"Papa tunggu dirumah" ucap Papa Reyhan
Papa Arya menatap Reyhan yang diam saja tanpa ada suara sedikitpun.
"Bawa adikmu pulang Reyhan, Papa pulang duluan Papa tidak sanggup melihatnya lagi" ucap Papa Reyhan tegas dan pergi meninggalkan kamar hotel.
Dion hanya bisa diam dan menundukkan wajahnya ia benar-benar menyesal telah melakukan hal sejauh ini apalagi sampai diketahui oleh Papanya. Padahal ini yang pertama kalinya bagi Dion sampai berhubungan intim dengan seorang wanita.
Wanita yang disebelah Dion langsung cepat-cepat memakai pakaiannya tanpa memperdulikan Dion. Sedangkan Reyhan menunggu di depan kamar hotel. Wanita itu keluar dari pintu kamar dengan berjalan tertatih-tatih karena merasakan sakit di area selangkangannya.
Reyhan yang melihatnya kemudian menghentikan langkah wanita itu.
"Siapa namamu ?" tanya Reyhan
"Valentina" jawab wanita itu
"Apa pekerjaanmu memang seorang wanita malam ?" tanya Reyhan lagi
"Bukan, aku baru kali ini melakukannya aku terpaksa karena butuh uang, Tuan" ucap Valentina
Reyhan mengusap wajahnya ternyata Dion meniduri wanita yang masih perawan. Reyhan kemudian memberikan kartu namanya pada Velentina.
"Ini kartu namaku, datanglah ke perusahaanku. Aku tahu kau pasti wanita baik-baik, hanya keadaanmu terpaksa menjadi seperti ini. Aku hanya ingin membantumu karena merasa bersalah dengan perbuatan yang adikku lakukan padamu"
"Apa Tuan akan memberikanku pekerjaan ?" tanya Valentina
"Iya sebagai bentuk maffku sebagai Kakak Dion"
"Terimakasih Tuan" Valentina mengambil kartu nama Reyhan dan pergi meninggalkan Reyhan.
Reyhan masuk ke dalam kamar ia melihat Dion tampak sudah membersihkan diri dan memakai pakaiannya.
"Apa kau tidak bisa membedakan wanita yang masih bersegel dan belum ?" ucap Reyhan
"Maksudnya ?" tanya Dion
"She is Virgin" ucap Reyhan dingin
"What !" Dion terperanjat kaget
Dion mencari kebenaran dari Reyhan ia menyibakkan selimut diatas ranjang putih itu, dan benar saja ranjang itu ada bercak darah segar yang menandakan itu adalah selaput darah wanita yang ia tiduri.
Dion merasa frustasi dan teringat adegan barusan dimana ia melakukannya dengan kasar pada Valentina sampai Valentina menjerit kesakitan namun Dion tidak menghiraukannya.
Ia menyugar rambutnya ke belakang kemudian mendekati Reyhan.
"Apa yang harus ku lakukan Kak ?" tanya Dion
"Apa ?" tanya Reyhan dingin
"Bagaimana jika wanita itu meminta tanggung jawab dariku ?" ucap Dion cemas
"Itu urusanmu!" balas Reyhan dingin
Reyhan berjalan meninggalkan Dion saat di depan pintu. Ia membalikkan badannya menatap Dion yang masih diam mematung.
"Apa kau tidak mau pulang dan membuat Papa makin marah padamu ?" tanya Reyhan
Dion tersadar kemudian berjalan mendahului Reyhan meninggalkan kamar hotel dan pulang bersama Reyhan ke rumah untuk menemui Papanya.
.
Sesampainya dirumah kini Reyhan dan Dion masuk ke kamar mereka masing-masing. Di dalam kamar Dion merasa frustasi akan dirinya, besok pagi pasti ia akan dimarahi habis-habisan oleh Papanya dan dia merasa bergedik ngeri membayangkan hari esok. Padahal besok ia akan berangkat ke Jerman bersama sang Papa, tapi mengingat dirinya membuat masalah ia jadi berfikir apakah Papanya berniat membatalkan keberangkatan mereka.
Dion menghubungi Riska ia menelfon Riska melalui Video Call, sambungan diterima oleh Riska yang masih dalam keadaan mengantuk karena sudah tengah malam waktunya orang beristirahat.
"Enggak lihat apa ini jam berapa Dion" ucap Riska kesal karena Dion menganggu tidurnya.
"Aku ingin curhat" lirih Dion
"Aku mau tidur, ngantuk"
"Please Ka, sebentar aja" bujuk Dion
"Maff jam curhat sudah tutup" Ucap Riska mematikan telfonnya sepihak.
Dion menjadi kalang kabut saat telfonnya diputuskan sepihak oleh Riska. Ia merebahkan dirinya dikasur dan menatap langit-langit kemarnya. Ia mencoba memejamkan matanya untuk tidur.
.
Pagi hari Naura sudah berdandan dengan cantik dengan memakai pakaian casualnya, rencananya ia akan ikut mengantarkan Dion ke Bandara karena hari ini ia akan pergi ke Jerman.
Naura menghubungi Dion tapi tidak diangkat sudah berapa kali dia menelfon tapi tak kunjung di angkat. Naura pun berinisiatif untuk menemui Dion langsung ke rumahnya. Ia mengendarai mobil sendiri. Mobil baru yang diberikan sang Ayah sebagai hadiah kelulusannya.
.
Dirumah keluarga Wijaya suasana sarapan pagi menjadi mencekam tidak sehangat kemarin-kemarin. Tidak ada percakapan antara ketiga manusia yang sedang makan itu. Hingga Dion memberanikan diri untuk berbicara.
"Pa, aku sudah menyiapkan koperku...." ucap Dion terputus ketika dipotong oleh Papa Arya
"Kita tidak jadi pegi !" jawab Papa Arya tegas
Dion terperanjat kaget mendengar jawaban Papa Arya, ia sudah menduga pasti Papanya marah besar padanya saat ini. Sedangkan Reyhan menatap Dion dan tersenyum smirk.
"Aku minta maff Pa..." lirih Dion
Papa Arya bangkit dari kursi makannya dan pergi meninggalkan kedua anaknya tanpa membalas perkataan Dion, karena saat ini Papa Arya kecewa.
Dion hanya melihat punggung sang papa yang menjauh dan hilang di balik pintu kamar. Tatapannya menjadi sendu, ia menyesal karena perbuatannya.
"Karena kau sudah bersiap-siap, ayo ikut Kakak ke kantor" ucap Reyhan membuka suara.
Untuk pertama kalinya Reyhan menyebut dirinya dengan sebutan Kakak.
Dion menjadi menatap Reyhan ia tersenyum itu artinya Kakaknya bisa sedikit menerima Dion dalam hidupnya. Dion merasa senang akhirnya sedikit demi sedikit ia bisa dekat dengan Reyhan.
Dion pun setuju untuk ikit Reyhan ke kantornya. Saat mereka keluar dari pintu rumah tiba-tiba mobil Naura masuk ke halaman rumah. Reyhan mengernyitkan dahinya berfikir siapa yang bertamu dipagi hari. Sedangkan Dion tersenyum mengembang ia tahu bahwa yang datang itu adalah Naura.
Naura turun dari mobilnya dan menghampiri Dion.
"Aku nelfonin kamu tapi enggak di angkat-angkat" oceh Naura
"Eh..sori Naura, handphoneku di slient" jawab Dion
"Kok kamu pergi enggak bawa koper ?"
"Eh...em..itu aku enggak jadi pergi ke Jerman" ucap Dion sendu dan menundukkan kepalanya.
"Loh kenapa ? ada masalah ?"
"Enggak ada apa-apa !" ucap Dion cepat
"Jangan bohong" balas Naura
"Beneran..sumpah" jawab Dion meyakinkan
Naura menatap Dion mencari kebenaran di matanya ia yakin ada yang di sembunyikan dari Dion.
"Aku harus pergi Naura, mungkin lain kali kita bertemu lagi. Terimakasih sudah berniat mengantarku walaupun enggak jadi" ucap Dion
Dion masuk ke dalam mobil Reyhan ia terlalu malu untuk lama-lama bicara dengan Naura, apalagi sampai ia menceritakan hal yang sebenarnya pada Naura.
Naura menatap Reyhan dan ingin bicara padanya tantang Dion, namun ia mengurungkan niatnya karena gengsi ingin bertanya duluan.
"Apa kau tidak mau bertanya padaku ?" ucap Reyhan
Naura terkejut ia jadi gerogi saat bertatapan dengan Reyhan.
"Eh...itu..eemm enggak jadi deh" ucap Naura gugup
Reyhan menyunggingkan senyumnya ia tahu Naura pasti ingin bertanya tentang Dion.
"Nanti jam 12 siang aku jemput kerumahmu" ucap Reyhan
"Emang kita mau kemana ?"
"Kau lupa dengan janjimu semalam ?" tanya Reyhan
"Oh...iya ya Kak" jawab Naura
"Pulanglah, atau kau ingin ku antar pulang ?" tawar Reyhan
"Enggak usah Kak, aku bawa mobil sendiri" jawab Naura
Naura pun pergi meninggalkan Reyhan dan masuk ke dalam mobilnya. Reyhan yang menatap mobil Naura menjauh dari pandangannya tersenyum senang akhirnya nanti ia akan jalan berdua dengan Naura.
"Naura tunggulah sebantar lagi kau akan jadi milikku" batin Reyhan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments