Persahabatan

Aku tersenyum mengingat kebersamaan ku dengan semua sahabatku saat kuliah.

Namun Aku berusaha tidak mengingat Aygul dengan segala kenangan nya. Hatiku masih perih padahal waktu perpisahan telah berlalu selama 4 tahun yang lampau.

Mungkin karena dia menjadi alasan ku betah sendiri. Aku masih belum bisa move on dari bayangan cantik mantan kekasih ku itu. Mata nya yg biru sangat indah , bibirnya yg mungil. merekah bagai kelopak bunga mawar, Dan senyum nya bagai telaga kautsar yg tenang namun menyimpun sejuta kepedihan.

Orang tua ku tidak pernah tau aku pernah menjalin hubungan dengan gadis beda negara ini. Jika mereka mengetahui pasti sudah jauh-jauh hari aku akan di suruh mencari nya.

Aku berpisah dengan nya bukan karen aku tak cinta namun ada pengorbanan yg harus ku utamakan. Entah lah apakah ini namanya pengorbanan cinta atau kah aku yg terlalu lembek dan kurang gentleman. Kadang aku merutuki keputusan ku meninggal kan nya dulu namun aku anggap ini adalah hukuman Tuhan bagi ku. Sudah lah aku pun telah menerima konsekuensi dari sebuah keputusan ku berpisah dengan wanita ku.

Kuhembuskan nafasku pelan sambil menyeruput kopi hitam buatan Ibu Zein. Memang kami telah berpisah namun Aku selalu meminta Ibu Zein untuk mengirimkan ku kopi racikan ibu nya. Aku sudah beberapa kali berkunjung ke rumah Zein. Dan Zein pun telah mengetahui keluarga ku. Dia tak menyangka aku adalah putra dari pengusaha sukses di Indonesia. Karena selama aku berkawan dengan nya aku tidak pernah mengumbar kekayaan orang tua ku

Aku hanya menceritakan keadaan keluarga ku yg bahagia tanpa. pernah mengeksplor harta orang tua ku. Bagi ku tabu menyombongkan diri dengan harta karena harta itu hanya titipan Allah SWT. Dan lagi aku ingin mengetahui kualitas persahabatan teman-teman ku. Apakah mereka menyukaiku secara pribadi atau karena kekayaan keluargaku.

Awalnya aku mengajak Zein dan Emir berlibur ke rumahku. Karena Abizar juga penasaran dengan Indonesia akhirnya aku mengajak mereka bertiga ke rumah.

Selain itu Zein juga ingin berkenalan dg orang tua ku karena dia merasa berhutang budi karena selama di Mesir dia bisa tinggal tanpa sewa dengan ku di Apartemen sederhana yang Ayah sewakan, maka kami sepakat liburan semester ini di habis kan di rumah orang tuaku. Memang secara tak tertulis kami berempat memiliki perjanjian bahwa kami akan saling berkunjung ke negara masing-masing saat liburan.

Rumah Ayah ini Luas tanah nya 716 M dan LB 900 M mempunyai 2 lantai. Ada 7 kamar utama dan di se tiap kamar itu ada kamar mandi nya. Dan ada 3 kamar pembantu yg terpisah di luar seperti pavilion. Dapur yg luas bentuknya seperti bar dan di belakang halaman ada kolam renang dan kebun mini.

Dulu Ibu sering mengundang teman pengajian nya untuk mengadakan pertemuan dan mengaji bersama anak yatim disini. Dan kebiasaan seperti itu masih dilakukan beliau.

Di lantai 2 ada ruang Nge Gym yg sengaja di buatkan Ayah untuk ku, serta home theather untuk kami sekeluarga menonton film bersama.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Setelah sholat subuh aku segera masuk ke ruang Nge Gym biasa nya aku melakukan olah raga selama 30 menit sebelum aku turun ke bawah untuk membaca koran lalu menikmati secangkir kopi hitam buatan ibu.

Keringat sudah membanjiri tubuh ku. Rasanya segar sekali meregangkan otot setelah tidur semalam. Aku segera turun ke bawah dan menuju kolam renang. Aku hanya ingin membaca koran dan berjemur di pinggir kolam.

Ku lihat Ibu sudah siap dengan celemek nya di dapur. Di bantu si Bibik dan Mbak yg bagian kebersihan mereka menyiapkan sarapan pagi. Ibu memang lebih suka memasak sendiri jika tidak repot karena bagi ibu rasa cinta nya bisa tersalurkan dengan melihat suami dan anak nya lahap memakan dan menikmati hasil masakannya.

Ponsel ku bergetar dan segera ku buka pesan whatsapp dari beberapa teman. Ada Zein yang juga mengirimiku pesan

Zein : Assalamualaikum brother, Apa kabar?

Me. : Walaaikum salam sehat bro, wah tumben nih pagi-pagi udah absen

Zein : Dua hari lagi aku ke kota mu. Alhamdulillah aku di terima sebagai Kepala bagian Bedah di Rumah Sakit Bustanul Athfal.

Me : Alhamdulillah jadi, kamu resign dari Rumah sakit lama?

Zein : Iya begitu lah. Karena di Bustanul Atfal juga milik seniorku yg di Mesir itu. Beliau mempercayakan ku untuk mengelola sekalian.

Me : Wah hebat kau Zein. Baik lah aku akan menjemput mu di bandara nanti kau infokan jam penerbangan mu saja.

Zein : Terimakasih Fiz. Maaf aku selalu merepotkan mu. Selamat bekerja ya dan salam untuk Ayah Ibu mu.

Me : Sama-sama insyaallah nanti aku salamkan ke beliau berdua.

Chattingan ku dengan Zein selesai. Aku mendengar suara Ibu memanggilku.

Aku melihat jam dinding telah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Hari ini aku ada schedul meeting dengan client pukul 09.30 wib di kantor ku. Masih ada sisa waktu ku untuk mandi dan sarapan. Sebelum aku memeriksa berkas-berkas pekerjaan ku sebelum berangkat.

Kulihat Izzah sedang menonton berita selebriti di TV bawah. Ah masih saja suka melihat orang ghibah,anak ini. Aku melihat ibu yg sedang menata makanan di meja.

" Iya bu, tadi ibu memanggil Hafiz? " tanya ku

Ibu mengangguk.

" Nanti kamu berangkat pukul berapa? "

" Insyaallah 08.30 wib bu. Ada meeting di kantor dengan client baru. Minta doanya ya bu semoga lancar dan goal" kataku sambil tersenyum

"Aamiin ibu selalu mendoakan anak-anak ibu agar usaha nya lancar, sehat dan dekat dengan jodohnya" canda wanita pertama yg ku cintai di dunia ini tanpa. syarat

" Aamiin, Ohya bu tadi Zein titip salam buat ibu dan Ayah, insyaallah 2 hari lagi dia akan kesini" jawabku sambil duduk di meja makan. Aku telah berganti kaos yg tadi telah basah kena keringat.

" Waalaikum salam. Iya silahkan aja kemari nak. Suruh menginap disini saja tidak perlu ke hotel. Rumah ini terbuka untuk nya. " kata ibuku lagi, Izza berjalan mendekati kami dan duduk di depan ku sambil mengambil pisang goreng yg ada di meja.

" Eh, Mas Zein yg anak Surabaya itu kan mas? Dr Zein kan? Kapan dia kesini Mas? " tanya nya ikut nimbrung pembicaraan ku dg ibu.

"Hmmm.. anak kecil ikut nguping pembicaraan org dewasa ya. " kataku pura-pura marah

Izza meringis malu. Adikku terlihat manis sekali jika pipinya bersemu merah ingin rasanya aku cubit sampai menangis.

"Eh maafin Izza kak, gak sengaja tadi mendengar nama Zein. Hehehe... Dan lagi aku sudah 21 tahun kak sebentar lagi lulus kuliah Sastra Inggris " seloroh nya

Aku berdiri mendekatinya lalu ku tarik hidung nya yg bangir itu gemas.

" Tetap aja kau anak kecil ayah dan Ibu ! Masih pake pampers gak boleh nakal hahahaha...2hari lagi Zein kesini" kataku cuek sambil berlalu menuju kamar untuk mandi karena sebentar lagi Ayah pasti telah siap di meja makan untuk sarapan bersama.

Ibu menggelengkan kepala melihat kegaduhan kami. Entah mengapa rumah ini selalu rame jika ada Izza. Aku yg sedikit pendiam jika di luar namun jika bertemu dengan adik ku maka sifat asli ku lebih tereksplor. Aku yg jahil dan suka bercanda memang lebih berani berkelakar karena aku merasa nyaman jika di dalam rumah aku bebas menunjukkan ekspresi ku pada semua.

" Ibu Hafiz mandi dulu ya, nanti keburu Ayah menunggu" pamitku sambil membawa sepotong pisang goreng keju ke atas kamar

" Iya jangan lama-lama mandi nya kayak perawan! " teriak Izza keras sambil tertawa. Wah kacau nih bocah kalau ngomong gak pake saringan.

30enit kemudian aku sudah turun ke bawah dengan pakaian rapi dan siap untuk sarapan.

Ayah dan Ibu sudah siap di meja. Izza belum. keluar dari kamar nya.

" Pagi Ayah" sapa ku pada Ayah

" Pagi nak. Gimana perkembangan usaha mu. Ayah dengar perusahaan kita mau ekspansi melebarkan sayap ke negeri ginseng"

tanya Ayah sambil menyeruput teh manis di depannya

" Insyaallah Yah doakan semuanya lancar dan berhasil. Ohya Zein tadi kirim salam buat Ayah dan Ibu. 2 hari lagi dia akan tiba disini. " kataku sambil menyendok kan nasi ke piringku.

" Kita tunggu Izza dulu duduk disini baru kita lanjutkan sarapan ini. Izza ayo nak sudah siang Ayah ada janji dengan client dan Mas mu mau meeting juga !!" Seru Ibu.

Tak lama pintu kamar Izza terbuka. Gadis kecil ku itu menuruni tangga dan sekarang telah berdiri di depan kami.

Dia menduduk kan pantat nya di kursi pas di sebelah ku.

" Mari kita berdoa dulu sebelum makan, agar makanan ini menjadi berkah dan kekuatan kita utk memulai aktifitas di hari ini. Berdoa silahkan" aku yg kali ini memimpin doa makan pagi ini.

Setelah selesai kami sudah sibuk dengan hidangan di piring kami masing-masing. Tak ada suara hanya denting sendok garpu yg berbunyi.

Setelah semua selesai makan, Ayahelanjutkan obrolan kami yg tadi terputus.

" Ohya tadi kamu bilang Zein akan kesini kan? suruh menginap saja disni tidak usah buka hotel. Ayah yg memaksa bilang begitu ya? " Kata Ayah, Aku tersenyum mengiyakan.

"Mas, aku ikut menjemput Mas Zein ya.? pinta Izza

Aku membelalakkan mata.

WHAT!?

Hmm..

Sejak kapan si kecil ku ini mulai perhatian dengan Zein?

Wah jangan-jangan aku udah di tilap (di kelabui) dua orang ini. Jangan - jangan Izza menaruh hati pada sahabatku. Tapi jika memang benar begitu aku akan sangat bahagia menjadi kan Zein sebagai saudara. Tapi apaakah Zein akan mennaggapi Izzah? sedangkan Zein sendiri yg ku tahu tak pernha mendekati wanita. Aku pura-pura mengedikkan bahu.

" Ayoo lah Mas, Aku lagi gak ada kuliah daripada Bete kan mending menemani Mas Hafiz " rayu nya lagi.

Hmmm... baik lah aku akan membuktikan rasa penasaranku tentang Izza dan Zein.

" Baik lah, tapi janji jangan bikin ulah ya? Dan kamu yang jadi driver nya. " kataku mengerjain adik bungsu dan aneh nya dia mengangguk setuju.

Biasanya dia akan menolak jika aku suruh menjadi driver ku. Hahaha...

ini pasti ada sesuatunya deh.

Akan ku buktikan kecurigaan ku besok saat bertemu dengan zein.

Awas aja kau Zein jika aku bukan orang pertama yg mengetahui hubungan mu dengan adikku. Aku akan membuat perhitungan dengan mu. Akan ku gantung di pohon cabe depan pavilion Bibik.

Setahu ku Zein tak pernah berhubungan spesial dengan wanita. Bahkan saat di Kairo Zein lebih senang jalan dengan kawan-kawan lelakinya. Bahkan aku sempat meledek nya di saat aku menjalin cinta dengan Aygul aku pernah memasangkan nya dengan Ayesa sahabat Aygul. Namun Zein tak bergeming, dia lebih antusias membaca diktat kedokteran tebal di apartemen atau menghabiskan waktu di perpustakaan kampus.

Aku mengagumi Zein sebagai laki-laki yg taat beribadah, sholat dan puasa tak pernah ditinggal nya. Bahkan Zein sering mengingatkan ku akan ber puasa. Untuk sholat kami hampir selalu berjamaah di masjid kampus maupun di musholla yg terletak di basement apartemen.

Pernah suatu ketika Ayesa pura-pura minta tolong Zein untuk mengantarnya pulang karena kemalaman, namun Zein malah mengajak ku untuk mendampinginya agar kesempatan berdua dg Ayesa tidak terjadi. Padahal aku dan Aygul berusaha untuk memberi nya kesempayan berdua.

Zein pernah bercerita padaku jika ingin mendapatkan istri melalui jalan Ta'aruf saja. Dia tidak mau pacaran karena dia ingin jadi yg pertama dan terakhir untuk istrinya kelak. Dan dia ingin menjaga diri dari zina. Sahabatku ini memang orang yg teguh pendiriannya dan sangat menjaga diri. Aku sering kali malu dengan nya, namun dia tidak pernah merendahkan ku atau pun menggurui ku. Jadi aku merasa sangat nyaman dengan persahabatan kami.

 

Hari ini tepat pukul 09.00 wib aku sudah bersiap untuk menjemput Zein. Pesawatnya akan landing pukul 11.00 wib. Aku harus merencanakan waktu kurang lebih 1 jam agar tidak terburu-buru. Hari ini aku sengaja mengosongkan jadwal ku untuk ngantor. Aku melimpahkan tugas ku pada Hanafi Salah satu wakilku di kantor. Aku percayakan tugasku padanya.

Izza juga telah selesai bersiap. Bunda hari ini sedang tidak enak badan sehingga beliau ambil cuti. Ayah sudah berangkat tadi pagi ke kantor.

Kulihat adikku yg duduk di belakang kemudi mobil sedan ku. Dia memakai jilbab berwarna Kuning kunyit sepadan dengan gamis Orange putihnya. Wajahnya tampak berseri-seri dan seulas lipstik pun telah menghiasi bibirnya.

"Duh dek. semangat sekali sih seperti mau bertemu pacarnya" godaku sambil meliriknya.

Izza mencubit perutku agal keras.

Argggg...

" Sakit tau dek! " erangku karena cubitannya.

" Habis mas meledek terus" rajuknya kesal. Aku terkekeh senang godaan ku memancing emosi nya

"Ya udah sih mari berdoa sebelum berangkat! " Lalu mulutnya komat-kamit merapalkan doa. Aku terkekeh melihat adik. manisku ini.

Mobil melaju membelah jalan raya yang sudah mulai padat merayap ini. Aku sudah tak mengganggu Izza lagi. Tanganku memutar dvd di dalam mobil.

Alunan suara Syakir Daulay mengalun merdu. Entah mengapa aku menyukai lagu yg sedang jadi trending topik di dunia per you tube an Indonesia.

Mulia cantik berseri, kulit bersih merah di pipi mu.

Dia Aisyah putri Abu bakar istri Rosulullah

Sungguh sweet nabi mencinta mu

Hingga nabi minum di bekas bibir mu

bila marah nabi kan bermanja mencubit hidung nya..

Aisah romantisnya cinta mu dengan nabi

Dengan baginda kau pernah main lari lari

Selalu bersama hingga ujung nyawa kau di samping Rosulullah

Aisah sungguh manis Jazirah cinta mu

Bukan persis nobel mula bemci jadi rindu

Kau istri tercinta ya Aisah

Ya Humairah

Rosul Sayang Eosul Cinta

Diam-diam aku mengganti Syair nya dengan nama Aygul dan Hafiz..

Lalu aku tersenyum senyum sendiri.

Haaha jadi cowok kenapa baperan ya aku dengar lagu ini.

" Mas.. Mas Hafiz kenapa senyum-senyum sendiri! " Kata Izza mengagetkan ku.

Aku jadi malu kepergok adikku sedang baper. Wah parah nih, si mantan sedang bermain -main lagi di pikiran.

" Gapapa lagi mikirin Zein! " jawabku menggoda

Izza cemberut mendengar jawaban ku.

Awas ya kalau sudah bertemu dengan Zein, aku akan menghabisi kalian berdua. Kekeh ku sendiri.

Benar sesuai dengan prediksi ku jalanan pun telah macet, Adikku terlihat emosi sambil sesekali di bunyikan nya klakson agar mobil di depan kami tidak sembarangan menyalip.

Aku tertawa saja melihat kekesalan dia namun Aku pun tidak berniat untuk mengganti kan posisi nya.

