Aku mendatangi rumah Aygul lagi setelah menemui mu Baba Ostman. Aku merasa sungkan dengan Syafri yang sudah beberapa hari menemaniku di Selcuk. Namun dengan santai Syafri menyakinkan ku bahwa dirinya tidak mempermasalahkan. Karena Syafri sendiri tidak terikat kerja dengan perusahaan sehingga dia bisa dengan mudah mengatur waktu nya.
Aku menunggu pintu pagar rumah Aygul di bukakan. Kami menunggu beberapa saat kemudian lelaki tua yang sama seperti kemarin membukakan pintu.
Wajah nya sekarang ramah mempersilahkan kami masuk. Syafri memarkir kan mobilnya di garasi.
Amca mempersilahkan kami masuk ke dalam rumah. Kami berdua menunggu kedatangan tuan rumah. Hati ini menjadi berdebar-debar seperti baru pertama kali berkunjung kesini.
Nena Hafsah keluar dari dalam kamarnya bersama Baba Farouq. Aku merasa nyaman memanggil kedua calon mertuaku ini dengan sebutan itu. Karena lebih akrab dan familiar.
" Assalamualaikum amca dan Teyze" Kata Syafri sambil mencium telapak tangan kedua orang tua Aygul. Dan Aku pun melakukan hal yang sama dengan nya
" Waalaikum salam. Silahkan " kata Baba Farouq mempersilahkan kami duduk.
Setelah kami semua duduk. Syafri mengemukakan maksud dan tujuan kami kesini lagi.
" Amca dan teyze. Saya mewakili Hafiz akan menyampaikan maksud kedatangan kami kesini hari ini. Melanjutkan keinginan saudara Hafiz untuk menikahi Aygul"
Aku meremas ujung kemeja ku dengan gugup. Aku takut orang tua Aygul.menolak keinginanku yang serba mendadak.ini.
Baba Farouq menghela nafas nya .
" Baba, saya serius dengan keinginan saya untuk.menikahi Aygul. Dan besok orang tua saya akan datang kemari untuk secara resmi meminang Aygul" Kataku mantap
Ku lihat Air mata Nena mulai mengalir membasahi pipinya.
" Baba sudah merestuimu. Namun Baba akan menanyakan lagi pada putri Baba. karena kami tidak bisa memaksa nya. Pahami lah kondisi nya sekarang. Nena tolong bawa Aygul kemari"
Nena menganggukkan kepalanya yang di lapisi pasmina hitam. Wajah nya yang cantik belum luntur di makan usianya yang kira-kira se usia ibuku.
Seorang pelayan wanita keluar membawakan kami beberapa cangkir teh turki dan beberapa simit. Aku menunggu sekitar 10 menit lalu
ku dengar suara kursi roda yang di dorong keluar kamar.
Tampak gadis yang telah mencuri mimpi-mimpi ku itu duduk di atas kursi roda mengenakan abaya warna merah dan di hiasi dengan hijab warna khaki. Hidung nya yang mancung dan bola mata birunya sangat mempesona.
Dia menunduk kan kepala sambil mendekap sebuah bantal boneka.
" Apakah kamu telah yakin dengan keputusan mu? Apakah kau tak akan menyesal menikahi wanita cacat ini? Apakah kamu tidak malu? Apakah keluarga mu akan menerima ku ikhlas beserta kondisi kesehatanku yang seperti ini" tanya nya memberondongku sehingga aku bingung mau menjawab pertanyaan nya yang mana dulu.
Lalu aku duduk berhadapan dengan nya. Aku mengambil kedua tangan nya dan menekan nya dengan lembut dalam genggamanku.
"Jawaban dari semua pertanyaan mu adalah Iya! Tak perlu lagi kamu bertanya sebanyak itu padaku. jika aku tidak bersungguh-sungguh untuk apa aku meminta mu menjadi istriku? dan untuk apa keluarga ku berangkat ke Turki jika tak akan memberi restu pada kita!" kataku lembut.
Aku tak mendengar apapun dari mulutnya kecuali isak tangis yang berubah menjadi sedu sedan nya. Tak kuasa menahan haru dan kerinduan ku pada nya segera ku peluk tubuhnya erat dan ku usap kepalanya dengan pelan. Aku tak sadar jika perbuatanku di lihat oleh kedua orang tua Aygul dan Syafri.
kami berdua larut dalam keharuan. Sebentar lagi aku akan halal menyentuh mu sayang. Aku akan lebih bebas membawa mu berobat. Pikirku dalam hati sambil terus membelai kepalanya.
Kudengar deheman Baba Farouq yang membuyarkan pelukan kami berdua.
" Baik lah Hafiz. Rencana apa yang telah kau pikirkan saat ini? " kata Baba
" Saya berencana hari ini menikahi Aygul. Namun kedua orang tua saya menyuruh untuk menunda sampai kedatangan beliau berdua besok petang. Baba dan Nena apakah mengijinkan saya untuk melaksanakan pernikahan di Istambul? Daripada kita menghabiskan waktu menunggu kedatangan kedua orang tua saya." kataku mencoba bernegosiasi untuk melaksakan pernikahan ku di Istambul.
Aku memikirkan kesehatan kedua orang tua ku juga jika beliau setelah landing di Istambul harua melakukan perjalanan panjang lagi ke Izmir. Biar lah aku yang mencoba merayu calon mertua ku ini.
" Bagaimana Aygul? Apakah kau mengijinkan pernikahanmu di lakukan di Istambul?" tanya Baba
" Tidak masalah Baba l. Kita dapat melakukan nya disana." Katanya setuju. Aku tersenyum lega.
Lalu Anne Hafsah yang sedari tadi diam mulai bersuara.
" Baba. Bukan kah kita seharus nya mengabarkan berita ini kepada Baba Murad sebagai wali nikah Aygul?"
Baba tampak memegang rambutnya dengan pelan. Lalu dia mengangguk kan kepalanya.
" Baiklah aku akan mengabarinya. Karena putri tercantiknya ini akan menjadi milik lelaki baik di hadapanku ini."
Setelah mempersiap kan semua keperluan Aygul dan keluarga nya. Dan mereka juga telah memberi kabar gembira ini pada orang tua kandung Aygul. Mereka sepakat untuk berangkat ke Istambul sore ini juga.
Aku pun telah chek out dari penginapan ku untuk segera bergabung menuju istambul.
Aku juga telah menelpon pihak hotel tempatku menginap untuk membooking beberapa kamar lagi untuk di pergunakan tidur malam ini juga oleh keluarga Aygul.
Perjalanan yg ku tempuh kali ini berasa cepat tak terasa kami sudah memasuki Istambul pada pukul 18.00 waktu setempat.
Ohya tadi sebelum berangkat aku telah menjemput Baba Ostman yang akan bertindak sebagai penghulu yang akan menikah kan ku besok secara agama.
Pertama Aku memesan 3 kamar untuk tamu ku. Tapi karena Aygul meminta untuk tidur bersama kedua Orang tua angkatnya. Dan Syafri meminta ijin untuk pulang ke rumahnya akhirnya aku hanya memesan 2 kamar saja. Yang 1 kamar untuk Baba Ostman.
Aku meminta Syafri untuk menemani kami makan malam terlebih dahulu sebelum dia pulang ke rumahnya.
Aku segera mengajak para tamu ku menuju restoran yang berada di lantai paling atas.
Pemandangan malam ini ku lihat tenang. Laut Bosphorus terlihat dari jauh. Kelap kelip lampu kapal di tengah lautan terlihat bagai bintang di kejauhan.
Aku menyerahkan menu makan malam ini kepada para tamu ku. Mereka tampaknya terlihat sangat lelah namun senyum terus menghiasi wajah kedua orang tua angkat Aygul.
"Hafiz. nanti malam Baba Murad dan Anne beserta kedua kakak kandung ku akan datang menemui mu. Mereka ingin mengenalmu terlebih dahulu." kata Aygul memecah keheningan makan malam inu
Aku mengangkat kepalaku. Menatap kedua bola mata biru nya.
" Dengan sangat senang hati aku menantinya"
jawabku pasti
" Jadi Baba dan Anne sudah setahun ini pindah ke Istambul. Mereka berdua tinggal tidak jauh dari Kakak Aygul yang bekerja sebagai polisi disini. Karena mwreka mengkhawatirkan keadaan Aygul.pasca kecelakaan itu."Terang Nena Hafsah.
Aku mengangguk -angguk kan kepala. Pantas saja mereka bs segera kemari karena tempat tinggal nya satu kota dengan hotel ini.
" Aygul adalah satu-satunya putri mereka yang masih hidup. Ada 1 putri pertama mereka meninggal tatkala berusia 5 tahun saat terjadi wabah di negara ini beberapa tahun silam. Dari 8 orang anak mereka hanya Aygul lah yang berjenis kelamin perempuan. Dan mereka juga telah menyerahkan pada kami untuk kami asuh saat itu" lanjutnya
" Karena itu semua saudara kandung Aygul yangblaki-laki semua sangat mencintai Aygul dan akan menjadi garda terdepan nya " balas Baba.
Aku membayangkan betapa ramainya nya jika berkumpul pasti akan berasa hangat.
Kami menyelesaikan makan malam ini dan di lanjutkan mengobrol ringan. Sebelumnya akau telah meminta pihak hotel untuk menyedialan 1ruangan untuk acara pernikahanku besok. Aku hanya mempesiapkan nya secara sederhana. Yang penting bisa menampung kurang lebih 20 orang anggota keluarga.
Syafri meminta ijin untuk undur diri pamit pulang dan berjanji besok kana mengajak anak dan istrinya ke hotel menyaksikan pernikahanku.
-----------
Setelah makan kami menuju kamar masing-masing untuk beristirahat. Aku berencana mandi dan akan mengistirahatkan tubuhku sebentar.
Waktu telah bergeser ke pukul 20.00 waktu setwmpat. Saat ini di Indonesia telah pukul 01.00 wib. Tak enak rasanya jika aku menelpon ayah. pasti beliau sudah tidur nyenyak karena besok pukul 09.00 wib mereka semua akan melakukan perjalanan panjang ke Turki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments