menuju kesekolah Airy.
"Kenapa dengan Airy Ustad? Ustadzah?" Tanya Raihan.
"Kamu tahan dulu ya, kata kepala sekolahnya, Airy memukul temannya di sekolahan, bahkan sampai tersungkur di lantai, dan luka memar di wajahnya" Kata Ustadzah Ifa.
"Apakah sebelumnya Airy juga suka berantem?" Tanya Ustad Zainal.
"Airy memang nakal Ustad, tapi dia bukan tipe pendendam seperti itu, terakhir dia berkelahi saat kita duduk dibangku sekolah dasar dulu. Nakalnya itu cuma mbolos dan sering membuat keonaran saja" Jawab Raihan.
Sampai si sekolah Airy, Raihan, Ustad Zainal dan Ustadzah Ifa langsung menuju keruang kepala sekolah. Disana juga sudah ada orangtua dari Dila, dan Airy dengan bibir memar sampai mengeluarkan darah.
"Assallamualaikum" Salam Ustad Zainal dan Ustadzah Ifa.
"Waalaikum Sallam"
"Anda?" Tanya Kepala sekolah.
"Kami wali dari Airy Calista Putri Handika Pak, kami dari pesantren dimana Airy nyantri disana" Jawab Ustad Zainal.
"Abang!" Panggil Airy.
Airy mencium tangan Raihan dan langsung memeluk Raihan, melihat memar di bibir Airy, Raihan menjadi heboh sendiri, ternyata ia sudah menyiapkan obat merah disakunya untuk Airy.
Kepala sekolah menceritakan hal yang telah terjadi diantara Airy dan Dila, bahkan saksi mata Siti dan Raka juga ada disana. Kepala sekolah mengerti tentang hal yang dilakukan Airy, namun orangtua Dila yang ternyata matre juga yang memperpanjang masalahnya.
"Airy tidak mungkin Pak, Buk, melakukan hal itu jika tidak ada masalah dulu" Kata Ustad Zainal kepada orangtua Dila.
"Kami tidak peduli, karena yang kami lihat anak kami yang terluka, gadis nakal itu harus membayar ganti rugi sebesar 7 juta dan harus di keluarkan dari sekolah ini. Atau kalau tidak, aku akan menuntun sekolah ini, dan memasukkan gadis nakal itu kepenjara" Kata Mama Dila.
"Baik! Aku akan keluar dari sekolah ini, dengan catatan, Dila juga harus keluar dari sekolah ini juga, kalau tidak, aku juga akan mengangkat masalah ini ke meja hijau sesuai dengan kemauan Tante" Kata Airy melawan.
Orangtua Dila seketika diam, Raihan melihat mata Airy. Raihan mengetahui jika adiknya itu berkata jujur, ia tahu jika sumber masalah ada pada Dila. Maka Raihan pun siap membayar kerugian, dan mengajak Airy pindah kesekolah yang sama dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Rinjani
seru Airy anak bar bar tdk bikin onar semoga Dila kena scorsing juga
2022-05-27
0
Ayunina Sharlyn
ooh... yeess...
2020-07-15
1
bysa47😍😍
kak dew please update lagi yah kangen sama airy AQ udah vote banyak buat KK hari ini
2020-05-08
3