"Jika sudah selesai membacanya, kamu bisa menanda tanganinya."
Rei menghela nafas berkali-kali. Berat baginya untuk menjadi istri kedua, apalagi tanpa cinta. Sesekali dia melirik Viola.
Rei bukan gadis yang bodoh. Dia tahu dari sorot mata Viola, bahwa wanita itu menahan gundah. Istri mana yang mau diduakan?
Dia ingin menolak, untuk menjaga hati perempuan lain, tapi dia juga membituhkan biaya perawatan dan pengobatan neneknya. Sungguh, dia merasa dilema saat ini.
Dia juga melirik Marva, pria yang akan menjadi suaminya jika dia menyetujuinya. Terlihat jelas bahwa pria itu pun enggan dengan pernikahan kedua ini.
Apa aku akan bahagia? Oya, tak perlu memikirkan kebahagiaan, jika akhirnya pernikahan ini lun akan berakhir. Tapi kapan? Setahun, dua tahun, kapan?
"Bagaimana jika nantinya saya tak bisa memberikan keturunan?" pertanyaan itu tiba-tiba terlontar dari bibir Rei.
Keluarga Marva saling pandang.
Gadis ini benar-benar ....
"Apa kamu bermaksud mengatakan cucu saya mandul?"
"Bukan, bukan begitu, Tuan. Tapi takdir siapa yang tahu, kan. Ada yang menikah lama namun lama juga baru memiliki anak. Ada yang baru beberapa bulan menikah, tapi bisa cepat mengandung."
Tak ada yang langsung menjawab, semua sibuk dengan pkiran masing-masing.
"Kalau begitu, itu tugas kamu dan Marva untuk bisa segera memiliki anak, kan!"
Wajah Rei langsung memerah. Dia memang belum pernah menikah. Boro-boro menikah, pacaran atau dekat dengan laki-laki saja dia tidak pernah, tapi bukan berarti dia tak tahu tentang proses terbentuknya seorang anak.
Membaca surat perjanjian itu membautnya berpikir berkali-kali. Baginya ini sangat merugikannya, meski dijanjikan bahwa dia akan mendapat apartemen dan kendaraan pribadi, bahkan keuntungan lainnya.
Tangan Rei bergetar memegang pulpen di hadapannya. Bayangan neneknya berlarian di pikirannya.
Ujung pulpen itu sudah menyentuh kertas, namun tangannya masih tertahan untuk menorehkan tanda tangan di atasnya.
Mereka tahu ada keraguan yang besar pada diri gadis itu.
Sekali lagi Rei memandang Viola, dan hal itu tak lepas dari penglihatan Marva, Frans, Carles dan Delia.
Sejak tadi Carles dan Delia tak ada yang berkomentar. Mereka tahu bahwa ini keinginan Frans, dan tak ada yang dapat melarangnya.
Dipandanginya wajah gadis itu, yang terlihat menyimpan banyak beban dan pucat.
Rei memandang Marva, berharap salah satu dari mereka ada yang msncegah dia menanda tangani lerjanjian itu, walau pada akhirnya dirinya akan bingung mencari uang untuk neneknya.
Setelah memejamkan mata sesaat, akhirnya dia menanda tangani surat perjanjian tersebut.
Viola dan Rei sama-sama menahan tangis, menyimpan kesakitan yang serupa namun tak sama.
Sedangkan Marva, menghela nafas berkali-kali, dan berpikir bahwa setelah ini bebannya akan semakin berat.
Memiliki dua istri, tak pernah ada dalam pikirannya.
Dia ingin marah pada Rei. Tadinya dia berpikir bahwa gadis yang akan kakeknya nikahkan dengannya adalah gadis matre yang menginginkan uang dan statu sosial. Sedikit benar apa yang Marva pikirkan. Rei memang membutuhkan uang, namun untuk pengobatan neneknya.
Juga bagaimana bisa dia menikah dengan murid SMA. Dia memang menikah muda dengan Viola, tapi itu ketika dia berumur sembilan belas tahun, dia sudah lulus sekolah dan berkuliah. Viola juga seumuran dengannya.
Kakeknya bersikap seolah dia sudah sangat tua namun belum memiliki anak, padahal umurnya masih dua puluh dua tahun.
"Kalau begitu, ayo kita makan siang bersama," ajak Frans yang membuyarkan pikiran Marva.
"Terima kasih, Tuan, tapi saya harus segera ke rumah sakit."
"Kalai begitu biar Marva yang mengantarmu."
Deg
Rei dan Viola sama-sama menegang.
"Tidak, saya bisa sendiri. Lagi pula saya membawa sepeda. Permisi."
Rei langsung ke luar sebelum Frans memanksanya pulang bersama Marva. Jelas sekali bahwa gadis itu merasa tak nyaman dan menghindari Marva.
Viola menghela nafas lega. Ini belum apa-apa, tapi dia sudah dilanda rasa cemburu, lalu bagaimana nanti jika Marva dan Rei menikah? Bisakah hatinya tetap kuat melihat suaminya bersama perempuan lain, apalagi perempuan itu masih muda dan cukup cantik, terutama jika dipoles.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Roroazzahra
pilihan yg sulit tapi apapun itu,,demi nenek,,😥😥
2022-08-10
0
Cucut Hayati
pilihan yg sulit😭😭😭
2022-08-07
1
Halisah Hj
alur ceritanya sangat menyentuh...
2022-08-04
1