Zein

Waktu sudah menunjukkan pukul 20.15 wib ketika mobil yg ku kendarai berhenti di depan rumah dinas dr Zein. Aku melihat lampu di ruang tamu nya menyala. Aku segera turun dan memencet bel rumahnya. Selang beberapa saat kemudian Zein telah keluar dari rumah mengenakan celana jeans belel dan kaos polo warna putih. Tampak serasi dengan Kharisma wajah Zein yg enak di pandang mata.

Pantas aja Izza mau di lamar lelaki ini karena memang secara kepribadian dan kepribodian Zein memiliki kualitas unggul yg tak bisa ku pungkiri. Ah Izza... izza kamu cepet sekali dewasanya daripada kakak mu ini sih. Keluhku diam-diam.

" Kita jadi belanja kemana nih? " tanyaku sambil mengemudikan laju kendaraan. Demi calon adik iparku yg sholeh ini aku mau jadi driver nya sesekali hehehe.

" Kalau gak keberatan kita ke Mall yg tutupnya bisa agak malam nih. Karena kita udah keluar jam segini. " Jawabnya pasrah

Aku jadi mwrasa sedikit bersalah karena tidak tepat waktu.

" Oke baiklah adik iparku. Aku tau tempatnya kok. Disana bisa tutup sampai jam 00.00wib karen ada acara Mid Night sale tiap weekend" jawabku santai.

Perlu waktu 30 menit untuk sampai disana karena hari ini tidak terlalu padat kendaaraan yg memenuhi jalanan di pinggiran kota Jakarta ini.

Beberapa saat kemudia aku sudah berada di dalam Mall yg megah ini. Zein mengusulkan ku untuk ke arah perabotan electronic. Dia ingun membeli lemari es dan Televisi serta beberapa perlengkapan dapur. Setelah mendapatkan semua kebutuhannya. Zein menyuruh pegawai toko elektronik itu untuk mengirim kan nya besok ke rumah dinasnya.

Aku melihat cara belanja Zein sangat terprogram dan tidak terlalu berfoya-foya. Mungkin karena dia sendiri baru mulai bekerja dan satu hal yg pasti dia harus banyak menabung untuk persiapan nya menikahi Adikku.

Zein bukan orang pelit namun dia orang yg pandai mengatur keuangan. Selama di Kairo dia kulihat sangat pandai berhemat karena dia sendiri mengatakan bahwa Orang tyanya bukan lah orang berada seperti ayahku. Kalau ada rezeki lebih dia baru mendapatkan kiriman uang saku. Namun Zein dari dulu adalah seorang yg ulet dan sabar.

Selama menjadi Mahasiswa dia sering mencari tambahan penghasilan dengan ikut bekerja di akhir pekan pada suatu klinik kesehatan maupun menjadi tour guide di sama. Dan honornya bisa di pakai nya untu membeli beberapa buku dan Uang jajan.

"Zein. apakah kebutuhan mu sudah cukup? apa ada yg kau butuhkan lagi? " tanyaku. Dia menggeleng pasti.

" Aku rasa sudah cukup untuk kebutuhan tersier ku. Yang penting kebutuhan primer ku sudah beres aku tak memerlukan sesuatu yg berlebih dulu. " jawabnya renyah.

" Sebenarnya aku ingin membelikan seserahan untuk Umaizah. Namun nanti saja lah aku akan mengajak dia berbelanja sendiri takut tidak cocok seleranya" katanya lagi

Aku tersenyum sendu, Andai saja saat ini aku yg berada pada posisi Zein pasti aku akan membelikan sesuatu untuk calon istri ku barang yg sangat di sukainya.

"Ayo kita makan malam dulu. Aku tadi sengaja tidak makan untuk mentraktir calon kakak iparku yg paling ganteng, " Ajak Zein

Padahal sebelum berangkat ke rumahnya tadi aku sudah makan di rumah namun perutku kembali terasa keroncongan. Aku mengangguk tanda menyetujui ajakannya.

"Kita makan apa? terserah kamu yg pilih" perintahnya. Aku mengajak untuk makan di makanan chinesse food. Hari ini aku ingin makan dimsum.

Zein pun setuju maka kami berdua berjalan menuju food court yg berada di lantai 3.

🎸🎸🎸🎸🎸🎸🎸🎸🎸🎸🎸🎸

Aku menikmati makan malam ini sambil bercerita tentang hubungan ku dengan Aygul yg sudah kembali terjalin selama beberapa waktu yg lalu walaupun baru melalui telpon.

Zein tampak gembira mendengar ceritaku.

Dia menyarankan aku lagi untuk pergi menghadiri reuni. Karena disana lah semua teka teki perpisahanku dengan Aygul akan terjawab tuntas.

Aku merenung memikirkan nasehat nya. Walaupun usia kami hanya selisih 2 bulan namun kedewasaan Zein lebih matang. Mungkin karena kehidupan nya yg lebih keras daripada aku.

" Zein jadi kapan orang tua mu akan resmi melamar Izza? Apakah menunggu Izza selesai wisuda? " tanyaku menyinggung lagi masalah pinangannya.

" Sebenarnya kedua orang tua ku sudah ingin sekali datang kemari. Namun Izza juga meminta ku menunggu setelah wisuda. Mungkin ada baik nya begitu. agar dia konsentrasi dulu untuk kuliahnya sampai tuntas" katanya sambil mengambil sumpit dan memasukkan potongan Gyoza ke mulutnya.

"Jadi wisuda Izza akan di laksanakan 2 bulan ke depan sebelum Reuni akbar kampus kita. Jadi kita bisa menghadiri 2 acara sekaligus." Kataku sambil mengambil sepotong lunpia udang kesukaanku.

" Betul. Setelah menghadiri acara Izza aku akan mengantarmu ke Mesir. Aku akan menemui Mas Hambali juga, beliau kan pemilik Rumah Sakit yg aku pegang sekarang. Aku ingin memberikan laporan yg berhubungan dengan pekerjaan. Toh kita juga tak akan lama cukup seminggu kan kita disana? " tanya Zein.

Kami menyelesaikan makanan dengan segera karena malam. semakin larutdan waktu pun telah menunjukkan pukul 22.30. Aku mengantar Zein pulang dulu ke rumahnya lalu aku memacu kendaraan ku untuk segera pulang ke rumah. Aku ingin segera menelpon Aygul dan melepaskan rinduku padanya.

🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭

Saat aku hendak memasuki kamar, ku dengar ponselku berbunyi. Kali ini suaranya memang sengaja aku kecilkan takut orang tuaku terbangun. Aku melirik jam dinding sudah menunjukkan pukul 00.05 wib.

Untung besok hari Minggu, jadi aku tak terburu-buru datang ke kantor. Aku bisa sedikit bersantai dengan bangun siang.

Ponselku berbunyi lagi, aku segera naik ke lantai dua menuju kamarku.

"Assalamualaikum Hafiz, " Terdengar suara merdu gadis yg selalu kurindukan.

" Waalaikum salam. Yes darl.. ehmmm.. iya Aygul" Ingin rasanya aku memanggilnya Darling lagi namun aku merasa belum pantas aku bersikap seperti ini padanya.

" Hafiz. Aku ingin tau apakah kau masih mencintai ku? " Tanya nya langsung tanpa basa basi dengan suara pelan. Duh cewek bule emang begini ya? berani nembak cowok duluan. Aku jadi merasa lemah.

Aku meminta nya untuk mengganti mode suara ke mode video call. Aku ingin melihat kesungguhan wajahnya.

Sesaat kemudian terlihat wajah tirus bermata biru miliknya.

"Kenapa kamu menanyakan hal itu Ay ?"

Aygul mengerjapkan matanya yg indah dan Hey kulihat ada setetes air mata membasahi pipinya.

"Please Don't cry Baby" kataku tak tahan dan berusaha menenangkan.

Namun dia semakin sesenggukan tak berhenti menangis. Aku bingung dengan perubahan sikapnya yg tiba-tiba.

" Sory Hafiz. Jawablah pertanyaan ku tadi. Apakah masih ada cinta di hatimu untuk ku? "

Karena aku ku tak ingin jawabanku nanti akan jadi bumerang yg menyakitkan, maka aku pun balik menanyakan nya pada Aygul

" Sebelum aku menjawabnya. Aku juga akan bertanya padamu. apakah kamu masih mengharapkan kan ku? "

Lalu dia menyeka air mata nya dengan selembar tissue.

" Sejak aku mengenalmu dan sampai detik ini aku selalu mengharapkan cinta mu. aku selalu mencintaimu. Sekarang jawablah pertanyaan ku tadi, "

Setelah mendengar jawabannya aku pun merada lega dan mulai menjawab kegundahan hatinya.

" Baby, Aku masih mencintai mu. Masih mengingatmu dan masih menginginkan mu. Namun aku ragu-ragu apakah waktu sekian lama kita berpisah tak membuat cinta mu berubah? "

Aku melanjutkan lagi pertanyaanku.

" Aygul katakan lah kenapa kamu menanyakan hal itu padaku? "

Dengan masih sesenggukan dia meminta padaku sesuatu yg aku rasa aneh.

" Hafiz, Jika kau benar-benar mencintaiku datang lah sebelum reuni akbar. Jika menunggu reuni itu terjadi aku takut waktu ku tak banyak lagi"

Aku tercekat mendengar permintaan anehnya

"Why baby? "

" Sudah lah, aku hanya minta 1 hal saja padamu. Jika kamu mencintai ku datanglah 1 minggu dari sekarang. Pasport dan Visa kamu masih berlaku kan? " tanya nya memberikan aku sebuah permintaan.

" Masih! Kenapa sayang kau ingin aku segera kesana? " akhirnya keceplosan juga kata sayangku padanya

"Aku tak bisa mengatakan nya sekarang. Secepatnya lah kau pergi ke Turki. Aku menunggu mu.

" Baiklah besok pagi aku akan menanyakan jadwal pekerjaan ku pada sekertarisku. Jika memang minggu depan semua pekerjaan ku telah ku selesaikan atau bisa melimpahkan pada paea managerku maka aku akan segera terbang menemui mu. " Kata ku menenangkan nya.

" Aygul tenang lah sayang jangan menangis lagi. "

Dia tersenyum namun senyum nya terpaksa dan sangat merobek hatiku.

" Oke baby, aku tunggu kedatangan mu di Turki Minggu depan. Istirahat lah ku lihat wajahmu sangat kelelahan.Assalamualaikum" Katanya menutup percakapan kami

Setelah menjawab salam nya. Aku segera mengganti baju ku tadi dengan piyama tidurku.

Rasanya badan ingin segera rebah dan bergelung di dalam selimut. Namun aku masih kepikiran dengan ucapan Aygul. Seolah-olah dia menyimpan misteri dalam perkataannya.

Sudah lah besok saja aku akan bercerita pada Emir mungkin dia tau sesuatu tentang Aygul lagi. Aku segera memejam kan mata dan segera berlayar ke pulau kapuk.

Episodes
1 Prolog
2 Flash back 4 tahun yang lalu
3 Persahabatan
4 Calon adik ipar ku
5 Sebuah kisah
6 Khitbah Zein
7 Khitbah2
8 Semangat mencari mu
9 Telpon pertama
10 Bisnis dan Asmara
11 Teman Masa kecil
12 Zein
13 Persiapan ke Turki
14 Turki Iam coming
15 Pertemuan Kejutan
16 Air Mata kekasihku
17 Air mata kekasih ku 2
18 Minta Restu Ayah Ibu
19 Ku Pinang Engkau dengan seluruh cinta
20 Persiapan H-1
21 Keluarga kandung Aygul
22 Kehangatan keluarga Candra
23 Pertemuan kedua keluarga
24 Akhirnya Ku Menikahi mu
25 First Night With You
26 First Night with you -2
27 Honey moon
28 Aku akan kembali untukmu
29 Aku hanya mencintai mu
30 Ikhtiar dan berdoa
31 Gadis penggoda
32 Gadis penggoda 2
33 Dia istriku
34 Melihat sisi kehidupan yang lain
35 Selamat datang di Indonesia
36 Posesif
37 Trauma
38 Semangat untuk sembuh
39 Masalah Kewanitaan
40 Masalah kewanitaan
41 Permasalahan
42 Malam pertama yang tertunda
43 Makin berani
44 Dewi
45 Sang penyelamat
46 Lanjutan
47 Terluka
48 celaka membawa hikmah
49 Kebersamaan yang akan pulang
50 Dinner kelabu
51 Cemburu
52 Posesif
53 Rencana pernikahan Zein dan Izza
54 Masih POV dr Zein
55 Masih tentang dr Zein
56 Keluarga dr Zein
57 Tasyakuran
58 Rekam medis yang tak terduga
59 Ujian cinta
60 Sudah dong sedihnya
61 interogasi
62 Puncak doa
63 Awal hidup baru
64 Lamaran keluarga Zein
65 Tetangga julid
66 Teka teki Dewi
67 Intimidasi
68 Dewi terusir
69 Galau
70 Restoran baru
71 Dia kembali mencari
72 Perpisahan yang membahagiakan
73 Siapa yang mengirim foto?
74 kerjasama penjahat
75 Atur siasat jahat
76 Lelaki dari masa lalu
77 Hampir cemburu
78 Leon Dominic
79 kepedihan
80 Melewati malam panjang
81 Aygul pingsan
82 Bertemu teman lama
83 Berita gembira
84 Lelaki idaman dr Zahrana itu ternyata....
85 Aldo ingat Zahrana
86 Kejutan Rana
87 Rencana periksa kandungan
88 cek kandungan
89 Awal bencana
90 Kena penyakit kelamin
91 Masa Lalu Dewi
92 Dewi yang malang
93 Kevin bonyok
94 Hamil muda
95 Pelaporan kasus Pemerkosaan
96 Mr Fang Fang kalah telak
97 Gempa Bumi
98 Orang tua dan keluarga nya selamat
99 tobat
100 Pemeriksaan kehamilan
101 Ketahuan
102 Menemui Kiara
103 Bisa kah kamu memanggil ku Mama
104 maaf
105 Bertemu
106 curhat ke ibu
107 Dilema
108 Ayah yang galau
109 Mahar Izza
110 Kado istimewa Untuk pengantin
111 Siraman pengantin
112 Iqlima kecewa
113 Masa lalu calon Iqlima
114 Gus Rifky
115 Tangisan perpisahan
116 Akad Nikah
117 Pra Unboxing
118 Persiapan resepsi
119 Ajang reuni mantan
120 Perjuangan Iqlima
121 Pingsan
122 kepanikan keluarga Abah Husein
123 Kenangan dari Fabian
124 Malam Pertama Zein dan Iza
125 Panah asmara Mustofa
126 Jatuh hati pada pandangan pertama
127 Pedekate
128 Curhat
129 Sarah menceritakan Iqlima
130 Ayo Lamar Sarah!
131 Mengantar Keluarga Zein pulang
132 Musthafa menyatakan cinta
133 Meminta ijin Khitbah
134 Setulus cinta Zein pada Istrinya
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Prolog
2
Flash back 4 tahun yang lalu
3
Persahabatan
4
Calon adik ipar ku
5
Sebuah kisah
6
Khitbah Zein
7
Khitbah2
8
Semangat mencari mu
9
Telpon pertama
10
Bisnis dan Asmara
11
Teman Masa kecil
12
Zein
13
Persiapan ke Turki
14
Turki Iam coming
15
Pertemuan Kejutan
16
Air Mata kekasihku
17
Air mata kekasih ku 2
18
Minta Restu Ayah Ibu
19
Ku Pinang Engkau dengan seluruh cinta
20
Persiapan H-1
21
Keluarga kandung Aygul
22
Kehangatan keluarga Candra
23
Pertemuan kedua keluarga
24
Akhirnya Ku Menikahi mu
25
First Night With You
26
First Night with you -2
27
Honey moon
28
Aku akan kembali untukmu
29
Aku hanya mencintai mu
30
Ikhtiar dan berdoa
31
Gadis penggoda
32
Gadis penggoda 2
33
Dia istriku
34
Melihat sisi kehidupan yang lain
35
Selamat datang di Indonesia
36
Posesif
37
Trauma
38
Semangat untuk sembuh
39
Masalah Kewanitaan
40
Masalah kewanitaan
41
Permasalahan
42
Malam pertama yang tertunda
43
Makin berani
44
Dewi
45
Sang penyelamat
46
Lanjutan
47
Terluka
48
celaka membawa hikmah
49
Kebersamaan yang akan pulang
50
Dinner kelabu
51
Cemburu
52
Posesif
53
Rencana pernikahan Zein dan Izza
54
Masih POV dr Zein
55
Masih tentang dr Zein
56
Keluarga dr Zein
57
Tasyakuran
58
Rekam medis yang tak terduga
59
Ujian cinta
60
Sudah dong sedihnya
61
interogasi
62
Puncak doa
63
Awal hidup baru
64
Lamaran keluarga Zein
65
Tetangga julid
66
Teka teki Dewi
67
Intimidasi
68
Dewi terusir
69
Galau
70
Restoran baru
71
Dia kembali mencari
72
Perpisahan yang membahagiakan
73
Siapa yang mengirim foto?
74
kerjasama penjahat
75
Atur siasat jahat
76
Lelaki dari masa lalu
77
Hampir cemburu
78
Leon Dominic
79
kepedihan
80
Melewati malam panjang
81
Aygul pingsan
82
Bertemu teman lama
83
Berita gembira
84
Lelaki idaman dr Zahrana itu ternyata....
85
Aldo ingat Zahrana
86
Kejutan Rana
87
Rencana periksa kandungan
88
cek kandungan
89
Awal bencana
90
Kena penyakit kelamin
91
Masa Lalu Dewi
92
Dewi yang malang
93
Kevin bonyok
94
Hamil muda
95
Pelaporan kasus Pemerkosaan
96
Mr Fang Fang kalah telak
97
Gempa Bumi
98
Orang tua dan keluarga nya selamat
99
tobat
100
Pemeriksaan kehamilan
101
Ketahuan
102
Menemui Kiara
103
Bisa kah kamu memanggil ku Mama
104
maaf
105
Bertemu
106
curhat ke ibu
107
Dilema
108
Ayah yang galau
109
Mahar Izza
110
Kado istimewa Untuk pengantin
111
Siraman pengantin
112
Iqlima kecewa
113
Masa lalu calon Iqlima
114
Gus Rifky
115
Tangisan perpisahan
116
Akad Nikah
117
Pra Unboxing
118
Persiapan resepsi
119
Ajang reuni mantan
120
Perjuangan Iqlima
121
Pingsan
122
kepanikan keluarga Abah Husein
123
Kenangan dari Fabian
124
Malam Pertama Zein dan Iza
125
Panah asmara Mustofa
126
Jatuh hati pada pandangan pertama
127
Pedekate
128
Curhat
129
Sarah menceritakan Iqlima
130
Ayo Lamar Sarah!
131
Mengantar Keluarga Zein pulang
132
Musthafa menyatakan cinta
133
Meminta ijin Khitbah
134
Setulus cinta Zein pada Istrinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!