Setelah dirasa sedikit tenang Farel membawa Dea keluar menuju teman-temannya berada .
Farel masih merasakan ketakutan yang dirasakan Dea , karena tubuh Dea yang masih gemetar . Farel tidak pernah melepas genggaman tangannya dari Dea .
Saat sampai di parkiran Dea langsung mendapat pelukan dari Dena dan Sasya yang sangat khawatir akan keadaan Dea .
"Kak , kak Dea gak papa kan?." tanya Dena
"Iya kak Dea diapain kok sampe dikunciin di kamar mandi kak?." tanya Sasya .
"Entahlah Den kakak juga gak tau , tapi tadi ada yang ngikutin kakak terus ngunciin kakak." jelas Dea .
"Yaudah gak usah dibahas lagi , kan Dea udah ada sama kita mendingan sekarang kita cari makan dulu." ucap Fano . Mendengar ucapan Fano semuanya mengangguk menyetujui .
Akhirnya mereka mencari restoran yang dekat dengan lokasi tadi , pilihan mereka jatuh pada warung bakso dipinggir jalan dan itu request dari Dea dan Dena , karena di sana itu tempat makan favorit mereka saat masih SMP .
Farel dan yang lainnya dibuat bingung dengan sikap Dea dan Dena , bukan karena mereka gengsi makan di tempat sederhana tapi karena mereka heran seorang anak konglomerat mau makan dipinggiran jalan seperti ini .
"Kenapa kalian diam aja? gak mau makan disini? yasudah kita cari tempat lain." ucap Dea seraya berjalan mau masuk lagi ke dalam mobil , tapi ditahan oleh Farel .
"Siapa yang bilang gak mau kita mau banget malahan." ucap Farel . Dea mengangguk senang mendengar ucapan Farel .
Setelah itu mereka masuk ke dalam warung itu sedangkan Dea memesan makanan untuk teman-temannya .
"Buk baksonya enam ya , yang satu banyakin siomaynya seperti biasa." ucap Dea pada ibu Lilis penjual bakso yang ada di warung itu .
"Iya non , non duduk aja nanti ibuk siapin." ucap ramah bu Lilis .
Beberapa menit kemudian bu Lilis membawa pesanan Dea ke mejanya , seraya berbincang sebentar dengan Dea .
"Non Dea dan non Dena kok lama gak kesini?." tanya bu Lilis .
"Dea menetap di london setelah lulus SMP buk , sekarang balik lagi mau lanjut sekolah disini." jelas Dea .
"Kalau non Dena bagaimana?." tanya bu Lilis .
"Biasalah buk kalau gak ada kak Dea mana boleh Dena pergi sembarangan buk." ucap Dena sambil tersenyum .
"Yasudah ibuk ke dalam dulu , kalian nikmatin makanannya." ucap ibu Lilis seraya meninggalkan mereka .
Saat sedang makan Rendy menanyakan suatu hal pada Dea , karena sedari tadi dia masih tidak menyangka sikap Dea dan Dena yang sangat rendah hati .
"Ehmm De , lo kenapa lebih suka makan di warung pinggir jalan kayak gini?." tanya Rendy .
"Emangnya salah ya." jawab Dea .
"Ya gak sih De cuma heran aja." ucap Rendy .
"Maksud Rendy itu mungkin karena biasanya anak orang kaya gak mau makan di sembarang tempat apalagi di pinggir jalan seperti ini." jelas Farel dan di angguki oleh Rendy .
"Selagi gw sama adek gw seneng dan makanan itu halal kenapa enggak , lagian meskipun warung pinggiran gak kalah kok rasanya dari makanan restoran." jelas Dea , membuat Farel , Fano dan Rendy tertegun mendengarnya .
Gak salah aku milih kamu Dena. Batin Fano .
Benar-benar penuh kejutan kamu De . Batin Farel .
Setelah itu mereka mulai makan dengan lahap , karena benar kata Dea dan Dena bakso di warung bu Lilis sangatlah lezat tidak kalah sama seperti yang ada di restoran .
Setelah merasa kenyang semua , Dea membayar makanannya dan langsung mengajak teman-temannya pulang karena hari sudah semakin malam .
Fano mengantarkan Dea , Dena , dan Sasya dulu ke rumahnya . Sedangkan Farel lebih memilih pulang ke apartemennya .
_____♡_____♡_____♡_____
Di rumah Dea ....
Saat sudah membersihkan diri Dea berjalan menuju balkon kamarnya dan mengotak atik hp nya . Tiba-tiba ada panggilan suara masuk dari Farel .
"Iya Rel ada apa." tanya Dea .
"Gak papa sih De cuma pengen denger suara kamu aja." ucap Farel . Hening sejenak ..
"Oiya besok kan hari libur gimana kalau kita jalan." ajak Farel .
"Males ah Rel gw pengen rebahan sambil baca novel di rumah." ucap Dea .
"Hak boring lo De kerjaan baca novel terus." seru Farel .
"Kalau udah hobi mau gimana lagi Rel." jawab Dea .
Mereka melanjutkan pembicaraan sesekali diiringi candaan dari Farel yang membuat Dea kadang tertawa . Sampai jam11 malam baru mereka sama-sama mengakhiri panggilannya .
Keesokan harinya ....
"Sayang bunda hari ini mau nyusul ayah ke london." ucap Bunda Anggi .
"Memangnya ada apa bun." tanya Dena .
"Bunda hanya kangen saja sama ayah , kamu di sini baik-baik ya sama kak Dea." ucap bunda Anggi seraya mengusap pelan rambut anak bungsunya itu .
"Apa perlu Dea temani bun?." tanya Dea .
"Gak usah sayang , kamu kan belum libur sekolah." ucap bunda Anggi pelan .
"Terus bunda kapan pulangnya." rengek Dena dengan mata yang berkaca-kaca , karena Dena sebelumnya hanya ditinggal ke luar kota sama bundanya bukan ke luar negeri .
"Bunda gak tau juga kapan pastinya sayang , tapi kan Dena udah besar dan juga di sini Dena gak sendiri ada Sasya juga." ucap bunda Anggi dengan lembut .
"Ehemmm bunda , apa boleh ntar malem Dena ngajak kak Fano buat nginep disini?." tanya Dena .
"Boleh sayang selagi kalian tidak berbuat hal yang kelewat batas , ajak juga sekalian Farel sama Rendy biar bunda nanti izinin mereka pada orang tua mereka ." ucap bunda Anggi .
Mendengar itu mata Dena langsung berbinar-binar , itu tandanya malam ini akan ramai di rumah Dena .
"Geng rusuh ngumpul lagi." ucap Dea malas dan langsung ditertawakan oleh Dena , Sasya dan bunda Anggi .
"Tapi sayang maaf bunda gak sempat masak soalnya bunda harus berangkat sekarang." ucao bunda Anggi .
"Yaudah gak papa bun biar nanti Dea yang masak." ucap Dea sambil tersenyum .
Setelah itu bunda Anggi berpamitan kepada Dea , Dena , dan Sasya . Mereka bertiga mengantar bunda Anggi sampai halaman depan , setelah dirasa mobil bundanya tidak terlihat lagi mareka pun masuk ke dalam rumah .
Tiba-tiba terdengar suara mesin mobil , dan itu ternyata adalah Farel bersama dengan Fano dan Rendy . Ya mereka sudah diberi kabar terlebih dahulu tadi oleh bunda Anggi dan diizinkan terlebih lagi oleh orang tuanya , bagaimana tidak diizinkan orang tua Farel , Fano dan Rendy di janjikan kerja sama yang luar biasa oleh bunda Anggi .
Setelah itu mereka berenam berkumpul di taman yang berada di samping rumah Dea . Dea bingung dia mau masak apa karena bahan-bahan di rumahnya juga sudah habis sedangkan pembantunya lagi izin pulang kampung .
Dea sangat ingin pergi belanja ke pasar tapi dia tidak enak jika harus mengajak temannya , takutnya mereka belum terbiasa belanja ke pasar yang tempatnya tidak higenis . Bukannya Dea tidak mau belanja ke supermarket , tapi dia sudah terbiasa selalu menjadi orang sederhana dan menjadi seperti masyarakat biasa yang umumnya pergi belanja ke pasar bukan ke Supermarket .
Sasya yang menyadari kakak spupunya itu sedang bingung langsung bertanya pada Dea .
"Kak Dea dari tadi mondar-mandir kayak setrikaan aja , ada apa sih kak." tanya Sasya .
"Gak papa kok Sya." jawab Dea .
"Udah ngomong aja ada apa De." tanya Farel .
Dena , Fano dan Rendy tidak peduli dengan percakapan mereka , karena Dena sendiri sibuk main game sama seperti Fano dan Rendy .
"Sebenarnya gw...."
.
.
.
.
Happy reading guys♡ maaf kalo ceritanya ga bagus:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Primadani Dani
next kk
2020-06-28
0
chaira
ko udah end aja ka..?
ceritanya masih gantung loh😂
2020-06-25
2
Memey Sandra
lanjut thor
2020-05-12
1