Frans Arthuro, kakek dari Marva Arthuro, sedang berpikir apa yang harus dia lakukan agar Marva segera memiliki keturunan, terutama keturunan laki-laki.
Marva dan Viola memang menikah muda, saat berumur 19 tahun dan mereka masih kuliah.
🌺🌺🌺
Berkat bantuan Freya, kini Rei bisa merasa sedikit lega. Dia tak perlu ketakutan setiap hari karena belum membayar uang kontrakan dan harus menanggung malu pada tetangga. Meskipun begitu, bukan berarti dia tak menyisihkan uangnya untuk membayar kontrakan, karena dia tidak tahu berapa Freya menyewa rumah petak ini. Uangnya juga dia tabung untuk biaya pengobatan neneknya.
Rei melihat Freya yang berjalan dengan tergesa-gesa. Dia ingin menyapa adik keladnya itu untuk mengucap terima kasih. Namun Freya berbelok ke arah belakang sekolah, yang biasanya dijadikan gudang. Dia mengikuti Freya, dan mendapati gadis itu tengah merokok bersama Mico, seorang murid yanv terkenal suka bolos. Bukan hanya merokok, mereka bahkan minum bir.
Rei menutup mulutnya, tak percaya dengan apa yang dia lihat. Perlahan Rei melangkah mundur, di dekat toilet, Rei bertemu dengan guru BK.
"Pagi Bu, ibu mau ke mana?"
"Saya mau patroli dulu."
Deg
Rei merasa cemas jika Freya tertangkap basah. Dia juga tidak ingin mengadukan perbuatan Freya pada siapa pun. Dia tidak membensrkan perbuatan Freya, tapi juga tidak ingin menghakimi karena tak tahu apa penyebabnya.
Rei tiba-tiba memegang keningnya.
"Kamu kenapa, Rei?"
"Saya pusing, Bu. Bisa minta tolong anterin saya ke UKS?"
Melihat wajah Rei yang memang terlihat pucat, dia segera memapah Rei ke ruang UKS. Rei memang pucat, bukan karena sakit tali karena takut Freya ketahuan.
Entah apa yang dia lakukan untuk menutupi perbuatan Freya ini benar atau tidak, yang jelas hati kecilnya berkata untuk melindungi Freya, malaikat penolongnya.
🌺🌺🌺
Hari-hari berikutnya, Rei sering melihat Freya dan Mico yang tetap melakukan hal yang sama, merokok dan minum di belakang sekolah, bahkan mereka bolos dengan memanjat tembok pembatas.
Rei sadar setiap orang punya kekurangan dan kelebihan. Punya masalah sendiri dalam hidupnya. Dari yang dia tahu, bahwa hubungan Freya dan sahabat-sahabatnya tak lagi seperti dulu, mereka kini terpecah.
.
.
.
Ribut-ribut terdengar di koridor, murid-murid berhamburan ke luar untuk melihat apa yang terjadi. Mereka menyaksikan perkelahian antara Freya, Arby, Nuna, Ikmal, Nania, Marcell, Vian dan Aruna. Bukan lagi antar tim cewek dan tim cewek.
Freya berkelahi dengan Nuna, dan Arby menjadi penengahnya, entah siapa yang pria itu bela. Tak lama kemudian guru datang dan membawa mereka ke ruang BK. Dalam hati Rei berdoa semoga Freya baik-baik saja.
Karena satu kelas dengan Arby cs, Rei jadi tahu bahea mereka mendapat skors. Perasaan Rei jadi tak menentu, dia merasa setelah saat ini, dia akan semakin jarang bahkan tak lagi bisa bertemu dengan Freya.
.
.
.
"Nek, ayo makan."
Rei membuatkan bubur untuk neneknya dan segelas teh manis hangat. Wajah keriput itu menatap sendu cucu semata wayangnya.
"Rei, maafin nenek, yang selalu menyusahkan kamu. Kamu jadi harus bekerja keras untuk biaya pengobatan nenek."
"Nenek ini bicara apa, sih. Ini kan sudah menjadi tanggung jawab Rei. Kalau bukan karena nenek yang membesarkan Rei, entah apa jadinya Rei. Nenek harus semangat untuk sembuh dan melihat kesuksesan Rei. Nanti kalau Rei sudah menjadi arsitek dan punya uang yang banyak, Rei akan.membuat rumah yang kayak untuk nenek. Nenek tidak akan lagi kepanasan atau kedinginan. Nenek bisa makan makanan yang sehat setiap hari, dan Rei akan mengajak nenek berlibur. Jadi nenek harus semangat untuk sembuh."
Rei dan neneknya sama-sama meneteskan air mata. Mereka hanya hidup berdua selama delapan belas tahun ini. Suka duka mereka lewati bersama.
Bagi nenek Arsih, Rei adalah cucu yang baik. Dia tidak oernah mengeluh meski hidup dengan kekurangan. Sast teman-teman sebayanya bermain, shoping, dan bersikap layaknya anak remaja, tapi Rei harus membanting tulang.
Saat teman-temannya jalan ke mall dan makan di cafe, Rei harus keliling warung untuk berjualan kue, bahkan ada kalanya mereka harus makan nasi dengan kecap saja dan sedikit ditaburi garam.
Hidup terasa perih bagi mereka berdua. Umur yang sudah tua ditambah tubuh yang sakit-dakitan, membuat nenek Arsih tak dapat lagi bekerja. Memangnya siapa yang mau mempekerjakan nenek tua sepertinya?
Rei selalu giat belajar agar mendapat beasiswa dan mengurangi beban pengeluaran. Tak ada sanak saudara yang dapat dimintai tolong.
Saat SD, pernah nenek Arsih melihat Rei yang menunduk malu karena memakai seostu dan tas yang banyak tambalannya, bahkan baju sekolahnya yang bolong harus dijahit tangan.
Nenek selalu berdia, agar kehidulan Rei akan menjadi lebih baik dari dirinya, juga kedua orang tua Rei yang hanya kuli bangunan dan tukang cuci baju.
Ya Allah, berikan kebahagiaan untuk cucuku. Sudahi ujian untuknya. Aku bersaksi bahwa dia adalah cucu dan anak yang berbakti. Tolong mudahkan jalan hidupnya. Berilah dia pendamping yang bisa menyayangi dan menerima dia apa adanya. Saudara ipar dan mertua yang juga tulus menerima dia di tengah segala kekurangannya.
Ya Allah, jangan berikan dia duka yang mendalam saat kepergianku nanti. Berikanlah dia sahabat sejati. Kabulkanlah segala doa-doanya, jadikan dia orang yang sukses. Gantilah air matanya dengan tawa, sakit menjadi suka, dan duka menjadi bahagia.
Nenek mengusap lembut kepala Rei, lalu mengecup kepala dan kedua pipi cucunya.
"Berbahagialah selalu, meski tanpa nenek."
"Aku akan berbahagia dengan nenek."
Rei memeluk tubuh renta itu, lalu membsringkan kepalanya di langkuan hangat nenek. Diusapnya tangan keriput yang telah membesarkannya seorang diri sejak dia baru lahir ke dunia.
Ya Allah, berikan nenek kesehatan. Berilah aku kesempatan untuk membahagiakannya. Aku ingin membangun sebuah istana untuknya, yang menjadi tempatnya bernaung di usia tua.
Malam itu, mereka tidur sambil berpelukan, di atas kasur yang diberikan oleh Freya dan selimut tebal yang lembut dan hangat.
Jam tiga, Rei bangun untuk membuat kue-kue yang akan dia jual sebelum sekolah. Berkat peralatan dari Freya, dia bisa membuat kue dengan banyak jenis dan menabung untuk pengobatan neneknya. Di hari Minggu, terkadang ada yang memesan kuenya untuk acara keluarga.
Rei menghitung uang tabungannya untuk berobat nenek yang masih lima ratus ribu. Sedangkan sebukan dua kali nenek harus kontrol. Sebenarnya nenek sudah tidak ingin berobat karena memikirkan biaya dan tidak ingin menyusahkan Rei, tapi bagaimana mungkin Rei menutup mata untuk kesehatan neneknya, satu-satunya keluarga yang dia miliki dan sangat berjasa selama hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Tri Wahyuni Drw Skincare
bnyk typo penulisan ny di perhatikn thor
2022-07-07
2
Lee
Q nyicil bacanya kak..
sdah difavoritin..
main jg ktmptq y kak
2022-03-11
1
Fitria_194
lanjut thor
2022-01-10
1