Raihan dan Rifky baru saja pulang dari masjid. Melihat suasana dingin di antara Aisyah dan Airy, Rifky pun berusaha mencairkan keadaan di rumah itu.
"Ini kenapa diem-diem an saja sih. Masak apa Mi?" tanya Rifky.
Namun, Airy dan Aisyah masih saja saling diam. Hanya tangan mereka yang bekerja. Karena Rifky merasa di kacangin, ia makan sambil bercanda dengan Raihan, tapi Raihannya hanya diam saja. Raihan tahu, jika sampai bercanda atau guyon saat makan, Aisyah akan keluar tanduknya.
"Papa! Mau makan di depan ruang tengah?" tanya Aisyah sinis.
"Maaf ya, Mi hehehe, habis kalian diem-dieman. 'Kan nggak seru!" ucap Rifky.
"Kita bahas nanti setelah sarapan, sekarang cepat habiskan sarapannya. Baru menyidang anak bandel satu ini!" tukas Aisyah melirik ke arah Airy.
Selesai makan Airy dan Raihan duduk di sofa ruang tengah. Mendengar alasan Airy kabur dari pesantren lagi, membuat orang tuanya geram. Aisyah tahu, jika Airy mau di pesantren yang sama seperti Raihan. Tetapi, Raihan yang tidak mau. Mengingat tingkah Airy yang masih kekanak-kanakan itu, takut akan membuatnya dapat cibiran dari temannya.
"Airy, kamu kenapa sih kabur lagi? Ini sudah ke 12 kali kamu keluar masuk pesantren dari lain pesantren. Kamu mau bagaimana? Jangan sombong karena pintar mengaji. Tapi masih belum bisa memakai aqidahnya!" tagas Aisyah.
"Airy. Kamu mau bagaimana? Atau kamu mau ke Korea nyusul Tante Ceasy? Atau bagaimana?" imbuh Rifky.
"Papa sama Ami tuh gitu, aku nggak mau masuk pesantren, Mi. Aku pengen bebas kayak teman-teman aku yang lain. Aku janji, aku akan tetap menjalankan sebagaimana seorang muslimah itu bersikap, asal aku boleh tetap tinggal disini. Aku mohon..." Airy memelas.
Raihan tidak tega melihat adiknya yang memohon kala itu. Dia pun menawarkan masuk pesantren dimana ia nyantri juga. Dan sudah harus memperkenalkan Airy dengan calon suaminya kelak di pesantren itu.
"Ya udah deh, Abang bolehin kamu ke pesantren Al-Ikhlas, dimana Abang nyantri," tutur Raihan menyentuh kepala Airy.
"Serius Bang? Boleh? Asyik, aku mau, Mi jadi satu sama Abang!" seru Airy bahagia.
"Tapi ingat, jangan buat onar. Atau Abang yang akan menerima malu dengan kelakuhanmu itu. Dan lagi, disana nanti ada calon suamimu yang udah Papa dan Kakung atur, jadi kamu harus nurut jaga etika." tutur Raihan.
Airy sebenarnya tidak ingin di jodohkan seperti itu, karena ia masih sangat muda. Tidak mungkin akan menikah muda seperti Mama dan Utinya. Namun, karena yang bicara Raihan, ia pun setuju saja.
Tiga hari dirumah membuat Airy sangat bosan, karena tidak sekolah. Ia pun mengemasi barang-barangnya agar tidak merasa jenuh. Tidak sengaja, ia melihat album saat ia masih kecil, tersusun rapi di rak buku kamarnya. Mengingat masa kecil membuat Airy sangat rindu waktu itu.
Terdengar Raihan mengetuk pintun. Ia mengingatkan Airy, agar segera bersiap dan segera berangkat hari ini juga. Kali ini, Airy tidak banyak tingkah, ia sangat menurut dengan Abangnya itu.
"Kenapa, sih? Tumben diam saja dari tadi. Mana cemberut, lagi," tanya Raihan, heran.
"Kenapa harus naik bus, sih? Bukannya aku seharusnya di pasrahin dulu gitu sama Papa dan Ami di pesantren baru. Seperti pesantren sebelumnya gitu." protes Airy.
"Kalau kamu pusing, atau ngantuk, sini bersandar di bahu, Abang. Nanti Abang bangunin kalau sudah sampai." ucap Raihan, merebahkan kepala Airy di bahunya.
