Gadis Ottoman Ku

Gadis Ottoman Ku

Prolog

Perkenalkan namaku Bramantyo Hafizuddin Birendra. Umurku sudah menginjak 27 tahun. Status masih jomblo walaupun terbilang akut tapi aku masih betah menjadi jomblo hehehe.

Aku seorang pengusaha muda yang lumayan terkenal di kota ini. Aku memiliki 4 cabang usaha yang semuanya ku rintis dari Nol. Mulai dari usaha expedisi ekspor impor, usaha market place, usaha kuliner dan satu lagi usaha kosmetik yang sedang berkembang saat ini.

Aku mempunyai keluarga yang sangat menyayangi ku terutama ayahku. Beliau adalah ayah terbaik di dunia versi ku sendiri. Julukan itu ku rasa sangat pantas di sandang nya karena ayah lah yang membuat aku bisa berdiri tegap dan sukses.

Ayah ku saat ini berumur 55 tahun usia yang sudah setengah abad ini tak menghilangkan sosok berkahrisma nya. Nama Ayah ku Candra Birendra. Sesuai arti namanya, beliau adalah seorang pemimpin yang sangat di segani oleh semua bawahannya. Beliau telah menjadi founder Perusahaan Kopi terbesar di Asia bahkan sekarang merambah ke benua Eropa. Serta Pemilik Usaha Export import Kerajinan kulit sapi.

Aku adalah putra pertama dari Bapak Candra dan Ibu Zahira Hafsah seorang ibu yang lembut dan penuh kasih sayang. Ibu ku seorang Bidan puskesmas yang sangat mendedikasikan hidup nya untuk pengabdian pada masyarakat. Aku mempunyai seorang adik perempuan bernama Umaizza Khadijah Birendra. Yang sering ku panggil dengan nama Izza.

Hidup ku sebenarnya telah sempurna dan bahagia. Dengan orang tua lengkap yg sangat mendukung dan menyayangi ku dan seorang adik penurut yang sangat mengasihi ku.

--------@@__@@--------

Namun Beberapa hari ini hidup ku menjadi resah karena pertanyaan klasik dari ayah ku.

" Hafiz, usia mu sudah 27 tahun nak. Kapan kamu akan menikah? " tembak ayahku pada suatu malam di saat kami sekeluarga berkumpul. untuk makan malam. Aku mendesah pelan takut terdengar oleh ayah ku.

" Se usia mu dulu ayah sudah menggendong mu nak. " katanya lagi

Ibu memandang ku penuh kasih dan masih menuntut jawabku,

Aku menutup sendok dan garpu di atas piring kosong ku. Lalu mengambil gelas yang berisi air putih di depan ku.

" Nanti setelah bertemu dengan jodoh, aku akan segera menikah ayah. Jangan kuatir" jawabku masgul.

Aku merasa pertanyaan ini sangat mengganggu ku. Karena biar bagaimana pun kedua orang tua ku pasti menginginkan putra pertamanya ini menikah dulu sebelum adiknya.

" Apakah kau mau Ayah perkenalkan dengan putri relasi ayah nak? " tanya ayah ku lagi

Ibu ku menepuk punggung tanganku dengan pelan, Aku merasa gengsi dengan bantuan ayah.

" Tidak usah ayah, Insyaallah Hafiz bisa mendapatkan calon istri sendiri. Beri waktu Hafiz 1 tahun jika setelah itu Hafiz belum menemukan calon istri, Hafiz bersedia di kenalkan dengan putri relasi ayah. " jawabku mantap.

Padahal di dalam hatiku merutuki mulutku sendiri. Izza melirik ku sambil tersenyum

" Jangan hanya bicara saja Mas, Bukti kan pada Ayah kalau Mas bisa. Nanti ke duluan aku lho" goda nya lagi.

Aku membalikkan tubuh ku menghadap gadis kecilku yang telah tumbuh dewasa. Parasnya cantik mirip ibuku. Hidung nya mancung khas turunan timur tengah. Rambutnya ikal lebat sebahu namun rambut itu telah tertutup dengan hijab warna biru tua.

Tak terasa Izza sudah duduk di semester akhir kuliahnya. Jarak usia ku dengan nya memang lumayan jauh terpaut 6 tahun.

Itu karena saat ibu ingin hamil anak kedua ibu benar-benar memprogram jarak usia ku dengan calon adikku agar aku tak kehilangan kasih sayang ayah ibuku sejak kecil dan pertimbangannya jika aku agak besar aku lebih bisa mengerti dan menjaga adikku.

"Memang nya Izza sudah ngebet nikah? " goda ku kembali. Izza cemberut mendengar godaan ku. Tangan mungil nya segera mencubit pinggang ku.

" Auuuwww... ampun sakit dek! " pintaku memelas. Kedua orang tua ku tersenyum melihat candaan kami.

" Kalau Izza mau menikah duluan, Mas persilahkan asal calon suami Izzah membawa mahar juga buat mas" Kataku bercanda.

" Ish.. enak aja sih Bu, Kok Mas yang malakin Izza jadinya" Sahutnya pura-pura sebal.

Ayah berdehem berusaha melerai candaan kami.

" Baik lah Ayah setuju dengan permintaan kamu Nak, Waktu nya di mulai dari sekarang ya? Ibu dan Izza sebagai saksi nya. Jika kamu tidak bisa memperkenalkan calon istri mu pada Ayah. Maka konsekuensi nya adalah perjodohan"

Aku mengangguk mantap.

Ya Allah tolong lah hamba Mu ini. Dekatkan lah dia (jodoh) ku jika dia Jauh. Dan segera kan lah aku menikahi (jodoh) ku jika dia telah dekat...doa ku dalam hati dan segera ku amini pula. Walaupun ayah ibu bahkan Izza pun tak mendengar doa hatiku.

Makan malam sudah selesai di tutup dengan perjanjian ku dengan Ayah. Ruang makan telah selesai di bersihkan oleh Bi Rohaya. Dia adalah pembantu setia keluarga ku. Dia dan suami nya Paman Asep telah mengabdi pada orang tuaku sejak pengantin baru. Mereka memiliki 1 anak laki-laki yang sedang di sekolah kan oleh ayahku.

Firdaus nama Anak mereka yg sekarang duduk di bangku SMK kelas 2. Ayah menyayangi Firdaus sejak kecil sehingga Ayah mengambil keputusan untuk menyekolah kan Firdaus sampai selesai.

Dan Firdaus juga bukan anak yg kacang lupa pada. kulitnya. Setiap pagi setelah subuh dia akan mencuci mobil kami. Dan sepulang sekolah dia akan membantu Paman Asep untuk menjaga pintu gerbang keluarga kami.

Ayah membangun kan sebuah rumah untuk Bi Rohaya dan Paman Asep. tepat di samping kanan rumah kami. Rumah itu pun telah di sertifikatkan atas nama Paman Asep sebagai bentuk rasa terimakasih Ayah atas kesetiaan Paman Asep sekeluarga.

Selain Bi Rohaya dan Paman Asep sebagai kepala pelayan di Rumah Induk ini, Ada 2 asisten rumah tangga yg bagian house keeping atau bagian kebersihan. Ada Mbak Nana dan Atiyah. Kedua orang tersebut juga lama mengabdi pada keluarga kami. Mereka berdua telah sebatang kara karena keluarga mereka meninggal karena bencana alam Tsunami dan Ibu sengaja mengajak mereka tinggal untuk membantu keluarga kami. Mereka pun sangat senang dan rajin sekali.

Malam pun merambat larut, Aku segera merebahkan tubuhku di kamar. Sebenarnya aku mempunyai 1 rumah pribadi yang sedang ku bangun tak jauh dari rumah orang tua ku.

Aku sengaja membangun rumah di samping rumah Ayah kebetulan ada lahan kosong yang dulu di beli Ayah untuk investasi dan kemudian di berikan ayah saat aku berhasil menyelesaikan pendidikan S2 ku sebagai hadiah. Dan untuk biaya pembangunan dan renovasi memang dari hasil usahaku sendiri. Rumahku dan rumah tinggal orang tuaku sengaja aku beri pintu penghubung agar memudahkan kami berkomunikasi.

Karena aku merasa sebagai putra tertua wajib bertanggung jawab terhadap orang tua dan adikku kelak walaupun aku telah berumah tangga sendiri.

Dan aku juga memikirkan perasaan istri ku kelak jika tinggal 1 atap dengan mertua mungkin saja dia tidak nyaman,kikuk atau menghindarkan konflik mertua dan menantu yg sering aku dengar dari beberapa pegawai wanita ku. Ya walaupun aku yakin ibuku adalah wanita yg lembut dan penyayang,

Namun aku sangat menjaga perasaan beliau agar beliau tetap nyaman berada di istana nya sendiri yg di bangun bersama ayah. Selain itu aku juga bercita-cita ingin menjadikan istri ku adalah ratu rumah tangga di dalam istana ku sendiri.

Pembangunan rumah ku baru saja ku mulai 6 bulan yg lalu dan estimasi penyelesaian dari kontraktor kurang lebih 10 bulan pengerjaan nya. Jadi sebelum rumah pribadi ku selesai aku masih akan tinggal di rumah induk ini. Mungkin rumah itu akan ku tempati jika aku telah menikah.

Aku telah mengganti baju ku dengan piyama tidur dan bersiap untuk istirahat. Hari ini tidak terlalu melelahkan aktifitas ku di kantor jadi mataku agak susah terpejam. Ku putuskan untuk mengambil hand phone yg berada di atas nakas. Aku memeriksa beberapa pesan whatsapp dari relasi maupun teman ku.

Mata ku menelusuri satu per satu pesan hijau ini, dan di grup chating alumni kampus ku telah mengirim undangan reuni. Mataku membelalak membaca nya. Ini gila reuni ini akan di adakan di kampus ku di Cairo University untuk mengenang perjalanan napak tilas masa kuliah kami dulu.

Alumni dari berbagai negara akan berkumpul pada 4 bulan kemudian dan ini adalah kesempatan langkah yg baru kali ini di gagas oleh Emir salah satu panitia yang berasal dari negeri Jiran.

Emir adalah sahabatku semasa kuliah. Dia adalah seorang laki-laki yang berkepribadian baik. Semangat nya selalu berkobar tinggi saat mahasiswa dulu. Dan kami sudah 2 tahun ini tak pernah bertemu. Hanya saling bertukar kabar melalu chatting maupun video call. Hmm... bukan 2 tahun. aku ingat baru setahun lalu aku bertemu dengan nya saat dia melangsungkan pernikahan dengan gadis melayu pujaan nya. Dan sekarang Istrinya sedang hamil tua.

Aku mencoba menyapa Emir melalui japri.

Me : Assalamualaikum Emir, apa kabar Pak cik?

Emir : Waalaikum salam pak Cik, kabar baik. Bagaimana bro dengan plaining aku tuk reuni kita? Wajib hadir untuk mu bro!

Me : Insyaallah, brother semoga tak ada aral melintang. Dan sudah ada berapa orang yang confirm untuk kehadiran nya?

Emir : Sekitar 300 orang yang confirm daei berbagai macam fakultas. Namun saya mengharap semua teman se kelas kita bisa hadir semua. Jumlah total 1000 alumni dari berbagai fakultas yg se angkatan.

Me : Hmmm...Insyaallah

Emir : Kamu tau tak, Aygul telah confirm untuk join . Rugi lah awak jika tak join di perjumpaan semula kita

DEG!!!

Aygul

Aygul

Aygul

Si Mawar dari bulan itu.

Aku memberi kan nya julukan padanya. pada gadis Turki bermata biru.

Dia pernah mengisi relung hati ku yg terdalam dan sampai kini tersimpan rapi tak pernah ku buka setelah kami berpisah..

tiba-tiba seraut wajah ayu khas timur tengah eropa melintas di mataku. Wajahnya yang sendu dan terlihat murung mulai menarik pikiran ku.

Emir : Hafiz saya harap, awak bisa hadir ya. Jangan lupa kabari Zein. Dia tak masuk dalam grup alumni kan karena kita beda fakultas. ungkin saja di dalam grup fakultasnya sudah memberikan informasi.

Aku ingin menanyakan tentang Aygul ku. Namun tanganku seperti mati rasa untuk sekedar mengetik namanya.

Kenapa dia tidak bergabung dengan grup kelas kami ya? Kan aku bisa stalking di statusnya pikirku kepo.

Emir : Hafiz. apakah kamu masih mengingat Mawar mu?

Me : Aku sudah tidak mengingat nya lagi kawan

Namun Emir seakan tak. percaya dengan tulisan ku dia membalas

Emir : Oh sayang sekali kawan. Padahal Aygul masih sangat mengingatmu bahkan sampai tadi dia mengirim pesan untuk ku dia masih menanyakan muuuu

Aku mengirim gambar emoticon 🤣😉 pada jawabanku.

Dan di balas juga dengan emoticon oleh Emir

🤩🥰😋

Aku memang tidak mau mengakui rasa rindukunpada gadis bermata biru itu. Padahal sungguh aku merindukan nya dalam sakit ku.

Emir : Usahakan kau datang Kawan. Jika tidak kau akan menyesal. Se umur hidup mu !

Me : Insyaallah Emir semoga tidak ada aral. melintang!

Aku lalu mengakhiri pecakapan chatting ku dengan Emir karena aku ingin menikmati wajah Aygul dalam kenangan ku yg telah kusimpan rapat.

Aygul ku bagaiamana kabar mu sayang.

Bramantyo Hafizuddin Birendra (Ilustrasi nya ya reader)

Umaizzah Khadijah Birendra (Adiknya Hafiz yg imut)

Aygul dilara burcu

Terpopuler

Comments

Suherni Indriasari

Suherni Indriasari

rizkibillar 😁

2020-08-24

1

Uswatun Khasanah

Uswatun Khasanah

cwek y cantik bgt masya allah .pantesan cinta dlm diam mu

2020-05-21

1

꧁Ⓜⓔⓛⓐⓝⓘ❦𖧹 ®°F° "PX"

꧁Ⓜⓔⓛⓐⓝⓘ❦𖧹 ®°F° "PX"

Wah keren semangat terus thor

2020-04-16

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Flash back 4 tahun yang lalu
3 Persahabatan
4 Calon adik ipar ku
5 Sebuah kisah
6 Khitbah Zein
7 Khitbah2
8 Semangat mencari mu
9 Telpon pertama
10 Bisnis dan Asmara
11 Teman Masa kecil
12 Zein
13 Persiapan ke Turki
14 Turki Iam coming
15 Pertemuan Kejutan
16 Air Mata kekasihku
17 Air mata kekasih ku 2
18 Minta Restu Ayah Ibu
19 Ku Pinang Engkau dengan seluruh cinta
20 Persiapan H-1
21 Keluarga kandung Aygul
22 Kehangatan keluarga Candra
23 Pertemuan kedua keluarga
24 Akhirnya Ku Menikahi mu
25 First Night With You
26 First Night with you -2
27 Honey moon
28 Aku akan kembali untukmu
29 Aku hanya mencintai mu
30 Ikhtiar dan berdoa
31 Gadis penggoda
32 Gadis penggoda 2
33 Dia istriku
34 Melihat sisi kehidupan yang lain
35 Selamat datang di Indonesia
36 Posesif
37 Trauma
38 Semangat untuk sembuh
39 Masalah Kewanitaan
40 Masalah kewanitaan
41 Permasalahan
42 Malam pertama yang tertunda
43 Makin berani
44 Dewi
45 Sang penyelamat
46 Lanjutan
47 Terluka
48 celaka membawa hikmah
49 Kebersamaan yang akan pulang
50 Dinner kelabu
51 Cemburu
52 Posesif
53 Rencana pernikahan Zein dan Izza
54 Masih POV dr Zein
55 Masih tentang dr Zein
56 Keluarga dr Zein
57 Tasyakuran
58 Rekam medis yang tak terduga
59 Ujian cinta
60 Sudah dong sedihnya
61 interogasi
62 Puncak doa
63 Awal hidup baru
64 Lamaran keluarga Zein
65 Tetangga julid
66 Teka teki Dewi
67 Intimidasi
68 Dewi terusir
69 Galau
70 Restoran baru
71 Dia kembali mencari
72 Perpisahan yang membahagiakan
73 Siapa yang mengirim foto?
74 kerjasama penjahat
75 Atur siasat jahat
76 Lelaki dari masa lalu
77 Hampir cemburu
78 Leon Dominic
79 kepedihan
80 Melewati malam panjang
81 Aygul pingsan
82 Bertemu teman lama
83 Berita gembira
84 Lelaki idaman dr Zahrana itu ternyata....
85 Aldo ingat Zahrana
86 Kejutan Rana
87 Rencana periksa kandungan
88 cek kandungan
89 Awal bencana
90 Kena penyakit kelamin
91 Masa Lalu Dewi
92 Dewi yang malang
93 Kevin bonyok
94 Hamil muda
95 Pelaporan kasus Pemerkosaan
96 Mr Fang Fang kalah telak
97 Gempa Bumi
98 Orang tua dan keluarga nya selamat
99 tobat
100 Pemeriksaan kehamilan
101 Ketahuan
102 Menemui Kiara
103 Bisa kah kamu memanggil ku Mama
104 maaf
105 Bertemu
106 curhat ke ibu
107 Dilema
108 Ayah yang galau
109 Mahar Izza
110 Kado istimewa Untuk pengantin
111 Siraman pengantin
112 Iqlima kecewa
113 Masa lalu calon Iqlima
114 Gus Rifky
115 Tangisan perpisahan
116 Akad Nikah
117 Pra Unboxing
118 Persiapan resepsi
119 Ajang reuni mantan
120 Perjuangan Iqlima
121 Pingsan
122 kepanikan keluarga Abah Husein
123 Kenangan dari Fabian
124 Malam Pertama Zein dan Iza
125 Panah asmara Mustofa
126 Jatuh hati pada pandangan pertama
127 Pedekate
128 Curhat
129 Sarah menceritakan Iqlima
130 Ayo Lamar Sarah!
131 Mengantar Keluarga Zein pulang
132 Musthafa menyatakan cinta
133 Meminta ijin Khitbah
134 Setulus cinta Zein pada Istrinya
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Prolog
2
Flash back 4 tahun yang lalu
3
Persahabatan
4
Calon adik ipar ku
5
Sebuah kisah
6
Khitbah Zein
7
Khitbah2
8
Semangat mencari mu
9
Telpon pertama
10
Bisnis dan Asmara
11
Teman Masa kecil
12
Zein
13
Persiapan ke Turki
14
Turki Iam coming
15
Pertemuan Kejutan
16
Air Mata kekasihku
17
Air mata kekasih ku 2
18
Minta Restu Ayah Ibu
19
Ku Pinang Engkau dengan seluruh cinta
20
Persiapan H-1
21
Keluarga kandung Aygul
22
Kehangatan keluarga Candra
23
Pertemuan kedua keluarga
24
Akhirnya Ku Menikahi mu
25
First Night With You
26
First Night with you -2
27
Honey moon
28
Aku akan kembali untukmu
29
Aku hanya mencintai mu
30
Ikhtiar dan berdoa
31
Gadis penggoda
32
Gadis penggoda 2
33
Dia istriku
34
Melihat sisi kehidupan yang lain
35
Selamat datang di Indonesia
36
Posesif
37
Trauma
38
Semangat untuk sembuh
39
Masalah Kewanitaan
40
Masalah kewanitaan
41
Permasalahan
42
Malam pertama yang tertunda
43
Makin berani
44
Dewi
45
Sang penyelamat
46
Lanjutan
47
Terluka
48
celaka membawa hikmah
49
Kebersamaan yang akan pulang
50
Dinner kelabu
51
Cemburu
52
Posesif
53
Rencana pernikahan Zein dan Izza
54
Masih POV dr Zein
55
Masih tentang dr Zein
56
Keluarga dr Zein
57
Tasyakuran
58
Rekam medis yang tak terduga
59
Ujian cinta
60
Sudah dong sedihnya
61
interogasi
62
Puncak doa
63
Awal hidup baru
64
Lamaran keluarga Zein
65
Tetangga julid
66
Teka teki Dewi
67
Intimidasi
68
Dewi terusir
69
Galau
70
Restoran baru
71
Dia kembali mencari
72
Perpisahan yang membahagiakan
73
Siapa yang mengirim foto?
74
kerjasama penjahat
75
Atur siasat jahat
76
Lelaki dari masa lalu
77
Hampir cemburu
78
Leon Dominic
79
kepedihan
80
Melewati malam panjang
81
Aygul pingsan
82
Bertemu teman lama
83
Berita gembira
84
Lelaki idaman dr Zahrana itu ternyata....
85
Aldo ingat Zahrana
86
Kejutan Rana
87
Rencana periksa kandungan
88
cek kandungan
89
Awal bencana
90
Kena penyakit kelamin
91
Masa Lalu Dewi
92
Dewi yang malang
93
Kevin bonyok
94
Hamil muda
95
Pelaporan kasus Pemerkosaan
96
Mr Fang Fang kalah telak
97
Gempa Bumi
98
Orang tua dan keluarga nya selamat
99
tobat
100
Pemeriksaan kehamilan
101
Ketahuan
102
Menemui Kiara
103
Bisa kah kamu memanggil ku Mama
104
maaf
105
Bertemu
106
curhat ke ibu
107
Dilema
108
Ayah yang galau
109
Mahar Izza
110
Kado istimewa Untuk pengantin
111
Siraman pengantin
112
Iqlima kecewa
113
Masa lalu calon Iqlima
114
Gus Rifky
115
Tangisan perpisahan
116
Akad Nikah
117
Pra Unboxing
118
Persiapan resepsi
119
Ajang reuni mantan
120
Perjuangan Iqlima
121
Pingsan
122
kepanikan keluarga Abah Husein
123
Kenangan dari Fabian
124
Malam Pertama Zein dan Iza
125
Panah asmara Mustofa
126
Jatuh hati pada pandangan pertama
127
Pedekate
128
Curhat
129
Sarah menceritakan Iqlima
130
Ayo Lamar Sarah!
131
Mengantar Keluarga Zein pulang
132
Musthafa menyatakan cinta
133
Meminta ijin Khitbah
134
Setulus cinta Zein pada Istrinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!