Penerbangan kelas bisnis ini sungguh membuatku nyaman. Fasilitas nya membuatku tak merasakan terlalu jenuh dan sendiri.
Sebuah ruang kabin yang lega, yang mampu menampung 49 penumpang kelas bisnis dengan konfigurasi tempat duduk 2-3-2 yang cukup luas serta tempat duduk yg di sebelah sisi kanan lengan kursi terdapat beberapa tombol navigasi untuk mengganti kursi menjadi tempat tidur yg nyaman.
Snack dan Makanan Khas Turki terhidang bergantian di kursi ku yg telah di sulap menjadi meja makan. Segelas Turkies tea hangat dan prawn salad dan Roti gandum serta semangkuk mushroom soup menjadi makanan pembuka ku. Selang beberapa lama makanan utama terhidang Chicken meat and baked potatos dan Orange juice sebangai pendamping. Di tutup dengan coctail buah segar sebagai makanan penutup.
Setelah ritual makan malam ku selesai . Aku segera menuju rest room untuk mengambil wudhu dg cara tayamum. karena kondisi di atas pesawat yg tidak memungkin kan ku melakukan rukun wudhu dengan sempurna. Semoga Allah mengampuni ketidak sempurnaan ibadahku. nanti setelah tiba di Istambul aku akan mengganti sholatku dengan sempurna.
Aku meletakkan tubuhku di atas kursi pesawat ini dengan malas. Setelah sholat aku akan mencoba memejamkan mata beristirahat malam ini. semoga besok pagi badan ku sudah sehat dan siap bertemu dengan gadis pujaan hatiku.
Aku terbangun ketika kabin mulai berwarna remang-remang dan para pramugara dan pramugari dengan ramah membagikan selembar handuk hangat untuk membasuh wajah agar lebih segar. Tak terasa dua jam lagi pesawat ini akan landing di Istambul Attarurk.
Lalu sarapan pagi mulai di bagikan oleh para pramugara dan pramugari. Aku meneguk Coffe cappucino hangat dan mengunyah setangkup roti berlapis daging asap dan selembar keju. Hati ku mulai berdegup sedikit kencang membayangkan pertemuanku yang akan segera terjadi dengan Aygul.
Pesawat ini landing dengan sempurna di bandara Istanbul Attaturk . Karena bulan ini adalah bulan Maret dan masuk musim semi di Turki. Udara yg ku hirup sangat segar. Waktu menunjukkan pukul 07.00 Waktu setempat dan saat ini musim festival tulip di negeri Ottoman ini. Di sepanjang jalan dan taman di kota pasti telah banyak di hiasi bunga tulip dengan warna warni yang menyegarkan mata.
Karena aku sudah memesan akomodasi dan tranportasi dari kantor melalui sekertarisku maka aku langsung mendapatkan penjemputan dari pihak hotel. Aku sengaja tak mengabari Aygul tentang kedatanganku karena aku ingin memberikan kejutan padanya. Aku ingin langsung mendatangi rumahnya nanti.
Seorang laki-laki se usia ku kulihat membawa selembar kertas bertuliskan namaku di ruang tunggu penjemputan. Lalu aku menghampirinya dan menyapa nya dahulu.
" Halo Mr Erkam. Apakah anda mencari Bramantyo?" sapaku. Dia menoleh dan tersenyum ramah.
"Oh Halo Tuan apakah anda tuan Bramantyo? " tanya nya balik. Aku mengangguk dan dia mengangsurkan telapak tangannya menjabat tanganku lalu dia meraih koperku untuk di bawa nya menuju mobil hotel di parkiran. Aku mengikuti langkah kakinya yang lebar menuju parkiran.
Beberapa saat kemudian aku telah duduk di dalam mobil hotel dan menikmati pemandangan indah warna warni bunga tulip yang sudah merekah. Aku membayangkan memetik setangkai tulip putih dan ku berikan pada Aygulku tercinta.
"Tuan Bram. Jika anda membutuhkan jasa saya untuk mengantar anda selama disni jangam sungkan untuk memanggil saya" Kata Erkam memecah keheningan ku.
" Baik lah . Saya membutuhkan anda untuk beberapa hari saya disini Tuan Erkam. " Jawabku ramah.
Aku memang tidak terlalu familiar di negara ini karena aku cuma 3 kali saja berkunjung kesini saat kuliah. Jadi lebih baik aku meminta jasa tenaga Mr Erkam untuk menjadi tour guide plus driver ku selama di Turki.
Aku memasuki loby hotel bintang 5 yang ada di pusat kota. Nuansa Turki kuno terpampang di seantero hotel tempatku menginap. Hotel yang merangkap musem ini menawarkan sejuta pesona wisata dunia.
Hotel ini menawarkan pemandangan langsung ke lereng Starius yang indah.
Aku memang sengaja minta ke Ira untuk mencarikan ku sebuah hotel yang klasik dan elegan. Kecintaanku akan traveling pula yang membuatku rela merogoh kocek agak dalam demi menikmatit kuasa Allah SWT di atas muka bumi Turki ini.
Seorang Room boy mengantarkan ku ke arah lift yang akan mengantarkanku ke kamar.
Kamar yang ku tempati ini cukup luas dengan ukuran ranjang king Size. Ku buka jendela kamarku dan segera ku lihat lereng starius dari kejauhan
Aku merebahkan diri di atas ranjang. Aku mulai menelpon Tuan Erkam dan memberitahunya untuk bersiap 3 jam lagi untuk mengantarkanku ke Haqia Shopia. Untuk hari ini aku sengaja menghabiskan waktu ku untuk menikmati kota ini sendiri. Aku berencana nanti sore akan menemui Aygul. Mungkin pagi ini dia masih mengajar di kampus.
Aku mengirim pesan melalui WA Ibu. Aku mengabarkan telah sampai dengan selamat. Agar Ibu dan Ayah tidak resah menunggu kabarku. Aku mengirimkan pesan ke Emir. Aku mengabarkan bahwa aku telah berada di negara Ottoman. Aku sengaja tak menelpon Emir takut mengganggu waktu istirahatnya. Ternyata setelah WA ku terkirim dia langsung menelponku dengan antusias.
Emir : Assalamualaikum Hafiz. Alhamdulillah akhirnya awak sampai juga kesana
Me : Alaikum salam Pak Cik. Awak tak istirahat ke?
Emir : Sedang terjaga. Istri sedang merasakan mulas nya menanti persalinan.
Me : Masya Allah. Semoga Mak Cik di berikan kelancaran dalam persalinannya. Dan sehat semua.
Emir : Aamiin. Makasih Bro. Kamu nak jumpa Aygul ke?
Me : Belum. Rencana ku nanti petang menunggu dia selepas bekerja.
Emir : Maafkan aku Fiz. Aygul sudah tak bekerja lagi sejak beberapa bulan yang lalu
Me : Ya Allah, Apa yang terjadi pada nya PaCik?
Emir : Maaf aku tak bisa menjawab nya Fiz. Karena ini amanah yang harus ku pegang. Aygul menghendaki kamu sendiri yang harus mengetahui nya sendiri. Dan lebih baik pagi ini saja kau bertemu dengan nya.
Me : Baiklah aku menghargai keputusanmu. Tolong bantu aku sekali ini untuk memberikan alamat Aygul
Emir : Aku akan menyuruh Maulana saudara sepupuku untuk menjemputmu. Biarlah dia yang akan mengantarkan mu ke rumah Aygul.
Me : Baiklah Pakcik. Terimakasih atas bantuan mu. 1 jam lagi suruh lah Maulana naik ke kamarku. Aku akan menghubungi resepsionis agar mengantarkan Maulana langsung ke kamar ku.
Setelah menutup pembicaraan ku dengan Emir aku segera menghubungi Tuan Erkam untuk membatalkan acaraku hari ini. Aku berjanji untuk mengabarinya lagi jika urusanku selesai. Lalu aku bergegas mandi agar nanti saat Maulana tiba aku sudah siap.
Kurang lebih 1 jam kemudian. Pintu kamarku telah di ketuk. Pasti itu Maulana sepupu Emir.
Aku membuka pintu kamar dan kulihat 2 orang laki-laki berdiri di depan pintu. Seorang laki-laki berwajah melayu dan seorang lagi berwajah Arab yang merupakan salah satu petugas hotel
" Good morning Tuan Hafiz. Ini ada tamu tuan bernama tuan Maulana. " Kata petugas hotel itu.
" Thank you Mr.Jamal. Silahkan masuk Tuan Maulana " kataku sembari melihat name tag yang ada di dada nya dan tak lupa aku memberi selembar dollar untuk tips petugas tersebut.Senyum lebar tampak di wajah pemuda hotel itu lalu dia pamit untuk melanjutkan pekerjaan nya.
"Ayo silahkan Pak cik Maulana" Sapaku padanya. Wajahnya memang sedikit ada kemiripan dengan Emir namun tubuhnya lebih tinggi beberapa centi daripada sepupunya.
Dia juga hangat dan ramah seperti Emir. Aku bersyukur mendapatkan perlakuan baik darinya.
" Panggil saja saya Syafri. Karena nama Maulana disini sangat banyak." canda nya
" Baiklah Syafri. Mari kita breakfast dulu di restoran setelah itu kita lanjutkan perjalanan kita. " Kataku mengajaknya naik ke restoran yang berada di roof toof atas.
Aku merapikan semua barang-barang bawaanku ke dalam tas travelingku.Syafri membantuku membawa kamera ku yang sengaja aku bawa dari Jakarta.
Kami menaiki 3 lantai dari kamarku melalui lift hotel. Restoran bintang 5 ini tampak mewah. Dua orang petugas wanita membuka kan pintu dan mempersilahkan kami untuk masuk.
Aku mengambil tempat duduk yang berada di dekat kolam renang. Syafri duduk di hadapanku. Sambil meletakkan kameraku di atas bangku di sebelah nya.
seorang waitres mendekati meja kami dan menyerahkan buku menu. Karena di pesawat tadi aku hanya memakan sepotong sanwich daging asap maka perutku sekarang sudah meminta jatahnya lagi. Aku memesan untuk kami berdua. Dua porsi gril kofte daging kambing kesukaanku. Seporsi Pide (Pizza ala turki berbentuk panjang seperti daun ) . Humus , Simit dan baklava untuk pencuci mulut. Dua gelas lemon tea dingin dan dua cangkir susu kurma hangat segera ku pesan juga.
Perlu waktu sekitar 10 menit pesanan kami semua telah datang.
Aku mempersilahkan Syafri untuk segera menyantap hidangan di depan kami.
Kami berdua menikmati sarapan ini dengan sesekali bercerita tentang Turki.
" Syafri. Bagaimana ceritanya kau menikahi saudara sepupu Aygul?" tanya ku sambil mencocol pide ke dalam mangkuk saus.
" Kami berdua bekerja pada sebuah perusahaan pertambangan di Amerika Serikat. Lalu yah begitulah cinta berawal dari biasa. Lalu aku mengajaknya menikah dia bersedia namun dia meminta ku tinggal bersama nya disini setelah menikah karena dia anak tunggal di keluarga nya. Sejak saat itu aku mulai tinggal dan membangun usaha ku disini pula. " katanya menerangkan.
" Lalu bagaimana kau tau Aygul dan Aku pernah menjalin hubungan?" tanya ku lagi
" Saat itu aku sedang berlibur pulang ke Malaysia menengok kedua orang tua ku. Lalu aku mengunjungi rumah Emir, tak sengaja istri ku melihat foto Emir bersama Aygul dan kamu serta sepasang laki-laki perempuan yang di pasang besar dengan pigora dan di letakkan di dinding rumah Emir."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments