Perkenalkan namaku Bramantyo Hafizuddin Birendra. Umurku sudah menginjak 27 tahun. Status masih jomblo walaupun terbilang akut tapi aku masih betah menjadi jomblo hehehe.
Aku seorang pengusaha muda yang lumayan terkenal di kota ini. Aku memiliki 4 cabang usaha yang semuanya ku rintis dari Nol. Mulai dari usaha expedisi ekspor impor, usaha market place, usaha kuliner dan satu lagi usaha kosmetik yang sedang berkembang saat ini.
Aku mempunyai keluarga yang sangat menyayangi ku terutama ayahku. Beliau adalah ayah terbaik di dunia versi ku sendiri. Julukan itu ku rasa sangat pantas di sandang nya karena ayah lah yang membuat aku bisa berdiri tegap dan sukses.
Ayah ku saat ini berumur 55 tahun usia yang sudah setengah abad ini tak menghilangkan sosok berkahrisma nya. Nama Ayah ku Candra Birendra. Sesuai arti namanya, beliau adalah seorang pemimpin yang sangat di segani oleh semua bawahannya. Beliau telah menjadi founder Perusahaan Kopi terbesar di Asia bahkan sekarang merambah ke benua Eropa. Serta Pemilik Usaha Export import Kerajinan kulit sapi.
Aku adalah putra pertama dari Bapak Candra dan Ibu Zahira Hafsah seorang ibu yang lembut dan penuh kasih sayang. Ibu ku seorang Bidan puskesmas yang sangat mendedikasikan hidup nya untuk pengabdian pada masyarakat. Aku mempunyai seorang adik perempuan bernama Umaizza Khadijah Birendra. Yang sering ku panggil dengan nama Izza.
Hidup ku sebenarnya telah sempurna dan bahagia. Dengan orang tua lengkap yg sangat mendukung dan menyayangi ku dan seorang adik penurut yang sangat mengasihi ku.
--------@@__@@--------
Namun Beberapa hari ini hidup ku menjadi resah karena pertanyaan klasik dari ayah ku.
" Hafiz, usia mu sudah 27 tahun nak. Kapan kamu akan menikah? " tembak ayahku pada suatu malam di saat kami sekeluarga berkumpul. untuk makan malam. Aku mendesah pelan takut terdengar oleh ayah ku.
" Se usia mu dulu ayah sudah menggendong mu nak. " katanya lagi
Ibu memandang ku penuh kasih dan masih menuntut jawabku,
Aku menutup sendok dan garpu di atas piring kosong ku. Lalu mengambil gelas yang berisi air putih di depan ku.
" Nanti setelah bertemu dengan jodoh, aku akan segera menikah ayah. Jangan kuatir" jawabku masgul.
Aku merasa pertanyaan ini sangat mengganggu ku. Karena biar bagaimana pun kedua orang tua ku pasti menginginkan putra pertamanya ini menikah dulu sebelum adiknya.
" Apakah kau mau Ayah perkenalkan dengan putri relasi ayah nak? " tanya ayah ku lagi
Ibu ku menepuk punggung tanganku dengan pelan, Aku merasa gengsi dengan bantuan ayah.
" Tidak usah ayah, Insyaallah Hafiz bisa mendapatkan calon istri sendiri. Beri waktu Hafiz 1 tahun jika setelah itu Hafiz belum menemukan calon istri, Hafiz bersedia di kenalkan dengan putri relasi ayah. " jawabku mantap.
Padahal di dalam hatiku merutuki mulutku sendiri. Izza melirik ku sambil tersenyum
" Jangan hanya bicara saja Mas, Bukti kan pada Ayah kalau Mas bisa. Nanti ke duluan aku lho" goda nya lagi.
Aku membalikkan tubuh ku menghadap gadis kecilku yang telah tumbuh dewasa. Parasnya cantik mirip ibuku. Hidung nya mancung khas turunan timur tengah. Rambutnya ikal lebat sebahu namun rambut itu telah tertutup dengan hijab warna biru tua.
Tak terasa Izza sudah duduk di semester akhir kuliahnya. Jarak usia ku dengan nya memang lumayan jauh terpaut 6 tahun.
Itu karena saat ibu ingin hamil anak kedua ibu benar-benar memprogram jarak usia ku dengan calon adikku agar aku tak kehilangan kasih sayang ayah ibuku sejak kecil dan pertimbangannya jika aku agak besar aku lebih bisa mengerti dan menjaga adikku.
"Memang nya Izza sudah ngebet nikah? " goda ku kembali. Izza cemberut mendengar godaan ku. Tangan mungil nya segera mencubit pinggang ku.
" Auuuwww... ampun sakit dek! " pintaku memelas. Kedua orang tua ku tersenyum melihat candaan kami.
" Kalau Izza mau menikah duluan, Mas persilahkan asal calon suami Izzah membawa mahar juga buat mas" Kataku bercanda.
" Ish.. enak aja sih Bu, Kok Mas yang malakin Izza jadinya" Sahutnya pura-pura sebal.
Ayah berdehem berusaha melerai candaan kami.
" Baik lah Ayah setuju dengan permintaan kamu Nak, Waktu nya di mulai dari sekarang ya? Ibu dan Izza sebagai saksi nya. Jika kamu tidak bisa memperkenalkan calon istri mu pada Ayah. Maka konsekuensi nya adalah perjodohan"
Aku mengangguk mantap.
Ya Allah tolong lah hamba Mu ini. Dekatkan lah dia (jodoh) ku jika dia Jauh. Dan segera kan lah aku menikahi (jodoh) ku jika dia telah dekat...doa ku dalam hati dan segera ku amini pula. Walaupun ayah ibu bahkan Izza pun tak mendengar doa hatiku.
Makan malam sudah selesai di tutup dengan perjanjian ku dengan Ayah. Ruang makan telah selesai di bersihkan oleh Bi Rohaya. Dia adalah pembantu setia keluarga ku. Dia dan suami nya Paman Asep telah mengabdi pada orang tuaku sejak pengantin baru. Mereka memiliki 1 anak laki-laki yang sedang di sekolah kan oleh ayahku.
Firdaus nama Anak mereka yg sekarang duduk di bangku SMK kelas 2. Ayah menyayangi Firdaus sejak kecil sehingga Ayah mengambil keputusan untuk menyekolah kan Firdaus sampai selesai.
Dan Firdaus juga bukan anak yg kacang lupa pada. kulitnya. Setiap pagi setelah subuh dia akan mencuci mobil kami. Dan sepulang sekolah dia akan membantu Paman Asep untuk menjaga pintu gerbang keluarga kami.
Ayah membangun kan sebuah rumah untuk Bi Rohaya dan Paman Asep. tepat di samping kanan rumah kami. Rumah itu pun telah di sertifikatkan atas nama Paman Asep sebagai bentuk rasa terimakasih Ayah atas kesetiaan Paman Asep sekeluarga.
Selain Bi Rohaya dan Paman Asep sebagai kepala pelayan di Rumah Induk ini, Ada 2 asisten rumah tangga yg bagian house keeping atau bagian kebersihan. Ada Mbak Nana dan Atiyah. Kedua orang tersebut juga lama mengabdi pada keluarga kami. Mereka berdua telah sebatang kara karena keluarga mereka meninggal karena bencana alam Tsunami dan Ibu sengaja mengajak mereka tinggal untuk membantu keluarga kami. Mereka pun sangat senang dan rajin sekali.
Malam pun merambat larut, Aku segera merebahkan tubuhku di kamar. Sebenarnya aku mempunyai 1 rumah pribadi yang sedang ku bangun tak jauh dari rumah orang tua ku.
Aku sengaja membangun rumah di samping rumah Ayah kebetulan ada lahan kosong yang dulu di beli Ayah untuk investasi dan kemudian di berikan ayah saat aku berhasil menyelesaikan pendidikan S2 ku sebagai hadiah. Dan untuk biaya pembangunan dan renovasi memang dari hasil usahaku sendiri. Rumahku dan rumah tinggal orang tuaku sengaja aku beri pintu penghubung agar memudahkan kami berkomunikasi.
Karena aku merasa sebagai putra tertua wajib bertanggung jawab terhadap orang tua dan adikku kelak walaupun aku telah berumah tangga sendiri.
Dan aku juga memikirkan perasaan istri ku kelak jika tinggal 1 atap dengan mertua mungkin saja dia tidak nyaman,kikuk atau menghindarkan konflik mertua dan menantu yg sering aku dengar dari beberapa pegawai wanita ku. Ya walaupun aku yakin ibuku adalah wanita yg lembut dan penyayang,
Namun aku sangat menjaga perasaan beliau agar beliau tetap nyaman berada di istana nya sendiri yg di bangun bersama ayah. Selain itu aku juga bercita-cita ingin menjadikan istri ku adalah ratu rumah tangga di dalam istana ku sendiri.
Pembangunan rumah ku baru saja ku mulai 6 bulan yg lalu dan estimasi penyelesaian dari kontraktor kurang lebih 10 bulan pengerjaan nya. Jadi sebelum rumah pribadi ku selesai aku masih akan tinggal di rumah induk ini. Mungkin rumah itu akan ku tempati jika aku telah menikah.
Aku telah mengganti baju ku dengan piyama tidur dan bersiap untuk istirahat. Hari ini tidak terlalu melelahkan aktifitas ku di kantor jadi mataku agak susah terpejam. Ku putuskan untuk mengambil hand phone yg berada di atas nakas. Aku memeriksa beberapa pesan whatsapp dari relasi maupun teman ku.
Mata ku menelusuri satu per satu pesan hijau ini, dan di grup chating alumni kampus ku telah mengirim undangan reuni. Mataku membelalak membaca nya. Ini gila reuni ini akan di adakan di kampus ku di Cairo University untuk mengenang perjalanan napak tilas masa kuliah kami dulu.
Alumni dari berbagai negara akan berkumpul pada 4 bulan kemudian dan ini adalah kesempatan langkah yg baru kali ini di gagas oleh Emir salah satu panitia yang berasal dari negeri Jiran.
Emir adalah sahabatku semasa kuliah. Dia adalah seorang laki-laki yang berkepribadian baik. Semangat nya selalu berkobar tinggi saat mahasiswa dulu. Dan kami sudah 2 tahun ini tak pernah bertemu. Hanya saling bertukar kabar melalu chatting maupun video call. Hmm... bukan 2 tahun. aku ingat baru setahun lalu aku bertemu dengan nya saat dia melangsungkan pernikahan dengan gadis melayu pujaan nya. Dan sekarang Istrinya sedang hamil tua.
Aku mencoba menyapa Emir melalui japri.
Me : Assalamualaikum Emir, apa kabar Pak cik?
Emir : Waalaikum salam pak Cik, kabar baik. Bagaimana bro dengan plaining aku tuk reuni kita? Wajib hadir untuk mu bro!
Me : Insyaallah, brother semoga tak ada aral melintang. Dan sudah ada berapa orang yang confirm untuk kehadiran nya?
Emir : Sekitar 300 orang yang confirm daei berbagai macam fakultas. Namun saya mengharap semua teman se kelas kita bisa hadir semua. Jumlah total 1000 alumni dari berbagai fakultas yg se angkatan.
Me : Hmmm...Insyaallah
Emir : Kamu tau tak, Aygul telah confirm untuk join . Rugi lah awak jika tak join di perjumpaan semula kita
DEG!!!
Aygul
Aygul
Aygul
Si Mawar dari bulan itu.
Aku memberi kan nya julukan padanya. pada gadis Turki bermata biru.
Dia pernah mengisi relung hati ku yg terdalam dan sampai kini tersimpan rapi tak pernah ku buka setelah kami berpisah..
tiba-tiba seraut wajah ayu khas timur tengah eropa melintas di mataku. Wajahnya yang sendu dan terlihat murung mulai menarik pikiran ku.
Emir : Hafiz saya harap, awak bisa hadir ya. Jangan lupa kabari Zein. Dia tak masuk dalam grup alumni kan karena kita beda fakultas. ungkin saja di dalam grup fakultasnya sudah memberikan informasi.
Aku ingin menanyakan tentang Aygul ku. Namun tanganku seperti mati rasa untuk sekedar mengetik namanya.
Kenapa dia tidak bergabung dengan grup kelas kami ya? Kan aku bisa stalking di statusnya pikirku kepo.
Emir : Hafiz. apakah kamu masih mengingat Mawar mu?
Me : Aku sudah tidak mengingat nya lagi kawan
Namun Emir seakan tak. percaya dengan tulisan ku dia membalas
Emir : Oh sayang sekali kawan. Padahal Aygul masih sangat mengingatmu bahkan sampai tadi dia mengirim pesan untuk ku dia masih menanyakan muuuu
Aku mengirim gambar emoticon 🤣😉 pada jawabanku.
Dan di balas juga dengan emoticon oleh Emir
🤩🥰😋
Aku memang tidak mau mengakui rasa rindukunpada gadis bermata biru itu. Padahal sungguh aku merindukan nya dalam sakit ku.
Emir : Usahakan kau datang Kawan. Jika tidak kau akan menyesal. Se umur hidup mu !
Me : Insyaallah Emir semoga tidak ada aral. melintang!
Aku lalu mengakhiri pecakapan chatting ku dengan Emir karena aku ingin menikmati wajah Aygul dalam kenangan ku yg telah kusimpan rapat.
Aygul ku bagaiamana kabar mu sayang.
Bramantyo Hafizuddin Birendra (Ilustrasi nya ya reader)
Umaizzah Khadijah Birendra (Adiknya Hafiz yg imut)
Aygul dilara burcu
Pikiran ku mengembara ke 4 tahun silam, Saat aku mulai menginjakkan kaki ku ke Negeri Piramid ini. Pesona Negara ini sungguh membuatku jatuh cinta sehingga aku merayu Ayah agar mengijinkan ku kuliah disini.
Dengan berat hati ayah melepaskan kepergian anak sulung nya ini. Ayah sebenarnua sudah mempersiapkan ku kuliah di Kampus PERSADA milik Ayah. Kampus ini memang di buat Ayah untuk anak berprestasi yang kurang mampu. Beasiswa diberikan disni secara berkala.
Aku bukannya tidak mau kuliah disni namun aku ingin mencoba ilmu di lain negara agar ilmu ku berkembang dan bisa ku amal kan di kampus ini kelak.
Aku memang ikut andil mengajar di kampus ini setelah pulang dari Kairo. Hanya seminggu sekali saja aku meminta jadwal mengajar ilmu ekonomi dan perdagangan disini karena selebihnya aku mengurus perusahaan ku. Gak sia-sia aku mendapat gelar LC di belakang ku hehehe. Dan tentu nya Ayah dan Ibu sangat bangga padaku.
Kembali lagi tentang Kampus Almamaterku di Kairo ini sangat membuatku betah sehingga aku pun menamatkan hingga S2.
Hari pertama kuliah aku mengalami nasib yg kurang beruntung. Saat hendak berangkat ke kampus aku di tabrak oleh seorang pengendara motor yg ugal-ugalan. Namun ugal-ugalan sepertinya kurang tepat di sebut karena memang pengendara motor di kota Giza ini hampir semua memacu motor nya dengan kecepatan tinggi dan tidak menggunakan helm.
Tata tertib lalu lintas disini sangat buruk alu baru menyadarinya di hari pertama itu.
Aku terpelanting di bahu jalan. Jarak dari saqqah (apartemen /kontrakan) ke kampus ku lumayan dekat sekitar 10-15 menit saja dengan berjalan kaki. Memang aku sengaja mencari yang dekat dengan pertimbangan waktu dan biaya.
Walaupun Ayah memaksa aku untuk membeli mobil namun aku merasa belum membutuhkan. Aku ingin merasakan menjadi mahasiswa yang bisa merasakan seru nya naik turun bus, tremco (angkutan umum) maupun tuk tuk (sejenis bajaj yg berisik karena hampir semua tuk tuk disini membunyikan disco arab yg ngebas) bisa di bayangkan betapa seru nya petualangan ku di negara ini.
Aku hanya tak ingin selalu merepotkan ayah, ya mungkin di suatu hari aku membutuhkan mobil aku bisa meminta beliau langsung tapi saat ini tidak.
Tubuhku terpelanting di bahu jalan dan lutut ku membentur aspal. Untung saja saat aku terguling aku masih bisa melindungi kepalaku dengan kedua tanganku jika tidak mungkin kepalaku sudah mengalami gegar otak...
" Astaghfirulloh hal adzim ! iyi mesin efendim? " seorang gadis muda menghampiri ku.
Dia berjalan dengan satu orang teman wanitanya. Dan langsung jongkok untuk membantu membangun kan ku.
Aku tak mengerti dengan perkataanya. Lalu aku mengisyaratkan dengan wajahku yg meringis kesakitan.
"Sorry I don't know what you mean" balasku dengan bahasa inggris.
Aku memang belajar di negara ini hanya menguasai 2 bahasa saja. Yaitu bahasa Inggris dan Arab namun aku lebih senang menggunakan bahasa Inggris karena hampir semua orang disini bisa.
Sesaat gadis itu ragu menjawab lalu dia mengeluarkan jawaban.
"Oh Sorry, I guess u understand turkeys" katanya.
Aku menggeleng sambil meringis kesakitan. Wanita satu nya itu membantu mengumpulkan diktat ku yang berserakan di jalan.
Lalu gadis yang tadi membantu ku bangun telah memapah ku untuk duduk di pinggir trotoar.
"You must be careful walking here, because here there are so many accidents due to hit-and-run" katanya lagi. Dia menasehatiku agar lebih berhati-hati berjalan disini karena disni sering terjadi tabrak lari.
Lalu dia mengeluarkan sebotol. air mineral dari tas ranselnya dan membasuh lengan ku yg lecet dan berdarah. Lalu dia membersihkan nya dengan tissu yg ada di dalam tas nya.
aku meringis menahan perih ternyata lenganku tergores aspal dengan keras. Lalu kaki ku terasa ngilu, Aku berdoa semoga kaki ku tidak patah.
Sesaat kemudian dia berbicara dengan temannya dengan bahasa turki yg tak. ku tahu artinya tapi yg jelas setelah itu teman nya menelpon seseorang.
"well thank you for your help miss..." ucapku berterimakasih
" oke nevermind...my name Aygul Dilara burcu. You can call me Aygul or Dilara. What your nama Sir? " katanya memperkenalkan dirinya.
Hmm gadis eropa memang berbeda dengan gadis kita yg pemalu.
"Oh my nama Bramantyo Hafizuddin Brisendra. and you can call me Hafiz or Bram" jawabku.
Dia menanyakan asal negara ku dan aku menjawab dari Indonesia. Dia terperangah seakan tak percaya aku dari Indonesia karena setahu dia orang Indonesia kebanyakan berkulit sawo matang sedangkan kulitku sangat kuning langsat seperti orang Vitnam atau Pilipina.
Teman Aygul bernama Ayse. dan mereka berdua memang berasal dari negara Ottoman alias Turki. Merek berdua sama-sama perantauan sepertiku. Dia mengatakan telah menelpon petugas medis di kampus dan sesaat lagi akan ada bantuan medis dari mereka.
Ayse membantu mengumpulkan beberapa diktat ku, Sedangkan Aygul sendiri membantu aku berdiri. 2 orang laki-laki Petugas medis di kampus datang membawa brankar. Lalu aku di tandu menuju klinik yg terletak di dalam kampus.
Alhamdulillah luka - luka ku tidak terlalu parah. Kedua lenganku baret merah lecet dan sepetinya kaki ku keseleo. Jika kejadiannya di Indonesia pasti Ibu akan membawa ku ke tukang urut..
Ugh...
tiba-tiba aku merindukan sosok ibuku yg lembut..
(Percakapan antara Hafiz dan Aygul beserta teman-teman nya di Mesir akan Author translate bahasa Indonesia ya reader 🤭 )
Aku masih berbaring di ranjang klinik. Dokter masih menyuruhku untuk beristirahat agar tenaga ku segera pulih.
Ohya aku mempunyai teman dari Indonesia yang lumayan akrab dengan ku. Kami berkenalan saat sama-sama antri di kantor Imigrasi. Dan aku menawarinya bergabung untuk tinggal satu apartemen dengan ku.
Namanya Zein dia alumni pondok pesantren di lirboyo Kediri yg berprestasi. Beasiswa yg mengantarnya kuliah disini. Karena sesama perantauan akhirnya kami pun akrab.
Sudah 1 bulan kami tinggal di Kota Giza ini. Aku membebaskan nya membayar apartemen karena aku masih mendapat kan uang dari ayah yg lebih dari cukup.
Ayah Zein seorang petani di desa nya. Karena kesederhanaan Zein lah yg membuat ku merasa dia dapat menjadi sahabatku selama di perantauan.
Zein mengambil kuliah kedokteran. Memang Zein sangat pandai makanya aku sangat senang menjadi temannya. Tadi pagi Zein berangkat lebih dahulu karena dia ada keperluan adminiatrasi di sekertariatan kampus.
Aku sedang berbicara dengan Zein di telepon.
" Assalamualaikum Zein. Kamu dimana? Bisa bantu aku sebentar? "
" Alaikum salam Hafiz. Aku sedang di perpustakaan. Hari ini aku free. ada yg bisa ku bantu ? " jawab Zein.
" Emmmm...aku di klinik kampus. Bisa kah kau kesini sebentar ?aku butuh bantuan mu teman" Aku sengaja tak menceritakan insiden yg menimpaku karena aku tak mau dia kuatir yg berlebihan.
"Baik lah tunggu 5 menit lagi aku akan sampai disana. Assalamualaikum " Katanya mengakhiri percapakan.
Kedua gadis yang menolong ku tadi masih menunggu ku dengan setia. Aku jadi merasa bersalah karena nya.
"Terimakasih sekali lagi nona Aygul dan nona Ayse anda sudah membantu ku." Ucap ku lagi merasa tak enak hati karena mereka menolong ku membuat mereka tidak bisa mengikuti mata kuliah.
"Sudah kewajiban kami Tuan Hafiz" Jawab Ayse tulus.
" Ohya apakah kamu kuliah di kampus ini? " tanya Aygul memecah keheningan
"Benar. Aku mahasiswa baru dan ini adalah hari pertama ku untuk belajar." Jawabku
Aygul menghela nafas nya sepertinya dia prihatin.
" Aku juga mahasiswa baru disini. kami berdua di fakultas Ekonomi dan Perdagangan tuan" Katanya lagi
Aku terkejut dengan perkataannya. Ternyata ini suatu kebetulan yg manis.
" Aku juga mengambil jurusan itu. Dan jangan memanggilku dengan sebutan Tuan. Aku rasa umur kita hampir sebaya. " Kata ku agak risih mendengar dia menyebutku Tuan.
"Baik lah aku akan memanggil mu Hafiz. " Jawabnya. Ayesa duduk di bangku yg ada di depan ranjangku. Sedangkan Aygul tetap berdiri di samping ranjangku.
Tak lama kemudian pintu klinik di ketuk dan tampak seraut wajah tampan berdiri. Dia mengucapkan salam dan kemudian Aygul mempersilahkan nya masuk.
Dia Zein teman se apartemen ku.
"Masya Allah Fiz. Apa yg sudah terjadi dengan mu? Kenapa babak belur begini? " katanya kuatir.
Ayesa menjelaskan detail kronology tabrak lari yg telah ku alami.
Dia tampak sedih lalu dia membantu aku duduk. Dan melihat lagi luka-luka ku yg tadi telah di perban.
"Baiklah mari aku antar pulang ke apartemen. Lebih baik kamu istirahat di kamar. Nanti aku yang akan mengurus perijinan mu ke dosen. " Katanya menawarkan. Aku mengangguk menyetujui nya.
Dia ijin mau meminjam mobil pada senior nya yg sama-sama alumni di Lirboyo yg telah menetap di Giza dan menikah disana.
---------\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=---------
Setelah insiden itu aku harus beristirahat selama 6 hari di apartemen. Untuk aktifitas sehari-hari Zein dengan telaten membantu ku. Bahkan dia juga yang memanggilkan tukang urut yg mengerti urat ke apartemen ku. Aku heran kenapa dia bisa kenal dengan tukang urut ini, dan dia juga orang Indonesia yang telah menetap lama di Mesir.
Saat mengurutku Pak Tarhim namanya beliau menceritakan bahwa dia telah tinggal selama kurang lebih 20 tahun disini. Selain dia jadi tukang urut ternyata dia adalah sopir di sebuah perusahaan katering disini. Mengurut hanya sebagai hobby yg di kemudian hari menjadi sumber penghasilan tambahan nya selain gaji sebagai sopir. Zein mengenal Pak. Tarhim ketika berada di rumah senior nya.
Pijatan Pak Tarhim membuatku merintih kesakitan. Kadang aku juga berteriak tak tahan.
" Tahan Den Bagus, memang pertama kali akan sakit sekali. Apalagi nanti setelah semalam setelah di urut. Tapi Insyaallah 2 atau 3 hari kemudian Den Bagus akan sehat kembali" Kata Pak Tarhim sambil tangan nya terus mengurut kaki ku.
Aku mencengkeram pinggiran ranjang ku. Zein tersenyum melihatku seperti anak bocah.
Dia membuatkan 2 cangkir kopi hitam dan Sebungkus roti untuk kami.
Setelah acara mengurut selesai aku mempersilahkan Pak Tarhim untuk meminum Kopi nya. Ohya kopi ini di bawa Zein dari desa nya. Ibu nya meracik dan menumbuk sendiri minuman kesukaan kami. Aku memang belum pernah bertemu dengan orang tua Zein namun aku merasakan kedekatan dan kasih sayang mereka saat Zein menelpon. Kedua orang tua nya sangat berterimakasih kepada ku karena aku mengijinkan Zein tinggal secara
cuma-cuma disni.
Aku merasa bersyukur memiliki teman di tempat yg jauh dari keluarga sehingga keluarga terdekatku sekarang adalah Zein.
Kurang lebih 7 hari aku sembuh. Dan selama aku tidak mengikuti mata kuliah Aygul memberikan ku catatan dari dosen yang telah di rekam nya. Aku telah bertukar nomer telepon dengan nya setelah dari klinik dan dia dengan rajin memberikan ku catatan nya.
Tepat hari ke 9 aku telah pulih seperti sedia kala dan aku sudah siap masuk kuliah lagi.
Sebelum masuk kelas kau sudah menghadap ke para dosen ku dan menjelaskan kondisi kesehatanku. Mereka juga memaklumi karena aku juga mendapat surat istirahat dari klinik.
Tak terasa aku sudah satu semester di Kampus ini. Banyak pengalaman unik yg telah ku lalui selama tinggal di negeri Rhamses ini. Sudah banyak teman yg ku kenal dari berbagai macam negara. Sampai sejauh ini aku sangat takjub dengan kebesaran Allah seperti dalam. firman nya yang berbunyi :
QS AR RUM:22
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui"
QS. Al Hujarat ayat 13
Terjemah Arti: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Maha besar Allah dwngan segala firman Nya.
Aku menikamati setiap saat waktu ku disini. Aku mulai belajar banyak macam budaya dari negara lain dari teman sekampus ku. ada Emir dari Malaysia, Ada Abizar dari Pakistan.
Bahkan aku juga mempunyai teman dari lain jurusan karena Zein. Sampai sejauh ini kami selalu saling membantu dan menolong. Dia sudah ku anggap kakak sulungku karena usia nya lebih tua setahun di atas ku.
Kadang kami menghabiskan waktu libur dengan kumpul bersama mahasiswa Indonesia yg tinggal di asrama. Makan bersama di tepian sungai Nil dan menikmati kuliner khas nya. Aku paling suka dengan grilled koftah nya. Di saat weekend bersama Zein, Emir dan Abisar teman-teman kampus ku yg jomblo kami menghabiskan waktu sampai malam mencoba berbagai macam kuliner di berbagai restoran.
Tak jarang aku mengajak mereka berjalan ke kota lain di Mesir untuk menghabiskan liburan akhir pekan. Seperti saat ini aku mengajak mereka menyusuri Laut Merah atau Laut Teberau.
Laut ini adalah salah satu destinasi wisata Mesir yang indah. Dari penjelasan ilmiahnya menyebutkan bahwa warna merah di permukaan muncul akibat Trichodesmium erythraeum yang berkembang. Ada juga yang menjelaskan bahwa namanya berasal dari gunung yang kaya mineral di sekitarnya dan berwarna merah. Aku mengajak mereka untu diving dan snorkling menikmati pemandangan terumbu karang yg sangat luas membentang sebagai tempat biota mahluk laut.
Subhanallah Maha Suci Allah atas segala penciptaan Nya.
Kami Para Jojoba alias Jomblo Jomblo bahagia asyik menghabiskan waktu utk menikmati kekuasaan Allah di bumi lain.
Aku tersenyum mengingat kebersamaan ku dengan semua sahabatku saat kuliah.
Namun Aku berusaha tidak mengingat Aygul dengan segala kenangan nya. Hatiku masih perih padahal waktu perpisahan telah berlalu selama 4 tahun yang lampau.
Mungkin karena dia menjadi alasan ku betah sendiri. Aku masih belum bisa move on dari bayangan cantik mantan kekasih ku itu. Mata nya yg biru sangat indah , bibirnya yg mungil. merekah bagai kelopak bunga mawar, Dan senyum nya bagai telaga kautsar yg tenang namun menyimpun sejuta kepedihan.
Orang tua ku tidak pernah tau aku pernah menjalin hubungan dengan gadis beda negara ini. Jika mereka mengetahui pasti sudah jauh-jauh hari aku akan di suruh mencari nya.
Aku berpisah dengan nya bukan karen aku tak cinta namun ada pengorbanan yg harus ku utamakan. Entah lah apakah ini namanya pengorbanan cinta atau kah aku yg terlalu lembek dan kurang gentleman. Kadang aku merutuki keputusan ku meninggal kan nya dulu namun aku anggap ini adalah hukuman Tuhan bagi ku. Sudah lah aku pun telah menerima konsekuensi dari sebuah keputusan ku berpisah dengan wanita ku.
Kuhembuskan nafasku pelan sambil menyeruput kopi hitam buatan Ibu Zein. Memang kami telah berpisah namun Aku selalu meminta Ibu Zein untuk mengirimkan ku kopi racikan ibu nya. Aku sudah beberapa kali berkunjung ke rumah Zein. Dan Zein pun telah mengetahui keluarga ku. Dia tak menyangka aku adalah putra dari pengusaha sukses di Indonesia. Karena selama aku berkawan dengan nya aku tidak pernah mengumbar kekayaan orang tua ku
Aku hanya menceritakan keadaan keluarga ku yg bahagia tanpa. pernah mengeksplor harta orang tua ku. Bagi ku tabu menyombongkan diri dengan harta karena harta itu hanya titipan Allah SWT. Dan lagi aku ingin mengetahui kualitas persahabatan teman-teman ku. Apakah mereka menyukaiku secara pribadi atau karena kekayaan keluargaku.
Awalnya aku mengajak Zein dan Emir berlibur ke rumahku. Karena Abizar juga penasaran dengan Indonesia akhirnya aku mengajak mereka bertiga ke rumah.
Selain itu Zein juga ingin berkenalan dg orang tua ku karena dia merasa berhutang budi karena selama di Mesir dia bisa tinggal tanpa sewa dengan ku di Apartemen sederhana yang Ayah sewakan, maka kami sepakat liburan semester ini di habis kan di rumah orang tuaku. Memang secara tak tertulis kami berempat memiliki perjanjian bahwa kami akan saling berkunjung ke negara masing-masing saat liburan.
Rumah Ayah ini Luas tanah nya 716 M dan LB 900 M mempunyai 2 lantai. Ada 7 kamar utama dan di se tiap kamar itu ada kamar mandi nya. Dan ada 3 kamar pembantu yg terpisah di luar seperti pavilion. Dapur yg luas bentuknya seperti bar dan di belakang halaman ada kolam renang dan kebun mini.
Dulu Ibu sering mengundang teman pengajian nya untuk mengadakan pertemuan dan mengaji bersama anak yatim disini. Dan kebiasaan seperti itu masih dilakukan beliau.
Di lantai 2 ada ruang Nge Gym yg sengaja di buatkan Ayah untuk ku, serta home theather untuk kami sekeluarga menonton film bersama.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Setelah sholat subuh aku segera masuk ke ruang Nge Gym biasa nya aku melakukan olah raga selama 30 menit sebelum aku turun ke bawah untuk membaca koran lalu menikmati secangkir kopi hitam buatan ibu.
Keringat sudah membanjiri tubuh ku. Rasanya segar sekali meregangkan otot setelah tidur semalam. Aku segera turun ke bawah dan menuju kolam renang. Aku hanya ingin membaca koran dan berjemur di pinggir kolam.
Ku lihat Ibu sudah siap dengan celemek nya di dapur. Di bantu si Bibik dan Mbak yg bagian kebersihan mereka menyiapkan sarapan pagi. Ibu memang lebih suka memasak sendiri jika tidak repot karena bagi ibu rasa cinta nya bisa tersalurkan dengan melihat suami dan anak nya lahap memakan dan menikmati hasil masakannya.
Ponsel ku bergetar dan segera ku buka pesan whatsapp dari beberapa teman. Ada Zein yang juga mengirimiku pesan
Zein : Assalamualaikum brother, Apa kabar?
Me. : Walaaikum salam sehat bro, wah tumben nih pagi-pagi udah absen
Zein : Dua hari lagi aku ke kota mu. Alhamdulillah aku di terima sebagai Kepala bagian Bedah di Rumah Sakit Bustanul Athfal.
Me : Alhamdulillah jadi, kamu resign dari Rumah sakit lama?
Zein : Iya begitu lah. Karena di Bustanul Atfal juga milik seniorku yg di Mesir itu. Beliau mempercayakan ku untuk mengelola sekalian.
Me : Wah hebat kau Zein. Baik lah aku akan menjemput mu di bandara nanti kau infokan jam penerbangan mu saja.
Zein : Terimakasih Fiz. Maaf aku selalu merepotkan mu. Selamat bekerja ya dan salam untuk Ayah Ibu mu.
Me : Sama-sama insyaallah nanti aku salamkan ke beliau berdua.
Chattingan ku dengan Zein selesai. Aku mendengar suara Ibu memanggilku.
Aku melihat jam dinding telah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Hari ini aku ada schedul meeting dengan client pukul 09.30 wib di kantor ku. Masih ada sisa waktu ku untuk mandi dan sarapan. Sebelum aku memeriksa berkas-berkas pekerjaan ku sebelum berangkat.
Kulihat Izzah sedang menonton berita selebriti di TV bawah. Ah masih saja suka melihat orang ghibah,anak ini. Aku melihat ibu yg sedang menata makanan di meja.
" Iya bu, tadi ibu memanggil Hafiz? " tanya ku
Ibu mengangguk.
" Nanti kamu berangkat pukul berapa? "
" Insyaallah 08.30 wib bu. Ada meeting di kantor dengan client baru. Minta doanya ya bu semoga lancar dan goal" kataku sambil tersenyum
"Aamiin ibu selalu mendoakan anak-anak ibu agar usaha nya lancar, sehat dan dekat dengan jodohnya" canda wanita pertama yg ku cintai di dunia ini tanpa. syarat
" Aamiin, Ohya bu tadi Zein titip salam buat ibu dan Ayah, insyaallah 2 hari lagi dia akan kesini" jawabku sambil duduk di meja makan. Aku telah berganti kaos yg tadi telah basah kena keringat.
" Waalaikum salam. Iya silahkan aja kemari nak. Suruh menginap disini saja tidak perlu ke hotel. Rumah ini terbuka untuk nya. " kata ibuku lagi, Izza berjalan mendekati kami dan duduk di depan ku sambil mengambil pisang goreng yg ada di meja.
" Eh, Mas Zein yg anak Surabaya itu kan mas? Dr Zein kan? Kapan dia kesini Mas? " tanya nya ikut nimbrung pembicaraan ku dg ibu.
"Hmmm.. anak kecil ikut nguping pembicaraan org dewasa ya. " kataku pura-pura marah
Izza meringis malu. Adikku terlihat manis sekali jika pipinya bersemu merah ingin rasanya aku cubit sampai menangis.
"Eh maafin Izza kak, gak sengaja tadi mendengar nama Zein. Hehehe... Dan lagi aku sudah 21 tahun kak sebentar lagi lulus kuliah Sastra Inggris " seloroh nya
Aku berdiri mendekatinya lalu ku tarik hidung nya yg bangir itu gemas.
" Tetap aja kau anak kecil ayah dan Ibu ! Masih pake pampers gak boleh nakal hahahaha...2hari lagi Zein kesini" kataku cuek sambil berlalu menuju kamar untuk mandi karena sebentar lagi Ayah pasti telah siap di meja makan untuk sarapan bersama.
Ibu menggelengkan kepala melihat kegaduhan kami. Entah mengapa rumah ini selalu rame jika ada Izza. Aku yg sedikit pendiam jika di luar namun jika bertemu dengan adik ku maka sifat asli ku lebih tereksplor. Aku yg jahil dan suka bercanda memang lebih berani berkelakar karena aku merasa nyaman jika di dalam rumah aku bebas menunjukkan ekspresi ku pada semua.
" Ibu Hafiz mandi dulu ya, nanti keburu Ayah menunggu" pamitku sambil membawa sepotong pisang goreng keju ke atas kamar
" Iya jangan lama-lama mandi nya kayak perawan! " teriak Izza keras sambil tertawa. Wah kacau nih bocah kalau ngomong gak pake saringan.
30enit kemudian aku sudah turun ke bawah dengan pakaian rapi dan siap untuk sarapan.
Ayah dan Ibu sudah siap di meja. Izza belum. keluar dari kamar nya.
" Pagi Ayah" sapa ku pada Ayah
" Pagi nak. Gimana perkembangan usaha mu. Ayah dengar perusahaan kita mau ekspansi melebarkan sayap ke negeri ginseng"
tanya Ayah sambil menyeruput teh manis di depannya
" Insyaallah Yah doakan semuanya lancar dan berhasil. Ohya Zein tadi kirim salam buat Ayah dan Ibu. 2 hari lagi dia akan tiba disini. " kataku sambil menyendok kan nasi ke piringku.
" Kita tunggu Izza dulu duduk disini baru kita lanjutkan sarapan ini. Izza ayo nak sudah siang Ayah ada janji dengan client dan Mas mu mau meeting juga !!" Seru Ibu.
Tak lama pintu kamar Izza terbuka. Gadis kecil ku itu menuruni tangga dan sekarang telah berdiri di depan kami.
Dia menduduk kan pantat nya di kursi pas di sebelah ku.
" Mari kita berdoa dulu sebelum makan, agar makanan ini menjadi berkah dan kekuatan kita utk memulai aktifitas di hari ini. Berdoa silahkan" aku yg kali ini memimpin doa makan pagi ini.
Setelah selesai kami sudah sibuk dengan hidangan di piring kami masing-masing. Tak ada suara hanya denting sendok garpu yg berbunyi.
Setelah semua selesai makan, Ayahelanjutkan obrolan kami yg tadi terputus.
" Ohya tadi kamu bilang Zein akan kesini kan? suruh menginap saja disni tidak usah buka hotel. Ayah yg memaksa bilang begitu ya? " Kata Ayah, Aku tersenyum mengiyakan.
"Mas, aku ikut menjemput Mas Zein ya.? pinta Izza
Aku membelalakkan mata.
WHAT!?
Hmm..
Sejak kapan si kecil ku ini mulai perhatian dengan Zein?
Wah jangan-jangan aku udah di tilap (di kelabui) dua orang ini. Jangan - jangan Izza menaruh hati pada sahabatku. Tapi jika memang benar begitu aku akan sangat bahagia menjadi kan Zein sebagai saudara. Tapi apaakah Zein akan mennaggapi Izzah? sedangkan Zein sendiri yg ku tahu tak pernha mendekati wanita. Aku pura-pura mengedikkan bahu.
" Ayoo lah Mas, Aku lagi gak ada kuliah daripada Bete kan mending menemani Mas Hafiz " rayu nya lagi.
Hmmm... baik lah aku akan membuktikan rasa penasaranku tentang Izza dan Zein.
" Baik lah, tapi janji jangan bikin ulah ya? Dan kamu yang jadi driver nya. " kataku mengerjain adik bungsu dan aneh nya dia mengangguk setuju.
Biasanya dia akan menolak jika aku suruh menjadi driver ku. Hahaha...
ini pasti ada sesuatunya deh.
Akan ku buktikan kecurigaan ku besok saat bertemu dengan zein.
Awas aja kau Zein jika aku bukan orang pertama yg mengetahui hubungan mu dengan adikku. Aku akan membuat perhitungan dengan mu. Akan ku gantung di pohon cabe depan pavilion Bibik.
Setahu ku Zein tak pernah berhubungan spesial dengan wanita. Bahkan saat di Kairo Zein lebih senang jalan dengan kawan-kawan lelakinya. Bahkan aku sempat meledek nya di saat aku menjalin cinta dengan Aygul aku pernah memasangkan nya dengan Ayesa sahabat Aygul. Namun Zein tak bergeming, dia lebih antusias membaca diktat kedokteran tebal di apartemen atau menghabiskan waktu di perpustakaan kampus.
Aku mengagumi Zein sebagai laki-laki yg taat beribadah, sholat dan puasa tak pernah ditinggal nya. Bahkan Zein sering mengingatkan ku akan ber puasa. Untuk sholat kami hampir selalu berjamaah di masjid kampus maupun di musholla yg terletak di basement apartemen.
Pernah suatu ketika Ayesa pura-pura minta tolong Zein untuk mengantarnya pulang karena kemalaman, namun Zein malah mengajak ku untuk mendampinginya agar kesempatan berdua dg Ayesa tidak terjadi. Padahal aku dan Aygul berusaha untuk memberi nya kesempayan berdua.
Zein pernah bercerita padaku jika ingin mendapatkan istri melalui jalan Ta'aruf saja. Dia tidak mau pacaran karena dia ingin jadi yg pertama dan terakhir untuk istrinya kelak. Dan dia ingin menjaga diri dari zina. Sahabatku ini memang orang yg teguh pendiriannya dan sangat menjaga diri. Aku sering kali malu dengan nya, namun dia tidak pernah merendahkan ku atau pun menggurui ku. Jadi aku merasa sangat nyaman dengan persahabatan kami.
Hari ini tepat pukul 09.00 wib aku sudah bersiap untuk menjemput Zein. Pesawatnya akan landing pukul 11.00 wib. Aku harus merencanakan waktu kurang lebih 1 jam agar tidak terburu-buru. Hari ini aku sengaja mengosongkan jadwal ku untuk ngantor. Aku melimpahkan tugas ku pada Hanafi Salah satu wakilku di kantor. Aku percayakan tugasku padanya.
Izza juga telah selesai bersiap. Bunda hari ini sedang tidak enak badan sehingga beliau ambil cuti. Ayah sudah berangkat tadi pagi ke kantor.
Kulihat adikku yg duduk di belakang kemudi mobil sedan ku. Dia memakai jilbab berwarna Kuning kunyit sepadan dengan gamis Orange putihnya. Wajahnya tampak berseri-seri dan seulas lipstik pun telah menghiasi bibirnya.
"Duh dek. semangat sekali sih seperti mau bertemu pacarnya" godaku sambil meliriknya.
Izza mencubit perutku agal keras.
Argggg...
" Sakit tau dek! " erangku karena cubitannya.
" Habis mas meledek terus" rajuknya kesal. Aku terkekeh senang godaan ku memancing emosi nya
"Ya udah sih mari berdoa sebelum berangkat! " Lalu mulutnya komat-kamit merapalkan doa. Aku terkekeh melihat adik. manisku ini.
Mobil melaju membelah jalan raya yang sudah mulai padat merayap ini. Aku sudah tak mengganggu Izza lagi. Tanganku memutar dvd di dalam mobil.
Alunan suara Syakir Daulay mengalun merdu. Entah mengapa aku menyukai lagu yg sedang jadi trending topik di dunia per you tube an Indonesia.
Mulia cantik berseri, kulit bersih merah di pipi mu.
Dia Aisyah putri Abu bakar istri Rosulullah
Sungguh sweet nabi mencinta mu
Hingga nabi minum di bekas bibir mu
bila marah nabi kan bermanja mencubit hidung nya..
Aisah romantisnya cinta mu dengan nabi
Dengan baginda kau pernah main lari lari
Selalu bersama hingga ujung nyawa kau di samping Rosulullah
Aisah sungguh manis Jazirah cinta mu
Bukan persis nobel mula bemci jadi rindu
Kau istri tercinta ya Aisah
Ya Humairah
Rosul Sayang Eosul Cinta
Diam-diam aku mengganti Syair nya dengan nama Aygul dan Hafiz..
Lalu aku tersenyum senyum sendiri.
Haaha jadi cowok kenapa baperan ya aku dengar lagu ini.
" Mas.. Mas Hafiz kenapa senyum-senyum sendiri! " Kata Izza mengagetkan ku.
Aku jadi malu kepergok adikku sedang baper. Wah parah nih, si mantan sedang bermain -main lagi di pikiran.
" Gapapa lagi mikirin Zein! " jawabku menggoda
Izza cemberut mendengar jawaban ku.
Awas ya kalau sudah bertemu dengan Zein, aku akan menghabisi kalian berdua. Kekeh ku sendiri.
Benar sesuai dengan prediksi ku jalanan pun telah macet, Adikku terlihat emosi sambil sesekali di bunyikan nya klakson agar mobil di depan kami tidak sembarangan menyalip.
Aku tertawa saja melihat kekesalan dia namun Aku pun tidak berniat untuk mengganti kan posisi nya.
Ada harga yg harus kau bayar jika ingin bertemu dengan sahabatku. kataku jahil sambil berbisik ke dekat kuping nya.
Izza cemberut sambil matanya lurus
ke depan.
Dan mungkin doi bisa mewakili sosok dr Zein Salman Al Mujahid
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!