Rindi kembali ingin membuat Airy merasa malu ketika mengaji, Rindi tidak tahu jika Airy sudah belajar beberapa Alkitab di pesantren milik kakeknya. Ia juga hanya duduk termenung di dekat Mira dan Risna.
"Assallamualaikum anak baru" Salam Rindi dengan wajah yang sinis.
"Waalaikum sallam ada apa?" Jawab Airy santai.
"Ini saatnya aku mempermalukanmu, berhubung Ibu (Sebutan untuk istri Kyai besar disana) sedang pergi" Kata Rindi dalam hati.
"Kamu kenapa nggak ngaji? Ambil sana Alkitab mu, atau Al-Qur'an atau Iqra' sana!" Kata Rinsi sewot.
"Tapi aku nggak bisa baca semua itu, karena aku......." Belum juga Airy mengatakan alasannya, Rindi sudah menertawakan Airy dengan sangat keras.
Risna dan Mira yang mengetahui itu langsung menarik Airy dan meminta maaf atas namanya. Airy tidak suka dengan cara Rindi yang sombong sepeti itu, dia tidak tahu jika Airy bisa menyombongkan apa yang ia punya, namun ia tidak sanggup jika Raihan harus menangung malu.
"Kenapa diam? Dasar anak liar! Aku yakin, Iqra' aja pasti belum khatam" Kata Rindi merendahkan Airy.
"Emang kamu sudah ngaji sampai mana? Nggak ada manusia yang sempurna didunia ini. Semuanya masih harus belajar dan terus belajar, walaupun sampai mati itulah tugas kita sebagai seorang muslimin yang taqwa" Jelas Airy menegakkan dagu Rindi.
"Kamu itu nggak usah bandingin aku dengan kamu. Kamu masih belum bisa mengaji, jadi nggak usah sok di depanku" Kata Rindi sini.
" Gemes banget sih sama nih anak, pengen aku cubit ginjalnya kalau kek gini. baru juga khatam kitab kuning udah kek gitu" Kesal Airy dalam hati.
"Gini aja, kita ke Ustadzah, dan buktikan kepada semua santri, kalau aku lebih pintar darimu" Tantang Rindi.
"Nyantri itu bukan untuk ajang adu kepintaran, tetapi disini kita harus belajar dan terus belajar" Kata Airy.
Rindi tidak terima dirinya disamakan dengan Airy, sebenarnya ia kalah cantik dengan Airy, maka dari itu, Rindi tidak menyukainya. Sahabat Rindi yang bernama Siti memanggil Ustadzah dan memintanya mengetes Rindi dan Airy di depan para santri.
"Coba kalian berdua, jelaskan apa itu Kitab Al-Ajurumiyah?" Tanya Ustadzah.
Nampak Rindi lupa dengan kitab satu itu, ia hanya bisa menengok ke kanan kekiri meminta jawaban ke santri lain.
"Rindi, ayo jawab" Kata Ustdazah.
"Rindi lupa Ustadzah, maaf" Jawab Rindi menunduk.
"Kenapa bisa lupa? Ck, Airy kamu bisa jelaskan?" Tanya Ustdazah.
"Kenapa mesti saya Ustadzah, yang maj pamer ilmu kan dia, bukan saya" Jawab Airy santai.
"Kamu juga tidak tau?" Tanya Ustadzah mulai kesal.
"Kitab Al-Ajumuriyah itu salah satu kitab dasar yang mempelajari ilmu nahwu. Setiap santri yang menginginkan belajar kitab kuning wajib belajar dan memahami kitab itu terlebih dahulu. Karena tidak mungkin bisa membaca kitab kuning tanpa belajar kitab Jurumiyah, pedoman dasar dalam ilmu nahwu. Adapun tingkatan selanjutnya setelah Jurumiyah adalah Imrithi, Mutamimah, dan yang paling tinggi adalah Alfiyah. Al-Jurumiyah dikarang oleh Syekh Sonhaji dengan memaparkan berbagai bagian di dalamnya yang sistematis dan mudah dipahami" Jelas Airy.
"Masya Allah" ..
"Satu pertanyaan lagi, jelaskan tentang Kitab At-Taqrib. Rindi!" Tanya Ustdazah.
"Kitab itu menjelaskan tentang Fiqih Ustadzah. Fiqh merupakan hasil turunan dari Al-Quran dan Al-Hadist setelah melalui berbagai paduan dalam ushul fiqh. Kitab Taqrib yang dikarang oleh Al-Qodhi Abu Syuja’ Ahmad bin Husain bin Ahmad Al-Ashfahaniy adalah kitab fiqh yang menjadi rujukan dasar dalam mempelajari ilmu fiqh. Di atas Kitab Taqrib ada Kitab Fathul Qorib, Tausyaikh, Fathul Mu’in, dan semuanya itu syarah atau penjelasan dari At-Taqrib." Jelas Rindi dengan menegakkan kepalannya.
"Santriwati semuannya, ilmu agama itu bukan untuk menentukan seberapa hebatnya kita. Itu namanya Riya', dan semuanya tahu kan Riya' itu sangat di murkai Allah. Untuk Rindi dan Airy, kalian akan Ustadzah hukum, karena kalian membuat keributan malam ini" Kata Ustdazah.
"Kok gitu sih Ustadazah? Airy aja yang dihukum, karena dia nggak bisa mengaji" Kata Rindi.
"Rindi, lupa apa yang Ustadzah katakan? Sekarang juga kalian berdua ke taman pesantren, lari dua kali putaran disana" Kata Ustdazah.
"Itukan hukuman untuk para......." Kata Rindi, sebelum ia menyelesaikam protesnya, Ustadzah sudah mengeluarkan rotan andalannya.
Akhirnya Airy dan Rindi pun di hukum berlari mengitari taman pesantren. Ini bukan kali pertama Airy di hukum di pesantren, jadi ia jalani hukuman yang seharusnya tidak ia dapatkan itu dengan santai.
_-_-_-_-_-
Ketika mereka berdua sedang berlari, tidak sengaja Raihan melihat Airy. Ia kesal dan mengambilkan air minum untuk Airy, lalu menghampirinya. Santri yang belum tahu jika mereka ini adalah saudara kembar pun mulai berbisik. Karena walaupun kembar, mereka sedikit berbeda jika tidak di lihat secara jelas.
"Assallamualikum" Salam Raihan.
"Waalaikum sallam, Raihan? Ada apa?" Tanya Ustadzah.
"Masalah apa yang dilakukan oleh adik saya Ustdazah?" Tanya Raihan.
"Sebenarnya adikmu tidak salah, tetapi karena mereka berdua membuat kegaduhan di aula, jadinya Ustadzah hukum dua-duannya" Jawab Ustadzah.
Mereka selesai menjalani hukuman, dan kembali menghadap Ustdazah.
"Sudah? Masuklah sekarang, semua santri melihat kalian" Kata Ustdazah.
"Minum" Kata Raihan memberikan sebotol minuman untuk Airy.
"Gendong! Capek tau" Kata Airy manja.
"Astaghfirullah hal'adzim".... Semua santri berbisik dan berfikiran negativ,
"Udah gede juga minta gendong, Abang kembali dulu ah, awas, jangan bikin masalah lagi. Abang nggak mau lihat kamu dihukum terus. Jauhi masalah, jadilah santriwati yang baik dan berakhlak. Ok?" Kata Raihan.
"Iya Bang, tapi aku nggak bersalah, dia mulu yang cari masalah" Kata Airy dengan nada manja kepada Raihan
"Abang tinggal dulu ya, jangan lupa camilannya di makan, kamu belum bisa tidurkan kalau belum nyamil. Ustadzah, saya pamit dulu ya, Assallamualaikum" Salam Raihan, namun sebelum itu ia mengusap kepala Airy, semakin merajalela fikiran negativ para santri yang melihatnya.
Bagi Airy itu semua mengasikkan, semua santri kembali ke aula dan sambung mengaji yang sejak tadi tertunda karena kegaduhan. Setelah selesai mengaji, santri kembali ke kamar masing-masing, tetapi bukan untuk Airy, ia menunjukkan sifat aslinya, dengan cara duduk di atas pohon tyang membentengi santri putri dan santri putra.
"Kek gini kan enak, naik pohon sambil lihat pemandangan indah. Tuh, cowok nya oada ganteng kan? Hahahha ada yang burik juga ternyata, mana ngaji sambil mangguk-mangguk lagi. Idih ngupil hahahha seru juga nangkring di pohon malam-malam kek gini" Kata Airy sambil makan kripik ketela.
Ketika Airy sedang mencuci matanya, ia ketahuan oleh santri yang sedang jaga. Kebetulan dengan anak Kyai juga, kakak dari calon suaminya mengetahui bahwa Airy sedang nangkring di pohon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Rinjani
Airy emang Bar bar gak kasian Ma Abang Raihan yaa🤦♀️
2022-03-23
0
ayu nuraini maulina
airy nakal g sombong tp pinter
2021-09-30
0
Puri Sri Rahayu
ada yg burik juga,,
sumpah ngakak abis 🤣🤣🤣
2021-09-10
2