*FLASH BACK ON*
Naura meneteskan air matanya setelah mendengar jawaban dari Ayahnya. Ia tak menyangka bahwa Dion adalah saudaranya sendiri dari Ibu yang berbeda. Ia kecewa dengan Ayahnya.
"Maafkan Ayah, sayang...." lirih Baskoro
Naura tetap diam dan mencoba nerima kenyataan yang ia terima saat ini. Baskoro menghapus air mata yang mengalir dipipi Naura. Ia merasa bersalah dengan anaknya, ia merasa gagal menjadi Ayah yang baik untuk anaknya. Seharusnya ia memberi contoh sebagai ayah yang memiliki rasa tanggung jawab.
"Apa Dion sudah tahu kalau Ayah kandungnya bukanlah Om Arya ?" lirih Naura
"Belum...tapi Ayah akan berjanji Ayah akan membawa Dion kerumah ini dan membahagiakan Dion sama seperti Ayah membahagiakanmu Naura" ucap Baskoro memastikan Naura.
Naura menganggukkan kepalanya kemudian memeluk Ayahnya erat.
"Aku akan membantu Ayah nanti"
Baskoro melepaskan pelukannya dan menatap mata Naura dalam, ia tersenyum ternyata Naura mau menerima kesalahannya walaupun ia tak mendengar kata telah dimaffkan oleh Naura.
Dirasa suasana tidak tegang lagi, Baskoro memulai pembicaraannya mengenai perjodohan antara Naura dan Reyhan.
"Apa kamu mau membantu Ayah sekali lagi ? mungkin ini terdengar egois, tapi hanya ini yang bisa Ayah lakukan untuk menebus rasa terima kasih Ayah terhadap Om Arya"
Naura menatap Ayahnya lekat-lekat. Hati seorang anak mana yang tidak tega melihat orang tua yang ia sayangi memohon kepada anaknya sendiri. Permohonan yang sulit namun mungkin ini juga bentuk terimakasih seorang anak kepada sang Ayah yang selalu memberikan apapun yang dibutuhkan oleh seorang anak. Kasih sayang, materi dan pendidikan yang baik.
Naura menganggukkan kepalanya ia mencoba menerima takdirnya dengan menerima Reyhan menjadi suaminya kelak.
Baskoro tersenyum senang akhirnya ia mampu membujuk Naura untuk menerima Reyhan.
"Baiklah, nanti Ayah sampaikan pada Om Arya. Kita akan bahas mengenai pernikahanmu. Tapi Ayah akan beri waktu 3 bulan untuk kalian saling mengenal satu sama lain"
Naura menganggukkan kepalanya dan ia hanya bisa pasrah baginya saat ini tak ada hal lain selain membahagiakan Ayahnya sebagai bentuk hormatnya pada orang tua.
Setalah dirasa selesai dengan pembicaraan antara Ayah dan Anak itu. Baskoro pamit pergi meninggalkan Naura dirumah. Ia sudah menghubungi Reyhan untuk menjaga Naura selagi ia belum pulang ke tanah air.
Naura menatap punggung sang ayah yang menghilang masuk ke dalam mobil, ia mesuk ke dalam rumah dan merebahkan dirinya disofa dan menghela nafas.
"Huh....baiklah akan ku coba menerimamu Kak Reyhan" ucap Naura seorang diri.
.......
"Kak Reyhan, kenapa kejam sekali menyuruhku melakukan pekerjaan menjadi seorang OB" oceh Dion tak terima diberi pekerjaan sebagai OB oleh Reyhan.
"Itu hukuman untukmu" ucap Reyhan tegas
"Kalau Kakak hanya ingin menyuruhku bersih-bersih lebih baik aku bersih-bersih dirumah saja ya.." tawar Dion
"Dirumah kau tidak ada yang menggaji, lebih baik disini" jawab Reyhan dingin
"Kakak kenapa kau sangat kejam padaku" Dion memelas.
"Mulai saat ini sudah ku putuskan kau hanya menerima uang pemberian dariku, tidak lagi dari Papa. Aku sudah membekukan kartu Debit dan Kreditmu" ucap Reyhan
"Apa ?!" Dion terkejut
"Zidan, kau bawa Dion ke ruangan OB berikan dia seragam dan tunjukkan apa saja pekerjaannya dikantor ini" ucap Reyhan menatap Zidan kemudian duduk dibangku kerjanya.
Dion sangat kesal ingin sekali ia marah pada kakaknya saat ini namun apalah daya ia tak berani, ia takut nanti akan berkelahi dengan kakaknya.
"Tapi bagaimana dengan kuliahku di Jerman kak..." lirih Dion
"Tidak ada kuliah di Jerman, kau hanya akan kuliah dikota ini dan bekerja disini setelah pulang kuliah nanti" ucap Reyhan tegas
Dion menghembuskan nafasnya kasar, ia tak menyangka akan berakhir menjadi seorang OB. Apa kata orang-orang yang mengenalnya nanti lelaki setampan dia hanya bekerja sebagai seorang OB.
"Berapa gajiku kak ?" ucap Dion tanpa dosa
Reyhan terpengarah bisa-bisanya ia menanyakan berapa gaji yang ia terima nanti darinya.
"Terserahku mau memberimu gaji berapa" ucap Reyhan ketus
"Oh Ayolah Kak, aku harus tahu. Nanti bagaimana jika aku mau pergi nongkrong bersama teman-temanku jika aku tidak punya uang. Apalagi dua sahabat cantikku itu, aku malu jika tidak bawa uang bila bertemu mereka" ucap Dion memelas
Reyhan memijat pelipisnya ia benar-benar jengah mendengar keluhan Dion.
"Aku beri kau 50 juta sebulan" Ucap Reyhan tegas
"Apa ? cuma 50 juta...enggak mau aku ingin kakak memberiku 500juta " ucap Dion tak terima
"Apa!?" teriak Reyhan terkejut mendengar Dion meminta gaji yang tak masuk akal hanya sebagai seorang OB.
"Masih untung ku beri 50 juta, kau tahu itu gaji OB yang sudah 10x lipat ku naikkan hanya untuk dirimu" ucap Reyhan kesal
"Tolonglah kak...naikkan sedikit..Yayaya..500 juta"
"Tidak !"
"400 juta.."
"Tidak !"
"300 juta..."
"Tidak..."
"200 juta..."
"Tidak !"
Dion menghela nafasnya dan menjambak rambutnya ia benar-benar frustasi.
"Oke...oke... 100 juta kak..Please..."
Reyhan menatap Dion dalam lubuk hatinya ia bersorak penuh kemenangan bisa mengerjai adik tirinya itu.
"Oke" ucap Reyhan singkat.
Semenjak kejadian semalam Reyhan dan Arya sudah sepakat untuk memberikan hukuman pada Dion. Mereka ingin Dion sadar akan kesalahannya dan menjadi pribadi yang lebih baik. Padahal Dion hanya melakukan satu kali kesalahan namun entah kenapa Arya merasa kecewa pada Dion.
Dion menggerutu sepanjang jalan menuju ruangan OB bersama Zidan. Zudan hanya senyam senyum dari tadi.
"Kenapa kau tersenyum terus" ucap Reyhan ketus
"Tidak Tuan" ucap Zidan memasang wajah datarnya
"Jangan menertawaiku Assisten gemblung"
"Tidak Tuan"
"Walaupun aku hanya seorang OB gajiku 100 juta, kau dengar" ucap Dion sombong
"Kau baru bergaji 100 juta, aku digaji Tuan Reyhan 500 juta saja tidak sombong" batin Zidan
"Kau bilang apa ?" tanya Dion
"Tidak Tuan"
"Aku tahu apa yang kau bicarakan"
"Ternyata Kakak dan Adik sama saja seperti dukun bisa tau isi hati orang" batin Zidan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Muna Junaidi
Wih 100jetong
2023-01-05
0