Mereka kembar identik, yang membedakan mereka hanyalah cara berpakaian dan bentuk wajah. Jika Raihan sedikit oval, Airy lebih ke wajah bulat yang manis dan putih.
-_-_-_-_-_-_-_
Saat itu hujan turus sangat deras di sertai angin kencang. Suasana di dalam bus menjadi semakin hangat karena semua pintu dan jendela di tutup. Airy masih tertidur di bahu Raihan, ada seorang Ibu-ibu yang selalu memperhatikan mereka berdua.
Entah apa yang Ibu itu pikirkan, tetapi membuat Raihan tidak nyaman melihatnya. Atau mungkin Ibu itu berpikiran, jika Raihan dan Airy adalah sepasang kekasih. Karena saat itu Airy memakai masker.
Sekitar lima jam perjalanan yang Raihan dan Airy tempuh, akhirnya mereka sampai di gang masuk menuju pesantren. Pesantren yang Raihan tinggali adalah sebuah Pesantren berada di kawasan penduduk yang padat, jadi harus jalan kak.
"Bang, Airy masih ngantuk. Mana pesantrennya?" tanya Airy sambil mengusap-usap matanya.
"Sekitar 1 kilo meter lagi kedalam, sana." jawab Raihan.
"Jalan kaki?" tanya Airy.
"Iya, nggak papa, 'kan? Nanti jika kamu capek, biar Abang yang gendong." ucap Raihan, sambil membawakan tas milik Airy.
Airy ini gadis yang sangat nakal, tetapi jika sudah berada di dekat Raihan, ia sangat manja dan kekanak-kanakan. Walaupun hanya selisih lima menit saja, namun Raihan sudah seperti contoh Kakak yang baik bagi Airy dan Yusuf.
"Cape nggak? Kalau capek kita istirahat dulu" Kata Raihan merapikan jilbab Airy.
"Enggak, aku kan pendekar, masa iya cuma japan kaki sekilo meter gini nggak kuat hehehe malu lah sama Ibu pendekar" Kata Airy dengan bergaya sepertu olahragawan.
Hujan yang sebelumnya sudah reda itupun tiba-tiba hujan deras kembali. Raihan mengajak Airy untuk meneduh terlebih dahulu, namun Airy berkata 'apapun yang terjadi kita harus sampai tujuan, karena mungkin badai akan hanya ada disini, siapa tahu akan ada pelangi yang menjemput kita di tujuan sana'.
Melihat semangat Airy membuat Raihan semakin bangga kepada adiknya. Namun bukan Airy jika tidak membuat keonaran, ia mengetuk rumah tetangga pesantren disana dengan dalih ingin minta di antarkan menggunakan motor, entah apa racun yang digunakan Airy, Ibu-ibu dan Bapak-bapak disana mau mengantarkan mereka sampai Pesantren.
Diperjalanan, Raihan masih terus bertanya-tanya, apa yang sebenarnya Airy katakan. Sampailah mereka di depan pesantren, ternyata Rifky dan Aisyah sudah sampai disana, mereka sedang asyik mengobrol dan minum teh hangat bersama Kyai besar.
Ustad Zainal, selaku anak pertama dari Kyai meminta beberapa Ustadzah mengantar Airy mandi dan ganti pakaian terlebih dahulu di salah satu kamar Ustadzah, sedangkan Raihan langsung masuk di bagian santi laki-laki.
"Haih, pesantren ini lebih bagus dari pesantren milik Pak Dhe Ilham, tapi aku penasaran dengan santri laki-lakinya. Setelah ganti baju, coba aku cari tempat untuk melihat syurga dunia itu ah" Kata Airy dengan senyuman jahat dan tanduk mulai keluar.
Dengan orang tuannya ia berjanji akan tetap tinggal di Pesantren itu sampai sekolahnya selesai, dan kuliahnya selesai. Karena, jodoh yang sudah Aisyah siapkan untuk Airy belum kembali dari belajarnya di Saudi Arabia sana. Adik dari Ustad Zainal Mustafa, putra bungsu dari Kyai besar di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Ryosa
update terus jangan kendor
2021-10-15
0
Rahma
suka
2021-10-07
0
🐝⃞⃟𝕾M⃠b@gOεZz❀⃟⃟✵💸⃝ᶠˢ
makin penuh kebhgiaan dalam keluarga.
next...
2021-09-04
2