Ada harga yg harus kau bayar jika ingin bertemu dengan sahabatku. kataku jahil sambil berbisik ke dekat kuping nya.

Izza cemberut sambil matanya lurus

ke depan.

Dan mungkin doi bisa mewakili sosok dr Zein Salman Al Mujahid

Terpopuler

Comments

Roisatul

Roisatul

next kak....
sudah like all episode dan rate 5. semangat terus ya kak

2020-04-15

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Flash back 4 tahun yang lalu
3 Persahabatan
4 Calon adik ipar ku
5 Sebuah kisah
6 Khitbah Zein
7 Khitbah2
8 Semangat mencari mu
9 Telpon pertama
10 Bisnis dan Asmara
11 Teman Masa kecil
12 Zein
13 Persiapan ke Turki
14 Turki Iam coming
15 Pertemuan Kejutan
16 Air Mata kekasihku
17 Air mata kekasih ku 2
18 Minta Restu Ayah Ibu
19 Ku Pinang Engkau dengan seluruh cinta
20 Persiapan H-1
21 Keluarga kandung Aygul
22 Kehangatan keluarga Candra
23 Pertemuan kedua keluarga
24 Akhirnya Ku Menikahi mu
25 First Night With You
26 First Night with you -2
27 Honey moon
28 Aku akan kembali untukmu
29 Aku hanya mencintai mu
30 Ikhtiar dan berdoa
31 Gadis penggoda
32 Gadis penggoda 2
33 Dia istriku
34 Melihat sisi kehidupan yang lain
35 Selamat datang di Indonesia
36 Posesif
37 Trauma
38 Semangat untuk sembuh
39 Masalah Kewanitaan
40 Masalah kewanitaan
41 Permasalahan
42 Malam pertama yang tertunda
43 Makin berani
44 Dewi
45 Sang penyelamat
46 Lanjutan
47 Terluka
48 celaka membawa hikmah
49 Kebersamaan yang akan pulang
50 Dinner kelabu
51 Cemburu
52 Posesif
53 Rencana pernikahan Zein dan Izza
54 Masih POV dr Zein
55 Masih tentang dr Zein
56 Keluarga dr Zein
57 Tasyakuran
58 Rekam medis yang tak terduga
59 Ujian cinta
60 Sudah dong sedihnya
61 interogasi
62 Puncak doa
63 Awal hidup baru
64 Lamaran keluarga Zein
65 Tetangga julid
66 Teka teki Dewi
67 Intimidasi
68 Dewi terusir
69 Galau
70 Restoran baru
71 Dia kembali mencari
72 Perpisahan yang membahagiakan
73 Siapa yang mengirim foto?
74 kerjasama penjahat
75 Atur siasat jahat
76 Lelaki dari masa lalu
77 Hampir cemburu
78 Leon Dominic
79 kepedihan
80 Melewati malam panjang
81 Aygul pingsan
82 Bertemu teman lama
83 Berita gembira
84 Lelaki idaman dr Zahrana itu ternyata....
85 Aldo ingat Zahrana
86 Kejutan Rana
87 Rencana periksa kandungan
88 cek kandungan
89 Awal bencana
90 Kena penyakit kelamin
91 Masa Lalu Dewi
92 Dewi yang malang
93 Kevin bonyok
94 Hamil muda
95 Pelaporan kasus Pemerkosaan
96 Mr Fang Fang kalah telak
97 Gempa Bumi
98 Orang tua dan keluarga nya selamat
99 tobat
100 Pemeriksaan kehamilan
101 Ketahuan
102 Menemui Kiara
103 Bisa kah kamu memanggil ku Mama
104 maaf
105 Bertemu
106 curhat ke ibu
107 Dilema
108 Ayah yang galau
109 Mahar Izza
110 Kado istimewa Untuk pengantin
111 Siraman pengantin
112 Iqlima kecewa
113 Masa lalu calon Iqlima
114 Gus Rifky
115 Tangisan perpisahan
116 Akad Nikah
117 Pra Unboxing
118 Persiapan resepsi
119 Ajang reuni mantan
120 Perjuangan Iqlima
121 Pingsan
122 kepanikan keluarga Abah Husein
123 Kenangan dari Fabian
124 Malam Pertama Zein dan Iza
125 Panah asmara Mustofa
126 Jatuh hati pada pandangan pertama
127 Pedekate
128 Curhat
129 Sarah menceritakan Iqlima
130 Ayo Lamar Sarah!
131 Mengantar Keluarga Zein pulang
132 Musthafa menyatakan cinta
133 Meminta ijin Khitbah
134 Setulus cinta Zein pada Istrinya
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Prolog
2
Flash back 4 tahun yang lalu
3
Persahabatan
4
Calon adik ipar ku
5
Sebuah kisah
6
Khitbah Zein
7
Khitbah2
8
Semangat mencari mu
9
Telpon pertama
10
Bisnis dan Asmara
11
Teman Masa kecil
12
Zein
13
Persiapan ke Turki
14
Turki Iam coming
15
Pertemuan Kejutan
16
Air Mata kekasihku
17
Air mata kekasih ku 2
18
Minta Restu Ayah Ibu
19
Ku Pinang Engkau dengan seluruh cinta
20
Persiapan H-1
21
Keluarga kandung Aygul
22
Kehangatan keluarga Candra
23
Pertemuan kedua keluarga
24
Akhirnya Ku Menikahi mu
25
First Night With You
26
First Night with you -2
27
Honey moon
28
Aku akan kembali untukmu
29
Aku hanya mencintai mu
30
Ikhtiar dan berdoa
31
Gadis penggoda
32
Gadis penggoda 2
33
Dia istriku
34
Melihat sisi kehidupan yang lain
35
Selamat datang di Indonesia
36
Posesif
37
Trauma
38
Semangat untuk sembuh
39
Masalah Kewanitaan
40
Masalah kewanitaan
41
Permasalahan
42
Malam pertama yang tertunda
43
Makin berani
44
Dewi
45
Sang penyelamat
46
Lanjutan
47
Terluka
48
celaka membawa hikmah
49
Kebersamaan yang akan pulang
50
Dinner kelabu
51
Cemburu
52
Posesif
53
Rencana pernikahan Zein dan Izza
54
Masih POV dr Zein
55
Masih tentang dr Zein
56
Keluarga dr Zein
57
Tasyakuran
58
Rekam medis yang tak terduga
59
Ujian cinta
60
Sudah dong sedihnya
61
interogasi
62
Puncak doa
63
Awal hidup baru
64
Lamaran keluarga Zein
65
Tetangga julid
66
Teka teki Dewi
67
Intimidasi
68
Dewi terusir
69
Galau
70
Restoran baru
71
Dia kembali mencari
72
Perpisahan yang membahagiakan
73
Siapa yang mengirim foto?
74
kerjasama penjahat
75
Atur siasat jahat
76
Lelaki dari masa lalu
77
Hampir cemburu
78
Leon Dominic
79
kepedihan
80
Melewati malam panjang
81
Aygul pingsan
82
Bertemu teman lama
83
Berita gembira
84
Lelaki idaman dr Zahrana itu ternyata....
85
Aldo ingat Zahrana
86
Kejutan Rana
87
Rencana periksa kandungan
88
cek kandungan
89
Awal bencana
90
Kena penyakit kelamin
91
Masa Lalu Dewi
92
Dewi yang malang
93
Kevin bonyok
94
Hamil muda
95
Pelaporan kasus Pemerkosaan
96
Mr Fang Fang kalah telak
97
Gempa Bumi
98
Orang tua dan keluarga nya selamat
99
tobat
100
Pemeriksaan kehamilan
101
Ketahuan
102
Menemui Kiara
103
Bisa kah kamu memanggil ku Mama
104
maaf
105
Bertemu
106
curhat ke ibu
107
Dilema
108
Ayah yang galau
109
Mahar Izza
110
Kado istimewa Untuk pengantin
111
Siraman pengantin
112
Iqlima kecewa
113
Masa lalu calon Iqlima
114
Gus Rifky
115
Tangisan perpisahan
116
Akad Nikah
117
Pra Unboxing
118
Persiapan resepsi
119
Ajang reuni mantan
120
Perjuangan Iqlima
121
Pingsan
122
kepanikan keluarga Abah Husein
123
Kenangan dari Fabian
124
Malam Pertama Zein dan Iza
125
Panah asmara Mustofa
126
Jatuh hati pada pandangan pertama
127
Pedekate
128
Curhat
129
Sarah menceritakan Iqlima
130
Ayo Lamar Sarah!
131
Mengantar Keluarga Zein pulang
132
Musthafa menyatakan cinta
133
Meminta ijin Khitbah
134
Setulus cinta Zein pada Istrinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!