"Maff Om saya enggak lihat lagi kalo mau nyebrang jalan" Ucap Naura
"Cantiknya..." Ucap Reyhan dalam hati sambil tak berkedip menatap Naura.
Jika dibayangkan sekarang Reyhan sedang terpesona bagaikan lirik lagunya Bulan Sutena.
Terpesona aku terpesona
Memandang memandang wajahmu yang manis
Terpesona aku terpesona
Menatap menatap wajahmu yang manis
Lama Reyhan menatap Naura hingga ia menjadi salah tingkah, tiba-tiba entah sejak kapan Pak Baskoro berada disebelah Naura.
"Ehemmm...udah selesai memandangi anak saya ?!" tanya Pak Baskoro dengan memasang wajah tegasnya.
"Ayah, Naura yang salah udah nyebrang jalan enggak hati-hati"
"Bukan-bukan anak Om enggak salah, saya yang mungkin tidak fokus menyetir mobil jadi tidak melihat kalo anak Om nyebrang jalan" Bantah Reyhan menjawab selembut mungkin, karena ia tahu kalo yang dihadapannya sekarang adalah Ayah Naura si Pak Jendral.
"Jadi siapa yang salah ? Naura atau kamu ?" tunjuknya pada Reyhan
"Naura, Reyhan" Jawab mereka berbarengan
"Ya sudah-sudah, ayo Naura kita pulang ini sudah malam" titah Pak Baskoro
"Hhmm...boleh saya tahu nama kamu ?" Ucap Reyhan pada Naura
"Kamu enggak denger nama anak saya siapa tadi ?!" jawab Pak Baskoro
"Eh iya iya, Naura ya..." Ucap Reyhan pura-pura tidak tahu padahal dia sendiri sudah mencari tahu tentang Naura.
"Ayo Naura !" Pak Baskoro menggenggam tangan Naura untuk pergi menghampiri mobil disebrang jalan.
"Maff Om, saya permisi" Ucap Naura dengan menampakkan senyum manisnya dan pergi meninggalkan Reyhan.
"Ya Tuhan, senyumnya manis sekali" Batin Reyhan
"Ada apa ini, kenapa denganku ? ah...." Ucap Reyhan bermonolog
Reyhan lekas masuk ke dalam mobilnya dan tak henti-hentinya tersenyum, ia lekas pulang ke rumah dan tak jadi pergi ke Club.
Reyhan masuk ke dalam rumah, ia melihat Papanya dan Dion sedang duduk diruang keluarga sambil bersenda gurau. Reyhan melihatnya menjadi jijik dan tambah benci. Saat ia akan menaiki tangga untuk masuk ke dalam rumahnya. Tiba-tiba Papanya memanggilnya.
"Reyhan" Ucap Papanya
Reyhan pun menghentikan langkahnya dan berbalik menatap sang Papa.
"Kamu dari Club lagi ?" tanya sang Papa
"Bukan urusan Papa!" jawab Reyhan ketus
"Kemarilah, ada yang ingin Papa bicarakan"
Mau tidak mau Reyhan menghampiri Papanya, walaupun ia kecewa dengan sang Papa karena memiliki anak dari wanita lain yaitu adalah Dion. Namun, sebenarnya ia sangat menghormati Papanya karena hanya Papa orang tua yang ia punya sekarang.
"Ada apa ?" Tanya Reyhan to the point
"Papa akan mengajak Dion untuk tinggal ke Jerman"
"Kenapa ?" tanya Reyhan lagi
"Papa ingin Dion kuliah disana dan nanti ketika dia sudah tamat kuliah, Papa harap Dion bisa membantumu di perusahaan" Ucap Papa dengan suara lembut
"Apa ? Papa ingin menyingkirkan aku ? menggantikan posisiku dengan anak pembawa sial itu" Ucap Reyhan dengan menunjukkan jari tangannya ke Dion.
Dion hanya diam dan tertunduk karena tak berani menatap Kakak Tirinya itu.
"Bukan begitu maksud Papa, Papa ingin Dion bisa membantumu nanti diperusahaan. Kalian berdua anak Papa yang sangat Papa sayangi, Papa ingin kalian akur, apakah kamu tidak kasihan dengan Dion yang setiap hari kamu benci. Padahal ia tidak bersalah sama sekali, Papa yang salah karena menghianati Mamamu. Bukan Dion." Ucap Papa
"Terserah Papa, aku tidak peduli. Kalau Papa ingin membawa anak itu pergi, bawalah yang jauh !" Jawab Reyhan ketus
"Huhhh...." Sang Papa mengembuskan nafas kasar.
Reyhan bangkit berdiri dari duduknya dan menatap Dion sejenak. Ada rasa bersalah dalam dirinya karena selalu bersikap kasar kepada Dion. Namun buru-buru ia menepis rasa bersalahnya.
"Kakak..." Ucap Dion kepada Reyhan
"Kakak maffkan aku, aku akan pergi Kak, aku tidak akan mengganggu Kakak lagi. Aku akan kembali jika Kakak yang memintaku kembali ke rumah ini" Ucap Dion dengan dengan bibir gemetar
"Apa maksudmu Dion?" Tanya Papa
"Pa, lebih baik Dion tinggal lebih lama di Jerman. Aku akan kembali jika Kak Reyhan yang menyuruhku pulang. Aku tahu Kak Reyhan sebenarnya baik padaku" Ucap Dion
"Baik ? bukankah aku selalu bersikap kasar padanya ?" Batin Reyhan
"Aku permisi, aku ngantuk !" Ucap Reyhan yang tidak menggubris perkataan Dion dan Papanya dan pergi meniggalkan mereka.
"Sabarlah Dion....cepat atau lambat sikap Reyhan padamu nanti akan berubah, Papa sangat menyayangimu Dion" Ucap Papa sambil memeluk Dion
dan dari lantai atas Reyhan melihat Interaksi antara Papa dan Dion, hanya menatapnya dengan tatapan nanar.
"Pergilah....nanti jika saatnya aku sudah memafkan segala perbuatan Ibumu aku pasti akan mengajakmu pulang" Ucap Reyhan dalam hati sambil menatap Dion dari lantai atas, dan kemudian pergi memasuki pintu kamarnya.
"Happy Reading"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Langsung ilfil aku dgn Reyhana,tingkah dan kelakuan buruk dan sombong banget,gak hormat ortu lagi,,ckck,,
2023-11-25
0