"Sebenarnya hubungan kalian berdua ini apa ?" tanya Baskoro
"Pacaran atau tidak" sambungnya lagi
"Pacaran"
"Enggak"
Jawab mereka bersamaan.
"Kami udah pacaran Pak, mungkin Naura masih marah sama saya" Jawab Reyhan
"Drama apalagi Pak Reyhan ini" Batin Naura menggerutu
"Oh kalian lagi ada masalah, rupanya. Ya sudahlah selesaikan masalah kalian. Naura, Ayah harus pergi lagi. Tadi Ayah pulang untuk mengambil sesuatu yang ketinggalan" Ucap Pak Baskoro dan berdiri.
"Iya yah" jawab Naura
Baskoro mendekat ke arah Reyhan dan berbisik pada Reyhan.
"Cepat selesaikan masalah kalian, atau calon mertuamu ini akan menjauhkanmu dari Naura" Ucap Baskoro dan pergi meninggalkan Reyhan dan Naura.
Reyhan terkejut mendengar bisikan Pak Baskoro. Terkejut karena sudah diakui sebegai calon menantu dan tersenyum mengembang.
Naura yang melihat Reyhan senyum seperti itu jadi bergedik ngeri. Kenapa dengan Reyhan, apa dia sudah gila, fikirnya.
Reyhan yang merasa diperhatikan oleh Naura kembali menampakkan wajah datarnya.
"Lebih baik Bapak pulang deh, dari tadi Bapak udah drama terus" ketus Naura
Reyhan tersenyum melihat Naura yang berbicara ketus dengannya. Baginya Naura tambah terlihat cantik.
"Jangan ketus begitu, nanti cantiknya hilang loh" ucap Reyhan
Naura mengerucutkan bibirnya memdengar ucapan Reyhan, ia menjadi jengah dengan tingkah lakunya.
"Mending Bapak pulang deh, sebelum saya panggilkan satpam buat ngusir bapak !" ucapnya lagi masih dalam mode on sebelnya.
"Kalau saya tidak mau, gimana ?" tantang Reyhan
"ihh..nyebelin banget sih !" Batin Naura
"Naura, lebih baik kita beneran pacaran deh. Kamu enggak denger Ayah kamu sendiri sudah mengakuiku sebagai calon menantunya" ucap Reyhan
"Hah...pacaran ?" Jawab Naura
Reyhan membalas dengan anggukan kepala.
"Maff ya Pak, saya enggak kenal sama Bapak. Lagian kita baru aja kenal, kok Bapak main mengakui saya pacar Bapak !"
"dan satu lagi, jangan bicara yang aneh-aneh sama Ayahku !" tegas Naura
"tapi aku suka sama kamu Naura"
"Ini laki-laki bener-bener ya" Batin Naura jengah
"Emang Bapak kenapa suka sama aku ?"
"Aku udah tau kamu Naura, selama ini aku mencari tahu tentang kamu. Kamu tahu aku pertama kali melihat kamu di lampu merah masih pakai seragam putih abu-abu. Aku terpesona sama kamu Naura, mungkin itu yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama. Sampai akhirnya kita ketemu lagi, aku tidak sengaja nabrak kamu. Sampai kamu juga datang ke perusahaanku yang ternyata sebagai model produk iklan perusahaanku nantinya. Mungkin kita sudah ditakdirkan berjodoh"
Naura diam mencerna setiap perkataan yang diucapkan oleh Reyhan. Namun dirinya tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Reyhan.
"Saya enggak percaya sama omongan Bapak, lagian mungkin kita enggak sengaja aja ketemu dan bisa jadi model iklan produk perusahaan Bapak"
"Terus bagaimana caranya agar kamu percaya sama aku, Naura?"
Naura diam dan menghela nafasnya.
"Buktikan omongan Bapak, supaya aku percaya sama Bapak"
"oke akan aku buktikan perkataanku kalau aku benar-benar jatuh cinta padamu Naura"
Reyhan berjalan mendekati Naura, Naura refleks mundur ke belakang. Jantung Naura berdegup kencang.
"mau apa laki-laki ini" Batin Naura
hingga Naura mentok ke dinding, Reyhan mengungkung tubuh Naura. Jantung Naura seakan ingin melompat melihat reaksi Reyhan yang seperti itu padanya. Wajah mereka sangat dekat bahkan nafas Reyhan tercium dihidung Naura. Naura menutup matanya. Sedangkan Reyhan tersenyum senang, berhasil mengerjai Naura.
Reyhan melakukan itu karena tidak tahan melihat Naura yang terus bicara ketus padanya dan itu membuatnya gemas. Ingin rasanya ia mencium bibir tipis berwarna pink itu, agar tak lagi berbicara dengan ketus padanya.
Reyhan lekas memalingkan muka, dan membisikkan sesuatu pada telinga Naura.
"Akan ku buktikan bahwa aku benar-benar jatuh cinta pada pesonamu, Naura" bisik Reyhan
setelah mengatakan itu, Reyhan menjauh dari wajah Naura. dan pamit pergi meninggalkan Naura. Naura membuka matanya dan memegang dadanya, detak jantungnya terasa tak beraturan. Ia pikir Reyhan akan berani menciumnya, ternyata tidak. Naura bernafas lega. Kemudian ia melihat punggung Reyhan yang pergi meninggalkan rumahnya.
"Ada apa ini ? kenapa dengan jantungku ?" Naura bermonolog
Naura menggelengkan kepalanya, sesaat kemudian dia berlari masuk ke dalam kamarnya. Ia langsung merebahkan dirinya diatas kasur dan berguling-guling. Ada rasa malu, takut, senang, dan kesal yang menjadi satu ketika ia mengingat apa yang barusan terjadi padanya.
.......
Di sisi lain ada Dion yang kini merasa kecewa dengan apa yang barusan ia lihat. Kakak tirinya terang-terangan mengatakan bahwa Naura adalah pacarnya. Ia butuh kejelasan dari Naura, apakah yang diucapkan oleh Kakak tirinya itu benar atau tidak. Berulang kali ia menelfon Naura, namun tak kunjung diangkat oleh sang pemilik hp. Membuat Dion semakin frustasi, Dion melemparkan hpnya ke arah tempat tidur.
"aaarrggghh...!!" Dion mengerang furstasi.
Dion terduduk dibawah sofa kamarnya, dan melihat foto almarhumah Ibunya dirinya saat masih berusia 10 tahun. Senyuman Ibunya mampu membuat dirinya tidak emosional. Dion tersenyum memandangi foto Ibunya. dan tiba-tiba...
"Dion...."
"Papa..."
"Kamu kenapa ?"
"Enggak apa-apa Pa"
"Ada masalah ?"
"eemm...sedikit"
"Cerita sama Papa, apa masalahmu ?"
"Bukan masalah serius Pa, ini hanya masalah hati"
"Oh...ternyata anak Papa sudah dewasa" ledek Pak Arya
"Pa...aku ini sudah tamat SMA" kilah Dion
Pak Arya hanya menahan mampu menahan tawanya. Ia tak berani tertawa takut Dion akan marah padanya.
"Oke Papa mengerti..."
Dion hanya diam saja, ia yakin Papanya itu sebenarnya mau menertawakannya.
"Dion, sebelum kita berangkat ke Jerman. Besok malam Papa mau mengajak kamu makan malam sama sahabat Papa dan juga anaknya"
Dion menatap Papanya dengan rasa curiga. Pak Arya melihat Dion yang menatapnya penuh selidik jadi kesal.
"Kamu kenapa ?"
"Papa enggak berniatan kayak di film-film kan menjodohkan anak-anaknya dengan dalih makan malam" ucap Dion penuh selidik
Pak Arya tertawa mendengar ucapan anaknya yang konyol menurutnya.
"Hahaha...Dion...kamu terlalu percaya diri"
Dion menghela nafasnya ternyata tebakannya salah.
"Besok makan malam murni makan malam saja, Papa ingin berpamitan dengan sahabat lama Papa karena kita akan tinggal di Jerman kurang lebih 3/4 tahun"
"Beneran nih ?"
"Iya bener, kapan sih Papa berbohong"
"Terserah Papa deh" Ucap Dion pergi meninggalkan Papanya
"Dion..Dion..kamu persis Ibumu" Ucap Pak Arya menggelengkan kepalanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments