Pikiran ku mengembara ke 4 tahun silam, Saat aku mulai menginjakkan kaki ku ke Negeri Piramid ini. Pesona Negara ini sungguh membuatku jatuh cinta sehingga aku merayu Ayah agar mengijinkan ku kuliah disini.
Dengan berat hati ayah melepaskan kepergian anak sulung nya ini. Ayah sebenarnua sudah mempersiapkan ku kuliah di Kampus PERSADA milik Ayah. Kampus ini memang di buat Ayah untuk anak berprestasi yang kurang mampu. Beasiswa diberikan disni secara berkala.
Aku bukannya tidak mau kuliah disni namun aku ingin mencoba ilmu di lain negara agar ilmu ku berkembang dan bisa ku amal kan di kampus ini kelak.
Aku memang ikut andil mengajar di kampus ini setelah pulang dari Kairo. Hanya seminggu sekali saja aku meminta jadwal mengajar ilmu ekonomi dan perdagangan disini karena selebihnya aku mengurus perusahaan ku. Gak sia-sia aku mendapat gelar LC di belakang ku hehehe. Dan tentu nya Ayah dan Ibu sangat bangga padaku.
Kembali lagi tentang Kampus Almamaterku di Kairo ini sangat membuatku betah sehingga aku pun menamatkan hingga S2.
Hari pertama kuliah aku mengalami nasib yg kurang beruntung. Saat hendak berangkat ke kampus aku di tabrak oleh seorang pengendara motor yg ugal-ugalan. Namun ugal-ugalan sepertinya kurang tepat di sebut karena memang pengendara motor di kota Giza ini hampir semua memacu motor nya dengan kecepatan tinggi dan tidak menggunakan helm.
Tata tertib lalu lintas disini sangat buruk alu baru menyadarinya di hari pertama itu.
Aku terpelanting di bahu jalan. Jarak dari saqqah (apartemen /kontrakan) ke kampus ku lumayan dekat sekitar 10-15 menit saja dengan berjalan kaki. Memang aku sengaja mencari yang dekat dengan pertimbangan waktu dan biaya.
Walaupun Ayah memaksa aku untuk membeli mobil namun aku merasa belum membutuhkan. Aku ingin merasakan menjadi mahasiswa yang bisa merasakan seru nya naik turun bus, tremco (angkutan umum) maupun tuk tuk (sejenis bajaj yg berisik karena hampir semua tuk tuk disini membunyikan disco arab yg ngebas) bisa di bayangkan betapa seru nya petualangan ku di negara ini.
Aku hanya tak ingin selalu merepotkan ayah, ya mungkin di suatu hari aku membutuhkan mobil aku bisa meminta beliau langsung tapi saat ini tidak.
Tubuhku terpelanting di bahu jalan dan lutut ku membentur aspal. Untung saja saat aku terguling aku masih bisa melindungi kepalaku dengan kedua tanganku jika tidak mungkin kepalaku sudah mengalami gegar otak...
" Astaghfirulloh hal adzim ! iyi mesin efendim? " seorang gadis muda menghampiri ku.
Dia berjalan dengan satu orang teman wanitanya. Dan langsung jongkok untuk membantu membangun kan ku.
Aku tak mengerti dengan perkataanya. Lalu aku mengisyaratkan dengan wajahku yg meringis kesakitan.
"Sorry I don't know what you mean" balasku dengan bahasa inggris.
Aku memang belajar di negara ini hanya menguasai 2 bahasa saja. Yaitu bahasa Inggris dan Arab namun aku lebih senang menggunakan bahasa Inggris karena hampir semua orang disini bisa.
Sesaat gadis itu ragu menjawab lalu dia mengeluarkan jawaban.
"Oh Sorry, I guess u understand turkeys" katanya.
Aku menggeleng sambil meringis kesakitan. Wanita satu nya itu membantu mengumpulkan diktat ku yang berserakan di jalan.
Lalu gadis yang tadi membantu ku bangun telah memapah ku untuk duduk di pinggir trotoar.
"You must be careful walking here, because here there are so many accidents due to hit-and-run" katanya lagi. Dia menasehatiku agar lebih berhati-hati berjalan disini karena disni sering terjadi tabrak lari.
Lalu dia mengeluarkan sebotol. air mineral dari tas ranselnya dan membasuh lengan ku yg lecet dan berdarah. Lalu dia membersihkan nya dengan tissu yg ada di dalam tas nya.
aku meringis menahan perih ternyata lenganku tergores aspal dengan keras. Lalu kaki ku terasa ngilu, Aku berdoa semoga kaki ku tidak patah.
Sesaat kemudian dia berbicara dengan temannya dengan bahasa turki yg tak. ku tahu artinya tapi yg jelas setelah itu teman nya menelpon seseorang.
"well thank you for your help miss..." ucapku berterimakasih
" oke nevermind...my name Aygul Dilara burcu. You can call me Aygul or Dilara. What your nama Sir? " katanya memperkenalkan dirinya.
Hmm gadis eropa memang berbeda dengan gadis kita yg pemalu.
"Oh my nama Bramantyo Hafizuddin Brisendra. and you can call me Hafiz or Bram" jawabku.
Dia menanyakan asal negara ku dan aku menjawab dari Indonesia. Dia terperangah seakan tak percaya aku dari Indonesia karena setahu dia orang Indonesia kebanyakan berkulit sawo matang sedangkan kulitku sangat kuning langsat seperti orang Vitnam atau Pilipina.
Teman Aygul bernama Ayse. dan mereka berdua memang berasal dari negara Ottoman alias Turki. Merek berdua sama-sama perantauan sepertiku. Dia mengatakan telah menelpon petugas medis di kampus dan sesaat lagi akan ada bantuan medis dari mereka.
Ayse membantu mengumpulkan beberapa diktat ku, Sedangkan Aygul sendiri membantu aku berdiri. 2 orang laki-laki Petugas medis di kampus datang membawa brankar. Lalu aku di tandu menuju klinik yg terletak di dalam kampus.
Alhamdulillah luka - luka ku tidak terlalu parah. Kedua lenganku baret merah lecet dan sepetinya kaki ku keseleo. Jika kejadiannya di Indonesia pasti Ibu akan membawa ku ke tukang urut..
Ugh...
tiba-tiba aku merindukan sosok ibuku yg lembut..
(Percakapan antara Hafiz dan Aygul beserta teman-teman nya di Mesir akan Author translate bahasa Indonesia ya reader 🤭 )
Aku masih berbaring di ranjang klinik. Dokter masih menyuruhku untuk beristirahat agar tenaga ku segera pulih.
Ohya aku mempunyai teman dari Indonesia yang lumayan akrab dengan ku. Kami berkenalan saat sama-sama antri di kantor Imigrasi. Dan aku menawarinya bergabung untuk tinggal satu apartemen dengan ku.
Namanya Zein dia alumni pondok pesantren di lirboyo Kediri yg berprestasi. Beasiswa yg mengantarnya kuliah disini. Karena sesama perantauan akhirnya kami pun akrab.
Sudah 1 bulan kami tinggal di Kota Giza ini. Aku membebaskan nya membayar apartemen karena aku masih mendapat kan uang dari ayah yg lebih dari cukup.
Ayah Zein seorang petani di desa nya. Karena kesederhanaan Zein lah yg membuat ku merasa dia dapat menjadi sahabatku selama di perantauan.
Zein mengambil kuliah kedokteran. Memang Zein sangat pandai makanya aku sangat senang menjadi temannya. Tadi pagi Zein berangkat lebih dahulu karena dia ada keperluan adminiatrasi di sekertariatan kampus.
Aku sedang berbicara dengan Zein di telepon.
" Assalamualaikum Zein. Kamu dimana? Bisa bantu aku sebentar? "
" Alaikum salam Hafiz. Aku sedang di perpustakaan. Hari ini aku free. ada yg bisa ku bantu ? " jawab Zein.
" Emmmm...aku di klinik kampus. Bisa kah kau kesini sebentar ?aku butuh bantuan mu teman" Aku sengaja tak menceritakan insiden yg menimpaku karena aku tak mau dia kuatir yg berlebihan.
"Baik lah tunggu 5 menit lagi aku akan sampai disana. Assalamualaikum " Katanya mengakhiri percapakan.
Kedua gadis yang menolong ku tadi masih menunggu ku dengan setia. Aku jadi merasa bersalah karena nya.
"Terimakasih sekali lagi nona Aygul dan nona Ayse anda sudah membantu ku." Ucap ku lagi merasa tak enak hati karena mereka menolong ku membuat mereka tidak bisa mengikuti mata kuliah.
"Sudah kewajiban kami Tuan Hafiz" Jawab Ayse tulus.
" Ohya apakah kamu kuliah di kampus ini? " tanya Aygul memecah keheningan
"Benar. Aku mahasiswa baru dan ini adalah hari pertama ku untuk belajar." Jawabku
Aygul menghela nafas nya sepertinya dia prihatin.
" Aku juga mahasiswa baru disini. kami berdua di fakultas Ekonomi dan Perdagangan tuan" Katanya lagi
Aku terkejut dengan perkataannya. Ternyata ini suatu kebetulan yg manis.
" Aku juga mengambil jurusan itu. Dan jangan memanggilku dengan sebutan Tuan. Aku rasa umur kita hampir sebaya. " Kata ku agak risih mendengar dia menyebutku Tuan.
"Baik lah aku akan memanggil mu Hafiz. " Jawabnya. Ayesa duduk di bangku yg ada di depan ranjangku. Sedangkan Aygul tetap berdiri di samping ranjangku.
Tak lama kemudian pintu klinik di ketuk dan tampak seraut wajah tampan berdiri. Dia mengucapkan salam dan kemudian Aygul mempersilahkan nya masuk.
Dia Zein teman se apartemen ku.
"Masya Allah Fiz. Apa yg sudah terjadi dengan mu? Kenapa babak belur begini? " katanya kuatir.
Ayesa menjelaskan detail kronology tabrak lari yg telah ku alami.
Dia tampak sedih lalu dia membantu aku duduk. Dan melihat lagi luka-luka ku yg tadi telah di perban.
"Baiklah mari aku antar pulang ke apartemen. Lebih baik kamu istirahat di kamar. Nanti aku yang akan mengurus perijinan mu ke dosen. " Katanya menawarkan. Aku mengangguk menyetujui nya.
Dia ijin mau meminjam mobil pada senior nya yg sama-sama alumni di Lirboyo yg telah menetap di Giza dan menikah disana.
---------\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=---------
Setelah insiden itu aku harus beristirahat selama 6 hari di apartemen. Untuk aktifitas sehari-hari Zein dengan telaten membantu ku. Bahkan dia juga yang memanggilkan tukang urut yg mengerti urat ke apartemen ku. Aku heran kenapa dia bisa kenal dengan tukang urut ini, dan dia juga orang Indonesia yang telah menetap lama di Mesir.
Saat mengurutku Pak Tarhim namanya beliau menceritakan bahwa dia telah tinggal selama kurang lebih 20 tahun disini. Selain dia jadi tukang urut ternyata dia adalah sopir di sebuah perusahaan katering disini. Mengurut hanya sebagai hobby yg di kemudian hari menjadi sumber penghasilan tambahan nya selain gaji sebagai sopir. Zein mengenal Pak. Tarhim ketika berada di rumah senior nya.
Pijatan Pak Tarhim membuatku merintih kesakitan. Kadang aku juga berteriak tak tahan.
" Tahan Den Bagus, memang pertama kali akan sakit sekali. Apalagi nanti setelah semalam setelah di urut. Tapi Insyaallah 2 atau 3 hari kemudian Den Bagus akan sehat kembali" Kata Pak Tarhim sambil tangan nya terus mengurut kaki ku.
Aku mencengkeram pinggiran ranjang ku. Zein tersenyum melihatku seperti anak bocah.
Dia membuatkan 2 cangkir kopi hitam dan Sebungkus roti untuk kami.
Setelah acara mengurut selesai aku mempersilahkan Pak Tarhim untuk meminum Kopi nya. Ohya kopi ini di bawa Zein dari desa nya. Ibu nya meracik dan menumbuk sendiri minuman kesukaan kami. Aku memang belum pernah bertemu dengan orang tua Zein namun aku merasakan kedekatan dan kasih sayang mereka saat Zein menelpon. Kedua orang tua nya sangat berterimakasih kepada ku karena aku mengijinkan Zein tinggal secara
cuma-cuma disni.
Aku merasa bersyukur memiliki teman di tempat yg jauh dari keluarga sehingga keluarga terdekatku sekarang adalah Zein.
Kurang lebih 7 hari aku sembuh. Dan selama aku tidak mengikuti mata kuliah Aygul memberikan ku catatan dari dosen yang telah di rekam nya. Aku telah bertukar nomer telepon dengan nya setelah dari klinik dan dia dengan rajin memberikan ku catatan nya.
Tepat hari ke 9 aku telah pulih seperti sedia kala dan aku sudah siap masuk kuliah lagi.
Sebelum masuk kelas kau sudah menghadap ke para dosen ku dan menjelaskan kondisi kesehatanku. Mereka juga memaklumi karena aku juga mendapat surat istirahat dari klinik.
Tak terasa aku sudah satu semester di Kampus ini. Banyak pengalaman unik yg telah ku lalui selama tinggal di negeri Rhamses ini. Sudah banyak teman yg ku kenal dari berbagai macam negara. Sampai sejauh ini aku sangat takjub dengan kebesaran Allah seperti dalam. firman nya yang berbunyi :
QS AR RUM:22
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui"
QS. Al Hujarat ayat 13
Terjemah Arti: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Maha besar Allah dwngan segala firman Nya.
Aku menikamati setiap saat waktu ku disini. Aku mulai belajar banyak macam budaya dari negara lain dari teman sekampus ku. ada Emir dari Malaysia, Ada Abizar dari Pakistan.
Bahkan aku juga mempunyai teman dari lain jurusan karena Zein. Sampai sejauh ini kami selalu saling membantu dan menolong. Dia sudah ku anggap kakak sulungku karena usia nya lebih tua setahun di atas ku.
Kadang kami menghabiskan waktu libur dengan kumpul bersama mahasiswa Indonesia yg tinggal di asrama. Makan bersama di tepian sungai Nil dan menikmati kuliner khas nya. Aku paling suka dengan grilled koftah nya. Di saat weekend bersama Zein, Emir dan Abisar teman-teman kampus ku yg jomblo kami menghabiskan waktu sampai malam mencoba berbagai macam kuliner di berbagai restoran.
Tak jarang aku mengajak mereka berjalan ke kota lain di Mesir untuk menghabiskan liburan akhir pekan. Seperti saat ini aku mengajak mereka menyusuri Laut Merah atau Laut Teberau.
Laut ini adalah salah satu destinasi wisata Mesir yang indah. Dari penjelasan ilmiahnya menyebutkan bahwa warna merah di permukaan muncul akibat Trichodesmium erythraeum yang berkembang. Ada juga yang menjelaskan bahwa namanya berasal dari gunung yang kaya mineral di sekitarnya dan berwarna merah. Aku mengajak mereka untu diving dan snorkling menikmati pemandangan terumbu karang yg sangat luas membentang sebagai tempat biota mahluk laut.
Subhanallah Maha Suci Allah atas segala penciptaan Nya.
Kami Para Jojoba alias Jomblo Jomblo bahagia asyik menghabiskan waktu utk menikmati kekuasaan Allah di bumi lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Uswatun Khasanah
masya allah keren cerita y bagus authoor y. ga belibet kata y halus, agama bnyk bljar, suka2 cerita y
2020-05-21
2